PENDAHULUAN
Kista sebasea (kista ateroma) adalah kista yang kecil, berbentuk kubah
yang berkembang di kulit. Kista sebasea disebabkan akibat obstruksi/sumbatan
pada duktus gland sebasea sehingga terjadi penimbunan sekret sebum yang diikuti
deskuamasi sel-sel dan detritus yang mengandung kristal-kristal kolesterol. Kista
ini diisi dengan substansi yang tebal, berminyak seperti keju (disebut substansi
sebaseus) yang secara lambat mengisi kista dengan waktu hitungan tahun.1
Kista sebasea umumnya tidak menimbulkan gejala seperti nyeri. Dari segi
ukuran, diameter kista sebasea bervariasi dari 1-4 cm. Warna benjolan pun sama
dengan warna kulit. Sehingga mayoritas penderita lebih memilih untuk
membiarkan benjolan tersebut. Umumnya penderita baru datang ke dokter apabila
benjolan sudah terinfeksi dan menimbulkan gejala seperti nyeri, benjolan
membesar dan kemerahan.1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Payudara
Anatomi Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu
jaringan kelenjar dan jaringan stromal. Jaringan kelenjar meliputi lobus dan
duktus. Sedangkan jaringan stromal meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat.
Payudara terdapat dalam fasia superfisialis dinding torak ventral yang
berkembang menonjol tegak dari subklavikula sampai dengan costae atau
intercostae kelima sampai keenam.2
2
getah bening rotter, kemudian ke kelenjar getah bening subklavikula atau route of
Grouzsman, dan 25% sisanya menuju kelenjar getah bening mammaria interna.3
3
Gambar 2.3. Histologi Mammae4
4
tegang, membesar atau kadang disertai rasa nyeri. Sedangkan pada masa
pramenopause dan perimenopause sistem keseimbangan hormonal siklus haid
terganggu sehingga berisiko terhadap perkembangan dan involusi siklik fisiologis,
seperti jaringan parenkim atrofi diganti jaringan stroma payudara, dapat timbul
fenomena kista kecil dalam susunan lobular atau cystic change yang merupakan
proses aging.5
2.2. Kulit
a. Fungsi proteksi6
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai berikut:
1) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.
5
2) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
3) Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di
permukaan kulit.
4) Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di
sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari,
sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
5) Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap
mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang
masuk melewati keratin dan sel Langerhans (Martini, 2006).
b. Fungsi absorpsi6
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida
(Djuanda, 2007). Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu
beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri (Harien,
2010). Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga
mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan
(Martini, 2006). Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat
berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar, tetapi
lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar
(Tortora dkk., 2006).
6
c. Fungsi ekskresi6
1) Kelenjar sebasea
2) Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat
keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari (Djuanda, 2007).
Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat
tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain
mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil
pemecahan protein yaitu amoniak dan urea (Martini, 2006).
d. Fungsi persepsi6
7
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) 6
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis.7
Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang
berbeda-beda: 400600 m untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki)
dan 75150 m untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki
rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
b. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang
yang merangsang sel Limfosit T. Sel Langerhans juga mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T (Djuanda, 2007). Dengan
demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.7
8
c. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d. Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam
sebagai berikut:
1) Stratum Korneum, terdiri atas 1520 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi keratin.
2) Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang
sangat gepeng.
4) Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling terikat
dengan filamen.
Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Dermis terdiri atas dua
lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum
reticular.
a. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan
leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
b. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas
jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I).7
9
subkutan dan mengandung sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini disebut juga
fasia superficial, atau panikulus adiposus.7
2.3.1. Definisi
Kista sebasea (kista ateroma) adalah kista yang kecil, berbentuk kubah
yang berkembang di kulit. Kista sebasea disebabkan akibat obstruksi/sumbatan
pada duktus gland sebasea sehingga terjadi penimbunan sekret sebum yang diikuti
deskuamasi sel-sel dan detritus yang mengandung kristal-kristal kolesterol. Kista
ini diisi dengan substansi yang tebal, berminyak seperti keju (disebut substansi
sebaseus) yang secara lambat mengisi kista dengan waktu hitungan tahun.8
Disamping akibat obstruksi kelenjar sebasea, kista sebasea uga dihubungkan
dengan sisa patologis penyakit dan insersi materi epidermis ke lapisan dermis.
Kista sebasea jarang muncul sebelum usia dewasa. Kista sebasea tumbuh secara
lambat sehingga kemunculan kista ini lebih banyak ditemukan pada usia dewasa
dan lansia. Benjolan dapat nampak seperti benjolan biasa dibawah kulit dengan
warna pucat. Terkadang titik hitam dapat terlihat di pusat kista. Titik inilah yang
menghubungkan kista ke kulit bagian luar.9
10
Kista sebasea sangat sering muncul di area tubuh yang terdapat rambut,
paling sering di rambut. Kista sebasea juga sering muncul di wajah, leher, dada
dan juga skrotum.9
2.3.2. Etiologi
Kista sebasea berbentuk kubah, bisa berwarna putih pucat atau sama
dengan warna kulit. Ukuran kista bervariasi, dengan diameter mulai 1-4 cm. Kista
dapat muncul sendiri atau dapat berkelompok. Kiste biasanya tidak nyeri, namun
bila terinfeksi dapat menjadi kemerahan dan terasa sakit.8,9
2.3.4. Patogenesis
2.3.5. Patologi
Dinding kista punya struktur yang sama dengan struktur normal epidermis
: basalis, suprabasalis, dan granula. Namun di dinding sel tersebut tidak terdapat
sel tanduk, melainkan berisi substansi seperti bubur yang berlapiskan keratinosa.
