Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEB IBU HAMIL

DENGAN KEHAMILAN GANDA


Disusun untuk melengkapi mata kuliah Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal

Dosen Pembimbing:
Ira Titisari, SSiT.M.Kes

Semester IV
Disusun oleh:

Risma Ayu Saraswati

(1402460027)

Iza Novia Zahratun Nisa'

(1402460028)

Ayu Oktaviana

(1402460029)

Lailatul Khoiriyah

(1402460030)

Siska Hendri Fenita

(1402460031)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN KEDIRI
2015/2016

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 1

BAB I
KONSEP TEORI
1.1 Definisi Kehamilan Kembar
Menurut

Federasi

Obstetri

Ginekologi

Internasional,

kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum


kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional
(Wiknjosatro, 2007:286). Kehamilan merupakan hal fisiologis yang terjadi pada
seorang wanita. Meskipun demikian, semua jenis kehamilan memiliki resiko
terjadinya komplikasi pada masa persalinan atau bahkan masa kehamilan itu
sendiri. Salah satu contoh wanita yang beresiko selama kehamilan adalah wanita
yang hamil kembar.
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang
ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu
besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan
pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin
(Wiknjosastro, 2007:286). Sedangkan menurut Mochtar Rustam (2012:259)
kehamilan ganda atau kembar adalah kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih.
Jadi, kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.
1.2 Prinsip Dasar Kehamilan kembar
Bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu kehamilan tersebut
disebut dengan kehamilan ganda. Angka kejadian kehamilan ganda menurut rumus
hellin adalah gemelli 1: 80 kehamilan, triplet 1:80 2 , kuadruplet 1:803, dan
seterusnya.Kejadian

kehamilan

ganda

dipengaruhi

oleh

beberapa

faktor

diantaranya adalah faktor genetik atau keturunan, umur dan paritas, suku bangsa
dan obat pemicu ovulasi. Kehamilan ganda mempuyai arti yang cukup penting
dalam bidang obstetri karena disamping merupakan fenomena yang menarik,
keadaan ini termasuk dalam kategori risiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan.
Terdapat 2 jenis kehamilan ganda yaitu :
-

Hamil ganda monozigotik (satu telur, identik): 1/3 dari seluruh kehamilan
ganda.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 2

- Hamil ganda dizigotik (dua telur, fraternal) : 2/3 dari seluruh kehamilan ganda.
a. Masalah
Partus prematurus, preeklamsia/eklamsia, anemia, malpersentasi,

pendarahan pascapersalinan.
Bila janin kedua tidak lahir spontan dalam 30 menit setelah janin pertama
lahir maka janin kedua harus dilahirkan dengan tindakan obstetrik karena

risiko kehidupan pada janin kedua akan meningkat sejalan dengan waktu.
b. Penanganan umum
Konfrimasi diagnosis
Berikan diet sesuai dengan kebutuhan : kalori, protein, mineral, vitamin, zat
besi asam lemak esensial.
(Sumber : Prawiroharjo, sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: bina pustaka sarwono prawiroharjo. Hal
: 311 - 316)
1.3 Diagnosis Kehamilan Kembar
2. Penilaian Klinik
a. Selama kehamilan
Penilaian klinik selama kehamilan bertujuan untuk membuat diagnosis,
mengenali hamil ganda secara dini dan melakukan upaya preventif terhadap
penyulit serta menatalaksana dengan baik, berbagai kemungkinan kelainan
patologis dan komplikasi selama kehamilan.
b. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan yang
berhubungan dengan dugaan kehamilan ganda yaitu :
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan klinis : gejala gejala dan tanda tanda.
Menurut Dutton, dkk (2012:156) tanda dan gejala pada
kehamilan kembar adalah sebagai berikut:
a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga
melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus
prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya
janin pada kehamilan kembar.
b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang
besar
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan
berbeda (nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan
meningkat jika keluarga memiliki riwayat kehamilan kembar.
e. Penggunaan stimulator ovulasi

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 3

f.

Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar


bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit

g.

defisiensi lain.
Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada

kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.


h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering
pada kehamilan kembar.
i. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering
kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.
3) Pemeriksaan USG.
4) Pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan lain bila diperlukan.
Diagnosis kehamilan ganda
Cara
Anamnesis

Gejala dan Tindakan


Riwayat
adanya

turunan

kembar dalam keluarga


Telah mendapat pengobatan

infertilitas
Adanya uterus yang cepat
melebar. Fundus uteri >4 cm

Pemeriksaan klinis

dari amenorea
Gerakan anak yang terlalu

ramai
Besar uterus melebihi lamanya

amenorea
Uterus cepat membesar pada

pemeriksaan ulangan
Pemeriksaan
berat

badan

bertambah dengan cepat tanpa

adanya oedema atau obesitas


Teraba 2 balotemen atau lebih
Teraba 3 bagian besar janin
Terdengar 2 denyut jantung
janin dengan perbedaan 10

Pemeriksaan USG

atau lebih
Kelihatan 2

banyangan

janin

dengan 1 atau 2 kantong amnion.


Diagnosis dengan USG sudah
dapat ditegakkan pada kehamilan
10 minggu.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 4

Pemeriksaan X-Ray

Pemeriksaan

dengan

rongten

sudah jarang dilakukan untuk


mendiagnosis

kehamilan ganda

karena bahaya penyinaran


Secara klinis :
- Teraba 2 kepala, 2 bokong

Diagnosis pasti

dan 1 atau 2 punggung


Terdengar 2 denyut jantung
janin

ditempat

berjauhan

yang
dengan

perbedaan 10 denyut per

Diagnosis diferensial

menit atau lebih.


USG atau foto rontgen :

banyangan janin lebih dari 1.


Kehamilan besar dengan janin

tunggal
Hidramnion
Mola hidatidosa
Kehamilan dengan

tumor

(mioma, kista ovarium)


c. Pada persalinan
Penilaian klinik pada persalinan serupa dengan pada kehamilanditambah
dengan :
Penilaian his
Sudah inpartu atau belum : lama in partu, fase persalinan
Letak, persentasi, dan turunnya janin
Selaput ketuban : pecah atau belum
(Sumber : Prawiroharjo, sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: bina pustaka sarwono prawiroharjo. Hal : 311 - 316)
1.4 Patofisiologis pada Kehamilan Kembar
Kemungkinan suatu kehamilan kembar dapat diketahui sejak usia
kehamilan 5 minggu, dengan melihat jumlah kantung gestasi didalam kavum uteri.
Diagnosis definitif kehamilan kembar baru boleh ditegakkan bila terlihat lebih dari
satu mudigah yang menunjukan aktifitas denyut jantung.
Kehamilan kembar bisa berasal dari 2 buah ovum yang dibuahi, disebut
kembar dizigotik atau tidak identik; atau dari sebuah ovum yang dibuahi dan

