Dosen Pembimbing:
Ira Titisari, SSiT.M.Kes
Semester IV
Disusun oleh:
(1402460027)
(1402460028)
Ayu Oktaviana
(1402460029)
Lailatul Khoiriyah
(1402460030)
(1402460031)
BAB I
KONSEP TEORI
1.1 Definisi Kehamilan Kembar
Menurut
Federasi
Obstetri
Ginekologi
Internasional,
kehamilan
kehamilan
ganda
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor
diantaranya adalah faktor genetik atau keturunan, umur dan paritas, suku bangsa
dan obat pemicu ovulasi. Kehamilan ganda mempuyai arti yang cukup penting
dalam bidang obstetri karena disamping merupakan fenomena yang menarik,
keadaan ini termasuk dalam kategori risiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan.
Terdapat 2 jenis kehamilan ganda yaitu :
-
Hamil ganda monozigotik (satu telur, identik): 1/3 dari seluruh kehamilan
ganda.
- Hamil ganda dizigotik (dua telur, fraternal) : 2/3 dari seluruh kehamilan ganda.
a. Masalah
Partus prematurus, preeklamsia/eklamsia, anemia, malpersentasi,
pendarahan pascapersalinan.
Bila janin kedua tidak lahir spontan dalam 30 menit setelah janin pertama
lahir maka janin kedua harus dilahirkan dengan tindakan obstetrik karena
risiko kehidupan pada janin kedua akan meningkat sejalan dengan waktu.
b. Penanganan umum
Konfrimasi diagnosis
Berikan diet sesuai dengan kebutuhan : kalori, protein, mineral, vitamin, zat
besi asam lemak esensial.
(Sumber : Prawiroharjo, sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: bina pustaka sarwono prawiroharjo. Hal
: 311 - 316)
1.3 Diagnosis Kehamilan Kembar
2. Penilaian Klinik
a. Selama kehamilan
Penilaian klinik selama kehamilan bertujuan untuk membuat diagnosis,
mengenali hamil ganda secara dini dan melakukan upaya preventif terhadap
penyulit serta menatalaksana dengan baik, berbagai kemungkinan kelainan
patologis dan komplikasi selama kehamilan.
b. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan yang
berhubungan dengan dugaan kehamilan ganda yaitu :
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan klinis : gejala gejala dan tanda tanda.
Menurut Dutton, dkk (2012:156) tanda dan gejala pada
kehamilan kembar adalah sebagai berikut:
a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga
melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus
prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya
janin pada kehamilan kembar.
b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang
besar
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan
berbeda (nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan
meningkat jika keluarga memiliki riwayat kehamilan kembar.
e. Penggunaan stimulator ovulasi
f.
g.
defisiensi lain.
Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada
turunan
infertilitas
Adanya uterus yang cepat
melebar. Fundus uteri >4 cm
Pemeriksaan klinis
dari amenorea
Gerakan anak yang terlalu
ramai
Besar uterus melebihi lamanya
amenorea
Uterus cepat membesar pada
pemeriksaan ulangan
Pemeriksaan
berat
badan
Pemeriksaan USG
atau lebih
Kelihatan 2
banyangan
janin
Pemeriksaan X-Ray
Pemeriksaan
dengan
rongten
kehamilan ganda
Diagnosis pasti
ditempat
berjauhan
yang
dengan
Diagnosis diferensial
tunggal
Hidramnion
Mola hidatidosa
Kehamilan dengan
tumor
.
(gambar :kehamilan kembar)
restriksi
pertumbuhan
intrauterus,
dan
komplikasi
pelahiran.
satu janin ke janin lain. Karakteristik kasus ini adalah adanya satu atau lebih
anastomosis arterivenus unidireksional profunda. Hal ini menyebabkan
terjadinya anemia dan restriksi pertumbuhan pada kembar donor, dan
polisitemia dengan beban sirkulasi yang berlebihan pada kembar resipien.
Mortalitas janin dan neonatus tinggi, tetapi sebagian bayi dapat diselamatkan
dengan diagnosis dini dan pengobatan prenatal, baik dengan amnioreduksi
yang perlu dilakukan berulang kali secara teratur karena cairan dapat
terakumulasi kembali dengan cepat, atau koagulasi laser pada pembuluh darah
plasenta yang berhubungan. Fetosid selektif terkadang perlu dipertimbangkan.
