Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional dan

10% adalah ca skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan

urakus. Didaerah sistoma dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker kandung

kemih dapat kapiler, noduler, ulseratif atau infiltratif. Derajat keganasan ditentukan

oleh tingkat deferensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jaringan sekitar

kandung kemih. Epitel transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel ketebalan lapisan

tergantung dari tingkat distensi kandung kemih. Adapun yang berperan dalam maslah

ini adalah sel basal, sel intermediate, sel superficial, inilah yang akan menutupi sel

intermediate, bergantung pada apakah kandung kemih dalam keadaan distensi atau

tidak.

Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah kandung kemih.

Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan dengan

pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% pasien

mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.

Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih

dari 20 % sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang

diketahui dari kanker kandung kemih adalah karena bahan kimia betanaphytilamine

dan xenylamine, infeksi schistosoma haematobium dan merokok.


Tumor dari kandung kemih berurutan dari papiloma benigna sampai ke carcinoma

maligna yang invasif. Kebanyakan neoplasma adalah jenis sel-sel transisi, karena

saluran kemih dilapisi epithelium transisi. Neoplasma bermula seperti papiloma,

karena itu setiap papiloma dari kandung kemih dianggap pramalignansi dan diangkat

bila diketahui. Karsinoma sel-sel squamosa jarang timbul dan prognosanya lebih

buruk. Neoplasma yang lain adalah adenocarcinoma.

1.2 TUJUAN

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang konsep penyakit dan asuhan keperawatan Kanker

Kandung Kemih secara teoritis

b. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu memahami definisi, anatomi fisiologi, etiologi,

manifestasi klinis, patofisiologi, patoflow, komplikasi, pemeriksaan

penunjang dan penatalaksanaan.

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Kanker

Kandung Kemih Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada

klien dengan Kanker Kandung Kemih

Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada klien Kanker

Kandung Kemih

Mahasiswa mampu menerapkan implementasi keperawatan pada klien dengan

Kanker Kandung Kemih


Mahasiswa mampu mengevaluasi implementasi keperawatan yang telah

dilaksanakan pada klien dengan Kanker Kandung Kemih

1.3 MANFAAT

Bagi Mahasiswa

Dari makalah ini akan menyediakan informasi yang sangat berguna untuk

meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai penyakit Kanker Kandung

Kemih

Bagi Pendidikan

Untuk pendidikan keperawatan, informasi yang didapat dari makalah ini akan

bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pengembangan pembelajaran asuhan

keperawatan pada klien dengan Kanker Kandung Kemih.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 KONSEP PENYAKIT

2.1.1 DEFINISI

Kanker kandung kemih adalah papiloma yang tumbuh di dalam lumen

kandung kemih, meskipun pada pertumbuhannya mungkin menginfiltrasi sampai

dinding kandung kemih (Luckman and Sorensen. 1993).

Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang

berusia di atas 50 tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita

(3:1). (Brunner & SUddarth, 2001).

Kanker ini biasanya menyerang orang dewasa, meskipun semua tingkatan

umur memiliki peluang yang sama. Umumnya, kanker ini terdiagnosa pada tahap

awal perkembangan, di mana kanker ini masih dapat diobati.

Jadi, kanker kandung kemih adalah jenis kanker yang berkembang di

daerah kandung kemih, organ berbetuk balon terletak di bagian panggul yang

menyimpang urin. Kebanyakan kanker ini diawali pada sel-sel yang melapisi

bagian dalam kandung kemih.

2.1.2 ANATOMI FISIOLOGI

Kandung kemih adalah merupakan salah satu organ dalam sistem perkemihan

yang berfungsi sebagai penampung urine, yang berbentuk buah pir (kendi), yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis

medialis.

Kandung kemih terletak dibelakang simpisis pubis didalam rongga panggul.

Kandung kemih terdiri dari :

1. Fundus yaitu bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah, bagian ini

terpisah dari rectum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus

deferent, vesika seminalis dan prostat.

2. Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus.

Verteks yaitu bagian yang meruncing kearah muka dan berhubungan dengan

ligamentum vesika umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan :

1. Lapisan sebelah luar (peritoneum ).

2. Tunika muskularis (lapisan otot).

3. Tumika submukosa.

4. lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Stadium kanker kandung kemih

Stadium 0 : Juga dikenal sebagai karsinoma in situ, di dalam kandung kemih

organisme bagian tepi timbul tumor.

Stadium I : sel kanker telah menyebar ke lapisan dalam dan luar kandung kemih

Stadium II : sel kanker telah menyebar ke lapisanan otot dinding kandung

kemih
Stadium III : sel kanker telah menyebar sampai jaringan adipose pada sekitar

kandung kemih, kemungkinan menyebar sampai ke alat kelamin

Stadium IV : Sel kanker telah menyebar dari kandung kemih sampai ke

peritoneum atau ke panggul. Sel kanker mungkin telah mempengaruhi sampai

ke kelanjar getah bening atau sampai ke organ lain dalam tubuh.

Kekambuhan : setelah dilakukan pengobatan kanker kandung kemih, kandung

kemih atau bagian lain dalam tubuh bisa mengalami kekambuhan.

Gambar Kanker Kandung Kemih

2.1.3. ETIOLOGI

Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker kandung kemih. Kanker kandung

kemih memiliki keterkaitan dengan merokok, infeksi parasit, radiasi dan terkena zat

kimia. Kanker kandung kemih terjadi karena mutasi sel. Mutasi ini menyebabkan sel

tumbuh dengan tidak terkendalikan dan kemudian hidup ketika sel lainnya mati.

Penyebab lainnya adalah :

1. Karsinogen dalam air minum : minum dapat menghilangkan racun yang ada dalam

tubuh tetapi air yang mengandung klorin dapat meningkatkan kemungkinan

timbulnya kanker kandung kemih


2. Penyakit saluran kemih : saat epitel uretra mengalami iritasi kronis atau

metabolisme karsinogen dalam urin man/usia meningkat, menyebabkan proliferasi

urothelial dan kemudian menjadi kanker

3. Obat obatan : meminum obat obatan non-phenacetin yang mengandung analgesik

dengan dosis besar membuat resiko kanker kandung kemih semakin meningkat.

2.1.4 MANIFESTASI KLINIK

1. Hematuria : hematuria dapat dibagi menjadi hematuria intermiten atau penuh, dan

dapat dinyatakan sebagai hematuria awal atau terminal hematuria, sebagian dari

pasien kanker kandung kemih akan ada pembuangan gumpalan gumpalan darah dan

bangkai bangkai busuk .

2. Iritasi kandung kemih : tumor terbentuk di trigonum kandung kemih, lingkup

patologi meluas atau saat terjadi infeksi dapat menstimulasi sampai ke kandung

kemih sehingga menyebabkan fenomena sering buang air kecil dan urgen.

3. Gejala obstruktif saluran kemih : tumor yang lebih besar, tumor pada leher

kandung kemih dan penyumbatan gumpalan darah akan menyebabkan buang air

bahkan sampai retensi urin. Infiltrasi tumor ke dalam lubang saluran kemih dapat

menyebabkan obstruksi saluran kemih, sehingga menimbulkan nyeri pinggang,

hidronefrosis dan fungsi ginjal terganggu.

4. Gejala metastase : invasi tumor stadium lanjut sampai ke jaringan kandung kemih

sekitarnya, organ lain atau metastasis kelenjar getah panggul simpul, akan

menyebabkan nyeri di daerah kandung kemih, uretra fistula vagina, dan edema
ekstremitas bawah, metastasis sampai organ yang lebih jauh, nyeri tulang dan

cachexia.

