Anda di halaman 1dari 7

PERCOBAAN 4

STOIKIOMETRI REAKSI LOGAM DENGAN GARAM


1. Tujuan
Mempelajari stoikiometri reaksi antara logam tembaga dengan larutan besi (III) dan meramalkan ion
tembaga yang dihasilkan.

2. Pendahuluan
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan senyawa kimia. Senyawa ataupun
senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagaireaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan denganperubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebihproduk yang
biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara umum, reaksi kimia melibatkan perubahan
yang melibatkan pergerakan elektron
dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia
juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer
seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu reaksi
asam-basa dan reaksi redoks. Secara garis besar, Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi)
adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam
sebuah reaksi kimia.Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasikarbon yang
menghasilkan karbondioksida, atau reduksikarbon
oleh hidrogen
menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada
tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit.
Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah
sebagai berikut:
Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron
oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuahmolekul, atom, atau ion.
Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis
benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer
elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan
sebagaipeningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam
prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi
yang diklasifikasikan sebagai "redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut.

1. Dasar Teori

Reaksi Redoks
Reaksi asam basa dapat dikenali sebagai proses transfer-proton. Kelompok reaksi yang disebut reaksi
oksidasi-reduksi (atau redoks) dikenal juga sebagai reaksi transfer-elektron. Reaksi oksidasi-reduksi
berperan dalam banyak hal didalam kehidupan kita sehari-hari. Reaksi ini terlibat mulai dari
pembakaran bahan bakar minyak bumi sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan dalam
rumah tangga. Selain itu sebagian besar unsur logam dan nonlogam diperoleh dari bijinya melalui
proses oksidasi reduksi. (R. Chang, 2004)
Mekipun reaksi oksidasi-reduksi didasarkan pada serah terima elektron, hal ini tak selalu tampak
dari persamaan reaksinya. Proses-proses ini lebih baik untuk dipahami jika dipecah menjadi dua
tahap yang terpisah, oksidasi satu zat reduksi zat yang lain. Berikut ini adalah contoh reaksi antara
logam besi dan ion tembaga:
Fe + Cu Fe + Cu.......................(1)
Terdiri dari reduksi Cu
Cu + 2e Cu.................................(2)
Dan oksidasi Fe
Fe Fe+ + 2e.....................................(3)
Kedua elektron yang dilepaskan Fe diambil oleh Cudalam proses ini. (Vogel, 1979)

Larutan yang Terlibat


1. Asam Oksalat (H2C2O4.H2O)
Oksalat dari logam-logam alkali dan besi(II), larut dalam air, semua oksalat lain tak larut atau sangat
sedikit larut dalm air. Berbentuk zat padat kristalin, tak berwarna dan menjadi anhidrat dengan
dipanaskan sampai 110o . Zat ini mudah larut dalam air.
1. Permanganat, MnO4-
Semua permanganat larut dalam air, membentuk larutan ungu (lembayung kemerahan). Untuk
mempelajari reaksi pada permanganat digunakan larulan kalium permanganat(KMnO4). Jika
direaksikan dengan asam oksalat(H2C2O4.H2O) dan dengan asam sulfat(H2SO4) , yang berfungsi
sebagai katalis, akan menghasilkan gas karbon dioksida, dengan mekanisme reaksi:
2MnO4- + 5(COO)22- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O...........................(4)
Reaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada 60oC. Ion mangan (II)
mengkatalis reaksi ini, jadi reaksi ini adalah otokatalitik. Sekali ion mangan(II) telah
terbentuk, reaksi ini menjadi semakin cepat. (Vogel I , 1985)
1. Tembaga (Cu)
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa dan liat. Ia melebur pada 1038 0C,
karena potensial electrode standarnya positif maka ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam sulfat pekat panas juga melarutkan
tembaga :
Cu + 2H2SO4 Cu2+ + SO42- + SO2 + H2O.........(5)
1. Besi (Fe)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia melebur pada 1535 OC.
Asam sulfat encer melarutkan besi. Besi membentuk dua deret garam yang penting :
1. Besi (II) atau fero
Diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan
berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat
pereduksi yang kuat.
1. Besi (III) atau feri
Diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3. . Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna
kuning muda. Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II). (Vogel I, 1985)
Reaksi antara logam Cu dan larutan Fe3+ adalah sebagai berikut:
Cu + Fe3+ Fe2+ + Cu+ .......................(6)
Cu + 2 Fe3+ 2Fe2+ + Cu2+ ......................(7)
Reaksi redoks KMnO4 dengan asam Oksalat :
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O X 2
C2O4 2- 2CO2 + 2e- X 5________
2MnO4-+ 5C2O42- + 16H+ 2Mn2+ + 10CO2+ 8H2O...........(8)

Reaksi redoks KMnO4dengan Fe2+:


Fe2+ Fe3++ e - X 5
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O X 1
5Fe2++ MnO4- + 8H+ 5Fe3++ Mn2+ + 4H2O..................................(9)