Bidan harus waspada bila ibu mengeluh bahwa lingkar abdomennya
meningkat dengan cepat pada trimester kedua, begitu juga uterus yang
mengeras dan terus menerus terasa tidak nyaman. Hal ini terjadi akibat
polihidramnion, dan jika tidak diobati sebagai kedaruratan obstetric akan
menyebabkan terjadinya persalinan premature. Hal ini biasanya terjadi pada
ibu yang memiliki kehamilan monokorionik.
b. Abnormalitas Janin
Abnormalitas janin berikut ini terutama berkaitan dengan kembar dua
monozigotik.
Kembar siam adalah malforasi kembar dua monozigotik yang sangat jarang
terjadi dan disebabkan oleh tidak lengkapnya pembelahan ovum yang telah
divertilisasi; hal ini terjadi pada satu dari 50.000 kelahiran dan lebih dari
setengah kasus kembar siam ini lahir dalam keadaan mati. Pelahiran harus
dilakukan dengan seksio sesaria. Pemisahan kedua bayi terkadang dapat
dilakukan dan bergantung pada bagaimana Posisi penempelannya dan organ
internal yang terlibat. Tempat dan luasnya penempelan kedua janin sangat
bervariasi. Torakopagus adalah bentuk penempelan yang paling banyak
terjadi (lebih dari 70% kasus). Tingginya insiden malforasi tidak jelas
kaitannya dengan sisi penempelan kedua bayi. Kemungkinan pemisahan
kembar siam bergantung pada tempat dan luasnya penempelan dan organ
apa saja yang digunakan bersama sama oleh kedua janin. Saat ini, sudah
banyak bayi kembar siam yang berhasil dipisahkan. Kasus lainnya
menimbulkan dilemma etis yang besar terutama jika hanya satu bayi yang
dapat diselamatkan dengan pengorbanan bayi yang lain.
Kembar dua akardiak. Hal ini terjadi pada sekitar 1 dari 30.000 kelahiran.
Pada kembar dua akardiak, salah satu kembar memiliki struktur jantung
yang tidak terbentuk dengan baik dan tetap hidup melalui anastomasis
plasenta ke sistem sirkulasi janin yang sehat.
Fetus in fetu (endoparasit). Pada fetus in fetu bagian tubuh salah satu janin
tertanam pada janin yang lain; hal ini hanya dapat terjadi pada kembar
monozigotik.
c. Malpresentasi
Meskipun uterus mengalami pembesaran dan distensi, janin tetap memiliki
mobilitas yang lebih sedikit dari seharusnya. Kedua janin tersebut dapat
saling menghambat gerakan masing masing yang dapat menyebabkan
terjadinya malpresentasi, terutama pada janin kembar yang kedua. Setelah
pelahiran bayi pertama, presentasi kembar kedua dapat berubah.
d. Ketuban pecah dini
Malpresentasi akibat polihidramnion dapat menyebabkan terjadinya ketuban
pecah dini.
e. Prolas tali pusat
Abnormalitas ini juga berkaitan dengan malpresentasi dan polihidramnion,
serta cenderung terjadi jika terdapat letak bagia persentasi yang kurang tepat.
Bayi kembar yang kedua berisiko lebih besar mengalami prolaps Tali pusat.
f. Persalinan lama
Malpresentasi merupakan stimulus yang buruk terhadap kerja uterus yang
baik, dan uterus yang terdistensi cenderung menyebabkan buruknya aktivitas
uterus dan akibatnya, persalinan menjadi lebih lama.
g. Kembar dua monoamniotik
Sekitar 1% kembar dua memiliki satu kantong yang sama. Kembar dua
monoamniotik beresiko mengalami lilitan tali pusat yang disertai dengan
oklusi suplai darah ke salah satu atau kedua janin. Dalam hal ini, biasanya
ibu akan melahirkan pada usia gestasi kira-kira 32-34 minggu. Dan
dilakukan dengan sectio sesaria.
h. Kembar terkunci
Hal ini jarang terjdi tetapi merupakan komplikasi yang serius kehamilan
kembar. Kembar terkunci memiliki 2 tipe. Tipe pertama terjadi jika janin
kembar yang pertama memiliki preentasi bokong dan janin kembar yang
kedua memiliki presentasi verteks, tipe yang kedua terjadi jika kedua janin
memiliki presentasi verteks. Pada kedua situasi tersebut, kepala janin kembar
yang kedua menghambat turunnya janin kembar pertama. Primigravida
beresiko lebih besar mengalami hal ini dibandingkan wanita multipara
(Khunda 1972).
