Anda di halaman 1dari 2

Judul Buku : Kyiai Haji Ahamad Dahlan

Pengarang : B.A Saleh

Penerbit : CV. CITRA PRAYA

Tebal Halaman : 83

1.Sinopsis :

Kyiai haji Ahmad Dahlan merupakan tokoh pejuang pergerakan nasional di bidang
pendidikan dan agama pada masa kolonial Belanda. Dilahirkan pada 1868 di Kampung
Kauman Yogyakarta. Pada usia 15 tahun beliau menunaikan ibadah haji sekaligus bermukim
di Makkah untuk mendalami berbagai ilmu agama. Pada tahun 1904 beliau kembali ke tanah
air. Sabil berdagang beliau juga berdakwah. Dakwah yang dilakukan slah satunya adalah
mengundang para tokoh masyarakat untuk datang ke rumahnya. Di rumahnya tersebut Kyiai
Haji Ahmad Dahlan melakukan dakwah, antara lain menyebutkan bahwa umat ilsam harus
menyisihkan sebagian hartanya untuk zakat, infak, dan sedekah. Cara lain bentuk dakwah
yang dilakukan adalah dengan banyak menemui para alim ulama diluar daerah.

Kyiai Haji Ahmad Dahlan juga mendirikan Sekolah Muhammadiyah. Kemudian


Kyiai Haji Ahmad Dahlan secara resmi mendirikan organisasi Muhammadiyah pada 18
November 1912. Tujuannya yaitu menyebarkan ajaran Nabi Muhammad saw dan memajukan
agama Islam, sifat gerakannya adalah non politik. Pada 1917, kegiatan Muhammadiyah
meluas, banyak para anggotanya berasal dari kalangan kaum menengah berpendidikan di
Yogyakarta. Organisasi ini juga menerbitkan majalah Soewara Moehamadijah. Pada awal
terbitnya, majalah ini dicetak sebanyak 1000 eksemplar. Pada 1917 jumlah cetakannya
meningkat menjadi 2000 eksemplar. Dan kemudian secara teratur terbit satu kali sebulan.

Bersama Nyai Haji Ahmad Dahlan yang merupakan istrinya, beliau mendirikan
perkumpulan Sopotresno (Siapa Cinta) pada 1914. Selanjutnya nama Sopotresno diubah
menjadi Nasyiatul Aisyiah. Aisyiah bergerak dibidang dakwah, pendidikan, dan sosial.
Dalam perjuangannya, Aisyiah memberi jalan bagi terbentuknya keluarga yang dicita-
citakan agama Islam.
Kyiai Haji Ahmad Dahlan memprakarsai berdirinya Hizbul Walthon, organisasi
kepanduan pemuda Muhammadiyah. Dirintis pada 1918 ketika para pemuda anggota
organisasi Muhammadiyah pergin ke Kota Gede, enam kilometer dari Yogyakarta. Di
kemudian hari sejarah mencatat bahwa kepanduan Hizbul Walton telah melahirkan banyak
tokoh nasional yang membela Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan menegakkan
negara kesatua Republik Indonesia.

Kyiai Haji Ahmad Dahlan wafat pada 23 Februari 1923 dalam usia 55 tahun di rumah
kediamannya di Kauman, Yogyakarta dan dimakamkan di Pemakaman Karang Kajeng,
Kemantren Megasari, 2,5 kilometer sebelah tenggara Kota Yogyakarta.

2. Keistimewaan tokoh : Mampu berdakwah dan menanamkan ajaran Islam di bawah jajahan
bangsa Belanda.

3. Keteladan tokoh : Berusaha mengembangkan ajaran Islam.

4. Penilaian : buku ini cocok dibaca untuk semua umur.

Anda mungkin juga menyukai