Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROSES PRODUKSI GLASS/KACA


TUGAS MATA KULIAH TEKNIK FABRIKASI

Disusun oleh :
Aditya Wardhono Putra 21050115060020

SEKOLAH VOKASI
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017

1
Bab I
Latar Belakang
1.1 Pendahuluan
Kaca atau gelas adalah salah satu produk industri kimia yang paling
akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi masyarakat luas
banyak yang belum mengerti tentang senyawa unik ini. Kaca atau gelas
apabila dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin.
Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang
saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat.
Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga
partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur. Dari
segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang
tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan
senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik
lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan
silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
Sebagaimana bahan-bahan yang sangat banyak digunakan dalam
peradaban modern, riwayat penemuan kaca tidaklah jelas sama sekali.
Salah satu rujukan yang paling tua mengenai bahan ini dibuat oleh Pliny,
yang menceritakan bagaimana pedagang-pedangang phoenisia purba
menemukan kaca tatkala memasak makanan. Periuk yang digunakannya
secara tidak sengaja diletakkan di atas massa trona di suatu pantai.
Penyatuan yang terjadi antara pasir dan alkali menarik perhatian dan orang
Mesir telah berusaha menirunya. Sejak tahun 6000 atau 5000 sebelum
Masehi, orang Mesir telah membuat permata tiruan dari kaca dengan
ketrampilan yang halus dan keindahan yang mengesankan. Kaca jendela
sudah mulai disebut-sebut sejak tahun 290. Silinder kaca jendela tiup
ditemukan oleh para pendeta pada abad ke-12. Dalam abad tengah,
Venesia memegang monopoli sebagai pusat industi kaca. Di jerman dan
inggris, kaca baru mulai dibuat pada abad ke-16. Secara keseluruhan
sebelum tahun 1900, industri ini merupakan seni yang dilengkapi oleh
rumus-rumus rahasia yang dijaga ketat. Proses pembuatannyapun bersifat
empiris dan hanya berdasarkan pada pengalaman. Kaca atau gelas
merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya

2
di hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang
secara kimia sama dengan kuarsa. dari segi fisika kaca dipandang sebagai
zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-
partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun
dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling)
yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat
menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari
berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap , yang dihasilkan
dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta
berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding
dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama
dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya..

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami proses pembuatan gelas dan kaca
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik fabrikasi

3
BAB II

PROSES PEMBUATAN KACA ATAU GELAS

Bahan-Bahan :
Pada dasarnya, bahan baku pembuatan kaca atau gelas terdiri atas 3 jenis
bahan yang masing-masing memiliki peranan pada kualitas dan hasil akhir
dari produk gelas secara keseluruhan. Ketiga jenis tersebut adalah :
Bahan pembentuk gelas
Pasir kuarsa/silika dengan kemurnian SiO2 99.1 99.7%
Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu, silicon
(IV) oksida memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap ikatan
kovalen antara atom dalam struktur raksasa. Maka, silicon (IV) oksida
mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, yaitu 1710 C. Dalam silicon (IV)
oksida, setiap atom silikon diikat secara kovalen kepada 4 atom oksigen
dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu
diulangi secara tidak terhingga dengan setiap atom oksigen terikat kepada
2 atom silikon untuk membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur
berlian.
sodium karbonat/soda abu (Na2CO3)
asam borat/borax
phosfor pentaoksida
dolomit (CaCO3.MgCO3)
feldspar, dengan rumus molekul R2O.Al2O3.6SiO2 di mana R2O
mewakili Na2O atau K2O atau gabungan keduanya.Feldspar adalah
nama kelompok mineral yang terdiri atas potasium, sodium dan
kalsium alumino silikat.
cullet, merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari
produk tak lolos quality control. Cullet berfungsi untuk menurunkan
temperatur leleh dari bahan baku. Cullet yang diumpankan sebanyak
25% dari total bahan baku.