Reaksi Permanganometri
Reaksi antara KMnO4 dengan asam oksalat(H2C2O4.H2O) dan asam sulfat (H2SO4 ) akan terjadi reaksi
redoks yaitu :(Underwood, 2001)
2MnO4 + 5H2O2 + 6H+ 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O.............(10)
1. Alat dan Bahan
Alat
Gelas beker 250 mL Gelas arloji besar
Gelas beker 150 mL Sendok sungu
Gelas beker 50 mL Gelas arloji kecil
Erlenmeyer 125 mL Pipet ukur 25 Ml
Corong gelas Pipet volume 5 mL
Bola hisap Gelas ukur 50 mL
Buret 25 mL Labu ukur 100 mL
Statif Pipet volume 25 mL
Toples Botol akuades
Pinset Termometer
Pengaduk gelas Pemanas spirtus
Kertas saring Magnetik stirrer
Bahan
Serbuk Cu Larutan H2SO4 2,5 M
Larutan KMnO4 0,02 M Larutan Fe(NH4)(SO4)20,2 M
Serbuk H2C2O4.2H2O
1. Cara Kerja
1. Standardisasi larutan KMnO4 0,02 M

1. Stoikiometri reaksi logam Cu dengan Fe (III)


IV. PEMBAHASAN
Dalam percobaan stoikhiometri reaksi logam dengan garam ini yang bertujuan mempelajari
stoikhiometri reaksi antara logam tembaga dengan larutan besi(III) dan meramalkan ion tembaga
yang dihasilkannya. Di dalam percobaan ini terdapat langkah-langkah kerja, langkah awal yaitu:
standarisasi larutan KmnO4 0,04 M, dan stoikhiometri reaksi logam Cu dengan larutan Fe(III)
merupakan langkah yang kedua.
Dalam langkah awal ini dilakukan proses pelarutan sebanyak 0,63 gram asam oksalat
(H2C2O4.2H2O) yang berbentuk padatan menjadi suatu larutan. Setelah melarut dengan sempurna,
larutan ini di encerkan dalam labu ukur 100 ml. lalu larutan tersebut ditambahkan H 2SO4 2,5M dan
dititrasi menggunakan larutan standar KMnO4 0,02M yang telah di standardisasi dalam buret
sehingga dalam reaksinya menghasilkan Mn yang akan mempercepat reaksi yang terjadi
disebabkan oleh Mn yang bersifatautokatalitik. Titrasi diulangi tiga kali dengan memanaskan
larutan sampai 500C. Reaksi tersebut (reaksi 10) tidak akan bereaksi sebelum suhunya mencapai
500C, titrasi dihentikan setelah warna larutan sama dengan warna penitrasinya yaitu yang
sebelumnya berwarna bening menjadi ungu dan dihitung rata-rata molaritas KMnO4 dalam tiga kali
titrasi. Dari hasil perhitungan di peroleh konsentrasi 0,02M.
Langkah kedua yaitu, mereaksikan logam Cu dengan larutan Fe(III) (reaksi 6&7). Sebelumnya,
ditimbang terlebih dahulu 0,2 gram serbuk tembaga dalam gelas beker yang telah diketahui
beratnya dan dimasukkan kedalam gelas tersebut, larutan antara larutan besi(III) 0,2m dengan
larutan asam sulfat 2,5M. lalu dididihkan larutan tersebut dalam suhu 200 0C, dalam proses
pemanasannya terjadi perubahan warna yang awalnya berwarna merah bata menjadi hijau muda,
hal ini disebabkan oleh ion Fe3+ yang terdapat didalamnya. Pemanasan dihentikan apabila serbuk
tembaga mulai habis, lalu didinginkan dan disaring, sisa serbuk tembaga (residu) yang belum larut
dikeringkan dalam oven dalam suhu 600C dan ditimbang. Lalu filtratnya diencerkan dan dtitrasi
dengan larutan standar KMnO40,02M. Langkah-langkahnya sama dengan langkah awal diatas
hanya saja tidak ada pemanasan. Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai dari r adalah mendekati 1
yaitu 0,96 sehingga dapat di ramalkan reaksi yang terjadi adalah reaksi nomor 6 dan nilai
perbandingan [Cu+] / [Cu2+] adalah 1 : 0. Dan reaksi yang munkin terjadi pada percobaan
Stoikiometri reaksi logam Cu dengan Feadalah reaksi 6. Karena nilai dari [Cu+] lebih besar dari
[Cu2+].
Dari percobaan yang telah kami lakukan, tentunya masih banyak terjadi kesalahan dan kekurang
tepat dan telitinya dalam proses menitrasi, menimbang, keterampilan menggunakan alat-alat
praktikum.

1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Molaritas KMn4O setelah distandardisasi adalah 0,02 M.
2. Nilai r yang diperoleh adalah 0,96
1. Perbandingan Cu+ yang diperoleh adalah 1 : 0
Cu 2+
1. Reaksi yang terjadi adalah reaksi nomor 6 karen r yang dihasilkan bernilai mendekati 1
yaitu 0,96, dari perhitungan menggunakan harga potensial standar juga terjadi reaksi 6
yaitu :
Cu + Fe3+ Fe2+ + Cu+

Anda mungkin juga menyukai