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 5

kemudian membelah menjadi dua bagian yang masing masing membelah


menjadi mundigah, disebut kembar monozigotik atau identik. Sekitar 70%
kehamilan kembar merupakan kembar dizigotik sedangkan 30% lainnya
merupakan kembar monozigotik. Berdasarkan korionisitas dan amnionisitasnya,
kembar dizigotik pasti merupakan kembar dikorionidiamniotik sedangkan kembar
monozigotik bisa berupa dikorionikdiamniotik, monokorionikdiamniotik, atau
monokorionikmonoamniotik. Jenis korionisitas dan amnionisitas kehamilan
kembar akan sangat berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalita hasil konsepsi.
Jenis korionisitas dan amnionisitas kehamilan kembar paling mudah
diketahui pada kehamilan trimester 1. Sampai kehamilan 10 minggu, bila terlihat 2
kantung gestasi yang masing masing berisi mundigah hidup, maka kehamilan
kembar tergolong dikorionikdiamniotik. Bila hanya terlihat satu kantung gestasi
yang berisi 2 mundigah hidup, maka kehamilan kembar tergolong monokorionik.
Bila pada kembar monokorionik terlihat 2 kantung amnion yang saling terpisah
dan masing masing berisi mundigah hidup, kehamilan kembar tergolong
monokorionikdiaminotik; dan bila hanya terlihat satu kantung amnion yang berisi
2 mundigah hidup, kehamilan kembar tergolong monokorionik-monoamniotik.
Pemeriksaan yolk sac juga berguna untuk menentukan monoamnionisitas kembar
monokoriotik. Pada kembar monokorionik-diaminotik terlihat 2 yolk sac di dalam
kantung gestasi; sedangkan pada kembar monokorionik-monoamniotik hanya
terlihat 1 yolk sac

.
(gambar :kehamilan kembar)

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 6

Kehamilan kembar yang terdeteksi pada kehamilan trimester 1 harus selalu


dievaluasi, untuk mengetahu kemungkinan terjadinya reduksi spontan atau
gangguan lainnya selama masa kehamilan. Sekitar 21% kehamilan kembar akan
mengalami reduksi spontan (vanishing twin) pada kehamilan trimester II.
Kematian perinatal terutama terjadi pada kembar monokorionik.
Pada kehamilan trimester II, korionisitas kehamilan kembar dapat diketahui
dengan memeriksa jenis kelamin kedua janin, jumlah plasenta, dan sekat pemisah
kedua janin. Bila jenis kelamin berbeda atau terletak 2 plasenta yang letaknya
terpisah, menunjukan kehamilan kembar dikorionik-diaminotik; akan tetapi bila
dijumpai keadaan yang sebaliknya belum berarti kehamilan kembar monokorionik.
Pada kembar dikorionik, sekat pemisah terlihat tebal (terdiri atas dua lapisan
amnion dan 2 lapisan korion); sedangkan pada kembar monokorionikdiaminotik,
sekat pemisah terlihat tipis (hanya terdiri atas 2 lapisan amnion). Sekat pemisah
pada kembar monokoriokdiaminotikn sering kali sangat tipis sehingga sulit
diidentifikasi.
Korionisitas kehamilan kembar sangat menentukan prognosis. Kehamilan
kembar monokorionik akan mengalami resiko kelainan yang jauh lebih tinggi jika
dibandingkan kembar dikorionik, seperti sindroma transfuse antarjanin dan kembar
akardiak. Pada kembar monoamniotik akan disertai pula risiko kembar dempet atau
saling membelitnya tali pusat kedua janin. Pada sindoma transfusi antarjanin
pertumbuhan diantara kedua janin dapat sangat jauh berbeda. Janin yang tumbuh
lebih besar akan disertai polihidramnion. Janin lainnya tumbuh sangat kecil,
disertai oligohidramnion berat, dan letaknya seolah olah menempel pada dinding
uterus.
Kematian yang terjadi pada salah satu janin kembar dikorionik umumnya
tidak menimbulkan pengaruh buruk pada janin lainnya; akan tetapi bila terjadi
pada kembar monokorionik dapat menimbulkan gangguan pada janin lainnya,
seperti prematuritas, hipotensi, kerusakan otak, atau kematian janin.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 7

(Gambar : perbedaan monozygotic dan dizigotic)


1.5 Komplikasi Terkait Kehamilan Kembar
Tingginya mortalitas perinatal yang berkaitan dengan kehamilan kembar,
sebagian besar terjadi akibat komplikasi kehamilan, seperti awitan persalinan
premature,

restriksi

pertumbuhan

intrauterus,

dan

komplikasi

pelahiran.

Penatalaksanaan kehamilan kembar berfokus pada pencegahan, deteksi dini dan


pengobatan komplikasi.
a. Polihidramnion
Polihidramnion akut biasanya mulai terjadi pada usia gestasi 18 sampai
20 minggu. Polihidramnion dapat berkaitan dengan abnormalitas janin tetapi
lebih cenderung terjadi akibat twintotwin transfusion syndrome (TTTS),
yang disebut juga fetofetal transfusion syndrome (FFTS).
Twintotwin transfusion sindrom dapat bersifat akut atau kronik.
Bentuk akut biasanya terjadi selama persalinan dan terjadi akibat tranfusi
darah dari satu janin (donor) ke janin lain (resipien) melalui anastomosis
vascular dalam plasenta monokorionik. Kedua janin akibat gagal jantung jika
tidak diobati dengan segera. Anak dengan jantung yang kuat mengakibatkan
hydramnion karena pengeluaran air kencingnya lebih banyak.
Bentuk kronis dapat terjadi sampai 35% kehamilan kembar dua
monokorionik dan menyebabkan terjadinya 15 17% mortalitas perinatal pada
kehamilan kembar dua. Pada syndrome ini, plasenta mentranfusi darah dari

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 8

satu janin ke janin lain. Karakteristik kasus ini adalah adanya satu atau lebih
anastomosis arterivenus unidireksional profunda. Hal ini menyebabkan
terjadinya anemia dan restriksi pertumbuhan pada kembar donor, dan
polisitemia dengan beban sirkulasi yang berlebihan pada kembar resipien.
Mortalitas janin dan neonatus tinggi, tetapi sebagian bayi dapat diselamatkan
dengan diagnosis dini dan pengobatan prenatal, baik dengan amnioreduksi
yang perlu dilakukan berulang kali secara teratur karena cairan dapat
terakumulasi kembali dengan cepat, atau koagulasi laser pada pembuluh darah
plasenta yang berhubungan. Fetosid selektif terkadang perlu dipertimbangkan.
Bidan harus waspada bila ibu mengeluh bahwa lingkar abdomennya
meningkat dengan cepat pada trimester kedua, begitu juga uterus yang
mengeras dan terus menerus terasa tidak nyaman. Hal ini terjadi akibat
polihidramnion, dan jika tidak diobati sebagai kedaruratan obstetric akan
menyebabkan terjadinya persalinan premature. Hal ini biasanya terjadi pada
ibu yang memiliki kehamilan monokorionik.
b. Abnormalitas Janin
Abnormalitas janin berikut ini terutama berkaitan dengan kembar dua
monozigotik.

