Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH

SEJARAH DAN PEMIKIRAN

AKUNTANSI SYARIAH

DISUSUN OLEH :

IDRUS SUBARKAH 11080694215

LINTANG TRENGGONO 11080694217

DIAN RAHMA N 11080694229

KELAS AKUNTANSI AA 2011

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


Perkembangan Awal Akuntansi Syariah

Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti yaitu bagian dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang bersifat
memiliki kebenaran absolut.Sebagai ilmu yang bersifat akumulatif,maka setiap penemuan
metode baru dalam akuntansi akan menambah dan memperkaya imu tersebut.Bahkan pemikir
akuntansi pada awal perkembangannya merupakn seorang ahli matematika seperti Paccioli
dan Musa Al khawarizmy.

Penemuan metode terbaru dalam akuntansi senantiasa mengalami penyesuian dengan


kondisi setempat,sehingga dalam perkembangan selanjutnya,ilmu akuntansi cenderung
menjadi bagiandari ilmu social (social science),yaitu bagian dari ilmu yang mempelajari
fenomena keadaan masyarakatdengan lingkungan yang bersifat lebih relative.

Perubahan ilmu akuntansi dari bagian ilmu pasti menjadi ilmu social yang disebabkan
oleh factor factor peruahan dalam masyarakat yang semula dianggap sebagai sesuatu yang
konstan,misalnya transaksi usaha yang akan dipengaruhi budaya dan tradisi serta kebiasaan
dalam masyarakat.Oleh sebab itu,akuntansi masih berada ditengah tengah bagian dari ilmu
pengetahuan tersebut hingga kini.Bahkan mayoritas para pemikir akuntansi hingga kini masih
menitikberatkan pada pemikiran positif melalui penggunaan data empiris dengan pengolahan
yang bersifat matematis.

Akuntansi dalam islam merupakan alat (tool) untuk melaksanakan perintah ALLAH
SWT dalam (QS 2:282) untuk melaksanakan pencatatan dalam melakukan transaksi
usaha.Implikasi lebih jauh ,adalah keperluan terhadap suatu system pencatatan tentang suatu
hak dan kewajiba ,pelaporan yang terpadu dan komprehensif.

Islam memandang akuntansi tidak sekedar ilmu yang bebas nilai untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan saja,tetapi juga sebagai alat untuk menjalankan nilai nilai islam
sesuai ketentuan syariah.

Akuntansi yang kita kenal sekarang diklaim berkembang dari peradaban barat (sejak
Paccioli),padahal apabila bila dilihat secara mendalam dari proses lahir dan
perkembangannya ,terlihat jelas pengaruh keadaan masyarakat atau peradaban sebelumnya
baik yunani maupun arab Islam.
Perkembangan akuntansi ,dengan domain arithmetic quality nya.Sangat ditopang
oleh ilmu lain khususnya arithmetic,algebra,mathematics,alghothm pada abad ke 9 M.Ilmu
ini lebih dahulu berkembang sebelum perkembangan Bahasa.Ilmu penting ini ternyata
dikembangkan oleh filosof islam yang terkenal yaitu Abu Yusuf Yakub bin Ishaq Al Kindi
yang lahir tahun 801 M.Juga Al Karki (1020) dan Al khawarizmy yang merupakan asal
kata dari algorithm,algebra juga berasal dari kata arab yaitu al jabr.Demikian juga system
nomor,decimal,dan angka 0 (zero,sifir,kosong,nol) yang kita pakai sekarang yang disebut
sebagai angka arab sudah dikenal sejak 874 M,yang sudah diakui oleh Hendrikson
merupakan sumbangan arab Islam terhadap Akuntansi.Kita tidak bis membayangkan apabila
neraca disajikan dengan angka romawi ,misalnya angka 1843 akan ditulis
MDCCCXLIII.Bagaimana jika kita mensajikan neraca IBM yang memerlukan angka
triliunan?

Ibnu Khaldun (lahir tahun 1332) adalah seorang filosof islam yang juga telah bicara
tentang politik,sosiologi,ekonomi,bisnis,perdagangan.Bahkan ada dugaan bahwa pemikiran
mereka itulah sebenarnya yang dikemukakan oleh para filoso barat belakangan yang muncul
pada abad 18M.Sebenarnya Al Khawarizmy lah yang memberikan kontribusi besar bagi
perkembangan matematika modern eropa.Akuntansi modern yang dikembangkan dari
persamaan algebra dengan konsep konsep dasarnya untuk digunakan memecahkan
persoalan pembagian harta warisan secara adil sesuai dengan syariah yang ada pada Al
Quran,perkara hukum (law suit) dan praktik bisnis perdagangan.