2.1.5 PATOFISIOLOGI

Perokok baik aktif maupun pasif dapat menghasilkan metabolisme karsinogen

yang dihasilkan oleh metabolisme tryptophan yang abnormal. Kebanyakan CA buli

berasal dari papiloma yang berubah menjadi ganas. Tumor noduler jarang terjadi

tetapi dapat juga menginvasi dinding buli. Proliperasi sel terdiri atas sel epitelium

transisional (90 %), squmuosa (6 %), dan adenocarsinoma ( 2%).

Derajat tumor berdasarkan kedalaman penetrasi kedalam dinding buli dan

derajat metastase, penentuan derajat kanker harus ditegakan terlebih dahulu sebelum

dilakukan penatalaksanaan.

Kanker biasa bermetastase ke liver, tulang dan paru-paru,lebih lanjut tumor

menyebar ke rectum, vagina, jaringan lunak dan struktur retroperitoneal. Tumor

derajat C atau D memiliki prognosis yang buruk. Tumor superficial memiliki peluang

untuk distabilkan atau dibuang, tetapi angka kekambuhannya cukup tinggi. Kurang

dari 25 % klien dengan invasi tumor yang dalam memiliki rata-rata bertahan hidup

sekitar 5 tahun, sedangkan Adenokarsinoma sekitar 21 bulan.


2.1.6 PATOFLOW
Radiasi, infeksi parasit, merokok

Metabolisme karsinogen

Mutasi sel

Pertumbuhan sel tidak terkontrol

Papilloma / tumor

Maligna (ganas)

Kanker kandung kemih

Infiltrasi ke saluran kemih


Mengenai lapisan mukosa sampai lapisan luar Obstruksi saluran kemih
Luka insisi
Diversi urin
Pre op Post op
Pembedahan
Malu

Terpapar lingkungan
Penekanan jaringan saraf

Aliran urin terhambat


Obstruksi saluran kemih

Iritasi saluran kemih

Invasi mikroorganisme
Gangguan citra tubuh
Rangsangan BPH
Retensi uin
Lesi
Merangsang BPH
Afferent
Resti infeksi

Hematuria

Ruptur jaringan
Medula spinalis
Gangguan pola eliminasi BAK
Inkontinuitas jaringan

Afferent
Thalamus
Anemia
Medula spinalis
Korteks serebri

Thalamus
Resti kerusakan integritas kulit
Metabolisme terganggu

Efferent
Nyeri

Perubahan status kesehatan

Korteks serebri
Nutrisi inadekuat

Penurunan fungsi / struktur tubuh

Efferent

Informasi inadekuat
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Krisis situasi
Nyeri

Resti gangguan fungsi seksual


Takut
Kurang pengetahuan
Beban psikologi
Ansietas
2.1.7. KOMPLIKASI

Komplikasi pembedahan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari

radiasi dapat menimbulkan struktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain

dikaitkan dengan daerah metastase penyakit.

2.1.8. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan bimanual sangat berguna untuk menentukan infiltrasi. Pada

sistografi dan pielografi intravena nampak lesi defek isian dalam kandung kemih.

Endoskopy dilakukan untuk melihat bentuk dan besar tumor. Perubahan dalam

kandung kemih, dan melakukan biopsy. Pemeriksaan sitologi membantu diagnosis.

Karsinoma kandung kemih perlu dibedakan dari tumor ureter yang menonjol

dalam kandung kemih, karsinoma prostat, dan hipertrofi prostat lobus median prostat.

Untuk membedakan kelainan ini dibutuhkan Endoscopy dan Biopsy, urografi atau

IVP, Ct Scan, USG dan sitoscopy.

Tingkat keganasan dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : Deferensiasi baik

(G I), sedang (G II), dan kurang berdiferensiasi (G III).

Karsinoma sel transisional dan karsinoma in-situ akan melepaskan sel-sel

kanker yang dapat dikenali,pemeriksaan sitologi urine yang baru dan larutan salin

yang digunakan sebagai pembilas kandung kemih akan memberikan informasi

tentang prognosis paien, khususnya pasien yang beresiko tinggi untuk terjadinya

tumor primer kandung kemih.