Kembar siam adalah malforasi kembar dua monozigotik yang sangat jarang
terjadi dan disebabkan oleh tidak lengkapnya pembelahan ovum yang telah
divertilisasi; hal ini terjadi pada satu dari 50.000 kelahiran dan lebih dari
setengah kasus kembar siam ini lahir dalam keadaan mati. Pelahiran harus
dilakukan dengan seksio sesaria. Pemisahan kedua bayi terkadang dapat
dilakukan dan bergantung pada bagaimana Posisi penempelannya dan organ
internal yang terlibat. Tempat dan luasnya penempelan kedua janin sangat
bervariasi. Torakopagus adalah bentuk penempelan yang paling banyak
terjadi (lebih dari 70% kasus). Tingginya insiden malforasi tidak jelas
kaitannya dengan sisi penempelan kedua bayi. Kemungkinan pemisahan
kembar siam bergantung pada tempat dan luasnya penempelan dan organ
apa saja yang digunakan bersama sama oleh kedua janin. Saat ini, sudah
banyak bayi kembar siam yang berhasil dipisahkan. Kasus lainnya
menimbulkan dilemma etis yang besar terutama jika hanya satu bayi yang
dapat diselamatkan dengan pengorbanan bayi yang lain.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 9

Kembar dua akardiak. Hal ini terjadi pada sekitar 1 dari 30.000 kelahiran.
Pada kembar dua akardiak, salah satu kembar memiliki struktur jantung
yang tidak terbentuk dengan baik dan tetap hidup melalui anastomasis
plasenta ke sistem sirkulasi janin yang sehat.

Fetus in fetu (endoparasit). Pada fetus in fetu bagian tubuh salah satu janin
tertanam pada janin yang lain; hal ini hanya dapat terjadi pada kembar
monozigotik.

c. Malpresentasi
Meskipun uterus mengalami pembesaran dan distensi, janin tetap memiliki
mobilitas yang lebih sedikit dari seharusnya. Kedua janin tersebut dapat
saling menghambat gerakan masing masing yang dapat menyebabkan
terjadinya malpresentasi, terutama pada janin kembar yang kedua. Setelah
pelahiran bayi pertama, presentasi kembar kedua dapat berubah.
d. Ketuban pecah dini
Malpresentasi akibat polihidramnion dapat menyebabkan terjadinya ketuban
pecah dini.
e. Prolas tali pusat
Abnormalitas ini juga berkaitan dengan malpresentasi dan polihidramnion,
serta cenderung terjadi jika terdapat letak bagia persentasi yang kurang tepat.
Bayi kembar yang kedua berisiko lebih besar mengalami prolaps Tali pusat.

f. Persalinan lama
Malpresentasi merupakan stimulus yang buruk terhadap kerja uterus yang
baik, dan uterus yang terdistensi cenderung menyebabkan buruknya aktivitas
uterus dan akibatnya, persalinan menjadi lebih lama.
g. Kembar dua monoamniotik
Sekitar 1% kembar dua memiliki satu kantong yang sama. Kembar dua
monoamniotik beresiko mengalami lilitan tali pusat yang disertai dengan
oklusi suplai darah ke salah satu atau kedua janin. Dalam hal ini, biasanya
ibu akan melahirkan pada usia gestasi kira-kira 32-34 minggu. Dan
dilakukan dengan sectio sesaria.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 10

h. Kembar terkunci
Hal ini jarang terjdi tetapi merupakan komplikasi yang serius kehamilan
kembar. Kembar terkunci memiliki 2 tipe. Tipe pertama terjadi jika janin
kembar yang pertama memiliki preentasi bokong dan janin kembar yang
kedua memiliki presentasi verteks, tipe yang kedua terjadi jika kedua janin
memiliki presentasi verteks. Pada kedua situasi tersebut, kepala janin kembar
yang kedua menghambat turunnya janin kembar pertama. Primigravida
beresiko lebih besar mengalami hal ini dibandingkan wanita multipara
(Khunda 1972).
i. Anemia
Anemia juga lebih banyak diketemukan pada kehamilan kembar karena
kebutuhan anak lebih banyak dan mungkin juga karena ibu kurang nafsu
makan.
j. Keterlambatan kelahiran bayi kedua
Setelah kelahiran bayi pertama aktivitas uterus harus dimulai kembali dalam
waktu 5 menit. Proses kelahiran bayi kedua biasanya selesai dalam waktu 45
menit dari kelahiran bayi pertama. Dulu, interval pelahiran tersebut dibatasi
dengan 30 menit sebagai upaya untuk meminimalkan komplikasi seperti
prolaps tali pusat, abrupsio plasenta, dan memburuknya kondisi janin.
Dengan adanya pemantauan frekuensi jantung janin, waktu interval di antara
kedua bayi tersebut tidak begitu penting selama kondisi janin tetap dipantau.
Kerja uterus yang buruk akbat malpresentasi dapat menyebabkan terjadinya
keterlambatan. Resiko keterlambatan tersebut adalah hipoksia intrauterus,
asfiksia kelahiran setelah pemisahan prematur dari plasenta, dan sepsis akibat
infeksi asendens dari tali pusat bayi pertama yang terletak di luar vulva.
Setelah pelahiran bayi pertama, uterus bagian bawah mulai menyatu kembali
dan kanal serviks dapat berdilatasi kembali secara penuh.
Bidan perlu menstimulasi kontraksi dan meletakkan bayi pertama pada
payudara ibu untuk menstimulasi aktivitas uterus. Jika tampak terdapat
obstruksi, bantuan medis perlu dilakukan dan seksio sesaria mungkin perlu
dilakukan. Jika tidak terdapat obstruksi, infus oksitosin dapat diberikan atau
pelahiran dengan forsep dapat dipertimbangkan.
k. Ekspulsi Premature Plasenta

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 11

Plasenta dapat keluar sebelum kelahiran bayi kedua. Pada kembar dua
dikorionik dengan plasenta terpisah karena salah satu plasenta dapat
dilahirkan secara terpisah, pada kembar dua monokorionik dengan satu
plasenta, setelah kelahiran pertama plasenta dapat ikut terdorong keluar.
Risiko asfiksia berat dan kematian bayi kedua sangat tinggi. Perdarahan juga
cenderung terjadi jika salah satu bayi tertahan di dalam uterus karena hal
tersebut menghambat terjadinya retraksi yang adekuat sisi plasenta.
l. Perdarahan pascapartum
Tonus uterus yang buruk akibat distensi yang berlebihan atau aktivitas
hipotonik cenderung menyebabkan terjadinya perdarahan pascapartum.
m. Kembar dua yang tidak terdiagnosis
Kemungkinan tidak terdiagnosisnya bayi kedua (meskipun tidak mungkin
terjadi jika dilakukan pemindaian ultrasound) harus dipertimbangkan jika
uterus tampak lebih besar dari yang diperkirakan setelah kelahiran bayi
pertama atau jika bayi berukuran lebih kecil dari perkiraan. Jika obat
uterotonik telah diberikan setelah pelahiran bahu anterior bayi pertama, bayi
kedua berada dalam bahaya besar dan proses pelahiran harus dipercepat.
Bayi kemungkinan akan memerlukan resusitasi aktif karena asfiksia berat.
Bidan harus memberitahukan secara perlahan kepada orang tua bahwa
bayinya kembar. Orang tua akan memerlukan dukungan dan bimbingan
khusus selama periode pascanatal.
n. Perpanjangan interval pelahiran bayi kedua
Pada beberapa kasus dilaporkan bahwa kelahiran bayi pertama seringkali
sangat prematur, kemudian terdapat interval waktu yang cukup lama sebelum
persalinan dimulai kembali, interval tersebut dapat berhari-hari atau bahkan
berminggu-minggu sebelum bayi kedua dilahirkan. Kesempatan ini dapat
digunakan untuk memberikan betametason pada ibu jika paru-paru janin
tidak prematur. Kondisi ibu harus diobservasi dengan cermat pada masa ini
untuk adanya tanda-tanda infeksi dan distress janin. Ibu memerlukan
dukungan dari bidan untuk melakukan coping terhadap ansietasnya akibat
melahirkan bayi prematur yang mungkin tidak dapat bertahan hidup, atau
masa berduka jika bayinya meninggal, dan juga terhadap kondisinya yang
masih tetap hamil dan merasa khawatir terhadap prognosis kehamilannya.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 12