Sebenarnya ,sudah banyak pula ahli akuntan yang mengakui keberadaan akuntansi
islam itu, misalnya RE Gambling,William Roget,Baydoun,Hayashi dari jepang,dan lain
lain.Seperti Paccioli dalam memperkenalkan system double entry melalui ilmu
matematika.Sistem akuntansi dibangun dari dasar kesamaan akuntansi .Aset =Utang +Modal
(A=U+M).Aljabar pertama tama ditemukan oleh islam ,maka sangat logis jika ilmu
akuntansi juga terdapat dalam system ekonomi islam,paling tidak menjadi dasar
perkembangannya.
Prosedur serta Istilah yang digunakan oleh Negara Islam

Dokumentasi mengenai praktik akuntansi pemerintahan pertama kali dilakukan oleh


Al Mazenderany (1363) selama dinasti Khan II pada buku Risalah Falakiyah Kitabus
Siyakat.Namun ,dokumentasi yang baik pertama kali dilakukan mengenai system akuntansi
Negara islam tersebut pertama kali dilakukan oleh Al- Khawarizmy 976M

Kontribusi besar yang diberkan oleh Al Khawarizmy adalah membuat system


akuntansi dan pencatatan dalam Negara islam dan membaginya dalam beberapa jenis daftar.

Pencatatan dalam Negara Islam telah memiliki prosedur yang wajib untuk diikuti ,
serta pihak yang wajib bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan atas aktivitas dan
menemukan surplus dan deficit atas pencatatan yang tidak seimbang.Jika menemukan sebuah
kesalahan maka orang yang bertanggung jawab harus menggantinya .Hal ini merupakan salah
satu bentuk pengendalian internal ,penerapan prosedur audit,serta akuntansi berbasis
pertanggung jawaban.Prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Transaksi harus dicatat setelah terjadi


2. Transaksi harus dicatat berdasarkan kelompoknya
3. Penerimaan harus dicatat disisi sebelah kanan dan pengeluaran berada disisi kiri
4. Pembayaran harus dicatat dan diberikan penjelasan
Jenis Laporan Keuangan

1. AL Khitmah
Merupakan laporan yang dibuat setiap akhir bulan yang menunjukkan total
penerimaan dan pengeluaran.Al Khitmah juga dlam Bahasa arab berarti : lengkap
atau akhir,dan dapat juga disiapkan pada akhir tahun.Al Khitmah walaupun biasa
digunakan untuk laporan bulanan pemerintah juga biasa digunakan oleh para
pedagang muslim dengan tujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan sebagai
dasar penghitungan zakat
2. Al Khitmah Al Jameeah
Merupakan laporan yang disiapkan oleh Al Khateb tahunan dan diberikan
kepada atasannya (Al Mawafaka - Penerima) berisi :Pendapatan ,beban, dan
surplus/deficit setiap akhir tahun .Al Khitmah Al Jameeah dalam Bahasa arab berarti
laporan akhir yang lengkap.
Bentuk Al Khitmah Al Jameeah (Lasheen,1973) adalah sebagai berikut :

` Al Khitmah Al Jameeah
Untuk Penerimaan dan Pengeluaran
Selama periode Muharram s.d. Dzulhijjah Tahun..H
Disiapkan oleh Dibantu oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh.

Sumber Dana
Pendapatan pada Periode Berjalan
b.Pajak dari sejak tanggal.. xxxx
c.Pendapatan Lain xxxx
Sub total xxxx

Ditambah
a.Sisa dari periode yang lalu xxxx
b.Penjualan xxxx
c.Rekonsiliasi dan denda xxxx
d.Pinjaman xxxx
e.Pemindahan dana xxxx
f.Tagihan yang tidak dapat tertagih xxxx
Al Fadalakah (total) xxxx

Penggunaan Dana
a.Transfer ke Dewan lain xxxx
b.Pembelian yang dilakukan dewan xxxx
c.Beban lain xxxx (xxxx)
Al Haseel (Saldo) xxxx
Bentuk perhtungan dan laporan zakat akan dikelompokkan pada laporan keuangan terbagi
dalam 3 kelompok ,yaitu :

Ar Raj Minal Mal (yang dapat tertagih)


Ar Munkasir Minal Mal (Piutang tak dapat tertagih)
Al Mutaadhir Wal Mutahayyer wal Mutakkid (piutang yang sulit dan piutang
bermasalah sehingga tak dapat tertagih)

Pada perhitungan zakat ,utang diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan kemampuan


bayar,yaitu:

1. Arrej Minal Maal (collectible debts)


2. Al Munkase Minal Mal (uncollectable debts)
3. Al Mutaadher wal Mutahayyer (complicated atau doubtful debts)

Sejarah Akuntansi Syariah

Akuntansi merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Ketika masyarakat sudah
mengenal perdagangan, maka mereka juga mengenal konsep nilai dan system moneter.
Akuntansi sudah dikenal sejak jaman prasejarah, yaitu mulai kerajaan Babilonia (4500 SM),
Firaun Mesir dank ode-kode Hammurabi (2250 SM) dengan ditemukannya kepingan
pencatatan akuntansi di Syria Utara.

