Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh
berbagai perubahan fisik,emosi dan phisikis. Masa remaja yaitu 10 19 tahun,
merupakan masa yang khusus dan penting,karena merupakan periode pematangan
organ reproduksi manusia,dan sering disebut masa pubertas. Remaja yang sedang
mencari identitas diri sangat mudah menerima informasi dunia berkaitan dengan
masalah fungsi alat reproduksinya,sehingga cenderung menjurus ke arah
pelaksanaan hubungan seksual yang semakin bebas.

Dalam melakukan hubungan seksual sebagian besar remaja tidak


terlindungi dari dua hal kemungkinan yang dapat terjadi yaitu kehamilan yang
tidak diinginkan,dan penyakit hubungan seksual yang menjurus ke arah penyakit
radang panggul. Masalah tersebut nyata memberikan dampak yang merugikan
remaja dalam menghadapi masa depan yang lebih baik.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Sun menunjukkan dalam 8


tahun terakhir tingkat kehamilan remaja usia 10-16 tahun di Inggris meningkat
drastis, bahkan tertinggi di Eropa dan dunia. Sedikitnya 300 gadis usia 13 tahun di
Inggris dan Wales, tercatat hamil setiap tahunnya. Bahkan, sejak tahun 2002 -
2010, tercatat 63.487 kehamilan dialami oleh gadis berusia 15 tahun, atau 23
kehamilan per hari. Sebanyak 268 kehamilan dialami oleh gadis berusia 12 tahun,
sementara 2.527 kehamilan dialami oleh remaja 13 tahun serta 14.777 kehamilan
juga dialami oleh remaja 14 tahun. Angka terbanyak dialami oleh remaja berusia
15 tahun, yakni tercatat 45.861 kasus kehamilan. Sebanyak 60 persen remaja yang
hamil mengaku telah melakukan aborsi.

1 | KEHAMILAN REMAJA
Data hasil survei Komisi Nasional Perlindungan Anak pada 2007
menyebutkan, lebih dari 60 persen pelajar Sekolah Menengah Pertama di kota-
kota besar telah melakukan seks pranikah.

Di Indonesia rata-rata kehamilan remaja terjadi pada usia 14 19 tahun.


Hal ini didapatkan dari hasil survei knowledge, attitude, practice. Hamil di luar
nikah yang terjadi pada remaja di Indonesia yang pemerintahannya tidak peduli
dengan masyarakat belum bergerak secara signifikan dalam masalah ini, akan
menimbulkan hal-hal yang lebih besar di kemudian hari.

Kehamilan remaja memiliki sejumlah besar efek negatif pada remaja. Efek
yang paling penting dari kehamilan remaja adalah bahaya bagi kehidupan remaja
saat tubuhnya tidak berkembang cukup untuk mengambil kerasnya keibuan.
Selain itu, kehamilan remaja membuat sulit bagi gadis untuk melanjutkan
pendidikannya. Ini mempengaruhi performa akademis. Karena kurangnya
pendidikan atau keterampilan yang diperlukan, mencari sumber pendapatan secara
teratur menjadi sulit. Juga, anak-anak dari orang tua remaja cenderung tidak
menerima nutrisi yang baik, kesampingkan pendidikan yang layak.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa definisi kehamilan remaja ?


B. Apa faktor penyebab kehamilan remaja ?
C. Apa dampak dari kehamilan remaja ?
D. Bagaimana cara mengatasi kehamilan remaja?
E. Bagaimana mencegah kehamilan remaja ?

1.3 Tujuan

A. Untuk mengetahui definisi kehamilan remaja


B. Untuk mengetahui faktor penyebab kehamilan remaja ?
C. Untuk mengetahui dampak dari kehamilan remaja ?
D. Untuk mengetahui cara mengatasi kehamilan remaja?
E. Untuk mengetahui mencegah kehamilan remaja ?

2 | KEHAMILAN REMAJA
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa
dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga
mereka harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling
bertentangan.

Menurut ciri perkembangannya,masa remaja dibagi menjadi tiga tahap,yaitu


masa remaja awal 10 12 tahun,Masa remaja tengah 13 15 tahun,Masa
remaja akhir 16 19 tahun (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2001).

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus
di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya,
dalam kasus kembar, atau triplet).