Sumber : Fraser, Diane M. 2009. Mayles Buku Ajar Bidan Edisi 14. Jakarta:
Penertbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 390-395
Penyulit bayi

Keterangan

kehamilan ganda
IUF/kematian

neonates

Persalinan preterm

Kehamilan ganda menyebabkan kematian perinatal


sekitar 10%

Jika berat janin yang masih kecil ikut dimasukkan,

kejadiannya akan meningkat


Persalinan prematur pada kehamilan ganda sekitar
30-45%

Pertumbuhan janin

terhambat

dari

keseluruhan

persalinan

ganda

sehingga sangat bervariasi di tengah masyarakat


Pertumbuhan dua janin dalam uterus sering kurang
mencukupi nutrisi dan O2, sehingga terjadi IUGR

Kejadiannya bervariasi antara 25-33%, tergantung


dari keadaan sosial ekonomi keluarga serta

Kelainan congenital

pendidikannya
Sering terjadi kelainan kongenital janin pada hamil
ganda khususnya monozigot
Janin kembar siam 1/200
Akardia 1/300

Kelainan kongenital lainnya:


Defek tuba neuralis
Atresia usus
Anomali jantung

Transfusi hamil ganda

Usia maternal yang makin tua akan memberikan

kontribusi yang lebih tinggi


Pada monozigot-monokorionik terjadi hubungan
anastomosis arteriovenosa dapat menimbulkan
komplikasi yang serius pada tumbuh-kembang
janin intrauteri

Kejadian sekitar 1%

Bentuknya bervariasi, antara lain:


Salah satu akan terjadi keadaan :
Anemia, hipovolemia

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 13

Pertumbuhan terlambat
Dapat terjadi asfiksia samapi kematian
intrauteri
Pertumbuhan lainnya terjadi :
Polisitemia, hipervolemia
Poliuri dan hidramnion
Terjadi asites, efusi pleura
Efusi perikardium

Kejadian mendadak dapat menyebabkan kematian


pada minggu ke-18 sampai ke-26 sekitar 75-100%

Kematian

satu

janin

dapat

mengganggu

koagulasi

intravaskular

kesejahteraan janin lainnya

Kemungkinan

terjadi

diseminata (DIC), perubahan hemodinamik akibat


kematian salah satu janin kerusakan pada serebral
Kehamilan
macet

ganda

dan ginjal.
Keadaan kehamilan yang masing-masing berbeda
Satu

dengan

oligohidramnion

dan

lainnya

hidramnion

Kejadiannya 8% dari seluruh kehamilan ganda,


tetapi

35%

dari

hamil

monozigot,

sistem

diamniotik

Hidramnion

Dapat disebabkan transfusi hamil ganda, sehingga

kematiannya tinggi sekitar 80%


Sering menimbulkan persalinan prematur

Dapat terjadi hanya satu hidramnion:

Kehamilan ganda macet


Transfusi hamil ganda
Hidrofetalis
Atresia GI bagian atas
Gangguan pertumbuhan jantung janin

Dapat terjadi hidramnion pada keduanya

Overdistensi

uterus

menyebabkan

persalinan

prematur dengan AKP yang tinggi

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 14

Prolaps tali pusat dan

Sering

cedera

pusat

overdistensi dan diikuti oleh prolaps tali pusat:

(cord

Kematian janinnya tinggi

tali

lainnya
accident)

terjadi

ketuban

pecah

dini,

akibat

Dapat merupakan indikasi tindakan persalinan


operatif
Pada kehamilan ganda monoamniotik kejadian

Asfiksia intrauteri

prolaps tali pusat sekitar 2-3%


Asfiksia janin merupakan penyebab tertinggi dari
kematian pada kehamilan ganda :
Transfusi antarjanin
Kehamilan ganda macet
Prolaps tali pusat
Merupakan indiaksi persalinan operatif, dan
keterlambatan tindakan dapat menyebabkan

Kematian janin

kehamilan ganda

AKP tinggi
Kejadian kematian janin pada trimester II,
monokorionik lebih tinggi dari dikorionik hamil
ganda

Kejadian sekitar 0,5-6,8%

Dampak kematian satu janin akan mengancam


janin lainnya dengan kemungkinan kematian

Entrapmen hamil

ganda

sekitar 20%
Kejadiannya sangat jarang satu dalam 800-1000
persalinan hamil ganda

Kejadiannya

terutama

pada

monozigot-

monoamniotik

Dampak

entrapmen

hamil

ganda

dapat

menyebabkan asfiksia sampai dengan kematian,


akibat teknik persalinan yang lambat dan sulit
1.6 Penanganan Pada Kehamilan Kembar
1.6.1 Selama kehamilan
Penilaian pertumbuhan janin dan penanganan bila ada masalah.
- Kemajuan pertumbuhan janin (fetrometri)
- Deteksi kelainan kongenital
Penilaian retardasi pertumbuhan secara USG

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 15

1.6.2

Pematangan paru janin : bila ada tanda tanda partus prematurus yang
mengancam dengan pemberian betamethason 24 mg/hari
Rawat inap bila :
- Ada kelainan obstetric
- Ada his atau pembukaan serviks.
- Adanya hipertensi
- Pertumbuhan salah satu janin terganggu
- Kondisi sosial yang tidak baik
- Profilaksis atau mencegah partus prematurus dengan obat tokolitik
- Pemasangan jerat

Prinsip Penanganan Kehamilan Ganda


a. Bayi
Cek presentasi :
- Bila verteks lakukan pertolongan sama dengan persentasi normal
-

dan lakukan monitoring dengan partograf


Bila persentasi bokong lakukan pertolongan sama dengan bayi

tunggal persentasi bokong


- Bila letak lintang lakukan sesio caesaria
Monitor janin dengan auskultasi berkala DJJ
Pada kala II beri oksitosin 2,5IU dalam 500mL dekstrose 5% atau
Ringer laktat / 10 tetes/menit
Jangan lepas klem tali pusat dan jangan melahirkan plasenta sampai bayi
yang terakhir lahir
b. Bayi II dan seterusnya
Segera setelah kelahiran bayi I :
- Lakukan palpasi abdomen untuk menentukan adanya bayi
selanjutnya
- Bila letak lintang lakukan versi luar
- Periksa DJJ
Lakukan pemeriksaan vaginal untuk : adanya prolaps funikuli,
ketuban pecah atau intak, persentasi bayi.
Bila persentasi verteks :
- Bila kepala, belum masuk, masukkan pada PAP secara manual
- Ketuban dipecah
- Periksa DJJ
- Bila tidak timbul kontraksi dalam 10 menit, tetesan oksitosin

dipercepat sampai his adekuat


Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut

persyaratan yang ada (vakum, forceps, seksio)