i. Anemia
Anemia juga lebih banyak diketemukan pada kehamilan kembar karena
kebutuhan anak lebih banyak dan mungkin juga karena ibu kurang nafsu
makan.
j. Keterlambatan kelahiran bayi kedua
Setelah kelahiran bayi pertama aktivitas uterus harus dimulai kembali dalam
waktu 5 menit. Proses kelahiran bayi kedua biasanya selesai dalam waktu 45
menit dari kelahiran bayi pertama. Dulu, interval pelahiran tersebut dibatasi
dengan 30 menit sebagai upaya untuk meminimalkan komplikasi seperti
prolaps tali pusat, abrupsio plasenta, dan memburuknya kondisi janin.
Dengan adanya pemantauan frekuensi jantung janin, waktu interval di antara
kedua bayi tersebut tidak begitu penting selama kondisi janin tetap dipantau.
Kerja uterus yang buruk akbat malpresentasi dapat menyebabkan terjadinya
keterlambatan. Resiko keterlambatan tersebut adalah hipoksia intrauterus,
asfiksia kelahiran setelah pemisahan prematur dari plasenta, dan sepsis akibat
infeksi asendens dari tali pusat bayi pertama yang terletak di luar vulva.
Setelah pelahiran bayi pertama, uterus bagian bawah mulai menyatu kembali
dan kanal serviks dapat berdilatasi kembali secara penuh.
Bidan perlu menstimulasi kontraksi dan meletakkan bayi pertama pada
payudara ibu untuk menstimulasi aktivitas uterus. Jika tampak terdapat
obstruksi, bantuan medis perlu dilakukan dan seksio sesaria mungkin perlu
dilakukan. Jika tidak terdapat obstruksi, infus oksitosin dapat diberikan atau
pelahiran dengan forsep dapat dipertimbangkan.
k. Ekspulsi Premature Plasenta
Plasenta dapat keluar sebelum kelahiran bayi kedua. Pada kembar dua
dikorionik dengan plasenta terpisah karena salah satu plasenta dapat
dilahirkan secara terpisah, pada kembar dua monokorionik dengan satu
plasenta, setelah kelahiran pertama plasenta dapat ikut terdorong keluar.
Risiko asfiksia berat dan kematian bayi kedua sangat tinggi. Perdarahan juga
cenderung terjadi jika salah satu bayi tertahan di dalam uterus karena hal
tersebut menghambat terjadinya retraksi yang adekuat sisi plasenta.
l. Perdarahan pascapartum
Tonus uterus yang buruk akibat distensi yang berlebihan atau aktivitas
hipotonik cenderung menyebabkan terjadinya perdarahan pascapartum.
m. Kembar dua yang tidak terdiagnosis
Kemungkinan tidak terdiagnosisnya bayi kedua (meskipun tidak mungkin
terjadi jika dilakukan pemindaian ultrasound) harus dipertimbangkan jika
uterus tampak lebih besar dari yang diperkirakan setelah kelahiran bayi
pertama atau jika bayi berukuran lebih kecil dari perkiraan. Jika obat
uterotonik telah diberikan setelah pelahiran bahu anterior bayi pertama, bayi
kedua berada dalam bahaya besar dan proses pelahiran harus dipercepat.
Bayi kemungkinan akan memerlukan resusitasi aktif karena asfiksia berat.
Bidan harus memberitahukan secara perlahan kepada orang tua bahwa
bayinya kembar. Orang tua akan memerlukan dukungan dan bimbingan
khusus selama periode pascanatal.
n. Perpanjangan interval pelahiran bayi kedua
Pada beberapa kasus dilaporkan bahwa kelahiran bayi pertama seringkali
sangat prematur, kemudian terdapat interval waktu yang cukup lama sebelum
persalinan dimulai kembali, interval tersebut dapat berhari-hari atau bahkan
berminggu-minggu sebelum bayi kedua dilahirkan. Kesempatan ini dapat
digunakan untuk memberikan betametason pada ibu jika paru-paru janin
tidak prematur. Kondisi ibu harus diobservasi dengan cermat pada masa ini
untuk adanya tanda-tanda infeksi dan distress janin. Ibu memerlukan
dukungan dari bidan untuk melakukan coping terhadap ansietasnya akibat
melahirkan bayi prematur yang mungkin tidak dapat bertahan hidup, atau
masa berduka jika bayinya meninggal, dan juga terhadap kondisinya yang
masih tetap hamil dan merasa khawatir terhadap prognosis kehamilannya.