2.1.9 PENATALAKSANAAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana pengobatan meliputi jenis tumor,

kedalam invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadan umum

klien. Faktor-faktor tersebut penting dalam rencana perawatan klien.

Penatalaksanaan pada stadium 1 :

Sistem sederhana (pengangkatan kandung kemih) sistem sistektomi radikal

dilakukan pada kangker kandung kemih yang invasif atau multivokal. Sistektomi

radikal pada pria meliputi pengangkatan kandung kemih, prostat serta vesikulus

seminalis dan jaringan vesikal di sekitarnya. Pada wanita, sistektomi radikal meliputi

pengangkatan kandung kemih, ureter bagian bawah, uterus, tuba palopii, ovarium

vagina anterior dan uretra. Oprasi ini dapat mencakup pula limfadenaktomi

(pengangkatan nodus lifatikus). Pengangkatan kandung kemih memerlukan prosedur

diversi urin.

Penatalaksanaan pada stadium 2, 3, 4 :

Kemoterapi dengan menggunakan kombinasi metotreksat, vinblastin,

dexorubisin (adriamisin) dan cisplatin (M-VAC) terbukti untuk menghasilkan remisi

parsial karsinoma sel transisional kandung kemih pada sebagian pasien. Kemoterpi

intravena dapat dilakukan bersama dengan terapi radiasi.

Kemoterapi topikal (kemoterapi intravesikal atau terapi dengan memasukkan

larutan obat antineoplastik ke dalam kandung kemih yang membuat obat tersebut

mengenai dinding kandung kemih) dapat di pertimbangkan jika terdapat resiko

kekambuhan yang tinggi,jika terdapat kanker in situ atau jika reseksi tumor tidak
tunas. Kemoterapi topikal adalah pemberian medikasi dengan konsentrasi yang tinggi

(thiotepa, doxorubisin, mitomisin, ethouglusid dan bacillus calmette-guerin atau

BCG) untuk meningkatkan jaringan tumor. BCG kini dianggap sebagai priparat

intravesikal yang paling efektif untuk kangker kandung kemih yang kambuhan karena

priparat ini akan mengalahkan respon imun tubuh terhadap kangker.

Pasien dibolehkan makan dan minum sebelum prosedur pemasukan (instilasi)

obat dilaksanakan, terapi setelah kandung kemih terisi penuh,pasien harus menahan

larutan priparat intravesikal tersebut selama 2 jam sebelum mengalirkannya keluar

dengan berkemih. Pada terakhir prosedur,pasien dianjurkan untuk dianjurkan untuk

buang air kecil dan meminum cairan sekehendak hati (adlibitum) untuk membilas

priparat tersebut dari dalam kandung kemih.

Perawatan untuk kanker kandung kemih

Perawatan makanan :

1. Pasien kanker kandung kemih dianjurkan untuk memakan buah dan sayuran segar

2. Harus diberikan diet tinggi protein seperti telur, susu dan ikan

3. Berikan makanan kesukaan pasien kanker kandung kemih yang telah dimodifikasi,

tetapi hindari makanan pedas, keras dan yang sulit dicerna oleh tubuh.

Perawatan setelah Operasi

1. Kondisi ruangan harus tetap bersih, dengan udara yang bersih juga

2. Pasien kanker kandung kemih harus hindari infeksi, harus meningkatkan daya

tahan tubuh
3. Keluarga harus terus memberikan semangat dan membantu pasien menghilangkan

sikap dan pikiran negative.

Metode pengobatan paling baik bagi pasien kanker kandung kemih

Berdasarkan kondisi pasien dan gejala kanker kandung kemih melalui

konsultasi dari para ahli, Tim multi-disiplin dari ahli bedah kanker, ahli patologi, ahli

radiasi onkologi, ahli kanker minimal invasif dan suster onkologi, akan menyesuaikan

program pengobatan yang cocok sehingga meningkatkan dan memaksimalkan hasil

dari pengobatan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.3.1 PENGKAJIAN

1. Anamnesa

Keluhan utama :

o Hematuria

o Frekuensi berkemih

o Disuria

Riwayat Penyakit Sebelumnya:

Klien ada riwayat kencing batu 3 bulan yang lalu dan 2 bulan yang

lalu ada kencing darah. 6 bulan yang lalu selama 1 minggu klien merasa

ada benjolan diperut bagian bawahnya.