Bila persentasi bokong :
- Lakukan persalinan pervaginam bila pembukaan lengkap dan bayi
tersebut tidak lebih besar dari bayi I

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 16

Bila tidak timbul kontraksi dalam 10 menit, tetesan oksitosin

dipercepat sampai his adekuat


Ketuban dipecah
Periksa DJJ
Bila gawat janin lakukan ekstraksi
Bila tidak mungkin melakukan persalinan pervaginam lakukan

section caesaria.
Bila letak lintang :
- Bila ketuban intak, lakukan versi luar
- Bila versi luar gagal dan pembukaan lengkap lakukan versi
ekstraksi
- Bila gagal lakukan section caesaria
Pasca persalinan berikan oksitosin drip 20 IU dalam 1 liter cairan 60 te
tes/menit atau berikan ergometrin 0,2 mg IM 1 menit sesudah
kelahiran anak yang terakhir dan lakukan menejemen aktif kala III.
Untuk pengurangi perdarahan pascapersalinan.
Jangan memberika ergometrin pada preeklamsia, eklamsia dan
hipertensi karena dapat menyebabkan risiko kejang dan CVA.
c. Komplikasi
Pada ibu : anemia, abortus, PIH dan preeklamsia, hidramnion,

kontraksi hipotonik, retensio plasenta dan pendarahan pasca persalinan


Pada janin : plasenta previa, solusio plasenta, insufisiensi plasenta,
paretus prematurus, bayi kecil, malpresentasi, prolaps tali pusat,
kelainan kongenital

Perawatan Kehamilan Ganda


-

Mengingat kemungkinan partus prematurus maka dianjurkan supaya ibu

berhenti bekerja pada minggu ke 28,


Perjalanan jauh tidak diizinkan
Istirahat cukup dan coitus ditinggalkan pada 3 bulan terakhir
Mengingat toxaema gravidarum, makanan harus diperhatikan dan dianjurkan
yang sedikit mengandung garam karena untuk menghindarkan napas, selain itu
mengatur posisi tidur yang baik untuk mencegah sesak napas, yaitu

menghindari tidur telentang dalam waktu yang lama


Agar preeclampsia bisa didiagnosa dengan pemeriksaan antenatal harus lebih

rutin melakukan ANC


Untuk mengatasi anemia diberi garam berzodium dan pemeriksaan HB
dilakukan 3 bulan sekali.

1.6.3

Penanganan Kehamilan Ganda Menurut Lokasi atau tingkat Pelayanan

Polindes

Melakukan asuhan antenatal

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 17

Menegakkan diagnosis

secara klinis, jika ada

keraguan dirujuk ke rumah sakit atau pemeriksaan

Puskesmas

Rumah Sakit

USG atau Radiologis


Merujuk pasien bila ada kelainan pada kehamilan
Mencegah anemia dan komplikasi komplikasi yang

mungkin timbul selama kehamilan.


Merujuk pasien ke puskesmas bila pasien in partu
Melakukan asuhan antenatal
Memastikan diagnostik kehamilan ganda
Menolong persalinan pervaginam bila anak pertama

dan kedua dengan persentasi kepala


Merujuk ke rumah sakit bila persentasi anak kedua

bukan persentasi kepala.


Melakukan perawatan antenatal
Melakukan pertolongan lengkap untuk persalinan

pervaginam
Melakukan tindakan bedah jika ada indikasi

(Sumber : Prawiroharjo, sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: bina pustaka sarwono prawiroharjo. Hal
: 311 - 316)

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 18

BAB II
KONSEP ASKEB
Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini
merupakan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan
dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga
kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi
asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja
melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang komperehensif dan
aman dapat tercapai. Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang
logis dan memberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan
penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen
pelayanan. (Varney,1997)
Langkah I :Pengkajian Data
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yan akurat dan lengkap
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pengumpulan data
dilakukan

melalui

anamnesis.

Anamnesis

adalah

pengkajian

dalam

rangka

mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan.


1. Data Subyektif
Biodata mencakup identitas klien :

No. Register
Nomor rerister diberikan kepada pasien saat pertama kali datang. Untuk data
rekamedik. Selain itu nomor regrister juga dapat dijadikan pembeda antara pasien

satu dan pasien yang lain jika data pasien secara umum sama.
Nama
Nama yang jelas dan lengkap. Bila perlu ditanyakan nama penggilan sehari-hari,
nama yang klien suka. Nama yang jelas agar tidak keliru atau salah dengan klien
lain.

Umur

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 19

Dicatat dalam hitungan tahun. Umur penting, karena ikut menentukan prognosa
kehamilan. Kalau umur terlalu lanjut atau terlalu muda maka persalinan lebih
banyak resikonya

Agama
Agama

ditanyakan

untuk

mengetahui

keyakinan

pasien

tersebut

untuk

membimbing tau mengarahkan pasien dalam berdoa

Pendidikan
Pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya.
Sehinggga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya

Pekerjaan
Pengkajian pekerjaan dilakukan untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonomi karena itu, berpengaruh juga terhadap gizi pasien

Penghasilan
Pengkajian penghasilan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan ibu
dalam memenuhi gizi ibu hamil.
Suku/Bangsa
Suku pasien berpengaruh pada adat istiadat atau kebisaan sehari-hari

Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan untuk
mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan

1. Keluhan Utama
Merupakan alas an utama untuk dating ke bidan dan apa-apa saja yang dirasakan
klien
Kemungkinan yang ditemui :
1) Perut lebih besar dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan.
Karena terdapatnya dua janin didalam perut ibu sehingga pada kehamilan
gemelli perut akan lebih besar dari pada kehamillan tunggal.
2) Ibu merasakan gerakan janin yang lebih banyak. Hal ini dikarenakan
ekstremitas multijanin lebih banyak dibandingkan dengan janin tunggal.
3) Pembesaran perut lebih cepat. Karena pertumbuhan multijanin yang membuat
uterus lebih besar dari ukurannya pada janin tunggal.
2. Riwayat Menstruasi
Menarche

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 20

Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita Indonesia


pada umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.

HPHT
Hari pertama haid terakhir pada ibu hamil untuk mengetahui usia kehamilan

klien.
Tafsiran persalinan
Untuk mengetahui prediksi persalinan klien agar kita bisa memantau agar tidak
terjadi kehamilan postdate pada klien.
Siklus
Siklus mentruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari. Dalam kasus
ini klien mengalami siklus 30 hari.
3. Riwayat penyakit lalu
Penyakit yang diderita merupakan penyakit yang berhubungan

dengan

penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat di pengaruhi oleh penyakit

klien saat ini.


