Pembelajaran Experiential menawarkan perbedaan yang mendasar yang melihat proses belajar
yang didasarkan atas epistemologi empiris (Arsoy & zad, 2005). Teori ini menekankan akan
kebutuhan lingkungan belajar dengan menyediakan kesempatan siswa belajar untuk
mengembangkan dan membangun pengetahuan melalui pengalamannya. Pengalaman akan
menyajikan dasar untuk melakukan refleksi dan observasi, mengkonseptualisasi dan
menganalisis pengetahuan dalam pikiran anak.
1) Menyediakan arah pembelajaran yang tepat dalam penerapan apa yang dipelajari.
2) Memberikan arah cakupan metode pembelajaran yang diperlukan.
3) Memberikan kaitan yang erat antara teori dan praktek.
4) Dengan jelas merumuskan pentingnya para siswa untuk merefleksikan dan merangsang
siswa memberikan umpan balik tentang apa yang mereka pelajari.
5) Membantu dalam mengkombinasi gaya pengajaran sehingga pembelajaran menjadi
lebih efektif.
Pembelajaran Experiential digambarkan dalam suatu siklus pembelajaran yang terhirarki pada
masing-masing fase. Terdapat empat tahapan model belajar berbasis pengalaman (Experiential
Learning Model), yaitu Concrete Experience, Refective Observation, Abstract Conceptualization,
Active Experimentation. Sharlanova (2004) menyampaikan kegiatan belajar dalam siklus belajar
Kolb sebagai berikut.