Sumber : Fraser, Diane M. 2009. Mayles Buku Ajar Bidan Edisi 14. Jakarta:
Penertbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 390-395
Penyulit bayi
Keterangan
kehamilan ganda
IUF/kematian
neonates
Persalinan preterm
Pertumbuhan janin
terhambat
dari
keseluruhan
persalinan
ganda
Kelainan congenital
pendidikannya
Sering terjadi kelainan kongenital janin pada hamil
ganda khususnya monozigot
Janin kembar siam 1/200
Akardia 1/300
Kejadian sekitar 1%
Pertumbuhan terlambat
Dapat terjadi asfiksia samapi kematian
intrauteri
Pertumbuhan lainnya terjadi :
Polisitemia, hipervolemia
Poliuri dan hidramnion
Terjadi asites, efusi pleura
Efusi perikardium
Kematian
satu
janin
dapat
mengganggu
koagulasi
intravaskular
Kemungkinan
terjadi
ganda
dan ginjal.
Keadaan kehamilan yang masing-masing berbeda
Satu
dengan
oligohidramnion
dan
lainnya
hidramnion
35%
dari
hamil
monozigot,
sistem
diamniotik
Hidramnion
Overdistensi
uterus
menyebabkan
persalinan
Sering
cedera
pusat
(cord
tali
lainnya
accident)
terjadi
ketuban
pecah
dini,
akibat
Asfiksia intrauteri
Kematian janin
kehamilan ganda
AKP tinggi
Kejadian kematian janin pada trimester II,
monokorionik lebih tinggi dari dikorionik hamil
ganda
Entrapmen hamil
ganda
sekitar 20%
Kejadiannya sangat jarang satu dalam 800-1000
persalinan hamil ganda
Kejadiannya
terutama
pada
monozigot-
monoamniotik
Dampak
entrapmen
hamil
ganda
dapat
1.6.2
Pematangan paru janin : bila ada tanda tanda partus prematurus yang
mengancam dengan pemberian betamethason 24 mg/hari
Rawat inap bila :
- Ada kelainan obstetric
- Ada his atau pembukaan serviks.
- Adanya hipertensi
- Pertumbuhan salah satu janin terganggu
- Kondisi sosial yang tidak baik
- Profilaksis atau mencegah partus prematurus dengan obat tokolitik
- Pemasangan jerat
section caesaria.
Bila letak lintang :
- Bila ketuban intak, lakukan versi luar
- Bila versi luar gagal dan pembukaan lengkap lakukan versi
ekstraksi
- Bila gagal lakukan section caesaria
Pasca persalinan berikan oksitosin drip 20 IU dalam 1 liter cairan 60 te
tes/menit atau berikan ergometrin 0,2 mg IM 1 menit sesudah
kelahiran anak yang terakhir dan lakukan menejemen aktif kala III.
Untuk pengurangi perdarahan pascapersalinan.
Jangan memberika ergometrin pada preeklamsia, eklamsia dan
hipertensi karena dapat menyebabkan risiko kejang dan CVA.
c. Komplikasi
Pada ibu : anemia, abortus, PIH dan preeklamsia, hidramnion,
1.6.3
Polindes
Menegakkan diagnosis
Puskesmas
Rumah Sakit
pervaginam
Melakukan tindakan bedah jika ada indikasi
BAB II
KONSEP ASKEB
Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini
merupakan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan
dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga
kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi
asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja
melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang komperehensif dan
aman dapat tercapai. Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang
logis dan memberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan
penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen
pelayanan. (Varney,1997)
Langkah I :Pengkajian Data
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yan akurat dan lengkap
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pengumpulan data
dilakukan
melalui
anamnesis.
Anamnesis
adalah
pengkajian
dalam
rangka
No. Register
Nomor rerister diberikan kepada pasien saat pertama kali datang. Untuk data
rekamedik. Selain itu nomor regrister juga dapat dijadikan pembeda antara pasien
satu dan pasien yang lain jika data pasien secara umum sama.