Pada kehamilan yang lalu, kemungkinan klien pernah mengalami kehamilan

kembar.
4. Riwayat penyakit menurun
Kondisi tertentu dapat karena genetic, sedangkan yang lainnya bersifat
familial atau erkaitn dengan etnisitas, dan beberapa berkaitan dengan lingkungan
fisik atau social tempat keluarga tersebut bertempat tinggal misalnya ibu memiliki
riwayat kehamilan kembar dalam keluarga
5. Riwayat kesehatan
Selama hamil baik ibu dan janin di pengaruhi oleh kondisi medis, atau kondisi
medis dapat di pengaruhi oleh kehamilan. Kondisi lain seperti sesak nafas, anemia,
ibu merasa cepat lelah. (Rusmiati, dkk. 2006; h.134)
2. DATA OBYEKTIF
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnose.
Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara berurutan
(Sulisiawati dkk, 2010; h.226)
1

Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum
Dilakukan untuk mengetahui keadaan umum kesehatan klien
-

Kesadaran
Apakah komposmentis, apatis, latergi, somnolen, spoor
Keadaan emosional

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 21

Dilakukan untuk mengetahui tingkat keadaan emosional ibu hamil. Pada ibu
-

hamil tingkat emosinya cenderung tinggi disebabkan oleh hormone esterogen.


Tekanan darah
Tekanan darah harus diukur setiap kali pemeriksaan kehamilan. Adanya
pemeriksaan sistolik melebihi 30 mmHg, dan diastole 15 mmHg atau tekana
darah melebihi 140-90 mmHg garus diwaspadai sebab keadaan itu merupakan

salah sat gejala preeklamsi


Suhu tubuh
Suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui keadaan suhu klien. Normal

suhu pada ibu hamil yaitu 36,5


Denyut Nadi
Denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi oleh
pekerjaan, makanana, umur, dan emosi. irama dan denyut jantung yang sesuai
dengan siklus jantung. Pada orang dewasa jumlah denyut jantung sekitar 60-80

per menit.
RR
Tingkat Pernapasan adalah jumlah napas per menit atau, lebih formal,
jumlah gerakan indikasi dari inspirasi dan ekspirasi per satuan waktu. Dalam
prakteknya, tingkat pernapasan biasanya ditentukan dengan menghitung berapa
kali dada mengembang atau mengempis per menit. Dengan cara apapun,
tujuannya adalah untuk menentukan apakah respirasi normal, abnormal cepat
(takipnea), abnormal lambat (bradipnea), atau tidak ada (apnea). (Kamus

Kesehatan)
Berat badan
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak setiap
kali kunjungan pemeriksaan kehamilan. Selama trimester ke dua dan ke tiga

pertambahan berat badan kurang lebih kg perminggu.


Tinggi badan
Ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tingi karena kemungkinan besar memiliki
panggul yang sempit. Pengukura tinggi badan cukup dilakukan 1 kali yaitu pada

pemeriksaan pertama.
Lila
Pentingnya dilakukan pengukuran Lila pada ibu hamil dapat digunakan
untuk memberi gambaran tentang status gizi ibu hamil, pakah ibu tersebut

2
a.

mengalami KEP atau tidak


Pemeriksaan Khusus
Rambut. Pemeriksaan rambut dilakukan untuk menilai warna, kelebatan,
distribusi, dan karakteristik lainnya dari rambut. Rambut yang kering, rapuh dan
kurang pigmen dapat menunjukkan adanya kekurangan gizi. Kondisi rambut yang

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 22

kurang tumbuh dapat menunjukkan adanya malnutrisi, penyakit hipotiroidisme,


efek obat dan lain-lain

Warna
Rambut ibu hamil bisa berubah dengan cara yang di luar dugaan selama
kehamilan. Banyak ibu hamil yang tidak memperhatikan bahwa telah terjadi
perubahan pada rambutnya selama kehamilan. Warna rambut pada ibu hamil
bisa berwarna merah jika ibu kekurangan energi kronik. Sehingga ibu

membutuhkan nutrisi seimbang.


Rambut rontok
Bisa menjadi gejala anemia. Ketika kulit kepala tidak mendapatkan
makanan yang cukup dari tubuh, maka ibu hamil akan mengalami penipisan
rambut dengan cepat. Perubahan ini sifatnya sementara, jika kehamilan telah

selesai, maka kondisi rambut akan kembali normal.


Tekstur rambut
Perubahan pada rambut terjadi biasanya berupa semakin sulitnya rambut
untuk di tata dan disisir atau mudah kembali kusut ketika sudah disisir.

Sehingga tekstur nya berubah sedikit kasar.


Penyebaran rambut
Untuk mengetahui adanya kerontokan yang berlebih parah akibat anemia

sehingga membuat penyebaran rambut tidak merata.


Keadaan rambut
Untuk mengetahui bagaimana kebersihan rambut ibu. Rambut yang
bersih dapat mengindikasikan bahwa ibu menjaga kebersihan dirinya sehingga

b.

ibu termasuk peduli pada kesehatannya.


Muka
Pada daerah wajah/muka dilihat simetris atau tidak, apakah kulitnya
normal atau tidak, pucat/tidak, atau ikhterus dan lihat apakah terjadi
hiperpigmentasi. Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh Melanophore stimulating Hormone
(MSH) yang meningkat.
Sehubungan dengan tinngginya kadar hormonal, terjadi peningkatan
pigmentasi selama kehamilan
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmentasi

c.

kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.


Mata
Pemeriksaan mata dilakukan untuk menilai adanya visus atau ketajaman
pengelihatan. Pemeriksaan skelera bertujuan untuk menilai warna,apakah dalam
keadaan normal yaitu putih. Pemeriksaan konjungtiva bertujuan untuk
mengetahui apakah ibu mengalami anemis atau tidak. Pada umumnya ibu yang
mengalami kehamilan gemelli menderita anemis

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 23

d. Hidung
Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan atau bentuk dan
fungsi hidung. Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian dalam kemudian
sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat apakah ada polip dan
kebersihannya.
e.

Pemeriksaan mulut
Pemeriksaan mulut dilakukan agar mendapat perhatian kesehatan gigi dan
mulut, terutama saat hamil karena dapat menjadi sumber infeksi atau fokal infeksi
terhadap organ lainnya. Organ yang besar kemungkinannya terkena infeksi
terutama ginjal kanan. Kebersihan mulut dan gigi serta jaringan penyangganya
akan mengurangi kemungkinan pembentukan plak yang secara berantai akan
menimbulkan peradangan dan menjadi sumber infeksi (fokal infeksi) bagi organ
lainnya. Kerusakan dan radang gusi yang berkelanjutan akan menjadi
periodentitis ginggivitis, radang gigi, dan memudahkan gigi tanggal. Kerusakan
ini dapat makin meningkat karena kekurangan kalsium yang sangat penting bagi
pertumbuhan tulang dan termasuk gigi.

f.Telinga
Pemeriksaan telinga dilakukan untuk mengetahui keadaan telinga luar,
saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran. Yang periksa adalah
bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi telinga, warna, liang
telinga (cerumen/tanda-tanda infeksi).
g.