Bapak akuntansi modern adalah Luca Paciolli. Beliau menemukan persamaan


akuntansi pertama kalinya pada tahun 1494 dalam bukunya Summa de Arithmetica
Geometria et Proportionalita (A Review of Arithmetic, Geometry, and Proportions). Di
dalam buku tersebut beliau menjelaskan tentang double entry book keeping sebagai dasar
perhitungan akuntasi modern, termasuk pencatatan, penjurnalan, dan semua kegiatan
akuntansi yang dikenal sekarang ini. Bapak Luca Paciolli mengakui bahwa apa yang
ditulisnya dalam buku tersebut merupakan apa yang sudah terjadi di Venice sejak satu abad
sebelumnya. Jadi, Luca Paciolli bukan sebagai penemu double entry book keeping karena
pertama kali yang melakukan pencatatan double entry book keeping adalah Bendahara kota
Massri pada tahun 1340.
Sistem double entry book keeping pertama kali ditulis oleh Benedetto Cotrugli yang
pada saat itu berprofesi sebagai seorang pedagang dalam sebuah buku berjudul Della
Mercatua e del Mercate Perfetto pada tahun 1458 namun diterbitkan pada 1573.

Menurut Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory, dia beranggapan bahwa


tulisan Arab sangat berperan dalam perkembangan ilmu akuntansi. Hal itu berarti bahwa di
Arab sudah mengenal metode pencatatan akuntansi.

Seiring dengan majunya peradaban sosial Arab pada waktu itu, turut mewarnai
perkembanganya ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu matematika, ilmu kedokteran, ilmu
kimia dan sebagainya yang lahir dari ilmuwan-ilmuwan muslim. Pada masa itu terbentuklah
juga sebuah informasi yang baik dengan para pedagang muslim yang merupakan hasil
pemikiran dari imuwan-ilmuwan muslim.

Penyebaran informasi mengenai IPTEK yang terjadi di Arab menarik perhatian


ilmuwan Eropa untuk melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk belajar disana. Dia yang
mengajarkan angka-angka Arab dan aljabar di Benua Eropa. Para pedagang muslim juga
melakukan hal yang sama, mensyiarkan ilmu-ilmu tersebut.

Pada abad ke 9 hingga 10 SM, ditemukan bahwa para ilmuwan-ilmuwan muslim telah
menyusun apa yang telah ditulis oleh Luca Paciolli. Kemiripan tersebut antara lain adalah
sebagai berikut :

Tahun Luca Paciolli Islam


In the Name of God Bismillah (Dengan Nama Allah)
Client Mawla
Cheque Sakk
Separate Sheet Waraka Khidma
Closing Book Yutbak
622 M Journal Jaridah
750 M Receivable-Subsidiary Ledger Al Awraj
750 M General Journal Daftar Al Yawmiah
750 M Journal Voucher Ash Shahad
Abad 8 M Collectible Debt Arraej Menal Mal
Uncollecetible Debt Munkaser Menal Mal
Doubful, difficult, complicated debt Al Mutaakhher wal Mutahyyer
Auditing Hisab
Chart of Account Sabh Al asha
(Sumber: Siswantoro, 2003)