Bila dinding kista ruptur, substansi keratin akan dilepas ke dermis dan
mengakibatkan reaksi imun untuk melawan substansi tersebut, dan badan
granuloma yang berisi giant sel dapat terbentuk. Kista sebasea terbentuk di folikel
rambut, dimana terdapat celah keluar kecil di permukaan kulit. Apabila duktus
tersumbat, sekresi melalui celah tersebut dapat terhambat dan kista dapat
terbentuk. Kista dapat terjadi pada semua umur, namun biasanya terjadi pada
umur 40 tahun ke atas.10
11
2.3.6. Diagnosis Banding
2.3.7. Diagnosa
2.3.8. Tatalaksana
2.3.9. Komplikasi
12
2.3.10. Prognosis
13
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Pasien datang ke poli bedah RS. Palembang Bari dengan keluhan benjolan
berwarna kemerahan di dada sebelah kiri 2 cm di atas papilla mama.
Benjolan mulai timbul sekitar 2 bulan SMRS. Benjolan awalnya kecil
seperti biji jagung, warna sama dengan warna kulit, terasa lunak-kenyal,
mobile, terdapat titik hitam, namun benjolan tidak terasa sakit. Dua
minggu SMRS, benjolan mulai membesar dengan diameter sekitar 5 cm,
berwarna kemerahan, terasa sakit, namun tidak mengeluarkan nanah. Os
sempat datang ke puskesmas namun tidak ada perubahan. Lima hari
SMRS, os datang ke Poli Bedah Bari, dan diberikan obat tablet. Lima hari
setelah pemberian obat, benjolan kembali mengecil menjadi berukuran 1x2
cm. Os pernah mengalami penyakit yang sama di tahun 2012 yang lalu,
dan sudah dilakukan eksisi di tahun yang sama. Os merupakan seorang
pedagang makanan di SD. Saat siang hari terutama saat bekerja tubuh os
14
sering berkeringat. Os juga sering memegang dan memencet benjolan di
dada baik saat bekerja maupun saat di rumah. Untuk personal hygiene, os
mandi 2x sehari, di pagi hari dan sore hari setelah bekerja.
Riwayat penyakit :
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki penyakit yang sama
dengan penyakit yang diderita pasien
Riwayat Pengobatan :
A. Status Generalis
1. Keadaan umum : Tampak Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
N : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36.6 C
15
2. Kepala : Normocephali
6. Thoraks
B. Status Lokalis
16
permukaan rata, tidak berbenjol-benjol, mobile, melekat
pada kulit, nyeri tekan (-), multiple (-), benjolan di axilla
(-), benjolan di subklavikula (-).
Keterangan :
1. Laboratorium :
Hb : 11
Leukosit : 5700
Trombosit : 247.000
Ht : 33 %
Waktu pendarahan : 3
Waktu pembekuan : 7
Basofil :0
Eosinofil :0
Neutrofil Batang :2
Neutrofil Segmen : 47
Limfosit : 44
Monosit :7
17
Soft Tissue Tumor Toraks Anterior Sinistra susp. lipoma
3.7 Penatalaksanaan
3.8 Prognosa
Quo ad vitam : bonam.
Quo ad functionam : bonam.
3.9 Komplikasi
Infeksi kista sebasea (kista ateroma).
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang ke poli bedah RS. Palembang Bari dengan keluhan benjolan
berwarna kemerahan di dada sebelah kiri 2 cm di atas papilla mammae. Benjolan
mulai timbul sekitar 2 bulan SMRS. Benjolan awalnya kecil seperti biji jagung,
warna sama dengan warna kulit, terasa lunak-kenyal, mobile, terdapat titik hitam,
namun tidak terasa sakit. Dua minggu SMRS, benjolan mulai membesar dengan
diameter sekitar 5 cm, berwarna kemerahan, terasa sakit, namun tidak
mengeluarkan nanah. Os sempat datang ke puskesmas namun tidak ada
perubahan. Lima hari SMRS, os datang ke Poli Bedah Bari, dan diberikan obat
tablet. Lima hari setelah pemberian obat, benjolan kembali mengecil menjadi
berukuran 1x2 cm. Os pernah mengalami penyakit yang sama di tahun 2012 yang
lalu, dan sudah dilakukan eksisi di tahun yang sama. Os merupakan seorang
pedagang makanan di SD. Saat siang hari terutama saat bekerja tubuh os sering
berkeringat. Os juga sering memegang dan memencet benjolan di dada baik saat
bekerja maupun saat di rumah. Untuk personal hygiene, os mandi 2x sehari, di
pagi hari dan sore hari setelah bekerja.
19
menandakan bahwa kista tersebut terinfeksi, mengingat personal hygiene os yang
sering memegang benjolan di dada kiri baik saat di tempat kerja maupun saat di
rumah.
20
DAFTAR PUSTAKA
21