Leher
Tujuan pengkajian leher secara umum adalah mengetahui bentuk leher serta
organ-organ penting yang berkaitan. Inspeksi kelenjar tyroid dilakukan untuk
mengetahui adanya pembesaran kelenjar tyroid yang biasanya disebabkan oleh
kekurangan garaam yodium.
Distensi atau bendungan pada vena jugularis dapat mengidentifikasikan

h.

kelebihan cairan atau kegagalan jantung.


Payudara
Pembesaran
Buah dada membesar dalam kehamilan disebabkan hypertrofi dari alveoli.
Areola
Penggelapan areola pada wanita hamil disebabkan oleh hormone kehamilan

yaitu hormon progesterone dan esterogen.


Puting susu
Puting susu membesar dan lebih tua warnanya.
Keluaran

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 24

Putting susu mengeluarkan cairan kuning yang melengket yang disebut


kolostrum.
Striae
Ada striae Albican dimana striae ini merupakan garis garis berwarna putih.
Keadaan : Bersih
i. Inspeksi Abdomen
Pembesaran
Perut membesar kedepan atau kesamping (pada ascites misalnya membesar
kesamping).
Striae
Pada seorang primigravida warnanya membiru dan disebut striae lividae.

Striae ini disebabkan karena kulit perut diregang dan timbul sebagai akibat

dari hyperfungsi gl.Suprarenalis


Linea nigra
Garis gelap normal karena pigmentasi yang arahnya longitudinal di bagian

tengah abdomen bawah dan kadang diatas umbilicus


Luka perut
Adanya jaringan parut menunjukkan adanya pembedahan obstetrik atau

abdominal terdahulu.
j. Palpasi Abdomen
(a) Leopold I kemungkinan ditemukan tingi fundus yang tidak sesuai dengan
usia kehamilannya. Misalnya ibu hamil usia kehamilan 28 minggu dipalpasi
dan didapatkan TFU pertengahan pusat dan prosesus xifoideus, sedangkan
seharusnya TFU usia kehamilan 28 minggu berada di 3 jari di atas pusat.
(b) Leopold II kemungkinan teraba dari 2 tonjolan besar di bagian kiri dan
kanan perut ibudan terdapat banyak tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstermitas janin
(c) Leopold III kemungkinan teraba bagian bagian terendah, janin masih bias
digoyangkan, teraba bagian yang keras, bulat dan melenting, kemungkinan
kepala janin
(d) Leopold IV kemungkinan posisi tangan divergen, vergen, atau konvergen.
DJJ
Dengan memeriksa denyut jantung janin (DJJ) dan kemungkinan terdengar DJJ di

k.

dua punctum maksimum yang berbeda dengan perbedaan frekuensi masing3

masing DJJ 10 denyutan


Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah
:
Hb
Sel darah merah dengan kadar <10,5 g/dl pada TM 2 ibu hamil mengalami

anemia. Bila tindakan nilainya rendah maka diperlukan tindakan.


Golongan darah
Golongan darah ibu perlu diketahui untuk mengantisipasi apabila diperlukan
tranfusi darah pada saat persalinan.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 25

b. Urine
Protein
Selain hipertensi dan oedema, penyebab lain pre eklampsi adalah proteinuria.

Protein 1+ menunjukkan pre eklampsi ringan.


Reduksi
Adanya glukosa dalam urin orang hamil harus dianggap sebagai gejala
penyakit diabetes.

Langkah II :Interpretasi Data


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah/diagnosa
atau kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tapi
membutuhkkan penanganan yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap
klien. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan harus memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan,
yaitu :
1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
2.

Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.

3.

Memiliki ciri khas kebidanan.

4. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.


5. Didukung oleh Clinical Judgement dalam lingkup praktek kebidanan.
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial,
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahansambil mengamati
klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benar terjadi. Untuk kehamilan kembar (gemelli) diagnosa potensialnya tidak
ada.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 26

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera, untuk


Melakukan Konsultasi, Kolaborasi Dengan Tenaga Kesehatan Lain berdasarkan
Kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain yang
sesuai dengan kondisi klien. Dalam kasus ini tindakan segera belum diperlukan.
Langkah V: Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Suatu rencana asuhan disetujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien
agar perencanaan dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat
rasional dan valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan
dan tidak dilakukan.
Langkah VI

: Pelaksanaan Langsung Asuhan yang Efisien dan Aman.

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan dan sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika
bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya. Bila bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Langkah VII: Mengevaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan, kehamilan atau
persalinan dengan gemelli. Asuhan manajemen kebidanan dilakukan secara kontiniu
sehingga perlu dievaluasi setiap tindakan yang telah diberikan agar lebih efektif.
Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan :
1. Tercapainya seluruh perencanaan tindakan.
2. Tercapainya sebagian dari perencanaan tindakan, sehingga dibutuhkan revisi.
3. Tidak tercapainya seluruh perencanaan tindakan..

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 27

Kehamilan Ganda

Dasar diagnosis :

Anamnesis
- Cepat membesar
- Gerak banyak
- Keluhan lebih banyak
Palpasi
- Tiga bagian besar
- Dua bagian besar berdekatan
- Hidramnion
Auskultasi
- DJJ dua pungtum maksimum
USG : memastikan

Komplikasi
Hamil muda:
- Emesis gravidarum, hiperemesis
gravidarum
Hamil Tua
- Hidramnion
- Perbedaan tumbuh kembang
Intrauterine
Khusus monoamnotik
- Lilitan antar tali pusat
- Tranfusi antar janin
- Conjoined fetus

Penyulit pada Kehamilan Ganda


-

Hydramnion

menyebabkan

partus

Perawatanprematurus
Kehamilan Ganda
- Toxaemia gravidarum
Anemia
- - Ibu
berhenti bekerja sudah 28 minggu
-

Perjalanan jauh tidak diizinkan


Istirahat cukup dan coitus ditinggalkan
Makanan rendah garam untuk kurangi sesak
napas
Hindari telentang lama untuk menghindari
Asuhan
sesak
napas Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 28
ANC rutin
Pemberian garam yodium

DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo, sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Prawiroharjo, sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Sastrawinata, R. Sulaiman. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 29

KASUS DAN ASKEB


Pada tanggal 4 Maret 2016, pukul 16.30 WIB , Ny F usia 25 tahun datang ke
BPM Samini bersama dengan suaminya, dengan keluhan sesak nafas dan gerakan janin
sering.Ibu mengatakan pada hamil muda merasakan mual muntah yang berlebihan dan
mengatakan mempunyai riwayat kehamilan kembar dalam keluarga.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 30

Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil (ANC)


I.

