Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Ocular surface squamous neoplasia (OSSN) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan Neoplasia Skuamosa pada Permukaan Mata merupakan istilah untuk menunjukkan
sebuah spektrum neoplasma yang berasal dari epitel skuamosa mulai dari dysplasia sederhana
hingga karsinoma sel skuamosa invasif yang mengenai bagian permukaan mata. Permukaan
mata terdiri dari konjungtiva dan kornea. Konjungtiva adalah membran mukosa yang
meliputi bola mata dan bagian dalam kelopak mata. Morfologi dari sel epitel konjungtiva
adalah epitel berlapis tidak berkeratin yang bervariasi dari cuboidal diatas tarsus, columnar di
forniks, hingga epitel skuamosa pada bola mata. Sel goblet menyumbang sekitar 10% dari
jumlah sel basal dari epitel konjungtiva. Kornea merupakan jaringan transparan dan avaskular
yang berfungsi sebagai dinding anterior mata dan media optik sehingga cahaya dapat masuk
ke mata. Lapisan epitel kornea terdiri dari sel-sel epitel skuamosa berlapis yang menyumbang
sekitar 5% dari total ketebalan kornea. Sel-sel induk epitel kornea terletak di lapisan basal
dari epitel limbal yang berploriferasi terus menerus dan menghasilkan lapisan superfisial
yang kemudian akan berdiferensiasi menjadi sel-sel superfisial. Regulasi dari pertumbuhan
sel dan metabolisme sangat penting untuk mempertahankan permukaan mata tetap utuh dan
kornea tetap transparan.
Tumor primer dari konjungtiva dan kornea dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori utama yaitu, kongenital dan diperoleh setelah lahir. Tumor congenital pada
permukaan mata diantaranya congenital hereditary stromal dystrophy (CHSD), congenital
hereditary endothelial dystrophy (CHED). Sedangkan Lesi yang diperoleh setelah lahir terdiri
dari berbagai variasi neoplasma yang berasal dari epitel skuamosa, melanosit, dan sel-sel
limfosit. Tumor dari epitel skuamosa memiliki spektrum yang besar untuk jenis lesinya,
mulai dari lesi jinak seperti papiloma skuamosa, hingga lesi prakanker yang terbatas pada
epitel permukaan (neoplasia intraepithelial atau dysplasia) dan terdapat karsinoma sel
skuamosa yang bersifat lebih invasif dan dapat menembus membran basal hingga substantria
propia dari konjungtiva atau stroma kornea.
Istilah ocular surface squamous neoplasia pertama kali dijelaskan pada 1995 oleh Lee
dan Hirst, lesi ini melibatkan konjungtiva, limbus, dan kornea. Mirip dengan kanker leher
rahim, tumor ini juga memiliki tingkat kekambuhan yang relatif tinggi setelah pengobatan

1
2

dan dapat bermetastasis. Tumor ini dianggap sebagai keganasan tingkat rendah ( low grade)
tetapi lesi invasif dapat menyebar ke bola mata atau orbita.
Menurut berbagai penelitian, OSSN lebih sering mengenai pria (75%), dan usia rata-
rata 60 tahun. Insidensi OSSN bervarias berdasarkan geografik, menurut penelitian angka
kejadian OSSN akan meningkat pada daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa, hal ini
dihubungkan dengan paparan sinar ultraviolet sebagai salah satu faktor resiko OSSN. Selain
ketiga hal tersebut, merokok dan infeksi Human Papilloma Virus (HPV) juga diperkirakan
menjadi faktor resiko OSSN.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari tentang bagaimana terjadinya
OSSN, sehingga dapat menurunkan angka morbiditas, kecacatan serta mortalitas akibat
OSSN.

Anda mungkin juga menyukai