Kehamilan merupakan perubahan keadaan yang relatif baru, khususnya bagi


wanita yang baru pertama kali mengalaminya. Pada masa ini terjadi perubahan
fisik yang mempengaruhi gerakan maupun aktivitas wanita tersebut sehari-
hari. Disamping itu sebagai calon ibu, dalam hal ini ibu dari anak-anak yang
akan dilahirkanya, membawa perubahan peran yang harus di jalankanya.
(Brice Pitt ,1963)

Kartono (1996) yaitu kehamilan pranikah pada umumnya tidak direncanakan


dan menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada remaja yang
mengalaminya, ditambah lagi dengan adanya sangsi sosial dari masyarakat
terhadap kehamilan dan kelahiran anak tampa ikatan pernikahan.

Unwanted Pregnancy (UWP) atau kehamilan tak diinginkan merupakan


terminologi yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberi istilah
adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun
lingkungannya

3 | KEHAMILAN REMAJA
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14
19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Hamil di luar nikah yang
terjadi pada remaja di Indonesia yang pemerintahannya tidak peduli dengan
masyarakat belum bergerak secara signifikan dalam masalah ini, akan
menimbulkan hal-hal yang lebih besar di kemudian hari. Hal masa depan pun
menjadi masalah misalnya malu terhadap teman, lingkungan dan juga masa
remaja yang sudah musnah.

Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan
kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa
penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya. (Ubaydillah,
2000).

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja yang


merupakan akibat perilaku seksual baik disengaja (sudah menikah) maupun
tidak disengaja (belum menikah).
B. BEBERAPA HAL YANG MENGAKIBATKAN KEHAMILAN REMAJA
1. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga.
Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap
perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak
merasakan ketentraman didalam keluarganya akan cenderung mencari
ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka
melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung
melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap
kedua ibu bapaknya.
2. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap
Remaja.
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang
dilakukan di 4 kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden
dan dengan kisaran usia antara 15 24 tahun, kategori masyarakat
umum dan dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah.
4 | KEHAMILAN REMAJA
Didapakan informasi bahwa sekitar 65% informasi tentang seks
didapat dari kawan 35% dari film porno. Dan hanya 5% yang
mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua.
Para remaja juga mengaku tahu resiko terkena PMS (29%), sehingga
harus menggunakan kontrasepsi (29%) tapi hanya 24% dari responden
remaja ini yang melakukan preventif untuk mencegah penyakit AIDS
yang menghingggapi mereka.
Dalam penelitian ini didapatkan juga, 44% dari responden mengaku
sudah pernah punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun, 16%
mengaku pengalaman seks sudah mereka dapatkan antara usia 13-15
tahun. Selain itu rumah menjadi tempat favorit (40%) untuk
melakukan hubungan seks, sisanya (26%) di kost, 26% di hotel. Dari
hasil penelitian di atas tampak bahwa perlunya pendidikan seks yang
diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung
mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan
ketat dari orang tua terhadap anak. Komunikasi yang lebih terbuka
antara orang tua anak dapat berperan penting bagi pemantauan
perilaku anak di masyarakat. Karena dengan komunikasi, orangtua
dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya
kalau dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akan membuat mereka
merasa lebih bertanggung jawab.
Berpacaran sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya
kepercayaan justru tidak menguntungkan karena kasus-kasus pra
nikah umumnya dilakukan oleh mereka yang back street dan
mungkin juga didukung oleh hubungan dengan orang tua yang kurang
akrab atau terlalu kaku.
3. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan
mental yang kuat.
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk
mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini
5 | KEHAMILAN REMAJA
tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat
membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan
sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan
norma dan agama yang berlaku.
4. Faktor Agama dan Iman

Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada


pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan
hubungan suami isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada
kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.

5. Faktor Lingkungan
a) Orang Tua

Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat


memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini
orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung
membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual.

b) Teman, Tetangga dan Media

Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari


media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran
bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang
lazim

6. Pengetahuan yang minim

Pengetahuan remaja yang minim ditambah rasa ingin tahu yang


berlebihan
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual
sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko
dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka
mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari
sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau
6 | KEHAMILAN REMAJA
blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu
dilihat atau mana yang harus dihindari.

7. Perubahan zaman

Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada


kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis
oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama,
seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan
ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks di
luar nikah.

8. Perubahan Kadar Hormon pada remaja

Meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan


penyaluran melalui aktivitas seksual.

9. Semakin cepatnya usia pubertas

Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh


kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan
kehidupan saat ini menyebabkan masa-masa tunda hubungan seksual
menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang tepat
maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.

