DOSEN
Oleh :
Nurul Chayah Amalina
3514100013
Informasi Geospasial Tematik
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
praktikum dan laporan Informasi Geospasial Tematik Golongan Konservasi Bangunan
Cagar Budaya di Kota Makassar Berdasarkan Nilai Sejarahnya ini dengan lancar dan
tepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan praktikum ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Informasi Geospasial Tematik semester VI program studi S1
Teknik Geomatika ITS tahun ajaran 2016-2017 dan untuk melaporkan hasil praktikum yang
telah penulis laksanakan sebelumnya.
Laporan Pemetaan Pertambangan ini dapat tersusun dengan baik berkat kerja sama
seluruh pihak yang telah terlibat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA. DESS. selaku dosen pengampu mata
kuliah Informasi Geospasial Tematik
2. Ibu Udiana Deviantari, S.T, M.T selaku dosen response mata kuliah Informasi
Geospasial Tematik
4. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu dan berperan dalam pelaksanaan
praktikum hingga penyusunan laporan ini
Demikian laporan ini penulis susun, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan penyusunan laporan-laporan
berikutnya. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 5
4.2 Analisa....................................................................................................................... 19
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 20
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 20
1.2 Tujuan
- Membuat informasi mengenai daftar bangunan cagar budaya di Kota Makassar
berdasarkan golongan konservasinya
Cagar budaya menurut Aris Soviyani (2006: 3) merupakan salah satu bentuk
peninggalan dan warisan budaya nenek moyang yang mempunyai nilai sebagai
sumber inspirasi bagi kehidupan bangsa masa kini dan masa yang akan datang. Ada
beberapa pengertian yang memperjelas arti penting suatu cagar budaya sebagai
aset yang patut dilestarikan keberadaannya.
a. Umur
umur berkenaan dengan batas usia bangunan cagar budaya sekurang-kurangnya 50
(lima puluh) tahun
b. Estetika
estetika berkenaan dengan aspek rancangan arsitektur yang menggambarkan suatu
zaman dan gaya/langgam tertentu
c. Kejamakan
kejamakan berkenaan dengan bangunan-bangunan, atau bagian dari kota yang
dilestarikan karena mewakili kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup
berperan
d. Kelangkaan
kelangkaan berkenaan dengan jumlah yang terbatas dari jenis atau fungsinya, atau
hanya satu-satunya di lingkungan atau wilayah tertentu
e. Nilai Sejarah
nilai sejarah berkenaan dengan peristiwa perubahan dan/atau perkembangan kota
Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan, peristiwa kejuangan bangsa Indonesia,
ketokohan, politik, sosial, budaya serta nilai arsitektural yang menjadi simbol nilai
kesejarahan pada tingkat nasional dan/atau Daerah
f. Memperkuat Kawasan
memperkuat kawasan berkenaan dengan bangunan-bangunan dan/atau bagian kota
yang karena potensi dan/atau keberadaannya dapat mempengaruhi serta sangat
bermakna untuk meningkatkan kualitas dan citra lingkungan di sekitarnya
g. Keaslian
keaslian berkenaan dengan tingkat perubahan dari bangunan cagar budaya baik
dari aspek struktur, material, tampang bangunan maupun sarana dan prasarana
lingkungannya
h. Keistimewaan
keistimewaan berkenaan dengan sifat istimewa dari bangunan dimaksud
i. Tengeran.
tengeran atau landmark berkenaan dengan keberadaan sebuah bangunan, baik
tunggal maupun jamak dari bangunan atau lansekap yang menjadi simbol/karakter
suatu tempat atau lingkungan tersebut.
Tidak kuat Bukan sebagai landmark kawasan dan ciri tidak menonjol
Berdasarkan kriteria dan tolok ukur di atas bangunan cagar budaya dibagi dalam 4
(empat) golongan, yaitu bangunan cagar budaya
1. Golongan A
Bangunan cagar budaya Golongan A adalah bangunan cagar budaya yang
harus dipertahankan dengan cara preservasi.
Konservasi bangunan cagar budaya Golongan A (Preservasi) dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut :
Bangunan dilarang dibongkar dan/atau diubah ;
Apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak
berdiri, dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali seperti
semula sesuai dengan aslinya;
Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang
sama/sejenis atau memiliki karakter yang sama dengan mempertahankan
detail ornamen aslinya;
Dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian perubahan
fungsi sesuai rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk aslinya ;
dan
Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya
bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan
bangunan utama.
2. Golongan B
Bangunan cagar budaya Golongan B adalah bangunan cagar budaya yang
dapat dilakukan pemugaran dengan cara restorasi/rehabilitasi atau
rekonstruksi.
Konservasi bangunan cagar budaya Golongan B (Restorasi/rehabilitasi atau
rekonstruksi) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
Bangunan dilarang dibongkar kecuali apabila kondisi fisik bangunan
buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak, sehingga dapat dilakukan
pembongkaran ;
Dalam hal bangunan cagar budaya sudah tidak utuh lagi maka apabila
dilakukan pembangunan harus sesuai dengan bentuk aslinya dan tidak
boleh membongkar bagian bangunan yang masih ada ;
Pemeliharaan dan perawatan bangunan cagar budaya harus dilakukan
tanpa mengubah tampang bangunan, warna dan detail serta ornament
bangunan ;
Dalam upaya restorasi/rehabilitasi atau rekonstruksi dimungkinkan adanya
perubahan tata ruang bagian dalam, sepanjang tidak mengubah struktur
utama bangunan; dan
Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya
bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan
bangunan utama.