Nama
Nama yang jelas dan lengkap. Bila perlu ditanyakan nama penggilan sehari-hari,
nama yang klien suka. Nama yang jelas agar tidak keliru atau salah dengan klien
lain.
Umur
Dicatat dalam hitungan tahun. Umur penting, karena ikut menentukan prognosa
kehamilan. Kalau umur terlalu lanjut atau terlalu muda maka persalinan lebih
banyak resikonya
Agama
Agama
ditanyakan
untuk
mengetahui
keyakinan
pasien
tersebut
untuk
Pendidikan
Pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya.
Sehinggga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
Pekerjaan
Pengkajian pekerjaan dilakukan untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonomi karena itu, berpengaruh juga terhadap gizi pasien
Penghasilan
Pengkajian penghasilan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan ibu
dalam memenuhi gizi ibu hamil.
Suku/Bangsa
Suku pasien berpengaruh pada adat istiadat atau kebisaan sehari-hari
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan untuk
mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
1. Keluhan Utama
Merupakan alas an utama untuk dating ke bidan dan apa-apa saja yang dirasakan
klien
Kemungkinan yang ditemui :
1) Perut lebih besar dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan.
Karena terdapatnya dua janin didalam perut ibu sehingga pada kehamilan
gemelli perut akan lebih besar dari pada kehamillan tunggal.
2) Ibu merasakan gerakan janin yang lebih banyak. Hal ini dikarenakan
ekstremitas multijanin lebih banyak dibandingkan dengan janin tunggal.
3) Pembesaran perut lebih cepat. Karena pertumbuhan multijanin yang membuat
uterus lebih besar dari ukurannya pada janin tunggal.
2. Riwayat Menstruasi
Menarche
HPHT
Hari pertama haid terakhir pada ibu hamil untuk mengetahui usia kehamilan
klien.
Tafsiran persalinan
Untuk mengetahui prediksi persalinan klien agar kita bisa memantau agar tidak
terjadi kehamilan postdate pada klien.
Siklus
Siklus mentruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari. Dalam kasus
ini klien mengalami siklus 30 hari.
3. Riwayat penyakit lalu
Penyakit yang diderita merupakan penyakit yang berhubungan
dengan
penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat di pengaruhi oleh penyakit
kembar.
4. Riwayat penyakit menurun
Kondisi tertentu dapat karena genetic, sedangkan yang lainnya bersifat
familial atau erkaitn dengan etnisitas, dan beberapa berkaitan dengan lingkungan
fisik atau social tempat keluarga tersebut bertempat tinggal misalnya ibu memiliki
riwayat kehamilan kembar dalam keluarga
5. Riwayat kesehatan
Selama hamil baik ibu dan janin di pengaruhi oleh kondisi medis, atau kondisi
medis dapat di pengaruhi oleh kehamilan. Kondisi lain seperti sesak nafas, anemia,
ibu merasa cepat lelah. (Rusmiati, dkk. 2006; h.134)
2. DATA OBYEKTIF
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnose.
Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara berurutan
(Sulisiawati dkk, 2010; h.226)
1
Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum
Dilakukan untuk mengetahui keadaan umum kesehatan klien
-
Kesadaran
Apakah komposmentis, apatis, latergi, somnolen, spoor
Keadaan emosional
Dilakukan untuk mengetahui tingkat keadaan emosional ibu hamil. Pada ibu
-
per menit.
RR
Tingkat Pernapasan adalah jumlah napas per menit atau, lebih formal,
jumlah gerakan indikasi dari inspirasi dan ekspirasi per satuan waktu. Dalam
prakteknya, tingkat pernapasan biasanya ditentukan dengan menghitung berapa
kali dada mengembang atau mengempis per menit. Dengan cara apapun,
tujuannya adalah untuk menentukan apakah respirasi normal, abnormal cepat
(takipnea), abnormal lambat (bradipnea), atau tidak ada (apnea). (Kamus
Kesehatan)
Berat badan
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak setiap
kali kunjungan pemeriksaan kehamilan. Selama trimester ke dua dan ke tiga
pemeriksaan pertama.
Lila
Pentingnya dilakukan pengukuran Lila pada ibu hamil dapat digunakan
untuk memberi gambaran tentang status gizi ibu hamil, pakah ibu tersebut
2
a.