Riwayat Penyakit Sekarang:

BAK tidak lancar, terasa nyeri dan panas, sifatnya terus menerus sejak

2 minggu yang lalu. Klien juga merasa kesulitan dalam BAB, konsistensi

keras dan lama baru keluar.

Riwayat Kesehatan Keluarga:

Dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang

diderita oleh klien sekarang ini.


2. Pemeriksaan fisik

Nyeri /ktidak nyamanan : nyeri tekan abdomen,nyeri tekan pada area ginjal

pada saat palpasi,nyeri dapat digambarkan sebagai acut, hebat, tidak hilang dengan

posisi atau tindakan lain.

a. Keadaan Umum:

Klien tampak pucat, melakukan aktivitas seperlunya. Tidur kurang, sering

terbangun tengah malam.

b. Tanda-tanda Vital:

Suhu 36oC/axilla, nadi kuat dan teratur, 80x/menit, tensi diukur dengan klien

berbaring pada lengan kiri, hasilnya = 130/80 mmHg, pernafasan normal, 18x/menit.

c. Sistem Tubuh (Body Systems):

PERNAFASAN (B1: BREATHING)

Hidung tidak ada kelainan, trachea letaknya normal, bentuk dada simetris.

CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)

Nyeri dada tidak ada, suara jantung normal, edema pada ekstremitas bawah.

PERSYARAFAN (B3: BRAIN)

Kepala dan wajah tidak ada kelainan, pucat, mata: sklera icterus, conjunctiva

pucat, pupil isokor, leher tekanan vena jugularis normal, klien mengalami

cegukan. Persepsi sensori tidak ada kelainan.

PERKEMIHAN- ELIMINASI URI (B4: BLADDER)


Produksi urine: dalam 24 jam 600 700 ml, keluar sedikit-sedikit, menetes, sering

dan terasa nyeri. Kadang ada retensi urine. Warna merah, bau agak amis. Lainnya

teraba massa supra sympisis, diameter 10 x 10 cm, keras, fixed.

PENCERNAAN ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)

Mulut dan tenggorok kering, agak merah (iritasi). Abdomen distensi. rectum tidak

ada kelainan. BAB 1x/hari, kadang-kadang 2 3 hari baru BAB. Konsistensi

keras.

TULANG OTOT INTEGUMEN (B6: BONE)

Kemampuan pergerakan sendi: bebas. Tidak ada parese, paralise maupun

hemiparese. Extremitas atas tidak ada, extremitas bawah terdapat edema pada

tungkai kiri, tulang belakang tidak ada kelainan.

Warna kulit pucat, akral dingin kering, turgor cukup

SISTEM ENDOKRIN

Terapi hormon tidak ada.

SISTEM HEMATOPOIETIK:

Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu: Anemia, Transfusi darah. Tipe darah:

PRC 2 kolf dan FFP 2 kolf.

REPRODUKSI

Laki-laki : Penis klien telah disirkumsisi, crotum terdapat edema minimal.

SPIRITUAL

Konsep tentang penguasa kehidupan Allah.

Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini: sholat.


Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang

diharapkan saat ini: lewat ibadah.

Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama: tidak ada.

Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: klien

mempercayainya.

Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.

3.Pemeriksaan diagnostik

o Sitologi urine - sel kanker

o Cuci kandung kemih - sel kanker

o Aliran sitometri urine - ploidi DNA

o Pielogram intravena (IVP) - evaluasi traktus urinarius atas dan pengisian

kandung kemih

o Sitoskopi - melihat bagiandalam organ

o Biopsy

o Ultrasound transurethral - luasnya penyakit

o CT-Scan - identifikasi nodus limfe regional dan metastase pulmonal

o MRI - luas tumor dan terkenanya nodus limfe.