3. Golongan C
Bangunan cagar budaya Golongan C adalah bangunan cagar budaya yang
dapat dilakukan pemugaran dengan cara revitalisasi/adaptasi.
Konservasi bangunan cagar budaya Golongan C (Revitalisasi/adaptasi)
dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut :
Perubahan bangunan dapat dilakukan dengan syarat tetap mempertahankan
tampang bangunan utama termasuk warna, detail dan ornamennya ;
Warna, detail dan ornamen dari bagian bangunan yang diubah disesuaikan
dengan arsitektur bangunan aslinya ;
Penambahan bangunan di dalam tapak atau persil hanya dapat dilakukan di
belakang bangunan cagar budaya dan harus disesuaikan dengan arsitektur
bangunan cagar budaya dalam keserasian tatanan tapak ; dan
Fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana kota
4. Golongan D
Bangunan cagar budaya Golongan D adalah bangunan cagar budaya yang
keberadaannya dianggap dapat membahayakan keselamatan pengguna maupun
lingkungan sekitarnya, sehingga dapat dibongkar dan dapat dibangun kembali
sesuai dengan aslinya dengan cara demolisi.
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
3.2.2 Bahan
- Citra satelit dari ArcGIS
- Shapefile batas administrasi Kota Makassar
- Shapefile jaringan jalan Kota Makassar
3.3 Diagram Alir
Mulai
Penentuan Parameter
Pengumpulan Data
Scoring Parameter
Tema IG Tematik
Pembuatan IG Tematik
Layouting
IG Tematik
Selesai
4.1 Hasil
Tabel 4.1. Hasil Scoring Antar Paramater
Umur
Estetika Kelangkaan Keaslian Arsitektur Landmark
Bangunan
Estetika 94 100 95 95 94 89
Kelangkaan 96 97 100 88 97 92
Keaslian 94 95 98 100 96 85
Arsitektur 98 95 92 88 100 96
Landmark 91 92 87 85 93 100
Estetika Landmark
Kejamakan Kelangkaan
Memperkuat Keaslian
Kawasan
4.2 Analisa
Berdsarkan pembuatan informasi geospasial tematik dapat dilakukan analisa sebagai
berikut:
- Kriteria yang dipakai dalam scoring parameter yakni Arsitektur, Umur Bangunan,
Landmark, Kelangkaan dan Keaslian
- Sampel obyek yang diambil sebanyak 30 bangunan cagar budaya yang terdiri dari
9 bangunan cagar budaya golongan A, 16 bangunan cagar budaya golongan B dan
5 bangunan cagar budaya golongan C
- Lokasi terbanyak dari persebaran bangunan cagar budaya terletak di area sebelah
barat kota Makassar
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
bangunan cagar budaya dikelompokkan menjadi 4 golongan tipe konservasi yakni
golongan A, B, C dan D berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan pada
Perda Kota Surabaya No. 5 Tahun 2005. Hasil analisis dengan metode
scoring/pembobotan didapatkan dari parameter Arsitektur, Umur Bangunan,
Landmark, Kelangkaan dan Keaslian. Dari 30 sampel bangunan cagar budaya di
Makassar yang paling banyak jumlahnya adalah bangunan cagar budaya golongan B
dan sebagian besar berlokasi di Makassar bagian barat
5.2 Rekomendasi
Kota Makassar memiliki situs bangunan bersejarah yang beragam, terutama
pada bagian barat Kota Makassar. Karena itu, untuk kepentingan pelestarian maupun
sebagai ajang untuk mempromosikan wisata heritage di Makassar perlu adanya
inventarisasi data bangunan cagar budaya yang lengkap sebagai penunjang. Alangkah
baiknya jika data tersebut tersimpan dalam suatu sistem informasi geospasial sehingga
akan membantu dikemudian harinya untuk memudahkan baik dalam perencanaan tata
ruang maupun dalam kegiatan promosi wisata.
DAFTAR PUSTAKA
http://sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan%20CB%20-%20Kota%20Makassar-
revisi-1.pdf
http://referensi.data.kemdikbud.go.id/
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
https://books.google.co.id/books?id=DdjgCgAAQBAJ&pg=PT42&lpg=PT42&dq=Paviliun+
Hasanuddin&source=bl&ots=e-pupC5EyW&sig=b4DKAAiBI7F-
DftWbUPqK_pTKDQ&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjX3-
nAld7TAhUkR48KHZ_sA8AQ6AEIMzAG#v=onepage&q=Paviliun%20Hasanuddin&
f=false
https://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/mg58ufsc89hrsg/Perda_KotaSby_5_2005.pdf
https://www.academia.edu/13160745/Analisa_Kriteria_Bangunan_Bersejarah
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/2015/05/11/definisi-cagar-budaya-dan-
permuseuman/