Perkembangan Akuntansi Syariah

A. Zaman Awal Perkembangan Islam


Pendeklarasian negara islam di Madinah (tahun 622 M atau bertepatan dengan
tahun 1 H) didasari oleh konsep bahwa seluruh muslim adalah bersaudara tanpa
memandang ras, suku, warna kulit dan golongan, sehingga seluruh kegiatan
kenegaraan dilakukan secara bersama dan gotong-royong di kalangan para muslimin.
Hal ini dimungkinkan karena negara yang baru saja berdiri tersebut hampir tidak
memiliki pemasukan ataupun pengeluaran. Muhammad Rasulullah SAW bertindak
sebagai seorang Kepala Negara yang juga merangkap sebagai Ketua Mahkamah
Agung, Mufti Besar, dan Panglima Perang Tertinggi juga penanggung jawab
administrasi negara. Bentuk sekretariat negara masih sangat sederhana dan baru
didirikan pada akhir tahun ke 6 Hijriyah.
Telah menjadi tradisi bahwa bangsa Arab melakukan dua kali perjalanan
kafilah perdagangan, yaitu musim dingin dengan tujuan perdagangan ke Yaman dan
musim panas dengan tujuan ke Asy-Syam (sekarang Syria, Lebanon, Jordania,
Palestina dan Esrael). Perdagangan tersebut pada akhirnya berkembang hingga ke
Eropa terutama setelah penaklukan Mekah.
Dalam perkembangan selanjutnya, ketika ada kewajiban zakat dan ushr
(pajak pertanian dari muslim), dan perluasan wilayah sehingga dikenal adanya jizyah
(pajak perlindungan dari non muslim) dan kharaj (pajak pertanian dari non muslim),
maka Rasul mendirikan Baitul Maal pada awal abad ke-7. Konsep ini cukup maju
pada zaman tersebut dimana seluruh penerimaan dikumpulkansecara terpisah dengan
peminpin negara dan baru akan dikeluarkan untuk kepentingan negara. Walaupun
disebutkan pengelolaan Baitul Maal masih sederhana, tetapi nabi telah menunjuk
petugas qadi, ditambah para sekretaris dan pencatat administrasi pemerintahan.
Mereka ini berjumlah 42 orang dan dibagi dalam empat bagian yaitu: sekretaris
pernyataan, sekretaris hubungan dan pencatatan tanah, sekretaris perjanjian, dan
sekretaris peperangan.

B. Zaman Empat Khalifah


Pada pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan baitul maal masih sangat
sederhana dimana penerimaan dan pengeluaran dilakukan secara seimbang sehingga
hampir tidak pernah ada sisa.
Perubahan sistem administrasi yang cukup signifikan dilakukan di era
kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatthab dengan memperkenalkan istilah Diwan
oleh Saad bin Abi Waqqas (636 M). Asal kata Diwan dari bahasa Arab yang
merupakan bentuk kata benda dari kata Dawwana yang berarti penulisan. Diwan
dapat diartikan sebagai tempat di mana pelaksana duduk, bekerja dan di mana
akuntansi dicatat dan disimpan. Diwan ini berfungsi untuk mengurusi pembayaran
gaji.
Khalifah Umar menunjuk beberapa orang pengelola dan pencatat dari Persia
untuk mengawasi pembukuan baitul maal. Pendirian Diwan ini berasal dari usulan
Homozon-seorang tahanan Persia dan menerima islam- dengan menjelaskan tentang
sistem administrasi yang dilakukan oleh Raja Sanian (Siswanto, 2003). Ini terjadi
setelah peperangan Al-Qadisiyyah-Persia dengan panglima perang Saad bin Abi
Waqqas yang juga sahabat nabi, Al-Walid bin Mughirah yang mengusulkan agar ada
pencatatan untuk pemasukan dan pengeluaran negara.
Hal ini kembali menunjukkan bahwa akuntansi berkembang dari suatu lokasi
ke lokasi lain sebagai akibat dari hubungan anatar masyarakat. Selain itu, baitul maal
juga sudah tidak terpusat lagi di Madinah tatapi juga di daerah-daerah taklukan islam.
Pada Diwan yang dibentuk oleh Khalifah Umar terdapat 14 departemen dan 17
kelompok, di mana pembagian departemen tersebut menunjukkan adanya pembagian
tugas dalam sistem keuangan dan pelapora keuangan yang baik. Pada masa itu istilah
awal pembukuan dikenal dengan jarridah atau menjadi istilah journal dalam bahasa
inggris yang berarti berita. Di Venice istilah ini dikeal dengan sebutan zournal.
Fungsi akuntansi telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam islam seperti: Al-Amel,
Mubashor, Al-Kateb, namun yang paling terkenal adalah Al-Kateb yang
menunjukkan orang yang bertanggung jawab untuk menuliskan dan mencatat
informasi baik keuangan maupun non keuangan. Sedangkan untuk khusus akuntan
dikenal juga dengan nama Muhasabah/Muhtasib yang menunjukkan orang yang
bertanggung jawab melakukan perhitungan.
Muhtasib adalah orang yang bertaggung jawab atas lembaga Al-Hisba.
Muhtasib bisa juga menyangkut pengawasan pasar yang bertanggung jawab tidak
hanya masalah ibadah. Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa Muhtasib adalah kewajiban
publik. Muhtasib bertugas menjelaskan berbagai tindakan yang tidak pantas dalam
berbagai kehidupan.
Muhtasib memiliki kekuasaan yang luas, termasuk pengawasan harta,
kepentingan sosial, pelaksanaan ibadah pribadi, pemeriksaan transaksi bisnis. Akram
Khan memberikan 3 kewajiban Muhtasib, yaitu:
1. Pelaksanaan hak Allahtermsuk kegiatan ibadah: shalat, pemeliharaan
masjid
2. Pelaksanaan hak-hak Masyarakat: perilaku di pasar, kejujuran bisis
3. Pelaksanaan yang berkaitan dengan keduanya: menjaga kebersihan jalan
dll.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akuntansi islam adalah menyangkut semua