3.3.2 DIAGNOSA

Pra Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi saluran kemih.


2. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan obstruksi saluran kemih,

retensi urin.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan

nutrisi yang tidak adekuat.

4. Ansietas berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kemoterapi dan imunoterapi

Pasca Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan

syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek

samping therapi.

2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan diversi urinarius.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan untuk eliminasi urine.

4. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan defisit

pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi kesehatan,

penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan

kemotherapi, defisit imunologik.

3.3.3 INTERVENSI

Pra Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi saluran kemih.

Tujuan : Nyeri dapat teratasi


Kriteria Hasil :

o Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

o Melaporkan nyeri yang dialaminya

INTERVENSI RASIONAL

Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi Memberikan informasi yang diperlukan

dan intensitas untuk merencanakan asuhan

Berikan pengalihan seperti reposisi Untuk meningkatkan kenyamanan dengan

dan aktivitas menyenangkan seperti mengalihkan perhatian klien dari rasa

mendengarkan musik atau nonton TV nyeri.

Menganjurkan teknik penanganan Meningkatkan kontrol diri atas efek

stress (tehnik relaksasi, visualisasi, samping dengan menurunkan stress dan

bimbingan), gembira, dan berikan ansietas.

sentuhan therapeutik.

Berikan analgetik sesuai indikasi Untuk mengatasi nyeri.

seperti morfin, methadone, narcotik dll

2. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan obstruksi saluran kemih,

retensi urin.

Tujuan : Tidak terjadi gangguan pola eliminasi buang air kecil.

Kriteria Hasil:
o Pasien tidak merasa nyeri pada saat buang air kecil.

o Pengeluaran urine 1000-1500 cc/ hari.

o Frekuensi miksi 4-5 kali/ hari.

o Ekspresi wajah tenang.

INTERVENSI RASIONAL

Catat intake dan out put cairan. Untuk mengetahui fungsi ginjal.

Berikan rangsangan pada daerah atas Rangsangan pada simphisis dengan air

symphisis dengan air dingin dingin dapat meningkatkan tonus otot

spincter dan buli-buli.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan nutrisi yang tidak adekuat, anoreksia.

Tujuan : Pasien mendapat nutrisi yang adekuat

Kriteria Hasil :

o Pasien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada

tanda malnutrisi.

o Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

o Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan

penyakitnya

INTERVENSI RASIONAL
Monitor intake makanan setiap hari, Memberikan informasi tentang status gizi

apakah pasien makan sesuai dengan klien.

kebutuhannya

Timbang dan ukur berat badan, ukuran Memberikan informasi tentang

triceps serta amati penurunan berat badan penambahan dan penurunan berat badan

klien.

Kaji pucat, penyembuhan luka yang Menunjukkan keadaan gizi klien sangat

lambat dan pembesaran kelenjar parotis buruk

Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi Kalori merupakan sumber energi.

makanan tinggi kalori dengan intake

cairan yang adekuat. Anjurkan pula

makanan kecil untuk pasien.

Kontrol faktor lingkungan seperti bau Mencegah mual muntah, distensi

busuk atau bising. Hindarkan makanan berlebihan, dispepsia yang menyebabkan

yang terlalu manis, berlemak dan pedas. penurunan nafsu makan serta mengurangi

stimulus berbahaya yang dapat

meningkatkan ansietas.

Anjurkan komunikasi terbuka tentang Agar dapat diatasi secara bersama-sama

problem anoreksia yang dialami pasien (dengan ahli gizi, perawat dan klien).

