Anda di halaman 1dari 6

Tx.Kejanglistrik-01. Psikiatri-FIK Unik 2008.

TERAPI KEJANG LISTRIK


(Electroconvulsive Therapy)

*S e j a r a h :

Sebagai bagian dari terapi Somatik, terapi Kejang listrik masih merupa-
kan pilihan lain oleh para therapist setelah terapi dengan Psikofarmaka.

Sebelum ditemukannya terapi Kejang listrik ini oleh Ugo Cerletti (1877-1963)
dan Binni (yang pertama kali menggunakannya untuk pasien dengan psikosis), be-
berapa peneliti lain telah mencoba menggunakan bangkitan kejang dengan meng-
gunakan zat farmakologik pada pasien-pasien yang mengalami gangguan jiwa
berat sebagai terapi, seperti terapi kejang Kardiazol oleh Lazlo Joseph Me-
duna pada tahun 1935. Namun karena komplikasinya banyak, terapi kejang dengan
zat farmakologik ini sekarang tidak lagi digunakan.

Walau demikian, bagaimana sebenarnya terapi Kejang listrik dapat menyembuhkan


gangguan jiwa pada pasien, belum diketahui dengan pasti. Berbagai teori telah
banyak dikemukakan, ada yang berorientai organic dan ada yang berorientasi psikolo-
gik, tetapi sampai sekarang belum ada kesepakatan tentang cara kerjanya terha-
dap penyembuhan pasien.

*I n d I k a s I :

Terapi Kejang Listrik mula-mula digunakan untuk gangguan Skizofre-


nia. Namun 4 tahun kemudian, jelas bahwa efek paling baik diperoleh pada
depresi,terutama pada fase depresi berat dengan gejala-gejala psikosis ba-
ik yang berupa manik-depresif(bipolar) maupun gejala-gejala manik sendiri ter-
masuk keadaan gaduh-gelisah hebat.
Tx.Kejanglistrik-02. Psikiatri-FIK Unik 2008.

Kontra indikasi :

- terhadap aliran listriknya sendiri jarang.


- yang sering akibat timbulnya konvulsi itu sendiri.
* m u t l a k : - tumor otak (karena terjadi pe+an edema serebri)
bisa fatal !
* r e l a t I f : - penyakit jantung dan pembuluh darah
- penyakit-penyakit tulang
- usia tua
- kehamilan
- penyakit paru
- hipertensi

Komplikasi :

- luksasi dan fraktura tulang


- robekan otot
- luksasi rahang
- fraktura kompresi pada vertebrae
- apnea
- sefalgia
- amnesia selalu retrograde, tapi tidak jarang anterograde
- kebingungan pasca konvulsi
- frekuent (> 20 30 x / seri) : demensia (karena degenerasi sel-sel
sel-sel otak)

Reaksi konvulsi pada pasien :

- konvulsi yang terjadi mirip epilepsi grandmal dengan fase tonik


(kurang lebih 10 detik) diikuti fase klonik (selama 30 40 detik),
kemudian diikuti oleh fase relaksasi otot + pernafasan dalam dan
keras.
- pasien tidak sadar selama 5 menit, kemudian pelan-pelan dalam waktu
5 10 menit sadar kembali.

Tx.Kejanglistrik-03. Psikiatri-FIK Unik 2008.

*Prosedur pelaksanaan :

1. Persiapan pasien.

- pemeriksaan lengkap, terutama jantung dan paru-paru.


Tulang punggung perlu dapat perhatian istimewa.

- pasien harus puasa min.10 jam sebelum tindakan.

- kandung seni dan rectum perlu dikosongkan.

- jika ada gigi palsu harus dilepas dulu.

- pasien harus dibaringkan diatas permukaan datar dan agak


keras serta memakai pakaian longgar.

- bagian kepala tempat elektroda ditempelkan harus dibersih-


kan dri minyak kulit.

- diantara rahang atas dan bawah diberi penyangga dengan


bahan yang lunak (kain kasa lipat) untuk disuruh gigit oleh
pasien.

- dagu pasien ditahan untuk mencegah terjadinya luksasi pa-


da rahang saat terjadi kejang.

- badan pasien tidak perlu dipegang, tapi awasi anggota ge-


rak dari kemungkinan terjadinya fraktur saat kejang.

- elektroda ditekan pada posisinya di kepala dengan kekuatan


sedang, rambut tebal sedapatnya dikesampingkan dari tem-
pat elektroda ditempelkan.
Tx.Kejanglistrik-04. Psikiatri-FIK Unik 2008.

2. Pelaksanaan tindakan :

- elektroda ditempelkan pada kedua pelipis pasien


- hidupkan tombol aliran listrik pada alat yang sudah disetel
sebelumnya pada tegangan 100 150 Volt.
- alirkan listrik pada elektroda dengan menekan tombol elek-
troda yang ada di tangan operator-terapist selama 0,2 - 0,3
detik dengan konvulsator pertama dan dengan tegangan 4-
Joule selama 2 3 detik melalui konvulsator kedua.

Bila tidak terjadi kejang, langsung diulangi dengan voltase yang


sama. Atau bila aliran listrik sudah terputus selama beberapa detik,
harus dilakukan dengan voltasi yang lebih tinggi.

Pelaksanaan kegiatan ini dapat diulangi hingga 3 x berturut-turut,


tetapi bila tidak juga terjadi konvulsi sebaiknya terapi ditunda sam-
pai esok hari.
Tx.Kejanglistrik-05. Psikiatri-FIK Unik 2008.

Hanya KEJANG UMUM yang dapat memberikan hasil terapi yang


diinginkan.

Nilai ambang kejang berbeda-beda pada tiap pasien, lebih tinggi


pada wanita dan usia lanjut. Nilai ambang kejang juga menjadi lebih
tinggi setelah konvulsi pertama.

Skizofrenia merupakan indikasi paling penting bagi terapi Kejang


listrik, tetapi hasilnya kurang memuaskan untuk jenis Skizofrenia kro-
nis. Yang paling baik adalah untuk jenis Skizofrenia katatonik-furor (de-
gan gaduh gelisah) dan katatonik-stupor. Pada jenis Skizofrenia para-
noid hasilnya kurang baik dan yang paling kurang baik lagi adalah un-
tuk jenis Skizofrenia hebefrenik dan Skizofrenia simpleks.-

Anda mungkin juga menyukai