10. Adanya Trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja

Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah


meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah
pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan
hubungan seksual dengan banyak orang.

C. DAMPAK KEHAMILAN REMAJA


1. Pengguguran Kandungan.
Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan adalah :
a. Status ekonomi sebuah keluarga.
7 | KEHAMILAN REMAJA
Keadaan ini mendorong suatu keluarga untuk lebihmemilih
menggugurkan kandungannya karena faktor ekonomi yang
membuat mereka merasa tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan bayi.
b. Keadaan emosional.
Setiap remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah akan
terganggu keadaan emosionalnya, apalagi bagi mereka yang tidak
bisa menerima kehamilan tersebut karena malu terhadap
lingkungan sehingga mendorong mereka untuk menggugurkan
kandungan.
c. Pasangan yang tidak bertanggung jawab.
Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi
pihak pria yang harus bertanggung jawab sepenuhnya atas
perbuatan yang dilakukannya, membuat pihak pria berpikir dua
kali untuk bertanggung jawab. Dan apabila pihak pria tidak
bertanggung jawab maka ini terjadi beban bagi wanita sehingga
memaksa dia untuk menggugurkan kandungannya.
2. Resiko persalinan yang akan terjadi.
Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya
pre-eklampsia, anemia, bayi prematur, bayi berat lahir rendah
(BBLR), kematian bayi dan PMS meningkat pada remaja yang hamil
sebelum usia 16 tahun. Selain itu remaja yang hamil amat berisiko
untuk menderita disproporsi sefalo pelvik (karena tulang panggul
belum tumbuh sempurna).
3. Perceraian pasangan muda.
Pernikahan remaja di usia muda dengan status emosi yang masih
belum stabil kebanyakan berujung kepada perceraian. Disamping itu
faktor ekonomi dari pasangan yang berubah drastis dimana
sebelumnya kedua pasangan suami isteri dibiayai oleh orang tua. Kini
berubah menjadi memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan segudang
masalah yang mereka hadapi dapat menyebabkan para pasangan
8 | KEHAMILAN REMAJA
berpikiran singkat untuk segera menyelesaikan hubungan yang telah
terjadi dengan jalan perceraian.
4. Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker.
Hubungan seks pada usia dibawah 17 tahun merangsang tumbuhnya
sel kanker pada alat kandungan perempuan, karena rentan pada usia
12 17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali.
Saat sel sedang membelah secara aktif (metamorfosis) idealnya tidak
terjadi kontaks atau rangsangan apapun di luar, termasuk injus
(masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan. Karena adanya
benda asing, termasuk alat kelamin pria dan sperma akan
mengakibatkan perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau
sampai terjadi luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim.
Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat mengakibatkan kanker
mulut rahim (serviks). Kanker serviks menyerang alat kelamin
perempuan, berawal dari mulut rahim dan berisiko menyebar ke
vagina hingga keluar di permukaan.