Kolaboratif o Membantu menghilangkan gejala

o Berikan pengobatan sesuai indikasi penyakit, efek samping dan


Phenotiazine, antidopaminergic, meningkatkan status kesehatan klien.

corticosteroids, vitamins khususnya A, D,o Mempermudah intake makanan dan

E dan B6, antacida minuman dengan hasil yang maksimal

o Pasang pipa nasogastrik untuk dan tepat sesuai kebutuhan.

memberikan makanan secara enteral,

imbangi dengan infus.

4. Ansietas berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan.

Tujuan :

Kriteria Hasil :

o Pasien dapat mengurangi rasa cemasnya

o Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif

o Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam

pengobatan.

INTERVENSI RASIONAL

Tentukan pengalaman pasien Data-data mengenai pengalaman klien

sebelumnya terhadap penyakit yang sebelumnya akan memberikan dasar untuk

dideritanya penyuluhan dan menghindari adanya

duplikasi.

Tentukan pengalaman pasien Pemberian informasi dapat membantu

sebelumnya terhadap penyakit yang klien dalam memahami proses


dideritanya penyakitnya.

Berikan informasi tentang prognosis Dapat menurunkan kecemasan klien.

secara akurat

Beri kesempatan pada klien untuk Membantu klien dalam memahami

mengekspresikan rasa marah, takut, kebutuhan untuk pengobatan dan efek

konfrontasi. sampingnya

Beri informasi dengan emosi wajar dan Mengetahui dan menggali pola koping

ekspresi yang sesuai klien serta mengatasinya/memberikan

solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan

dalam mengatasi kecemasan.

Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek Agar klien memperoleh dukungan dari

samping. Bantu pasien mempersiapkan orang yang terdekat/keluarga

diri dalam pengobatan

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kemoterapi dan imunoterapi

Tujuan : Pasien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan

pada tingkatan siap

Kriteria Evaluasi : klien mengungkapkan jadwal pengobatan dan tujuannya

INTERVENSI RASIONAL

Ajarkan klien dan klg prosedur dan Meningkatkan pemahaman dan

tujuan terapi menurunkan ansietas


Gunakan teknik steril dalam kateterisasi Mencegah infeksi

Instruksikan klien untuk berkemih Meningkatkan retensi obat

sebelum obat dimasukkan

Instruksikan untuk selalu mengubah Meningkatkan lapisan bagian dalam

posisi kandung kemih dengan obat-obatan

Instruksikan untuk menunggu berkemih Memberikan kontak yang besar dari obat

selama beberapa jam dengan permukaan kandung kemih

Instruksikan klien untuk toileting dengan Mencegah pemajanan pada kemoterapi

hati-hati dan imunoterapi yang dikeluarkanmelalui

urine

Pasca Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan

syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek

samping therapi.

Tujuan : Nyeri dapat teratasi

Kriteria Hasil :

o Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

o Melaporkan nyeri yang dialaminya

o Mengikuti program pengobatan


o Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang

mungkin

INTERVENSI RASIONAL

Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi Memberikan informasi yang diperlukan

dan intensitas untuk merencanakan asuhan

Evaluasi therapi : pembedahan, Untuk mengetahui terapi yang dilakukan

radiasi, khemotherapi, biotherapi, sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan

ajarkan pasien dan keluarga tentang komplikasi.

cara menghadapinya

Berikan pengalihan seperti reposisi Untuk meningkatkan kenyamanan dengan

dan aktivitas menyenangkan seperti mengalihkan perhatian klien dari rasa

mendengarkan musik atau nonton TV nyeri.

Menganjurkan teknik penanganan Meningkatkan kontrol diri atas efek

stress (tehnik relaksasi, visualisasi, samping dengan menurunkan stress dan

bimbingan), gembira, dan berikan ansietas.

sentuhan therapeutik.