Pengkajian

Tanggal
No. RM
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: 4 Maret 2016
: 16778xxxx
: Ny.F
: 25 Tahun
: Islam
: S1 Akutansi
: Teller Bank
: Jalan Kaliboyo Pekalongan

Cara masuk

Datang Sendiri

Jam

: 16.30 WIB

Nama Suami
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Tn.G
: 27 Tahun
: Islam
: S1 PGSD
: PNS
: Jalan Kaliboyo Pekalongan

Rujukan dari :
Diagnose

A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama :
Ibu mengeluh sesak nafas, dan gerakan janin lebih sering
2. Riwayat menstruasi
Usia manarche
: 11 Tahun
Jumlah darah haid
: 3 x ganti pembalut/hari
HPHT
: 20 September 2015
Keluhan saat haid
: Lama haid
: 6 Hari
Flour albus
: TP
: 27 Juni 2016
3. Riwayat hamil ini
Hamil muda :
Mual Muntah
Mual dan muntah sering pada kehamilan usia 4 12 minggu
Riwayat imunisasi :
TT1
TT2
Gerakan janin pertama :4 bulan
Gerakan janin terakhir
4 jam yang lalu pada pukul 12.30 WIB
Tanda bahaya dan penyulit kehamilan
Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi
Pola BAK : 5x Sehari berwarna kuning jernih
Pola BAB : 1x dalam sehari (lembek, berwarna kuning kecoklatan, bau khas)
Pola Aktifitas : Aktifitas ibu yaitu bekerja di teller bank selama 6 jam, dan
istirahat pada siang hari pukul 13.00 WIB.Kemudian ibu juga menyapu
rumahnya sendiri, selain itu mencuci piring dan mencuci baju
Pola Makan : 3x Sehari (Nasi, Sayur Asem, Ayam goreng maupun lauk lain, ,
dan apel ataupun jeruk)

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 31

Pola Minum : 7 gelas/ hari (Air Putih, Susu dan Jus Buah)
4. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu.
G1P000
N
O.

Tgl, Th
partus

Hamil
ini

Tempat
partus

U
K

JK

Penolong

Penyulit

Anak
JK/BB

Keadaan
anak
sekarang

5. Riwayat kesehatan penyakit yang pernah diderita :


Anemia
Hipertensi
Kardiovaskular
TBC
Diabetes
Malaria
IMS (Sphilis, GO, HIV/AIDS, dll)
Lain-lain....
Pernah dirawat
: ya/tidak
Kapan : ...........................
Dimana :.................
Pernah dioperasi : ya/tidak
Kapan : ...........................
Dimana :.................
6. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit :
Tidak ada
7. Ibu mengatakan keluarga ada riwayat kembar
8. Status perkawinan : ya/tidak
Kawin 1 kali, kawin usia 24 tahun, lama menikah 2 tahun
9. Riwayat psiko sosial ekonomi
- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Ibu dan keluarga sangat menunggu dan mengharapkan kehadiran bayi
- Penggunaan alat kontrasepsi KB
Ibu belum menggunakan alat kontrasepsi
- Dukungan keluarga
Keluarga sangat mendukung dibuktikan dengan suami mengantar ke Bidan
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
Pengambilan keputusan dilakukan musyawarah sehingga tercapai tujuan yang
diinginkan
- Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan
Gizi ibu baik, makan 3 x sehari
- Kebiasaan hidup sehat
Ibu mengatakan mandi 2 x sehari, dan keramas 3 x dalam seminggu, ibu
mengganti celana dalam 3 x sehari setelah mandi, dan Ibu melakukan senam
hamil.
- Beban kerja sehari
Ibu menyapu dan mencuci piring dan mencuci baju
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
Bidan

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 32

Penghasilan keluarga
Penghasilan Suami Rp.3.000.000/bulan
Istri Rp. 2.500.000/bulan
10. Riwayat KB dan rencana KB :
Metode yang pernah dipakai : belum pernah Lama : - .bulan/tahun
Komplikasi dari KB
: - Rencana KB selanjutnya: KB suntik 3 bulan
11. Riwayat Ginekologi :
Infertilitas
Infeksi virus
PMS
Endometritis
Polip serviks Kanker kandungan Operasi kandungan Perkosaan
DUB
dll........................
12. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat
- Pola minum : .7 gelas/hari
alkohol
Jamu
Kopi
- Pola eliminasi :
BAK : 5/hari, warna : jernih/kuning/kuning pekat/ groshematuri, BAK
terakhir jam : 2 jam yang lalu
BAB 1 kali/hari, karakteristik: lembek/keras, BAB terakhir jam : 5 jam yang
lalu
- Pola tidur : 7 jam (21.30-04.30)
- Pola istirahat : 1 jam/hari (jam istirahan siang 12.00-13.00)
tidur terakhir jam : tadi malam (21.30-04.30)
- Dukungan keluarga :

Suami Orang tua Mertua


B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: Composmentis
BB/TB
: 59kg/159cm
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 90 kpm
Suhu
: 36,5 0C
Pernafasan
: 22 kpm
BB Sebelum : 52 kg
2. Pemeriksaan Fisik
- Mata
: Konjungtiva : anemis/tidak
Selera : Ikterik/tidak
Pandangan Kabur
- Dada
:
aerola hiperpigmentasi
Puting susu menonjol
:
- Pinggang
:nyeri/tidak,
- Ekstrimitas atas dan bawah:
tungkai simetris/asimetris
oedema
Reflek patella
varises
3. Pemeriksaan khusus
a. Abdomen
- Inspeksi : Perut lebih besar dari usia kehamilan
linea alba
linea agra strie livide
- Palpasi
: TFU : 33 cm,Teraba 2 bagian yang besar , keras
melenting difundus
letak punggung : Teraba 2 bagian keras, panjang seperti
papan di perut kanan dan kiri ibu
TBJ : 3400 gram
Bagian terbawah janin belum masuk PAP dan teraba 2
bagian yang lunak , kurang melenting, dengan 2
ballotement
- Auskultasi : Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat,
puctum maximum di bawah pusat sebelah kiri dan kanan, pada janin

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 33

pertama DJJ terdengar 136 /menit di sebelah kiri dan pada janin
kedua DJJ 140 /menit di sebelah kanan.
4. Pemeriksaan laboratorium
- Hb : 11, 5 g/dl
II.
III.

ANALISIS / INTEPRETASI DATA


G1P000 UK 28 minggu dengan Kehamilan Ganda
PENATALAKSANAAN
Tanggal : 22 Februari 2016

17.00 :

Jam : 17.00

Menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, ibu mengerti


mengenai kondisinya saat ini

17.10 :

Memberikan KIE mengenai pola istirahat ibu dengan menghindari tidur


terlentang terlalu lama untuk mengurangi sesak napas, ibu mengerti

17.20 :

Memberi KIE nutrisi kepada ibu untuk mengonsumsi makanan rendah


garam untuk mengurangi sesak nafasnya, ibu mengerti makanan yang
diperbolehkan untuk dikonsumsi

17.25 :

Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan USG ke Dokter spesialis


kandungan untuk mengetahui kondisi anaknya, ibu bersedia untuk
melakukan USG

17.30 :

Menganjurkan ibu untuk menghindari perjalanan jauh , tidak melakukan


coitus pada 3 bulan terakhir serta berhenti bekerja berat.Ibu mengerti
cara menjaga kandungannya.

17.45 :

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi,


ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 34

Kediri,............................
Mahasiswa

Pembimbing Praktik

....................................................
NIP.

......................................................
NIM.

Dosen Pembimbing

....................................................
NIP.

Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 35

Anda mungkin juga menyukai