D. SEBAB TERJADINYA KEHAMILAN REMAJA


1. Faktor Agama dan Iman.
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan
bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan
suami isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi
ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.
2. Faktor Lingkungan.
a. Orang Tua.
Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk
dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar.
Dimana dalam hal ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap
anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam
masalah seksual.
b. Teman, Tetangga dan Media.
9 | KEHAMILAN REMAJA
Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan
dari media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja
berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi
merupakan sesuatu yang lazim.
3. Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah
seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan
resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak
terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi
tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah,
internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih
mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
4. Perubahan zaman.
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada
kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis
oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan
agama, seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja
dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah
hubungan seks di luar nikah.
5. Perubahan Kadar Hormon pada remaja meningkatkan libido atau
dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas
seksual.
6. Semakin cepatnya usia pubertas.
Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang
remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan
kehidupan saat ini menyebabkan masa-masa tunda hubungan
seksual menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan
yang tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.
7. Adanya Trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja.
Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah
meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang
10 | KEHAMILAN REMAJA
sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika
melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.
E. DAMPAK KEHAMILAN REMAJA DI KOMUNITAS
1. Faktor psikologis belum matang
1. Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan sehingga dapat
menimbulkan berbagai bentuk komplikasi.
2. Remaja berusia muda sedang menuntut ilmu akan mengalami putus
sekolah sementara atau seterusnya, dan dapat putus kerjaan yang baru
dirintisnya.
3. Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau
lingkungan masyarakat.
4. Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri.
5. Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan, merokok atau
minuman keras.
2. Faktor Fisik
1. Mungkin kehamilan ini tidak jelas siapa ayah sebenarnya.
2. Kehamilannya dapat disertai penyakit hubungan seksual sehingga
memerlukan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap.
3. Tumbuh kembang janin dalam rahim belum matang dapat
4. menimbulkan aboruts, persealinan premature dapat terjadi komplikasi
penyakit yang telah lama dideritanya.
5. Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.
6. Outcome, janin mengalami kelainan congenital, berat badan lahir rendah.
7. Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih tinggi
dibandingkan dengan usia reproduksi sehat usia antara 20-35 tahun.
Fungsi seksual yaitu untuk prokreasi (mendapatkan keturunan), rekreasi
(untuk dinikmati keberadaannya), untuk relasi (hubungan kekeluargaan)
dan bersifat institusi (kewajiban suami untuk istrinya). Hubungan seksual
remaja merupakan masalah besar dalam disiplin ilmu kedokteran yaitu
ilmu andrologi, seksologi, penyakit kelamin dan kulit, kebidanan dan
kandungan. Mungkin terjadi pelacuran terselubung untuk dapat memenuhi
11 | KEHAMILAN REMAJA
kebutuhan hidup bagi remaja yang disebabkan oleh makin menariknya
berbagai bentuk produksi kosmetika, pakaian dan lainnya.
3. Di bidang sosial
Remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan menerima sikap
ungkapan yang negatif karena dianggap memalukan, yang dapat
menimbulkan sikap penolakan remaja terhadap bayi yang dikandungnya.
Kehamilan remaja juga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi
psikososial seperti putus sekolah, rasa rendah diri, kawin muda dan
perceraian dini. Abortus dengan konsekuensi psikososial seperti rasa
bersalah yang berlebihan, ancaman hukuman pidana dan sanksi
adat/masyarakat. Penyakit menular seksual, gangguan dan tekanan
psikososial di masa lanjut yang timbul akibat hubungan seks remaja pra
nikah.
F. PENCEGAHAN KEHAMILAN REMAJA
1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
2. Kegiatan positif
3. Hindari perbuatan yang memberi dorongan negatif misalnya perilaku sex.
4. Jangan terjebak pada rayuan gombal
5. Hindari pergi dengan orang yang terkenal
6. Mendekatkan diri pada Tuhan
7. Penyuluhan meliputi Kesehatan Reproduksi Remaja, Keluarga Berencana
(alat kontrasepsi, kegagalan dan solusinya), kegiatan rohani dengan
tokoh agama.
8. Bagi pasangan menikah sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi yang
tingkat kegagalannya rendah, misalnya steril, AKBK, AKDR, dan
suntik.
G. PENANGANAN KEHAMILAN REMAJA
1. Sebelum terjadi kehamilan
a) Menjaga kesehatan reproduksi dengan jalan melakukan hubungan
seksualyang bersih dan aman.
b) Menghindari multipartner (umumnya sulit dihindari)
12 | KEHAMILAN REMAJA
c) Mempergunakan KB remaja, diantaranya kondom, pil, dan suntikan
sehingga terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan.
d) Memberikan pendidikan seksual sejak dini.
e) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME sesuai ajaran agama
masing-masing.
f) Segera setelah hubungan seksual mempergunakan KB darurat penginduksi
haid atau misoprostol dan lainnya.
2. Setelah terjadi kehamilan
a) Setelah terjadi konsepsi sampai nidasi, persoalannya makin sulit karena
secara fisik hasil konsepsi dan nidasi mempunyai beberapa ketetapan
sebagai berikut :
b) Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai hak untuk hidup dan mendapatkan
perlindungan.
c) Hasil konsepsi dan nidasi merupakan zygote yang mempunyai potensi
untuk hidup.
d) Hasil konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ibu yang mengandung.
e) Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat karena
potensinya untuk tumbuh kembang menjadi generasi yang didambakan
setiap keluarga.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka langkah yang dapat diambil
antara lain :
1. Membiarkan tumbuh kembang sampai lahir, sekalipun tanpa ayah yang
jelas dan selanjutnya menjadi tanggung jawab Negara. Berdasarkan hak
Negara biaya dapat dialihkan haknya kepada orang lain. Mereka
dinikahkan sehingga bayi yang lahir mempunyai keluarga yang sah.
2. Di lingkungan Negara yang dapat menerima kehadiran bayi tanpa ayah,
pihak perempuan memeliharanya sebagai anak secara lazim.
3. Dapat dilakukan terminasi kehamilan dengan berbagai teknik sehingga
keselamatan remaja dapat terjamin untuk menyongsong kehidupan normal
sebagaimana mestinya. Undang-undang kesehatan yang mengatur gugur
kandung secara legal yaitu No. 23 Tahun 1992.
13 | KEHAMILAN REMAJA
4. Sikap bersahabat jangan mencibir
5. Konseling kepada remaja dan keluarga meliputi kehamilan dan persalinan.
6. Membantu mencari penyelesaian masalah yaitu dengan menyelesaikan
secara kekeluargaan, segera menikah.
7. Periksa kehamilan sesuai standart.
8. Gangguan jiwa atau resiko tinggi segera rujuk ke Sp.OG
9. Bila ingin abortus maka berikan konseling resiko abortus.

