Kel 7 Perubahan Dan Adaptasi Fisik Dan Psikologis Dalam Masa Kehamilan Trimester II Dan Cara Mengatasinya
Kel 7 Perubahan Dan Adaptasi Fisik Dan Psikologis Dalam Masa Kehamilan Trimester II Dan Cara Mengatasinya
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan seperti yang diharapkan. Makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas kami terkait mata kuliah Asuhan Kebidanan. Dalam
makalah ini kami membahas Perubahan dan Adaptasi Fisik dan Psikologis dalam Masa
Kehamilan Trimester II dan Cara Mengatasinya. Dengan adanya pengetahuan terkait
makalah ini kami berharap kualitas hidup umat manusia dapat ditingkatkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja. Sekiranya makalah yang telah
kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami
memohon maaf apabila terdapat kesalahan berupa kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon bimbingan dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Demikian makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Atas perhatian anda kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar..... 1
Daftar Isi................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................ 3
1.3 Tujuan ...... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pusing dan Cara Mengatasinya........................................................................ 5
2.2 Sering Berkemih dan Cara Mengatasinya ..................................................................... 7
2.3 Nyeri Perut Bawah dan Cara Mengatasinya.................................................................... 8
2.4 Nyeri Punggung dan Cara Mengatasinya......................................................... 9
2.5 Flek Kecoklatan pada Wajah dan Sikatrik dan Cara Mengatasinya................................. 11
2.6 Sekret Vagina Berlebih dan Cara Mengatasinya.............................................................. 12
2.7 Konstipasi dan Cara Mengatasinya.................................................................................. 16
2.8 Penambahan Berat Badan dan Cara Mengatasinya.......................................................... 17
2.9 Pergerakan Janin dan Cara Mengatasinya........................................................................ 21
2.10 Perubahan Psikologis dan Cara Mengatasinya................................................................. 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................... 26
DAFTAR PUSTAKA..... 27
2
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pusing
a. Definisi
Turunnya tekanan darah pada masa kehamilan disebabkan oleh aktivitas
hormon progresteron yang melemaskan dan melebarkan dinding pembuluh darah.
Pada trimester kedua, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
membuat tubuh memiliki darah dan cairan yang banyak. Hal ini akan
meningkatkan tekanan darah sehingga bisa menyebabkan ibu hamil mengalami
sakit kepala dan pusing.
Pusing saat hamil di masa ini juga bisa timbul karena temperatur tubuh yang
sedikit meningkat. Temperatur tubuh yang lebih panas adalah hal umum terjadi
pada masa kehamilan mengingat pertumbuhan janin meningkatkan temperatur
sang ibu sekitar satu derajat Celcius.
Selain kaitan dengan hal di atas, beberapa hal berikut juga bisa menyebabkan
munculnya gejala pusing saat hamil.
Melakukan perubahan posisi dari duduk ke posisi berdiri yang terlalu cepat.
Kondisi ini bisa menyebabkan hipotensi postural, yaitu tidak cukupnya waktu
bagi darah untuk mencapai otak akibat perubahan posisi yang dilakukan
terlalu cepat.
Ibu hamil yang berbaring terlalu lama juga berisiko mengalami pusing.
Sekitar 10 persen ibu hamil mengalami hal tersebut terkait rendahnya
tekanan darah dalam tubuh.
Pusing saat hamil juga banyak dialami oleh ibu hamil yang kurang asupan
sehingga kadar gula darahnya rendah. Waktu rawan kejadian ini biasanya
sekitar sore menjelang malam.
Menderita anemia alias rendahnya kadar zat besi dalam tubuh juga bisa
menyebabkan pusing saat hamil.
b. Cara Mengatasi Pusing saat Hamil
Meski pusing saat hamil dianggap biasa, namun ada banyak tindakan yang
bisa dilakukan untuk mengatasi atau setidaknya menguranginya.
5
1. Jangan terlambat makan
Makan teratur diharapkan akan memberikan kadar gula darah yang stabil
bagi tubuh. Idealnya, ibu hamil makan dengan porsi sedikit, namun sering.
Hindari makanan manis yang bisa menaikkan kadar gula seketika, namun
hanya untuk waktu yang singkat dan setelah itu kadar gula akan menurun
drastis. Kacang almond, pisang, dan biskuit gurih cukup aman dan mudah
dibawa-bawa untuk menjaga keteraturan asupan makanan dan kadar gula
darah yang stabil.
2. Cukup minum air putih
Cukupilah kebutuhan cairan tubuh dengan konsumsi air putih. Hindari
minuman yang mengandung kafein seperti teh, kopi, dan minuman
berkarbonasi, yang akan merangsang ibu hamil untuk terus berkemih.
3. Cukupi kebutuhan zat besi
Mencukupi zat besi akan mencegah ibu hamil dari anemia. Konsumsilah
sumber makanan kaya zat besi, seperti seperti daging merah, daging unggas,
kacang-kacangan, dan kubis. Jika ingin mengonsumsi suplemen zat besi,
pastikan Anda mendapat pengawasan dari dokter.
4. Gunakan pakaian longgar yang nyaman
Pakaian yang longgar dan nyaman akan mencegah ibu hamil dari
kegerahan hingga mengalami kenaikan temperatur tubuh yang berlebih. Jika
hal tersebut masih terasa kurang, minum air putih dan gunakan kipas angin
untuk menyejukkan tubuh.
5. Rajin bergerak
Bergeraklah untuk melancarkan sistem sirkulasi. Jika pekerjaan
menuntut untuk berdiri dalam jangka waktu lama, sering-sering menggeser
posisi atau bergantian menggunakan kaki yang dijadikan penopang dapat
dilakukan. Sementara jika pekerjaan ibu hamil lebih banyak duduk, berjalan-
jalan sesekali wajib dilakukan agar sirkulasi darah lancar. Jangan duduk
dengan kaki disilangkan karena dapat meningkatkan risiko terjadinya bekuan
darah di pembuluh darah di kaki.
6. Jangan mandi dengan air panas
Mandilah memakai air sesuai suhu ruangan. Jika saat mandi merasa
pusing, bergeraklah perlahan-lahan atau minta bantuan orang lain. Hindari
6
memakai spa atau jacuzzi karena dapat meningkatkan suhu tubuh dan hal
tersebut tidak aman bagi ibu hamil.
7. Berhenti merokok
Berhenti merokok saat menjalani masa kehamilan adalah tindakan yang
sangat bijak. Selain berbahaya untuk janin dalam kandungan, asap rokok juga
bisa menyebabkan pusing saat hamil.
8. Jangan berbaring terlentang terlalu lama
Terlentang dalam waktu yang lama akan menyebabkan tertekannya
pembuluh darah utama yang membawa darah kembali ke jantung sehingga
menghambat sistem sirkulasi. Selain itu, berbaring terlentang juga bisa
menyebabkan berkurangnya suplai oksigen bagi janin. Berbaring dengan
menghadap satu sisi lebih aman dilakukan. Selain itu, pastikan duduk
perlahan-lahan dahulu saat hendak bangun, jangan langsung berdiri.
b. Penanganan
Penyulhan harus mencangkup penjelasan tentang perubahan uterus dan
ligamen pada trimester kedua, penenangan tentang fakta bahwa gangguan ini
sembuh sendiri, dan instruksi dalam perubahan posisi perlahan dan melindungi
8
area dengan menekankan salah satu tangan. Demonstrasi mekanika tubuh yang
tepat untuk membungkuk dan mengangkat dapat memperbaiki posisi dan
aktivitas yang meningkatkan resiko peregangan ligamen. Kompres panas dapat
digunakan untuk menghlangkan gejala.
b. Pengumpulan Data
1. Subjektif
Gambaran tentang awitan, waktu, karakter nyeri
Gamnbaran tentang aktivitas yang berhubungan
Gambaran tentang intervensi yang mengurangi atau memperburuk nyeri
Identifikasi tentang riwayat masalah pada punggung
Identifikasi tentang riwayat trauma yang terjadi saat ini
Identifikasi tentang tanda bahaya yang berhubungan seperti gejala
infeksi saluran kemih, kontraksi, peningkatan tekanan pelvis
2. Objektif
Observasi postur tubuh saat terdiri dan saat duduk
Inspeksi kulit terhadap tanda-tanda trauma
Palpasi abdomen untuk mengidentifikasi kontraksi uterus
Identifikasi tempat berdiam janin
Identifikasi status serviks (jika ada tanda kelahiran preterm)
Palpasi untuk mengidentifikasi adanya nyeri tekan suprapubik dan sudut
kostovertebra
Strip reagen atau kultur urine
4. Diagnosis Banding
1. Perubahan muskuloskeletal normal pada kehamilan
2. Kelahiran preterm
3. Infeksi saluran kemih
4. Regangan otot atau memar sekunder akibat trauma, termasuk kekerasan
fisik
10
e. Tatalaksana
1. Hindari mengangkat benda berat dan gunakan teknik mengangkat barang
yang baik, yaitu menekuk lutut dan mempertahankan punggung tetap
lurus saat mengangkat, atau mengambil sesuatu dari lantai. Wanita harus
hati-hati saat mengangkat anak yang berat.
2. Berat badan yang berat harus dipegang didekat tubuh.
3. Setiap permukaan kerja yang digunakan harus cukup tinggi, untuk
mencegah agar tubuh tidak bungkuk.
4. Saat membawa beban berat seperti barang belanjaan, berat badan harus
diseimbangkan dengan sama di kedua sisi tubuh.
5. Wanita dapat ditunjukkan cara bagaimana duduk dan berdiri dengan
tulang belakang berada dalam posisi netral sehingga postur tubuh yang
baik dapat dipertahankan.
6. Kasur yang keras memberikan topangan yang lebih baik selama tidur.
Penggunaan papan tempat tidur dapat membuat kasur yang empuk
menjadi lebih suprotif/menompang.
7. Istirahat sebanyak mungkin saat kehamilan mengalami kemajuaan.
Jika nyeri punggung saat nyeri dan melemahkan, wanita dapat dirujuk ke
fisioterapis obstetri untuk meminta saran tentang topangan lumbal dan latihan fisik
yang bermanfaat.
11
b. Penatalaksanaannya :
1. Anjurkan untuk menggunakan lotion yang berasal dari bahan alami seperti
ekstrak tumbuhan,minyak alami yang mengandnung vit Adan B
2. Anjurkan untuk menggunakan bra dengan ukuran yang lebih besar
3. Diet seimbang selama kehamilan untuk mencegah penambahan BB yang
berlebihan
4. Anjurkan menggunakan pelembab kulit muka yang mengandung pencegahan
sinar UV dan hindari terkena sinar matahari langsung
5. Berikan informasi bahwa ini terjadi pada kebanyakan ibu hamil dan akan
berkurang dengan berakhirnya kehamilan
c. Hiperpigmentasi
Sering terjadi pada :
1. Wajah yang disebut melasma-kloasama gravidarum atau mask pregnancy
2. Areola mamae yang akan menjadi kehitaman akibat dari penambahan
vaskularisasi pada bagian payudara
3. Abdomen yaitu linea alba
13
bila ada, dapat berupa rasa gatal atau panas setelah hubungan seksual
yang biasanya hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan
c. Akibat terhadap kehamilan :
Meskipun keadaan ini sering menjengkelkan karena gejalanya tidak
menyenangkan dan sering terjadi perkambuhan namun ternyata tidak
menyebabkan hasil persalinan yang buruk. Kejadian prematuritas,
ketuban pecah sebelum waktunya dan bayi berat lahir rendah tidak
bertambah pada keadaan ini(Plourd,1997).
d. Pengobatan :
1. Pengobatan antifungal topikal
Pengobatan topikal efisien dan dapat ditolerir oleh sebagian
besar pasien. Demikian juga pada wanita hamil, terutama pada
trimester pertamapengobatan topikal sangat dianjurkan.Terapi oral
sebaiknya hanya digunakan pada kasus berat atau rekuren dalam
usia kehamilan lebih dari 13 minggu. Pemakaian preparat topikal
didasari dengan rumus umum pengobatan bahwa kelainan topikal
dapat diobati dengan terapi topikal. Berbagai preparat topikal untuk
VVC tersedia dalam bentuk krim, tablet vagina, losion atau
supositoria.
Klotrimazol 500 mg tablet vagina, dosis tunggal intravaginal
sebelum tidur. Mikonazol atau kotrimazol 200 mg tablet vagina,
intravaginal tiga hari berturut- turut, sebelum tidur.
Nistatin 100.000 unit tablet vagina,Intravaginal sekali sehari
selama 2 minggu.
2. Vaginosis bakterial
a. Penyebab Utama
Vaginosis bakterialis merupakan penyebab flour albus yang umum
ditemukan pada wanita usia subur (Bouchard dkk, 1997). Di USA
keadaan ini merupakan sekitar 50% penyebab vaginitis pada seluruh
populasi wanita dan merupakan 10%-30% penyebab vaginitis pada
wanita hamil (Majeroni 1998).
Vaginosis bakterialis diketahui kemudian sebagai infeksi superfisial
pada vagina yang menyertai keadaan menghilangnya laktobasili yang
14
normal dan disertai oleh pertumbuhan berlebihan dari mikroorganisme
lain dalam konsentrasi yang tinggi.
b. Implikasi klinis dan morbiditas:
Secara klinis vaginosis bakterialis dapat ditemukan dengan adanya
cairan vagina yang berlebihan, biasanya homogen dan berbau amis.
Jumlah dan warna cairan vagina bervariasi namun biasanya homogen
dan encer .Seringnya cairan ini menjadi sangat berlebihan setelah koitus.
Sekitar 50% dari penderita vaginosis bakterialis ini sering tidak
mengeluhkan gejalanya padahal secara klinis memenuhi kriteria
vaginosis bakterialis .(Bouchard ,1997)
Pada wanita hamil meskipun frekuensi vaginosis bakterialis cukup
tinggi, 16%-24%(Hill 1988, Hillier 1992) namun sebagian besar
menganggap adanya cairan vagina berlebih sebagai hal yang normal.
Beberapa penelitian telah membuktikan adanya peningkatan risiko
terjadinya persalinan kurang bulan, dan kontraksi prematur.
c. Pengobatan Oral :
Metronidazol 500 mg bid selama 7 hari atau 2 gram dosis tunggal
Clindamycin 300 mg bid selama 7 hari
3. Trikomoniasis.
a. Penyebab
Penyebabnya adalah Trichomonas vaginalis suatu protozoa yang
mempunyai flagel, pada manusia biasanya terdapat di urethra (pria dan
wanita) atau pada vagina terutama pada wanita pascamenopause.
Ditransmisikan pada umumnya melalui hubungan seksual (CDC,1993).
Kejadiannya sekitar 25% dari seluruh vaginitis dan bila didiagnosis
pada wanita yang tidak mengeluhkan gejala, kejadiannya dapat
mencapai 50% (McLellan,1982). Keadaan kehamilan tidak
menyebabkan penyakit ini bertambah insidensinya.
b. Gejala klinis
Gejala klinisnya bervariasi tergantung beratnya penyakit; bila gejala
klinis ada, maka tampilannya berupa iritasi, gatal, rasa panas atau nyeri
yang dapat terasa di daerah vulva,perineum dan paha; dapat disertai
15
dispareni dan disuri. Dapat juga terjadi perdarahan bercak setelah koitus
akibat kontak langsung dengan serviks yang meradang. Karakteristik
duh vaginalnya berbuih; bisa berwarna putih keabuan atau berwarna
kuning kotor kehijauan dan berbuih serta berbau busuk.
c. Akibat terhadap kehamilan :
Trikomoniasis berhubungan dengan kejadian prematuritas dan bayi
berat lahir rendah.
d. Pengobatan
2 gram metronidazol dosis tunggal,untuk mereka yang tidak dapat
mentolerir dosis yang besar ini , dapat diberikan:
Metronidazol 500 mg bid selama 7 hari
Pasangan seksualnya juga harus diberi terapi. Beberapa peneliti
menganjurkan dosis tinggi (2gram) selama beberapa hari (CDC,1993) .
Rejimen ini dapat disertai oleh metronidazol supositori vaginal (500 mg)
2 kali sehari. Terapi topikal dengan vaginal supositori saja hanya efektif
50%. Meskipun secara klasik dalam kehamilan ,metronidazol tidak
diberikan pada trimester pertama, namun pemberian dosis tunggal 2
gram terbukti aman Saat ini pemberian metronidazol pada trimester
kedua dan ketiga kehamilan tidak dipersoalkan lagi.
2.7 Konstipasi
a. Penyebab
Progesteron menyebabkan otot polos berelaksasi yang mengakibatkan
menurunnya motilitas pada usus dan enyebabkan wanita megalami onstipasi
kehamilan. Motilitas yang tertunda, seiring dengan meningkatnya jumlah
aldosteron dan angiostenin, mengarah pada meningkatnya penyerapan air yang
mngakibatkan feses keras. Seringkali mengejan dibuthkan untuk mengeluarkan
feses. Perubahan dalam diet dan olahraga, kurangnya cairan secara adekuat, dan
penggunaan suplemen zat bes juga berperan terhadap munculnya maslaah ini.
Selanjuna, peningkatan ukuran uterus pada uterus yang hamil mempersulit
aktivitas mengekan sambil membungkuk, karenanya menuunkan dorongan untuk
mengeluarkan feses.
b. Cara Mengatasi
16
Penjelasan mengenai perubahan normal dalam kehamilan yang
memprediposisikan ibu pda konstipasi harus diberikan. Cara pencegahan,
meliputi diet termasuk cairan (paling sedikit 6-8 gelas sehari), meningkatkan diet
serat, meningkatkan konsumsi serat buah dan sayuran, dan identifikasi makanan
tertentu yang menstimulasi aktivitas defekasi harus digai. Jika dibutuhkan,
penggunaan laksatif serat mungkin direkomendasikan. Dosis tergantung pada
produknya, dan instruksi pada kemasan harus diikuti.minyak mineral
dikontaindikasi karena mencegah penyerapan vitamin yang dapat larut dalam
lemak. Masase abomen yang kuat searah jarum jam dapat merangsang peristaltik.
Pemberian akupressure sebentar, sekitar 10 detik pada titik tengah antar pubis dan
umbilikus selama kira-kira 10 menit dapat juga merangsang aktivitas defekasi
c. Indikasi untuk rujukan
Konstipasi yag tidak membaik dengahnperbahan diet dan laksatif
membutuhka evaluasi media lebih lanjut. Perubahan kebiasaan defekais diikuti
dengan nyeri abdomen hebata atau pendarahan rektal yang membutuhkan
konsultasi atau rujukan untuk evaluasi janin
17
lemak (1,5 kg) tubuh yang meningkat, timbunan protein (2 kg), dan retensi air-
garam (1,5 kg).
Berat badan ideal ibu hamil yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil
tiap minggunya, kemudian berat badan yang ideal untuk seseorang agar dapat
menopang beraktifitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang sesuai
dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilan sehingga rumusnya
dapat dibuat, rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut:
BBIH = BBI + (UH x 0,35)
BBIH : Berat badan ideal ibu hamil
(BBI=TB-110 jika TB> 160 cm dan BBI=TB-105 jika TB<160 cm)
UH :Usia Kehamilan dalam minggu
0.35 :Tambahan berat badan kg per minggunya (0,35) (Arisman, 2007)
Penambahan berat badan ini sangat besar karena berat badan ibu sebelumnya
sudah sangat kurang dan ini sudah harus di intervensi (berat badan ideal) sejak
pertama kali diketahui hamil atau pada trismester pertama kehamilan sampai
benar-benar mencapai berat badan ideal sebelum hamil, apabila sudah masuk
pada trismester ke dua kehamilan, perhatian pada penambahan berat badan ideal
sebelum hamil sudah tidak akan berpengaruh, karena tubuh justru akan
mengfasilitasi keberadaan janin, dengan persediaan berat badan yang kurang,
tubuh ibu tidak akan mampu mengfasilitasi keberadaan janin. Disinilah sering
terjadi keguguran, jika tidak terjadi keguguran dan kehamilan terus berlangsung
faktor-faktor resiko kesakitan, kecacatan dan kematian ibu dan janinnya masih
sering ditemukan (Arali, 2008).
Nilai IMT Berat Badan (kg)
Penambahan Berat Badan
TM I (kg) TM II (kg) TM III (kg)
Rendah (19.8) 2.3 0.49 0.40
Normal (19.9 26.0) 1.6 0.44 0.50
T Tinggi (26.1-29.0) 0.9 0.3 0.35
M
I : dalam bulan
TM II : dalam minggu
TM III: dalam minggu
18
Penambahan berat badan pada ibu hamil menurut ahli kesehatan kenaikan
optimal berat badan wanita hamil adalah 11-16 kg (25 lb35 lb) dengan berat dan
tinggi badan rata-rata. Berat badan normal sebelum hamil terbilang rendah, atau
ibu hamil berusia 19 tahun kebawah, maka berat badan perlu dinaikkan lagi, dan
ibu hamil yang mengandung bayi kembar maka kenaikan berat badan akan lebih
besar lagi.
Penambahan berat badan sebelum hamil termasuk besar, kenaikan berat
badan tidak perlu terlalu banyak, upayakan mengkonsumsi makanan sehat dan
bergizi, dan hindari berpantang makanan atau diet karena setiap kalori sangat
berarti bagi pertumbuhan janin.
b. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu
LILA (Lingkar Lengan Atas) pengukuran LILA adalah salah satu cara untuk
mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS).
Tujuan pengukuran LILA mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun
calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral.
Adapun tujuan tersebut adalah :
1. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menepis wanita yang mempunyai resiko melahirkan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR).
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK.
3. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan
peningkatan kesejahteraan ibu dan anak.
4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS
yang menderita KEK.
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK. Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm, apabila ukuran LILA kurang 23,5 cm atau dibagian pita
LILA artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan
melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan
anak (Supariasa, 2007).
c. Menjaga Berat Badan Ideal Ibu Hamil
19
Berat badan ibu hamil harus tetap dijaga, untuk itu menjaga berat badan ibu
selama kehamilan (Arisman, 2007) sebagai berikut:
1. Timbang berat badan setiap minggu
Setelah memasuki masa stabil, yaitu setelah hilangnya ngidam (setelah
memasuki minggu ke 16), usahakan untuk menimbang berat badan secara
teratur minimal satu minggu sekali. Jangan lupa catat berat badan setiap kali
habis menimbang. Dengan mengetahui kecenderungan pertambahan berat
badan yang kurang normal secara dini, akan mempermudah memulai tindakan
pengontrolan. Selain itu ini akan sangat berguna kelak setelah persalinan untuk
segera mengembalikan berat badan ke semula. Sebagai patokan umum,
usahakan pertambahan berat tidak lebih dari 300 gr setiap minggu.
Terutama setelah memasuki minggu ke 20 pertambahan berat cenderung
konstan setiap minggunya. Karena itu bila terjadi pertambahan yang lebih dari
500 gr sudah bisa dipastikan tidak normal. Untuk itu segera pelajari kembali
pola makan atau kebiasaan yang mungkin bisa menyebabkan hal ini.
2. Jaga pola makan yang teratur dan seimbang
Terutama setelah memasuki masa stabil, ada kecenderungan nafsu makan
bertambah secara tiba-tiba. Sehingga diperlukan usaha ekstra untuk
mengkontrol diri. Jangan biarkan diri terbiasa memakan cemilan terus
menerus. Serta perhatikan pola makan yang teratur, yaitu makan 3 kali sehari
secara teratur di waktu yang sama setiap harinya. Juga perhatikan jenis
makanan yang dikonsumsi, apakah cukup bervariasi dan tidak terlalu banyak
jenis-jenis tertentu. Kalau perlu buat menu untuk satu minggu.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Ibu Hamil
Faktor yang mempengaruhi berat badan pada ibu hamil antara lain:
pengetahuan tentang gizi, faktor sosial, kepadatan penduduk, dan kemiskinan
(Arisman, 2010).
Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah garis
kemiskinan, status ekonomi berguna untuk memastikan kemampuan ibu membeli
dan memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.Usia, usia diperlukan untuk
menentukan besaran kalori serta zat-zat gizi yang akan diberikan.
20
2.9 Pergerakan Janin
Gerakan janin adalah metode paling tua dan paling sederhana tentang pemantauan
kesejahteraan janin pada tirmester II. Sejak tahun 1970 suatu teknik perhitungan telah
diuraikan pada literatur.
a. Pertimbangan Fisiologi.
Selama trimester ke dua, janin menghaiskan kira-kira 10% waktunya
membuat gerakan tubuh kasar. Periode tanpa aktivitas umumnya berakhir kira-
kira 20 menit, meskipun gerakan ini dapat berakhir sampai 75 menit dalam
kehamilan normal. Gerakan tubuh kasar biasanya digambarkan sebagai gerakan
tubuh (perengangan) yang dikaitkan dengan gerakan terkoordinasi dari tungkai-
tungkai. Ibu cenderung tidak merasakan gerakan janin yang lebih halus seperti
genggaman tangan atau menghisap jari, juga mereka cenderung tidak
memperhatikan gerakan janin pasif. Gerakan pasif meliputi, gerakan longitudinal
yang terjadi ketika diafragma ibu bergerak sesuai pernapasan atau gerakan
kedepan dan kebelakang yang terjadi pada denyutan jantung.
Penuruna gerakan janin mungkin dikaitkan dengan anoksia janin; penurunan
dalam gerakan biasanya terjadi selama 2-3 hari sebelum penghentian gerakan
komplit. Penurunan gerakan telah ditemukan berkaitan dengan kondisi yang ,
melibatkan insufisiensi uteroplasenta, termasuk preeklamsia, hipertensi kronis,
dan diabetes. Penghentian gerakan dapat mendahului kematian intra uterin 24 jam
atau lebih. Penurunan pada gerakan terlah disebut sebagai sinyal alarm, tetapi
derajat penurunan dam kerangka waktu berbeda diantara penilitian. Kurangnya
tiga gerakan perjam atau tidak ada gerakan dalam 12 jam, kurangnya 10 gerakan
dalam 12 jam, kurangnya 10 gerakan dalam 2 jam, dan peningkatan berturut-turut
dalam jumlah waktu menuntut ibu untk menghitung 10 gerakan sebagai sinyal
alarm.
b. Penanganan
Karena tampak makin kuat hubungan antara penurunan gerakan janin dan
kematian janin, penyuluhan ibu untuk memantau gerakan janin harus dimasukkan
dalam pendidikan pasien. Dengan mencatat presepsi ibu tentang aktifitas janin
memberi ibu cara aktif berpartisipasi dalam perawatannya, dan dengan
penyuluhan ini juga meningkatkan kedekatan ibu dan janin.
21
Bentuk pemantauan ibu yang paling mudah adalah memberi konseling ibu
untuk miring kiri selama 30-60 menit dan menghitung setiap pergerakan janin.
Bila kurang dari 3 gerakan selam 60 menit, ibu harus menghubungi tenaga medis.
Pergerakan janin harus dihitung sampai gerkan ke sepuluh. Ibu kemudian
mencatat berapa menit (sekitar 10 atau 15 menit berturut-turut) terjadi sampai
gerakan kesepuluh.
22
Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan
proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai
seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat
hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas
penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik
dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap
masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama
mengalami kehamilan.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan
mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan
mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat
hadirnya sesosok manusia mungil di dalam perutnya.
Keberhasilanseorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi
kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami
dalam masa-masa kehamilannya.
Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi
sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung
perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan,
menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak
membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan
suami tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi
yang bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan
bayinya.
Menurut penelitian di Indonesia dukungan suami yang diharapkan
istri:
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
2. Suami senang mendapat keturunan
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan
istri/janin yang dikandung
5. Suami tidak menyakiti istri
23
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi
istri
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja
8. Suami membantu tugas istri
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
10. Suami menungu ketika istri melahirkan
11. Suami menunggu ketika istri di operasi
Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat
tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu
hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap
orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus
menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Dukungan keluarga dapat berbentuk :
1. Ayah ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan
ini
2. Ayah ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam
periode ini
3. Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
4. Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang
tidak boleh ditinggalkan
Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
1. Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu ibu
pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/
keagamaan
2. Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan
melahirkan
3. Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk
periksa
4. Menunggui ibu ketika melahirkan
5. Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
24
2. Support Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan :
a. F Aktif : melalui kelas antenatal
b. F Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang
mengalami masalah untuk berkonsultasi.
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada
disekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan pada kehamilan adalah proses yang umum terjadi pada kehamilan.
Dalam setiap masalah pada kehamilan, ada cara mengatasi masalah pada kehamilan
tersebut. Setiap penaaanan yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan masalah yang
terjadi. Dengan adanya penangannya, diharapkan ibu hamil dapat tetap merasakan
dengan nyaman kehamilannya hingga proses melahirkan
26
DAFTAR PUSTAKA
27