Warna
Rambut ibu hamil bisa berubah dengan cara yang di luar dugaan selama
kehamilan. Banyak ibu hamil yang tidak memperhatikan bahwa telah terjadi
perubahan pada rambutnya selama kehamilan. Warna rambut pada ibu hamil
bisa berwarna merah jika ibu kekurangan energi kronik. Sehingga ibu
b.
c.
d. Hidung
Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan atau bentuk dan
fungsi hidung. Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian dalam kemudian
sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat apakah ada polip dan
kebersihannya.
e.
Pemeriksaan mulut
Pemeriksaan mulut dilakukan agar mendapat perhatian kesehatan gigi dan
mulut, terutama saat hamil karena dapat menjadi sumber infeksi atau fokal infeksi
terhadap organ lainnya. Organ yang besar kemungkinannya terkena infeksi
terutama ginjal kanan. Kebersihan mulut dan gigi serta jaringan penyangganya
akan mengurangi kemungkinan pembentukan plak yang secara berantai akan
menimbulkan peradangan dan menjadi sumber infeksi (fokal infeksi) bagi organ
lainnya. Kerusakan dan radang gusi yang berkelanjutan akan menjadi
periodentitis ginggivitis, radang gigi, dan memudahkan gigi tanggal. Kerusakan
ini dapat makin meningkat karena kekurangan kalsium yang sangat penting bagi
pertumbuhan tulang dan termasuk gigi.
f.Telinga
Pemeriksaan telinga dilakukan untuk mengetahui keadaan telinga luar,
saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran. Yang periksa adalah
bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi telinga, warna, liang
telinga (cerumen/tanda-tanda infeksi).
g.
Leher
Tujuan pengkajian leher secara umum adalah mengetahui bentuk leher serta
organ-organ penting yang berkaitan. Inspeksi kelenjar tyroid dilakukan untuk
mengetahui adanya pembesaran kelenjar tyroid yang biasanya disebabkan oleh
kekurangan garaam yodium.
Distensi atau bendungan pada vena jugularis dapat mengidentifikasikan
h.
Striae ini disebabkan karena kulit perut diregang dan timbul sebagai akibat
abdominal terdahulu.
j. Palpasi Abdomen
(a) Leopold I kemungkinan ditemukan tingi fundus yang tidak sesuai dengan
usia kehamilannya. Misalnya ibu hamil usia kehamilan 28 minggu dipalpasi
dan didapatkan TFU pertengahan pusat dan prosesus xifoideus, sedangkan
seharusnya TFU usia kehamilan 28 minggu berada di 3 jari di atas pusat.
(b) Leopold II kemungkinan teraba dari 2 tonjolan besar di bagian kiri dan
kanan perut ibudan terdapat banyak tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstermitas janin
(c) Leopold III kemungkinan teraba bagian bagian terendah, janin masih bias
digoyangkan, teraba bagian yang keras, bulat dan melenting, kemungkinan
kepala janin
(d) Leopold IV kemungkinan posisi tangan divergen, vergen, atau konvergen.
DJJ
Dengan memeriksa denyut jantung janin (DJJ) dan kemungkinan terdengar DJJ di
k.
b. Urine
Protein
Selain hipertensi dan oedema, penyebab lain pre eklampsi adalah proteinuria.
3.
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan dan sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika
bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya. Bila bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Langkah VII: Mengevaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan, kehamilan atau
persalinan dengan gemelli. Asuhan manajemen kebidanan dilakukan secara kontiniu
sehingga perlu dievaluasi setiap tindakan yang telah diberikan agar lebih efektif.
Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan :
1. Tercapainya seluruh perencanaan tindakan.
2. Tercapainya sebagian dari perencanaan tindakan, sehingga dibutuhkan revisi.
3. Tidak tercapainya seluruh perencanaan tindakan..
Kehamilan Ganda
Dasar diagnosis :
Anamnesis
- Cepat membesar
- Gerak banyak
- Keluhan lebih banyak
Palpasi
- Tiga bagian besar
- Dua bagian besar berdekatan
- Hidramnion
Auskultasi
- DJJ dua pungtum maksimum
USG : memastikan
Komplikasi
Hamil muda:
- Emesis gravidarum, hiperemesis
gravidarum
Hamil Tua
- Hidramnion
- Perbedaan tumbuh kembang
Intrauterine
Khusus monoamnotik
- Lilitan antar tali pusat
- Tranfusi antar janin
- Conjoined fetus
Hydramnion
menyebabkan
partus
Perawatanprematurus
Kehamilan Ganda
- Toxaemia gravidarum
Anemia
- - Ibu
berhenti bekerja sudah 28 minggu
-
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo, sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Prawiroharjo, sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Sastrawinata, R. Sulaiman. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset
Pengkajian
Tanggal
No. RM
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
: 4 Maret 2016
: 16778xxxx
: Ny.F
: 25 Tahun
: Islam
: S1 Akutansi
: Teller Bank
: Jalan Kaliboyo Pekalongan
Cara masuk
Datang Sendiri
Jam
: 16.30 WIB
Nama Suami
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
: Tn.G
: 27 Tahun
: Islam
: S1 PGSD
: PNS
: Jalan Kaliboyo Pekalongan
Rujukan dari :
Diagnose
A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama :
Ibu mengeluh sesak nafas, dan gerakan janin lebih sering
2. Riwayat menstruasi
Usia manarche
: 11 Tahun
Jumlah darah haid
: 3 x ganti pembalut/hari
HPHT
: 20 September 2015
Keluhan saat haid
: Lama haid
: 6 Hari
Flour albus
: TP
: 27 Juni 2016
3. Riwayat hamil ini
Hamil muda :
Mual Muntah
Mual dan muntah sering pada kehamilan usia 4 12 minggu
Riwayat imunisasi :
TT1
TT2
Gerakan janin pertama :4 bulan
Gerakan janin terakhir
4 jam yang lalu pada pukul 12.30 WIB
Tanda bahaya dan penyulit kehamilan
Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi
Pola BAK : 5x Sehari berwarna kuning jernih
Pola BAB : 1x dalam sehari (lembek, berwarna kuning kecoklatan, bau khas)
Pola Aktifitas : Aktifitas ibu yaitu bekerja di teller bank selama 6 jam, dan
istirahat pada siang hari pukul 13.00 WIB.Kemudian ibu juga menyapu
rumahnya sendiri, selain itu mencuci piring dan mencuci baju
Pola Makan : 3x Sehari (Nasi, Sayur Asem, Ayam goreng maupun lauk lain, ,
dan apel ataupun jeruk)
Pola Minum : 7 gelas/ hari (Air Putih, Susu dan Jus Buah)
4. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu.
G1P000
N
O.
Tgl, Th
partus
Hamil
ini
Tempat
partus
U
K
JK
Penolong
Penyulit
Anak
JK/BB
Keadaan
anak
sekarang
Penghasilan keluarga
Penghasilan Suami Rp.3.000.000/bulan
Istri Rp. 2.500.000/bulan
10. Riwayat KB dan rencana KB :
Metode yang pernah dipakai : belum pernah Lama : - .bulan/tahun
Komplikasi dari KB
: - Rencana KB selanjutnya: KB suntik 3 bulan
11. Riwayat Ginekologi :
Infertilitas
Infeksi virus
PMS
Endometritis
Polip serviks Kanker kandungan Operasi kandungan Perkosaan
DUB
dll........................
12. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat
- Pola minum : .7 gelas/hari
alkohol
Jamu
Kopi
- Pola eliminasi :
BAK : 5/hari, warna : jernih/kuning/kuning pekat/ groshematuri, BAK
terakhir jam : 2 jam yang lalu
BAB 1 kali/hari, karakteristik: lembek/keras, BAB terakhir jam : 5 jam yang
lalu
- Pola tidur : 7 jam (21.30-04.30)
- Pola istirahat : 1 jam/hari (jam istirahan siang 12.00-13.00)
tidur terakhir jam : tadi malam (21.30-04.30)
- Dukungan keluarga :
pertama DJJ terdengar 136 /menit di sebelah kiri dan pada janin
kedua DJJ 140 /menit di sebelah kanan.
4. Pemeriksaan laboratorium
- Hb : 11, 5 g/dl
II.
III.
17.00 :
Jam : 17.00
17.10 :
17.20 :
17.25 :
17.30 :
17.45 :
Kediri,............................
Mahasiswa
Pembimbing Praktik
....................................................
NIP.
......................................................
NIM.
Dosen Pembimbing
....................................................
NIP.