Persoalan selanjutnya adalah menghindari kehamilan yang berulang


dengan meningkatkan budi pekerti dan aktivitas yang lebih bermanfaat, bila
hal tersebut tidak mungkin dilakukan maka gunakan KB remaja dengan risiko
yang paling ringan.

14 | KEHAMILAN REMAJA
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Rendahnya IMTAK dan pengetahuan remaja, kurangya perhatian orang


tua dan komunikasi antara orang tua dan anak mempunyai peranan yang
penting dalam menentukan prilaku anak di masyarakat.
2. Remaja memiliki masalah yang berbeda dari orang dewasa, sehingga
program kesehatan seksual dan keluarga berencana yang ditujukan kepada
kaum muda harus dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan
mereka, dan bukan diadaptasi dari program yang sudah ada yang ditujukan
kepada orang dewasa. Kaum muda perlu mengumpulkan pengetahuan dan
mengembangkan keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat
terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan, terlindung dari IMS, dan
dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat secara seksual
3. Remaja sebenarnya tidak membutuhkan alat kontrasepsi, tetapi pada
beberapa kasus dimana terjadi remaja telah seksual aktif, maka diperlukan
konseling tentang kontrasepsi secara dini pada remaja agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan pada remaja.

3.2 Saran

1. Kepada setiap remaja agar mempunyai pengetahuan dan mengembangkan


keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat terhindar dari masalah-
masalah pada remaja, contohnya kehamilan pada usia remaja dan aborsi.
2. Perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak
sehingga anak tidak cenderung mencari informasi dari tempat yang salah
dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua serta selalu menyediakan
waktu berdiskusi tentang masalah-masalah terhadap si anak.
15 | KEHAMILAN REMAJA
3. Kepada petugas kesehatan untuk memberikan pembinaan bagi remaja
yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang
berhubungan dengan prilaku hidup sehat bagi remaja, memberi pelayanan
kontrasepsi, disamping menangani masalah yang ada pada remaja tersebut.

16 | KEHAMILAN REMAJA
DAFTAR PUSTAKA
1. http://ewyhimawary.blogspot.co.id/2011/03/kehamilan-remaja.html
2. http://enyretnaambarwati.blogspot.co.id/2009/12/kehamilan-remaja.html
3. Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work
PWS-KIA Pemantauan dan Penelusuran Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.
4. Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan
Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta.

17 | KEHAMILAN REMAJA

Anda mungkin juga menyukai

  • ASKEB
    ASKEB
    Dokumen14 halaman
    ASKEB
    RismaAyuSaraswati
    Belum ada peringkat
  • Susunan Panitia Pisah Kenang (New)
    Susunan Panitia Pisah Kenang (New)
    Dokumen3 halaman
    Susunan Panitia Pisah Kenang (New)
    RismaAyuSaraswati
    Belum ada peringkat
  • Ebm
    Ebm
    Dokumen41 halaman
    Ebm
    RismaAyuSaraswati
    Belum ada peringkat
  • Review Buku
    Review Buku
    Dokumen6 halaman
    Review Buku
    RismaAyuSaraswati
    Belum ada peringkat
  • Pohon Masalah
    Pohon Masalah
    Dokumen1 halaman
    Pohon Masalah
    RismaAyuSaraswati
    Belum ada peringkat
  • GEMELLI
    GEMELLI
    Dokumen35 halaman
    GEMELLI
    RismaAyuSaraswati
    Belum ada peringkat