Berikan analgetik sesuai indikasi Untuk mengatasi nyeri.

seperti morfin, methadone, narcotik dll

2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan diversi urinarius

Kriteria Evaluasi : citra diri meningkat, terpelihara dan terjaga


INTERVENSI RASIONAL

Anjurkan klien utnuk mengungkapkan Meningkatkan integrasi dari perubahan

perasaan mengenai ostomi dan kanker ke dalam gaya tubuh

kandung kemih dan dampak yang

diharapkan pada gaya hidup

Evaluasi perasaan klien mengenai diversi Sebagai data untuk merumuskan

urinarius dan efeknya, identitas seksual, rencana askep

hubungan dan citra diri

Bantu untuk memisahkan penampilan fisik Meningkatkan citra diri

dan perasaan kesehatan

Izinkan klien untuk ventilasi emosi seperti Meningkatkan koping

marah dan rasa bersalah

Pantau apakah klien dapat melihat Ketidakmampuan memandang

ostominya ostominya mengindikasikan kesulitan

koping.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan untuk eliminasi urine

Kriteria Evaluasi : tidak ada infeksi pada saluran kemih

INTERVENSI RASIONAL

Gunakan sabun antimicrobial untuk Mencegah transmisi organisme

cuci tangan
Pertahankan intake cairan adekuat Meningkatkan aliran urine

Ajarkan klien cuci tangan Memberikan informai tentang personal

hygiene

Ajarkan klien tentang gejala dan tanda Memberikan info untuk meningkatkan

infeksi serta anjurkan untuk kepatuhan

melaporkannya

Ajarkan klien dan keluarga untuk Dapat mencegah infeksi

sering mengalirkan kantong untuk

mencegah refluks

4. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan defisit

pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi

kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.

Tujuan : Pasien dapat mengungkapkan pengertiannya terhadap efek kanker dan

therapi terhadap seksualitas

Kriteria Hasil : Mempertahankan aktivitas seksual dalam batas kemampuan

INTERVENSI RASIONAL

Diskusikan dengan pasien dan keluarga Meningkatkan ekspresi seksual dan

tentang proses seksualitas dan reaksi serta meningkatkan komunikasi terbuka


hubungannya dengan penyakitnya antara klien dengan pasangannya.

Berikan penjelasan tentang akibat Membantu klien dalam mengatasi

pengobatan terhadap seksualitas masalah seksual yang dihadapinya.

Berikan privacy kepada pasien dan Memberikan kesempatan bagi klien dan

pasangannya. Ketuk pintu sebelum pasangannya untuk mengekspresikan

masuk. perasaan dan keinginan secara wajar.

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan

kemotherapi, defisit imunologik.

Tujuan : Pasien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi

spesifik

Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan

penyembuhan.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji integritas kulit untuk melihat Memberikan informasi untuk perencanaan

adanya efek samping therapi kanker, asuhan dan mengembangkan identifikasi

amati penyembuhan luka. awal terhadap perubahan integritas kulit.

Anjurkan pasien untuk tidak Menghindari perlukaan yang dapat

menggaruk bagian yang gatal menimbulkan infeksi.

Ubah posisi pasien secara teratur Menghindari penekanan yang terus

menerus pada suatu daerah tertentu.


Berikan penjelasan pada pasien untuk Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan

menghindari pemakaian cream kulit, produk yang kontra indikatif.

minyak, bedak tanpa rekomendasi

dokter
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Jadi, kanker kandung kemih adalah jenis kanker yang berkembang di daerah

kandung kemih, organ berbetuk balon terletak di bagian panggul yang menyimpang

urin. Kebanyakan kanker ini diawali pada sel-sel yang melapisi bagian dalam

kandung kemih.

Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker kandung kemih. Kanker kandung

kemih memiliki keterkaitan dengan merokok, infeksi parasit, radiasi dan terkena zat

kimia. Kanker kandung kemih terjadi karena mutasi sel. Mutasi ini menyebabkan sel

tumbuh dengan tidak terkendalikan dan kemudian hidup ketika sel lainnya mati.

4.2 SARAN

Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti

bagaimana asuhan keperawatan kanker kandung kemih, dan paham bagaimana

patofiologi yang terjadi klien kanker kandung kemih. sehingga bisa berpikir kritis

dalam melakukan tindakan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai