Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan seperti yang diharapkan. Makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas kami terkait mata kuliah Asuhan Kebidanan. Dalam
makalah ini kami membahas Perubahan dan Adaptasi Fisik dan Psikologis dalam Masa
Kehamilan Trimester II dan Cara Mengatasinya. Dengan adanya pengetahuan terkait
makalah ini kami berharap kualitas hidup umat manusia dapat ditingkatkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja. Sekiranya makalah yang telah
kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami
memohon maaf apabila terdapat kesalahan berupa kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon bimbingan dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Demikian makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Atas perhatian anda kami
ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 08 Maret 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI
Halaman

Kata Pengantar..... 1
Daftar Isi................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................ 3
1.3 Tujuan ...... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pusing dan Cara Mengatasinya........................................................................ 5
2.2 Sering Berkemih dan Cara Mengatasinya ..................................................................... 7
2.3 Nyeri Perut Bawah dan Cara Mengatasinya.................................................................... 8
2.4 Nyeri Punggung dan Cara Mengatasinya......................................................... 9
2.5 Flek Kecoklatan pada Wajah dan Sikatrik dan Cara Mengatasinya................................. 11
2.6 Sekret Vagina Berlebih dan Cara Mengatasinya.............................................................. 12
2.7 Konstipasi dan Cara Mengatasinya.................................................................................. 16
2.8 Penambahan Berat Badan dan Cara Mengatasinya.......................................................... 17
2.9 Pergerakan Janin dan Cara Mengatasinya........................................................................ 21
2.10 Perubahan Psikologis dan Cara Mengatasinya................................................................. 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................... 26

DAFTAR PUSTAKA..... 27

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses kehamilan adalah proses yang normal yang dialami oleh wanita
pada umumnya. Pada kehamilan, pembagian waktu pun dimulai dari beberapa
trimester, mulai dari trimester 1, 2, dan 3. Setiap trimester terdapat tanda-tanda
perubahan yang berbeda-beda
Trimester kedua merupakan fase pertengahan dalam proses kehamilan, di
dalam hal ini terdapat perubahan yang terjadi. Perubahan yang dialami dapat
membuat seorang ibu hamil tidak nyaman. Mereka terkadang bingung bagaimana
cara mengatasinya. Akhirnya, mereka mencari bagaimana untuk meyelesaikan
masalah tersebut
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud pusing dan cara mengatasinya?
1.2.2 Apa yang dimaksud sering berkemih dan cara mengatasinya?
1.2.3 Apa yang dimaksud nyeri perut bawah dan cara mengatasinya?
1.2.4 Apa yang dimaksud nyeri punggung dan cara mengatasinya?
1.2.5 Apa yang dimaksud flek kecoklatan pada wajah dan sikatrik dan cara
mengatasinya?
1.2.6 Apa yang dimaksud sekret vagina berlebih dan cara mengatasinya?
1.2.7 Apa yang dimaksud konstipasi dan cara mengatasinya?
1.2.8 Apa yang dimaksud penambahan berat badan dan cara mengatasinya?
1.2.9 Apa yang dimaksud pergerakan janin dan cara mengatasinya?
1.2.10 Apa yang dimaksud perubahan psikologis dan cara mengatasinya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian pusing dan cara mengatasinya
1.3.2 Mengetahui pengertian sering berkemih dan cara mengatasinya
1.3.3 Mengetahui pengertian nyeri perut bawah dan cara mengatasinya
1.3.4 Mengetahui pengertian nyeri punggung dan cara mengatasinya
1.3.5 Mengetahui pengertian flek kecoklatan pada wajah dan sikatrik dan cara
mengatasinya
1.3.6 Mengetahui pengertian sekret vagina berlebih dan cara mengatasinya
3
1.3.7 Mengetahui pengertian konstipasi dan cara mengatasinya
1.3.8 Mengetahui pengertian penambahan bert badan dan cara mengatasinya
1.3.9 Mengetahui pengertian pergerakan janin dan cara mengatasinya
1.3.10 Mengetahui prubahan psikologis dan cara mengatasinya

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pusing
a. Definisi
Turunnya tekanan darah pada masa kehamilan disebabkan oleh aktivitas
hormon progresteron yang melemaskan dan melebarkan dinding pembuluh darah.
Pada trimester kedua, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
membuat tubuh memiliki darah dan cairan yang banyak. Hal ini akan
meningkatkan tekanan darah sehingga bisa menyebabkan ibu hamil mengalami
sakit kepala dan pusing.
Pusing saat hamil di masa ini juga bisa timbul karena temperatur tubuh yang
sedikit meningkat. Temperatur tubuh yang lebih panas adalah hal umum terjadi
pada masa kehamilan mengingat pertumbuhan janin meningkatkan temperatur
sang ibu sekitar satu derajat Celcius.
Selain kaitan dengan hal di atas, beberapa hal berikut juga bisa menyebabkan
munculnya gejala pusing saat hamil.
Melakukan perubahan posisi dari duduk ke posisi berdiri yang terlalu cepat.
Kondisi ini bisa menyebabkan hipotensi postural, yaitu tidak cukupnya waktu
bagi darah untuk mencapai otak akibat perubahan posisi yang dilakukan
terlalu cepat.
Ibu hamil yang berbaring terlalu lama juga berisiko mengalami pusing.
Sekitar 10 persen ibu hamil mengalami hal tersebut terkait rendahnya
tekanan darah dalam tubuh.
Pusing saat hamil juga banyak dialami oleh ibu hamil yang kurang asupan
sehingga kadar gula darahnya rendah. Waktu rawan kejadian ini biasanya
sekitar sore menjelang malam.
Menderita anemia alias rendahnya kadar zat besi dalam tubuh juga bisa
menyebabkan pusing saat hamil.

b. Cara Mengatasi Pusing saat Hamil
Meski pusing saat hamil dianggap biasa, namun ada banyak tindakan yang
bisa dilakukan untuk mengatasi atau setidaknya menguranginya.
5
1. Jangan terlambat makan
Makan teratur diharapkan akan memberikan kadar gula darah yang stabil
bagi tubuh. Idealnya, ibu hamil makan dengan porsi sedikit, namun sering.
Hindari makanan manis yang bisa menaikkan kadar gula seketika, namun
hanya untuk waktu yang singkat dan setelah itu kadar gula akan menurun
drastis. Kacang almond, pisang, dan biskuit gurih cukup aman dan mudah
dibawa-bawa untuk menjaga keteraturan asupan makanan dan kadar gula
darah yang stabil.
2. Cukup minum air putih
Cukupilah kebutuhan cairan tubuh dengan konsumsi air putih. Hindari
minuman yang mengandung kafein seperti teh, kopi, dan minuman
berkarbonasi, yang akan merangsang ibu hamil untuk terus berkemih.
3. Cukupi kebutuhan zat besi
Mencukupi zat besi akan mencegah ibu hamil dari anemia. Konsumsilah
sumber makanan kaya zat besi, seperti seperti daging merah, daging unggas,
kacang-kacangan, dan kubis. Jika ingin mengonsumsi suplemen zat besi,
pastikan Anda mendapat pengawasan dari dokter.
4. Gunakan pakaian longgar yang nyaman
Pakaian yang longgar dan nyaman akan mencegah ibu hamil dari
kegerahan hingga mengalami kenaikan temperatur tubuh yang berlebih. Jika
hal tersebut masih terasa kurang, minum air putih dan gunakan kipas angin
untuk menyejukkan tubuh.
5. Rajin bergerak
Bergeraklah untuk melancarkan sistem sirkulasi. Jika pekerjaan
menuntut untuk berdiri dalam jangka waktu lama, sering-sering menggeser
posisi atau bergantian menggunakan kaki yang dijadikan penopang dapat
dilakukan. Sementara jika pekerjaan ibu hamil lebih banyak duduk, berjalan-
jalan sesekali wajib dilakukan agar sirkulasi darah lancar. Jangan duduk
dengan kaki disilangkan karena dapat meningkatkan risiko terjadinya bekuan
darah di pembuluh darah di kaki.
6. Jangan mandi dengan air panas
Mandilah memakai air sesuai suhu ruangan. Jika saat mandi merasa
pusing, bergeraklah perlahan-lahan atau minta bantuan orang lain. Hindari

6
memakai spa atau jacuzzi karena dapat meningkatkan suhu tubuh dan hal
tersebut tidak aman bagi ibu hamil.
7. Berhenti merokok
Berhenti merokok saat menjalani masa kehamilan adalah tindakan yang
sangat bijak. Selain berbahaya untuk janin dalam kandungan, asap rokok juga
bisa menyebabkan pusing saat hamil.
8. Jangan berbaring terlentang terlalu lama
Terlentang dalam waktu yang lama akan menyebabkan tertekannya
pembuluh darah utama yang membawa darah kembali ke jantung sehingga
menghambat sistem sirkulasi. Selain itu, berbaring terlentang juga bisa
menyebabkan berkurangnya suplai oksigen bagi janin. Berbaring dengan
menghadap satu sisi lebih aman dilakukan. Selain itu, pastikan duduk
perlahan-lahan dahulu saat hendak bangun, jangan langsung berdiri.

2.2 Sering Bekemih


Sebagian besar wanita mengalami sering berkemih di pertengahan kehamilan.
Desakan untuk mengosongkan kandung kemih, bahkan dalam jumlah urine yang
sedikit, selama siang dan malam hari disebabkan oleh tekanan dari uterus yang
membesar pada kandung kemih. Asuhan yang dapat dilakukan kepada Ibu hamil yang
mengalami gejala seperti ini yaitu :
1. Yakinkan kepada ibu hamil bahwa ini normal karena produksi urine di ginjal
meningkat selama kehamilan.
2. Gejala ini secara umum membaik pada minggu ke-14 saat pertumbuhan uterus
keluar dari panggul.
3. Sarankan kepada ibu hamil untuk tidak meminum cairan dalam jumlah besar
sebelum pergi tidur.
Tidak ada terapi yang dibutuhkan untuk hanya mengatasi sering berkemih, tetapi
jika berkemih menjadi nyeri, maka infeksi kemih harus dipastikan tidak terjadi.
Gejala dapat kembali terjadi selama 4 minggu terakhir kehamilan, saat bagian
presentasi janin memasuki pelvis dan menciptakan tekanan pada kandung kemih
sehingga mengurangi kapasitas pada keseluruhannya.
Beberapa wanita dapat mengalami inkontinensia stress selama kehamilan yang
disebabkan oleh perubahan fungsi sfingter uretra dan efek relaksasi hormon
kehamilan yaitu progesteron.
7
Semua wanita hamil perlu diajarkan cara melakukan latihan dasar panggul secara
benar, karena tonus dasar panggul yang membaik sebelum pelahiran dapat
memengaruhi kembalinya fungsi dasar pangggul yang baik setelah pelahiran. Asuhan
yang dapat dilakukan kepada ibu hamil yaitu :
a. Jelaskan bagaimana cara mencari lokasi otot pubo-koksigis dengan meminta
wanita berupaya menghentikan aliran urine saat ia sedang berkemih.
b. Setelah otot pubo-koksigis diidentifikasi, latihan harus dilakukan dengan kandung
kemih yang kosong.
c. Latihan awal melibatkan meremas otot pubo-koksigis dan menahannya selama 3-
5 detik, relaksasi dan kemudian ulangi tindakan ini sampai otot lelah.
d. Wanita harus berupaya melakukan 3 set remasan berjumlah 5 kali sebanyak satu
atau dua kali sehari selama satu minggu, kemudian tingkatkan sampai tiga set
yang terdiri dari 8, 10, 15, dan kemudian 20 remasan.
e. Setelah rutinitas terbentuk, hal ini dipertahankan dengan berupaya melakukan 3
set remasan, dalam 4 kali seminggu.
f. Latihan dapat divariasikan dengan memasukkan remasan yang lambat atau cepat
dengan melatih di waktu berbeda dalam siang hari.

2.3 Nyeri Perut Bawah


a. Penyebab
Pembesaran cepat uterus pada awal trimester kedua karena perubahan organ
dari berupa organ pelvik menjadi organ abdomen menimbulkan tegangan atau
peregangan ligamen teres uteri. Ibu cenderung menyatakan nyeri antara gestasi 14
sampai 20 minggu,terutama karena perubahan posisi yang cepat. Ligamen teres
uteri dapat dipengaruhi secara unilateral atau bilateral. Nyeri biasanya dirasakan
tepat di atas tinggi simfisis pubis di kuadran kanan atau kiri bawah. Beberapa ibu
mengalami ketidaknyamanan ligamen berulang pada trimester tiga sekunder
akibat peningkatan berat uterus dan isinya. Diagnostik adalah salah satu simpulan
setelah semua alasan lain untuk nyeri abdomen telah disingkirkan.

b. Penanganan
Penyulhan harus mencangkup penjelasan tentang perubahan uterus dan
ligamen pada trimester kedua, penenangan tentang fakta bahwa gangguan ini
sembuh sendiri, dan instruksi dalam perubahan posisi perlahan dan melindungi
8
area dengan menekankan salah satu tangan. Demonstrasi mekanika tubuh yang
tepat untuk membungkuk dan mengangkat dapat memperbaiki posisi dan
aktivitas yang meningkatkan resiko peregangan ligamen. Kompres panas dapat
digunakan untuk menghlangkan gejala.

c. Indikasi untuk Rujukan


Peningkatan atau beratnya nyeri memerlukan evaluasi medis lebih lanjut
untuk menyingkirkan penyebab organik lain.

2.4 Nyeri Punggung


a. Penyebab
Sampai dengan 90% wanita dapat mengalami nyeri punggung selama
kehamilan sehingga menempatkan nyeri punggung sebagai gangguan minor yang
paling sering terjadi pada kehamilan. Obesitas, riwayat masalah punggung, dan
paritas yang lebih besar meningkatkan kecenderungan terjadinya nyeri punggung.
Hormon progesteron dan relaksin menyebabkan sandi menjadi lunak,
terutama sepanjang kolumnaspinal, seperti pada perubahan pusat gravitasi seiring
dengan kemajuan kehamilan, umumnya berperan pada nyeri punggung. Nyeri
punggung nyeri atas berhubungan dengan peningkatan ukuran payudara dan
faktor-faktor posttura yang sering dihubungkan dengan kondisi pekerjaan. Nyeri
punggung bagian bawah dihubungkan dengan lordosis yang diakibatkan jika
peningkatan berat uterus menarik tulang belakang keluar dari garis tubuh. Tipe
lain dari nyeri yang digambarkan oleh wanita, yaitu terjadi pada bagian belakang
serviks, sambungan lumbosakral distal dan lateral, menyebar ke bagian belakang
paha. Kondisi ini berbeda dari skiatika, jadi tidak spesifik pada distribusi serabut
saraf dan tidak meluas pada bagian pergelangan kaki atau telapak kaki. Relaksasi
sendi sakroiliaka dapat menyebabkan nyeri tipe ini. Prevalensi nyeri punggung
bagian bawah meningkat sesuai paritas dan usia. Tidak terdapat hubungan anatara
tinggi badan, berat badan ibu hamil, peningkatan berat badan pada kehamilan
atau berat badan janin dan nyeri punggung.
1. Selama kehamilan, ligamen menjadi lebih lunak dalam pengaruh relaksin dan
meregang untuk mempersiapkan tubuh untuk persalinan.
2. Hal tersebut terutama difokuskan pada sendi panggul dan ligamen yang
menjadi lebih fleksibel untuk merekomodasi bayi saat pelahiran.
9
3. Efek dapat menempatkan ketegangan pada sendi punggung bawah dan
panggul, yang dapat menyebabkan nyeri punggung
4. Saat bayi tumbuh, lengkung di spina lumbalis dapat meningkat karena
abdomen didorong ke depan dan ini juga dapat menyebabkan nyeri
punggung.

b. Pengumpulan Data
1. Subjektif
Gambaran tentang awitan, waktu, karakter nyeri
Gamnbaran tentang aktivitas yang berhubungan
Gambaran tentang intervensi yang mengurangi atau memperburuk nyeri
Identifikasi tentang riwayat masalah pada punggung
Identifikasi tentang riwayat trauma yang terjadi saat ini
Identifikasi tentang tanda bahaya yang berhubungan seperti gejala
infeksi saluran kemih, kontraksi, peningkatan tekanan pelvis
2. Objektif
Observasi postur tubuh saat terdiri dan saat duduk
Inspeksi kulit terhadap tanda-tanda trauma
Palpasi abdomen untuk mengidentifikasi kontraksi uterus
Identifikasi tempat berdiam janin
Identifikasi status serviks (jika ada tanda kelahiran preterm)
Palpasi untuk mengidentifikasi adanya nyeri tekan suprapubik dan sudut
kostovertebra
Strip reagen atau kultur urine
4. Diagnosis Banding
1. Perubahan muskuloskeletal normal pada kehamilan
2. Kelahiran preterm
3. Infeksi saluran kemih
4. Regangan otot atau memar sekunder akibat trauma, termasuk kekerasan
fisik

10
e. Tatalaksana
1. Hindari mengangkat benda berat dan gunakan teknik mengangkat barang
yang baik, yaitu menekuk lutut dan mempertahankan punggung tetap
lurus saat mengangkat, atau mengambil sesuatu dari lantai. Wanita harus
hati-hati saat mengangkat anak yang berat.
2. Berat badan yang berat harus dipegang didekat tubuh.
3. Setiap permukaan kerja yang digunakan harus cukup tinggi, untuk
mencegah agar tubuh tidak bungkuk.
4. Saat membawa beban berat seperti barang belanjaan, berat badan harus
diseimbangkan dengan sama di kedua sisi tubuh.
5. Wanita dapat ditunjukkan cara bagaimana duduk dan berdiri dengan
tulang belakang berada dalam posisi netral sehingga postur tubuh yang
baik dapat dipertahankan.
6. Kasur yang keras memberikan topangan yang lebih baik selama tidur.
Penggunaan papan tempat tidur dapat membuat kasur yang empuk
menjadi lebih suprotif/menompang.
7. Istirahat sebanyak mungkin saat kehamilan mengalami kemajuaan.
Jika nyeri punggung saat nyeri dan melemahkan, wanita dapat dirujuk ke
fisioterapis obstetri untuk meminta saran tentang topangan lumbal dan latihan fisik
yang bermanfaat.

2.5 Flek Kecoklatan pada Wajah dan Sikatrik


a. Penyebeb
Saktrik atau streatch marck-striae merupakan garis terang atau gelap
kemerahan yg biasa timbul pada bagian payudara,perut,bokong dan betis pada
waktu kehamilan.
Diakibatkan oleh hiperditensi yang terjadi pada jaringan kulit akibat
peningkatan ukuran maternal yang menyebabkab peregangan pada laisan kolegen
kulit.
Diduga akibat pengaruh kombinasi hormon estrogen,adrencortiroid dan
relaxin yang mengubah kolegan dan elisttisitas kulit

11
b. Penatalaksanaannya :
1. Anjurkan untuk menggunakan lotion yang berasal dari bahan alami seperti
ekstrak tumbuhan,minyak alami yang mengandnung vit Adan B
2. Anjurkan untuk menggunakan bra dengan ukuran yang lebih besar
3. Diet seimbang selama kehamilan untuk mencegah penambahan BB yang
berlebihan
4. Anjurkan menggunakan pelembab kulit muka yang mengandung pencegahan
sinar UV dan hindari terkena sinar matahari langsung
5. Berikan informasi bahwa ini terjadi pada kebanyakan ibu hamil dan akan
berkurang dengan berakhirnya kehamilan

c. Hiperpigmentasi
Sering terjadi pada :
1. Wajah yang disebut melasma-kloasama gravidarum atau mask pregnancy
2. Areola mamae yang akan menjadi kehitaman akibat dari penambahan
vaskularisasi pada bagian payudara
3. Abdomen yaitu linea alba

2.6 Sekret Vagina Berlebihan


Ketika hamil tubuh akan mengalami banyak perubahan. Hal terpenting yang
harus dipahami adalah ketika mengalami perubahan apakah perubahan normal
kehamilan (fisiologis) atau perubahan abnormal (patologis) yang harus diberikan
pengobatan. Ibu hamil rentan terhadap cairan vagina karena perubahan hormonal
selama kehamilan. Semua wanita hamil pasti pernah mengalami keputihan akan tetapi
apakah keputihan normal atau keputihan yang disebabkan karena reaksi infeksi.
Beratnya gejala keputihan tidak selalu sejalan dengan hasil persalinan. Sebagian
wanita hamil tidak mengeluhkan keputihannya karena tidak merasa terganggu padahal
keputihannya dapat membahayakan kehamilannya; sementara wanita hamil lain
mengeluhkan gejala gatal yang sangat, cairan berbau namun tidak berbahaya bagi
hasil persalinannya.
a. Keputihan Normal
Keputihan yang dalam istilah medis disebut fluor albus atau leucorrhoea
merupakan cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat terjadi pada setiap
wanita, tanpa memandang usia. Tiga per empat wanita di dunia diperkirakan
12
mengalami keputihan setidaknya sekali seumur hidupnya. Wanita hamil pun
kerap mengalami keputihan selama masa kehamilannya hal ini terjadi karena
perubahan hormonal selama kehamilan.
Dalam keadaan normal, cairan yang keluar cenderung jernih atau sedikit
kekuningan dan kental seperti lendir serta tidak disertai bau atau rasa gatal.
b. Keputihan Abnormal
Keputihan yang terjadi disertau bau, bewarna, dan gatal maka ibu hamil perlu
konsultasi dengan dokter untuk mengatasi masalah tersebut. Diberikan
pengobatan karena dikhawatirkan telah terjadi infeksi baik karena bakteri maupun
jamur. Dari bermacam keputihan yang dapat terjadi pada kehamilan, maka tiga
besar yang sering didapatkan adalah :
1. Kandidosis vaginal (Vulvovaginal kandidosis)
a. Penyebab utama :
Kandidiasis vulvovaginal dapat terjadi karena pertumbuhan berlebih
sel-sel jamur yang secara normalpun terdapat dalam vagina wanita sehat.
Kehamilan merupakan salah satu penyebabnya, selain itu sering juga
terjadi pada pemakai kontrasepsi oral atau pemakaian antibiotika
berlebihan, menstruasi, diabetes mellitus , penyakit-penyakit yang
menurunkan daya kekebalan tubuh, kebiasaan irigasi vagina, cairan
pewangi / pembersih vagina (vaginal cosmetics, perfumed feminine
sprays), antimikrobial yang topikal , vaginal jelly, atau pemakaian celana
dalam yang ketat dengan ventilasi yang kurang (Odds,1988)
b. Gejala klinis :
Gejala yang khas adalah adanya cairan vagina yang kental, seperti
keju lembek ( spread cheese, cottage-cheese like appearance ) atau susu
basi (curdled) yang dapat disertai oleh rasa gatal, iritasi atau rasa panas
pada vulva. Vagina tidak mempunyai reseptor gatal, sehingga rasa gatal
baru akan terjadi bila duh vaginal sudah mengiritasi vulva. Duh vaginal
tidak selalu ada, atau bisa juga sangat sedikit, putih, encer dan tidak
berbau. Bila terjadi infeksi sekunder maka duh vaginal bisa berwarna
kekuningan atau kehijauan; juga dapat berbau.Vulva bengkak, sering
terlihat ekskoriasi atau kemerahan (erythematous) Rasa nyeri berkemih
atau disparenia dapat ada. Pria pasangannya jarang mempunyai gejala,

13
bila ada, dapat berupa rasa gatal atau panas setelah hubungan seksual
yang biasanya hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan
c. Akibat terhadap kehamilan :
Meskipun keadaan ini sering menjengkelkan karena gejalanya tidak
menyenangkan dan sering terjadi perkambuhan namun ternyata tidak
menyebabkan hasil persalinan yang buruk. Kejadian prematuritas,
ketuban pecah sebelum waktunya dan bayi berat lahir rendah tidak
bertambah pada keadaan ini(Plourd,1997).
d. Pengobatan :
1. Pengobatan antifungal topikal
Pengobatan topikal efisien dan dapat ditolerir oleh sebagian
besar pasien. Demikian juga pada wanita hamil, terutama pada
trimester pertamapengobatan topikal sangat dianjurkan.Terapi oral
sebaiknya hanya digunakan pada kasus berat atau rekuren dalam
usia kehamilan lebih dari 13 minggu. Pemakaian preparat topikal
didasari dengan rumus umum pengobatan bahwa kelainan topikal
dapat diobati dengan terapi topikal. Berbagai preparat topikal untuk
VVC tersedia dalam bentuk krim, tablet vagina, losion atau
supositoria.
Klotrimazol 500 mg tablet vagina, dosis tunggal intravaginal
sebelum tidur. Mikonazol atau kotrimazol 200 mg tablet vagina,
intravaginal tiga hari berturut- turut, sebelum tidur.
Nistatin 100.000 unit tablet vagina,Intravaginal sekali sehari
selama 2 minggu.

2. Vaginosis bakterial
a. Penyebab Utama
Vaginosis bakterialis merupakan penyebab flour albus yang umum
ditemukan pada wanita usia subur (Bouchard dkk, 1997). Di USA
keadaan ini merupakan sekitar 50% penyebab vaginitis pada seluruh
populasi wanita dan merupakan 10%-30% penyebab vaginitis pada
wanita hamil (Majeroni 1998).
Vaginosis bakterialis diketahui kemudian sebagai infeksi superfisial
pada vagina yang menyertai keadaan menghilangnya laktobasili yang
14
normal dan disertai oleh pertumbuhan berlebihan dari mikroorganisme
lain dalam konsentrasi yang tinggi.
b. Implikasi klinis dan morbiditas:
Secara klinis vaginosis bakterialis dapat ditemukan dengan adanya
cairan vagina yang berlebihan, biasanya homogen dan berbau amis.
Jumlah dan warna cairan vagina bervariasi namun biasanya homogen
dan encer .Seringnya cairan ini menjadi sangat berlebihan setelah koitus.
Sekitar 50% dari penderita vaginosis bakterialis ini sering tidak
mengeluhkan gejalanya padahal secara klinis memenuhi kriteria
vaginosis bakterialis .(Bouchard ,1997)
Pada wanita hamil meskipun frekuensi vaginosis bakterialis cukup
tinggi, 16%-24%(Hill 1988, Hillier 1992) namun sebagian besar
menganggap adanya cairan vagina berlebih sebagai hal yang normal.
Beberapa penelitian telah membuktikan adanya peningkatan risiko
terjadinya persalinan kurang bulan, dan kontraksi prematur.
c. Pengobatan Oral :
Metronidazol 500 mg bid selama 7 hari atau 2 gram dosis tunggal
Clindamycin 300 mg bid selama 7 hari

3. Trikomoniasis.
a. Penyebab
Penyebabnya adalah Trichomonas vaginalis suatu protozoa yang
mempunyai flagel, pada manusia biasanya terdapat di urethra (pria dan
wanita) atau pada vagina terutama pada wanita pascamenopause.
Ditransmisikan pada umumnya melalui hubungan seksual (CDC,1993).
Kejadiannya sekitar 25% dari seluruh vaginitis dan bila didiagnosis
pada wanita yang tidak mengeluhkan gejala, kejadiannya dapat
mencapai 50% (McLellan,1982). Keadaan kehamilan tidak
menyebabkan penyakit ini bertambah insidensinya.
b. Gejala klinis
Gejala klinisnya bervariasi tergantung beratnya penyakit; bila gejala
klinis ada, maka tampilannya berupa iritasi, gatal, rasa panas atau nyeri
yang dapat terasa di daerah vulva,perineum dan paha; dapat disertai

15
dispareni dan disuri. Dapat juga terjadi perdarahan bercak setelah koitus
akibat kontak langsung dengan serviks yang meradang. Karakteristik
duh vaginalnya berbuih; bisa berwarna putih keabuan atau berwarna
kuning kotor kehijauan dan berbuih serta berbau busuk.
c. Akibat terhadap kehamilan :
Trikomoniasis berhubungan dengan kejadian prematuritas dan bayi
berat lahir rendah.
d. Pengobatan
2 gram metronidazol dosis tunggal,untuk mereka yang tidak dapat
mentolerir dosis yang besar ini , dapat diberikan:
Metronidazol 500 mg bid selama 7 hari
Pasangan seksualnya juga harus diberi terapi. Beberapa peneliti
menganjurkan dosis tinggi (2gram) selama beberapa hari (CDC,1993) .
Rejimen ini dapat disertai oleh metronidazol supositori vaginal (500 mg)
2 kali sehari. Terapi topikal dengan vaginal supositori saja hanya efektif
50%. Meskipun secara klasik dalam kehamilan ,metronidazol tidak
diberikan pada trimester pertama, namun pemberian dosis tunggal 2
gram terbukti aman Saat ini pemberian metronidazol pada trimester
kedua dan ketiga kehamilan tidak dipersoalkan lagi.

2.7 Konstipasi
a. Penyebab
Progesteron menyebabkan otot polos berelaksasi yang mengakibatkan
menurunnya motilitas pada usus dan enyebabkan wanita megalami onstipasi
kehamilan. Motilitas yang tertunda, seiring dengan meningkatnya jumlah
aldosteron dan angiostenin, mengarah pada meningkatnya penyerapan air yang
mngakibatkan feses keras. Seringkali mengejan dibuthkan untuk mengeluarkan
feses. Perubahan dalam diet dan olahraga, kurangnya cairan secara adekuat, dan
penggunaan suplemen zat bes juga berperan terhadap munculnya maslaah ini.
Selanjuna, peningkatan ukuran uterus pada uterus yang hamil mempersulit
aktivitas mengekan sambil membungkuk, karenanya menuunkan dorongan untuk
mengeluarkan feses.
b. Cara Mengatasi

16
Penjelasan mengenai perubahan normal dalam kehamilan yang
memprediposisikan ibu pda konstipasi harus diberikan. Cara pencegahan,
meliputi diet termasuk cairan (paling sedikit 6-8 gelas sehari), meningkatkan diet
serat, meningkatkan konsumsi serat buah dan sayuran, dan identifikasi makanan
tertentu yang menstimulasi aktivitas defekasi harus digai. Jika dibutuhkan,
penggunaan laksatif serat mungkin direkomendasikan. Dosis tergantung pada
produknya, dan instruksi pada kemasan harus diikuti.minyak mineral
dikontaindikasi karena mencegah penyerapan vitamin yang dapat larut dalam
lemak. Masase abomen yang kuat searah jarum jam dapat merangsang peristaltik.
Pemberian akupressure sebentar, sekitar 10 detik pada titik tengah antar pubis dan
umbilikus selama kira-kira 10 menit dapat juga merangsang aktivitas defekasi
c. Indikasi untuk rujukan
Konstipasi yag tidak membaik dengahnperbahan diet dan laksatif
membutuhka evaluasi media lebih lanjut. Perubahan kebiasaan defekais diikuti
dengan nyeri abdomen hebata atau pendarahan rektal yang membutuhkan
konsultasi atau rujukan untuk evaluasi janin

2.8 Penambahan Berat Badan


a. Definisi
Berat badan ideal ialah berat badan tubuh yang memiliki proporsi seimbang
dengan tinggi badan. Tubuh ideal secara fisik dapat terlihat dan ternilai dari
penampilan luar (Supariasa, 2007).
Menurut Pudjiadi (2007) seorang ibu yang sedang mengandung mengalami
kenaikan berat badan sebanyak 10 12 kg. Pada trimester pertama kenaikan itu
hanya kurang dari 1 kg, pada trimester kedua kurang lebih 3 kg, sedang pada
trimester ketiga kira-kira 6 kg. Pada trimester kedua kira-kira 50 %, dan pada
trimester ketiga kira-kira 90 % daripada kenaikan itu merupakan kenaikan
komponen janin, seperti pertumbuhan janin, placenta, dan bertambahnya cairan
amnion.
Depkes RI (2006) menganjurkan kenaikan normal bagi ibu hamil sebesar 7-
12 kg. Bertambahnya berat karena hasil konsepsi yaitu janin (3-3,5 kg), plasenta
(0,5 kg), dan cairan amnion (1 kg). Selain itu alat-alat reproduksi ibu seperti
rahim (sekitar 1 kg) dan payudara membesar, volume darah bertambah selain

17
lemak (1,5 kg) tubuh yang meningkat, timbunan protein (2 kg), dan retensi air-
garam (1,5 kg).
Berat badan ideal ibu hamil yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil
tiap minggunya, kemudian berat badan yang ideal untuk seseorang agar dapat
menopang beraktifitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang sesuai
dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilan sehingga rumusnya
dapat dibuat, rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut:
BBIH = BBI + (UH x 0,35)
BBIH : Berat badan ideal ibu hamil
(BBI=TB-110 jika TB> 160 cm dan BBI=TB-105 jika TB<160 cm)
UH :Usia Kehamilan dalam minggu
0.35 :Tambahan berat badan kg per minggunya (0,35) (Arisman, 2007)
Penambahan berat badan ini sangat besar karena berat badan ibu sebelumnya
sudah sangat kurang dan ini sudah harus di intervensi (berat badan ideal) sejak
pertama kali diketahui hamil atau pada trismester pertama kehamilan sampai
benar-benar mencapai berat badan ideal sebelum hamil, apabila sudah masuk
pada trismester ke dua kehamilan, perhatian pada penambahan berat badan ideal
sebelum hamil sudah tidak akan berpengaruh, karena tubuh justru akan
mengfasilitasi keberadaan janin, dengan persediaan berat badan yang kurang,
tubuh ibu tidak akan mampu mengfasilitasi keberadaan janin. Disinilah sering
terjadi keguguran, jika tidak terjadi keguguran dan kehamilan terus berlangsung
faktor-faktor resiko kesakitan, kecacatan dan kematian ibu dan janinnya masih
sering ditemukan (Arali, 2008).
Nilai IMT Berat Badan (kg)
Penambahan Berat Badan
TM I (kg) TM II (kg) TM III (kg)
Rendah (19.8) 2.3 0.49 0.40
Normal (19.9 26.0) 1.6 0.44 0.50
T Tinggi (26.1-29.0) 0.9 0.3 0.35
M
I : dalam bulan
TM II : dalam minggu
TM III: dalam minggu

18
Penambahan berat badan pada ibu hamil menurut ahli kesehatan kenaikan
optimal berat badan wanita hamil adalah 11-16 kg (25 lb35 lb) dengan berat dan
tinggi badan rata-rata. Berat badan normal sebelum hamil terbilang rendah, atau
ibu hamil berusia 19 tahun kebawah, maka berat badan perlu dinaikkan lagi, dan
ibu hamil yang mengandung bayi kembar maka kenaikan berat badan akan lebih
besar lagi.
Penambahan berat badan sebelum hamil termasuk besar, kenaikan berat
badan tidak perlu terlalu banyak, upayakan mengkonsumsi makanan sehat dan
bergizi, dan hindari berpantang makanan atau diet karena setiap kalori sangat
berarti bagi pertumbuhan janin.
b. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu
LILA (Lingkar Lengan Atas) pengukuran LILA adalah salah satu cara untuk
mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS).
Tujuan pengukuran LILA mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun
calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral.
Adapun tujuan tersebut adalah :
1. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menepis wanita yang mempunyai resiko melahirkan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR).
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK.
3. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan
peningkatan kesejahteraan ibu dan anak.
4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS
yang menderita KEK.
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK. Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm, apabila ukuran LILA kurang 23,5 cm atau dibagian pita
LILA artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan
melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan
anak (Supariasa, 2007).
c. Menjaga Berat Badan Ideal Ibu Hamil
19
Berat badan ibu hamil harus tetap dijaga, untuk itu menjaga berat badan ibu
selama kehamilan (Arisman, 2007) sebagai berikut:
1. Timbang berat badan setiap minggu
Setelah memasuki masa stabil, yaitu setelah hilangnya ngidam (setelah
memasuki minggu ke 16), usahakan untuk menimbang berat badan secara
teratur minimal satu minggu sekali. Jangan lupa catat berat badan setiap kali
habis menimbang. Dengan mengetahui kecenderungan pertambahan berat
badan yang kurang normal secara dini, akan mempermudah memulai tindakan
pengontrolan. Selain itu ini akan sangat berguna kelak setelah persalinan untuk
segera mengembalikan berat badan ke semula. Sebagai patokan umum,
usahakan pertambahan berat tidak lebih dari 300 gr setiap minggu.
Terutama setelah memasuki minggu ke 20 pertambahan berat cenderung
konstan setiap minggunya. Karena itu bila terjadi pertambahan yang lebih dari
500 gr sudah bisa dipastikan tidak normal. Untuk itu segera pelajari kembali
pola makan atau kebiasaan yang mungkin bisa menyebabkan hal ini.
2. Jaga pola makan yang teratur dan seimbang
Terutama setelah memasuki masa stabil, ada kecenderungan nafsu makan
bertambah secara tiba-tiba. Sehingga diperlukan usaha ekstra untuk
mengkontrol diri. Jangan biarkan diri terbiasa memakan cemilan terus
menerus. Serta perhatikan pola makan yang teratur, yaitu makan 3 kali sehari
secara teratur di waktu yang sama setiap harinya. Juga perhatikan jenis
makanan yang dikonsumsi, apakah cukup bervariasi dan tidak terlalu banyak
jenis-jenis tertentu. Kalau perlu buat menu untuk satu minggu.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Ibu Hamil
Faktor yang mempengaruhi berat badan pada ibu hamil antara lain:
pengetahuan tentang gizi, faktor sosial, kepadatan penduduk, dan kemiskinan
(Arisman, 2010).
Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah garis
kemiskinan, status ekonomi berguna untuk memastikan kemampuan ibu membeli
dan memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.Usia, usia diperlukan untuk
menentukan besaran kalori serta zat-zat gizi yang akan diberikan.

20
2.9 Pergerakan Janin
Gerakan janin adalah metode paling tua dan paling sederhana tentang pemantauan
kesejahteraan janin pada tirmester II. Sejak tahun 1970 suatu teknik perhitungan telah
diuraikan pada literatur.

a. Pertimbangan Fisiologi.
Selama trimester ke dua, janin menghaiskan kira-kira 10% waktunya
membuat gerakan tubuh kasar. Periode tanpa aktivitas umumnya berakhir kira-
kira 20 menit, meskipun gerakan ini dapat berakhir sampai 75 menit dalam
kehamilan normal. Gerakan tubuh kasar biasanya digambarkan sebagai gerakan
tubuh (perengangan) yang dikaitkan dengan gerakan terkoordinasi dari tungkai-
tungkai. Ibu cenderung tidak merasakan gerakan janin yang lebih halus seperti
genggaman tangan atau menghisap jari, juga mereka cenderung tidak
memperhatikan gerakan janin pasif. Gerakan pasif meliputi, gerakan longitudinal
yang terjadi ketika diafragma ibu bergerak sesuai pernapasan atau gerakan
kedepan dan kebelakang yang terjadi pada denyutan jantung.
Penuruna gerakan janin mungkin dikaitkan dengan anoksia janin; penurunan
dalam gerakan biasanya terjadi selama 2-3 hari sebelum penghentian gerakan
komplit. Penurunan gerakan telah ditemukan berkaitan dengan kondisi yang ,
melibatkan insufisiensi uteroplasenta, termasuk preeklamsia, hipertensi kronis,
dan diabetes. Penghentian gerakan dapat mendahului kematian intra uterin 24 jam
atau lebih. Penurunan pada gerakan terlah disebut sebagai sinyal alarm, tetapi
derajat penurunan dam kerangka waktu berbeda diantara penilitian. Kurangnya
tiga gerakan perjam atau tidak ada gerakan dalam 12 jam, kurangnya 10 gerakan
dalam 12 jam, kurangnya 10 gerakan dalam 2 jam, dan peningkatan berturut-turut
dalam jumlah waktu menuntut ibu untk menghitung 10 gerakan sebagai sinyal
alarm.
b. Penanganan
Karena tampak makin kuat hubungan antara penurunan gerakan janin dan
kematian janin, penyuluhan ibu untuk memantau gerakan janin harus dimasukkan
dalam pendidikan pasien. Dengan mencatat presepsi ibu tentang aktifitas janin
memberi ibu cara aktif berpartisipasi dalam perawatannya, dan dengan
penyuluhan ini juga meningkatkan kedekatan ibu dan janin.