aspek kehidupan yang lebih luas tidak hanya menyangkut praktek ekonomi dan bisnis
sebagaimana dalam sistem kapitalis. Akuntansi islam sebenarnya lebih luas dari hanya
perhitungan angka, informasi keuangan atau pertanggungjawaban. Dia menyangkut
semua penegakan hukum sehingga tidak ada pelanggaran hukum baik hukum sipil
maupun hukum yang berkaitan dengan ibadah.

Pengembangan lebih konprehensif mengenai baitul maal dilanjutkan pada


masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Pada masa pemerintahan beliau, sistem
administrasi baitul maal baik ditingkat pusat dan lokaltelah berjalan baik serta terjadi
surplus pada pada baitul maal dan dibagikan secara proporsionalsesuai tuntutan
Rasulullah. Adanya surplus ini menunjukkan bahwa proses pencatatan dan pelaporan
telah berlangsung dengan baik.

Istilah-istilah dalam sistem pembukuan pada laporan keuangan syariah pada saat itu :

1. Al-jaridah, merupakan buku untuk mencatat transaksi yang dalam bahasa Arab berarti
Koran atau jurnal. Al-jaridah dibagi menjadi 4, yaitu :
a. Jaridah Al-kharj, digunakan untuk berbagai jenis zakat.
b. Jaridah Annafakat, digunakan untuk mencatat jurnal pengeluaran.
c. Jaridah Al-maal, digunakan untuk mencatat jurnal pendanaan yang berasal dari
penerimaan dan pengeluaran zakat.
d. Jaridah Al-musadereen, digunakan untuk mencatat jurnal pendanaan khusus berupa
perolehan dana dari individu yang tidak harus taat dengan hukum Islam seperti orang
nonmuslim.
2. Daftar Al Yaumiah, digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Ash-Shahed (voucher
jurnal). Al Yaumiah dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Daftar Attawjihat, buku untuk mencatat anggaran pembelanjaan.
b. Daftar attahwilat, buku untuk mencatat keluar masuknya dana antara wilayah dan
pusat pemerintahan.

Beberapa jenis laporan keuangan di antaranya adalah :

1. Al Khitmah, merupakan laporan yang dibuat setiap akhir bulan yang menunjukkan total
penerimmaan dan pengeluaran. Selain digunakan untuk laporan bulanan pemerintahan,
juga bisa digunakan untuk pedagang muslim guna mengetahui keuntungan sebagai dasar
perhitungan zakat.
2. Al Khitmah Al Jameeah, merupakan laporan yang disiapkan oleh Al Khateb (orang yang
bertanggung jawab untuk mencatat informasi baik keuangan maupun nonkeuangan)
tahunan dan diberikan kepada atasannya.
3. Bentuk perhitungan dan laporan zakat akan dikelompokkan pada lapoaran keuangan
terbagi dalam 3 kelompok, yaitu :
a. Ar-Raj Minal Mal (yang dapat tertagih)
b. Ar-Munkasir Minal Mal (piutang tidak dapat tertagih)
c. Al Mutaadhir Wal Mutahayyer wal Mutaakkid (piutang yang sulit dan piutang
bermasalah sehingga tidak tertagih)
Al Khitmah Al Jameeah
untuk Penerimaan dan Pengeluaran
selama Periode Muharram s.d. Dzulhijjah Tahun H

Dibantu Diperiksa Disetujui


Disiapkan oleh oleh oleh oleh

Sumber dana
Pendapatan pada Periode Berjalan
b. Pajak dari sejak tanggal xxx
c. Pendapatan lain xxx
Sub total xxx

Ditambah
a. Sisa dari periode yang lalu xxx
b. Penjualan xxx
c. Rekonsiliasi dan denda xxx
d. Pinjaman xxx
e. Pemindahan dana xxx
tagihan yang tidak dapat tertagih xxx
Al Fadalakah (Total) xxx

Penggunaan dana
a. Transfer ke diwan lain xxx
b. Pembelian xxx
c. Beban lain (xxx)
Al Haseel (saldo) xxx

Anda mungkin juga menyukai