4
Bahan stabilizer
Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan
kelarutan di dalam air, tahan terhadap serangan bahan kimia lain
termasuk materi-materi lain yang terdapat di atmosfer. Contoh
bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri gelas adalah :
Kalsium Karbonat atau Limestone, membuat produk akhir menjadi
tidak larut di dalam air.
Barium Karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
Timbal Oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat,
dan memiliki indeks bias yang tinggi.
Seng Oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak,
memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan meningkatkan
indeks bias.
Aluminium oksida
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium
dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3 dan nama mineralnya
adalah alumina. Disini alumunium oksida berfungsi untuk
meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik dan ketahanan
terhadp bahan kimia.

Komponen sekunder
Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada
saat pelelehan bahan baku. Bahan yang biasa digunakan sebagai
refining agent pada industri gelas adalah sodium nitrat dan sodium
sulfat atau arsen oksida (As2O3).
Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang
biasanya diakibatkan oleh kehadiran senyawa besi oksida yang
masuk bersama bahan baku. Bahan penghilang warna yang
digunakan adalah mangan dioksida (MnO2), logam selenium (Se),
atau nikel oksida (NiO).
Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai
dengan warna yang dikehendaki.
Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite
(CaF2), kriolit (Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah
phospat, seng phospat (Zn3(PO4)2), dan kalsium phospat

5
(Ca3(PO4)2). Opacifiers adalah zat yang ditambahkan untuk
membuat kaca atau gelas bersifat buram atau tidak dapat ditembus
gelombang elektromagnetik, walaupun kacaatau gelas tersebut
transparan.

Proses Pembuatan
Secara skematis proses pembuatan kaca atau gelas dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Persiapan bahan baku (batching)
Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta
pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang
sesuai komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang diperlukan
seperti zat pewarna atau zat-zat yang sesuai dengan produk kaca yang
dikendaki. Pengadukan campuran bahan baku dalam suatu mixer hal ini
dilakukan agar campuran menjadi homogen sebelum dicairkan.
Komposisi dari bahan-bahan penyusunnya adalah sebagai berikut :
BahanKomposisi (%)
Pasir Silika 72,6
Natrium Karbonat 13,0
Kalsium Karbonat 8,4
Dolomit 4,0
Alumina 1,0
Lain-Lain 1,0

6
2. Pencairan (melting/fusing)
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan
mencair.

7
Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca atau gelas,
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Pot furnace
Biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus (special glass)
seperti kaca seni, kaca optik dengan skala produksi yang kecil sekitar 2 ton
atau lebih rendah. Pot terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus
atau platina.

Tank furnace
Digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata refraktori
(bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung sekitar 1350 ton cairan
gelas yang membentuk kolam di jantung furnace.

Regenerative furnace

8
3. Pembentukan (forming/shaping)
Bahan kaca atau gelas yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat
yang berfungsi untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada
beberapa jenis proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :
Proses mekanik :
a. Proses Fourcault
Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah bagian yang
dinamakan debiteuse. Bagian ini terapung di permukaan kaca cair
dengan celah sesuai dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas
debiteuse terdapat bagian sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan
kaca hingga 650 670oC. Pada suhu tersebut kaca berubah menjadi pelat
padat dan akan bergerak dengan didukung oleh roda pemutar (roller) yang
menarik kaca tersebut ke atas. Gambar di bawah ini melukiskan skema
proses Fourcault.
b. Proses Colburn (Libbey-Owens)
Jika proses Fourcault , gerakan kaca berlangsung secara vertikal, maka
pada proses Colburn kaca akan bergerak secara vertical kemudian diikuti
gerakan horizontal setelah melewati roda-roda penjepit yang membentuk
leburan gelas menjadi lembaran-lembaran.

9
c. Proses Pilkington (float process)
Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah kolam berisi cairan timah (Sn) panas.
Kecepatan aliran bahan cair ini merupakan pengatur tebal tipisnya kaca
lembaran yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan timah
karena perbedaan densitas di antara keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan
dengan pasokan panas yang berasal dari pembakar di bagian atas kolam.
Pengendalian temperatur di dalam kolam dilakukan agar kaca tetap rata di
kedua sisinya serta pararel. Bahan yang biaanya digunakan untuk
keperluan ini adalah gas nitrogen murni. Selanjutnya, aliran kaca melewati
daerah pendinginan (masih di dalam kolam) dan keluar dalam bentuk kaca
lembaran bersuhu 600oC.

4. Proses packing kaca

10
11

Anda mungkin juga menyukai