21
Bentuk pemantauan ibu yang paling mudah adalah memberi konseling ibu
untuk miring kiri selama 30-60 menit dan menghitung setiap pergerakan janin.
Bila kurang dari 3 gerakan selam 60 menit, ibu harus menghubungi tenaga medis.
Pergerakan janin harus dihitung sampai gerkan ke sepuluh. Ibu kemudian
mencatat berapa menit (sekitar 10 atau 15 menit berturut-turut) terjadi sampai
gerakan kesepuluh.

2.10 Peribahan Fisiologis


a. Penyebab
Aspek psikologis dipertimbangkan menjadi status mental dan proses yang
dialami para Ibu dan keluarganya selama kehamilan. Banyak penelitian mengenai
aspek psikologis kehamilan berhubungan dengan dampaknya pada hasil akhir,
meskipun beberapa peneliti telah mempelajari proses kehamilan dengan baik.
Beberapa perubahan psikologis kehamilannya bersifat mendasar bagi definisi ibu
tentang dirinya dan persiapan untuk aktivitas barunya sebagai seorang Ibu.
Banyak proses psikologis yng terjadi selama kehamilan yag devaluasi ole
para praktisiyang berbeda dengan nilai dn keyakinan mereka sendiri. Contohnya,
seorang praktisi yang mengkaji motivasi seorang ibu tertentu untuk hamil,
mungkin dikatakan sehat jika si ibu berada dalam hubungan yang stabil, aman
secara finansial dan memilih untuk hamil. Ada juga yang dikatakan sebagai
kurang sehat. Sebagai contoh, berharap untuk dapat menggantikan kehidupan
anak yang disebabkan oleh keguguran atau menopang hubungan yang lemah.
Praktisi mungkin juga memperrtimbangkan dari keluarga si ibu mungkin tidak
normal (misalnya jika pasangan tidak berencana untuk hamil). Kehamilan dapat
berpotensi menguntungkan dan mengganggu kesehtana dan pertumbuhan
psikologis seororang wanita

b. Cara Mengurangi Dampak Psikologis


1. Support Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang
wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang
baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman
dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang orang terdekat.

22
Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan
proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai
seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat
hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas
penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik
dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap
masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama
mengalami kehamilan.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan
mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan
mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat
hadirnya sesosok manusia mungil di dalam perutnya.
Keberhasilanseorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi
kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami
dalam masa-masa kehamilannya.
Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi
sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung
perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan,
menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak
membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan
suami tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi
yang bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan
bayinya.
Menurut penelitian di Indonesia dukungan suami yang diharapkan
istri:
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
2. Suami senang mendapat keturunan
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan
istri/janin yang dikandung
5. Suami tidak menyakiti istri

23
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi
istri
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja
8. Suami membantu tugas istri
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
10. Suami menungu ketika istri melahirkan
11. Suami menunggu ketika istri di operasi

Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat
tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu
hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap
orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus
menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Dukungan keluarga dapat berbentuk :
1. Ayah ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan
ini
2. Ayah ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam
periode ini
3. Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
4. Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang
tidak boleh ditinggalkan
Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
1. Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu ibu
pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/
keagamaan
2. Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan
melahirkan
3. Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk
periksa
4. Menunggui ibu ketika melahirkan
5. Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil

24
2. Support Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan :
a. F Aktif : melalui kelas antenatal
b. F Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang
mengalami masalah untuk berkonsultasi.
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada
disekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung.

3. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan


Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita
hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan
akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang
diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam
kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan
yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu
memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam,
mengingatkan minum tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan
rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun
mempunyai makna yang tinggi dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu
hamil ke arah yang lebih baik.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perubahan pada kehamilan adalah proses yang umum terjadi pada kehamilan.
Dalam setiap masalah pada kehamilan, ada cara mengatasi masalah pada kehamilan
tersebut. Setiap penaaanan yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan masalah yang
terjadi. Dengan adanya penangannya, diharapkan ibu hamil dapat tetap merasakan
dengan nyaman kehamilannya hingga proses melahirkan

26
DAFTAR PUSTAKA

Walsh, LV. Buku Ajar Kebidanan Komunitas (2001). Jakarta : EGC


Saifuddin, AB, Wiknjosastro, GH, Affandi, B, Waspdo, Djoko. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Meonatal (2002). Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawiroardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan.(2014). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
http://repository.usu.ac.id, diakses pada tanggal 8 Maret 2017 jam 22.00
Sulistyawati Ari,2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan,Jakarta : Salemba
Medika
Departemen Kesehatan RI: Penanggulangan Penyakit Menular Seksual melalui
pelayanan KIA. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat - Direktorat
Kesehatan Keluarga, Jakarta 1999.
Maclvor D : Avoiding the pitfalls of diagnosing vaginitis . Clin Adv Treat Infect 5 : 4-
5,14, 1991.
Joesoef MR, Hillier SL, Josodiurondo S & Linnan M: Reproducibility of a scoring
system for Gram stain diagnosis of bacterial vaginosis. J Clin Microbiol 1991: 29;
1730-1731.

27

Anda mungkin juga menyukai