Anda di halaman 1dari 14

II.

TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Perusahaan


Sejarah singkat mengenai pertambangan batubara oleh PT. Bukit Asam dimulai di
Tanjung Enim pada tahun 1919 pada masa kolonial belanda dengan menggunakan
metode penambangan terbuka (open pit mining). Wilayah penambangan
pertamanya adalah Tambang Air Laya. Selanjutnya pada tahun 1923 hingga tahun
1940 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah dimana produksi
untuk kepentingan komersial dimulai dari tahun 1938.

Pada tahun 1950 perusahaan in berubah bentuk menjadi perusahaan nasional


dengan nama Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada
tahun 1958 diterbitkan Undang-Undang No. 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi
Perusahaan Belanda di Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam dapat dikuasai
oleh pemerintah Republik Indonesia, dan dikelola oleh oleh Badan Urusan
Perusahaan- Perusahaan Tambang Negara (BUPTAN) Tahun 1958-1961.

Pada tahun 1981 PN TABA berubah status menjadi perseroan terbatas dengan
nama PT. Tambang Batubara Bukit Asam berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.42/1980 yang berkantor Pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, selanjutnya
tahun 1990, pemerintah menggabungkan Perusahaan umum Tambang Batubara,
yang memiliki unit penambangan batubara di Ombilin Sumatera Barat, kedalam
PT. Bukit Asam. Tahun 2001 untuk pertama kalinya PT. Bukit Asam melakukan
penjualan sahamnya sebesar 35% (go public) di Bursa Efek Indonesia. Berbagai
kemajuan dicapai PT. Bukit Asam memasuki lembaran sejarah baru sebagai
Perusahaan Terbuka (Tbk) yang diberi nama PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.

Hingga saat ini PT. Bukit Asam (persero),Tbk Unit Pertambangan Tanjung Enim
(UPTE) mempunyai beberapa site penambangan yaitu:
1. Penambangan Air Laya (PAL)
Pada lokasi Penambangan Air Laya (PAL), metode penambangan utama yang
digunakan yaitu metode Shovel and Dump Truck (menggunakan excavator dan

II-1
dump truck) serta memanfaatkan Bucket Wheel Excavator (BWE) sistem
memuat batubara ke sistem conveyor dari temporary stockpile menuju ke life
stockpile.

Semua hasil penggalian batubara dengan metode shovel and truck akan di
tampung di temporary stockpile dan Life stock TLS 1 dan Life stock TLS 2.
Melalui TLS (Train Loading System) ini kemudian batubara dimuat ke dalam
gerbong untuk dikirim ke pelabuhan Tarahan (Lampung) dan dermaga
Kertapati (Palembang) menggunakan kereta api dengan kapasitas gerbong 30
ton untuk ke Kertapati dan 50 ton untuk ke Tarahan. Kemudian dipasarkan
baik untuk keperluan domestik maupun keperluan ekspor.

Untuk membongkar lapisan batuan B2- C yang keras pada site ini digunakan
pula drill and blast sebagai metode untuk membongkar lapisan batuan yang
keras.

2. Muara Tiga Besar (MTB)


Penambangan Muara Tiga Besar (MTB) menggunakan sistem penambangan
dengan Bucket Whell Excavator dan Shovel and Truck. Semuanya dikerjakan
oleh pihak ketiga. Di MTB ada dua wilayah penambangan, yaitu Muara Tiga
Besar Utara (MTBU) dan Muara Tiga Besar Selatan (MTBS).

3. Banko Barat
Tambang Banko Barat yang terdiri dari Pit 1 dan Pit 3, dimana pada masing-
masing Pit telah dibagi lagi Pit 1 Barat dan Pit 1 Timur, sedangkan pada Pit 3
dibagi menjadi Pit 3 Timur dan Pit 3 Barat. Untuk pit 1 Barat dan pit 1 Timur
dikerjakan oleh kontraktor PT. Satria Bahana Sarana (SBS). Sedangkan pada
pit 3 Barat dikerjakan oleh PT.Sumber Mitra Jaya (SMJ) dan Pit 3 Timur oleh
PT. Bangun Karya Pratama Lestari (BKPL).

2.2. Struktur Organisasi Penambangan Air Laya


Organisasi adalah bentuk kerjasama manusia dalam bentuk kelompok untuk
mencari tujuan yang telah ditentukan, bukan bersifat perorangan atau pribadi
melainkan koordinasi kerjasama.
Jenis-jenis organisasi:

II-2
a. Organisasi Garis.
Organisasi garis adalah suatu bentuk organisasi dimana didalam terdapat garis
dan wewenang yang berhubungan langsung secara vertikal antara atasan dan
bawahan. Itu semua masing-masing dihubungkan dengan suatu garis
wewenang/garis komando. Tetapi pada perusahaan besar sistem organisasi
seperti ini tidak dipergunakan, karena sebagai perusahaan yang besar tentu
banyak mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sesuai bagiannya.

b. Organisasi Fungsional.
Organisasi fungsional adalah suatu bentuk organisasi dimana wewenang dan
pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala unit yang memimpin unit-unit
pelaksanaan dibawahnya dalam suatu bidang pekerjaan tertentu tiap-tiap kepala
unit ini mempunyai wewenang untuk memerintah pejabat dari unit-unit
pelaksana bawahannya sepanjang masih menyangkut dibidang pekerjaannya.
c. Organisasi Garis dan Staff.
Suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara
vertikal dan sepenuhnya dari pimpinan tertinggi atau langsung dibawah
masing-masing kepala unit.
Berikut ini adalah struktur organisasi pada site Penambangan Air Laya:

Senior Manager

Manager

Admin

Asistant Manager Asistant Manager Asistant Manager


PAL 1 PAL 2 PAL 3

Supervisor Supervisor Supervisor

Gambar 2.1. Struktur organisasi pada site penambangan Air Laya PT. Bukit
Asam (Sumber satuan kerja Adm Korporat)

II-3
2.3. Lokasi dan Topografi

Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Bukit Asam terletak di Tanjung Enim,
Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Lokasi tersebut dapat ditempuh dengan jalan darat kearah barat daya sejauh 200
km melalui jalan provinsi dengan kondisi jalan cukup baik dan dapat
menggunakan sarana kereta api dengan jarak sejauh 165 km dari kota
Palembang.

Secara geografis lokasi PT. Bukit Asam Unit Pertambangan Tanjung Enim
(UPTE) terletak pada posisi 3o 42 30 LS 4o 47 30 LS dan 103o 45 00 BT
103o 50 10 BT atau garis bujur 9.583.200 9.593.200 dan lintang 360.600
367.000 dengan luas WIUP yang dimiliki PTBA-UPTE seluas 7.700 Ha yang
meliputi wilayah Tanjung Enim dan sekitarnya yang terdiri dari Penambangan Air
Laya (PAL) dan Non Air Laya (NAL) dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Foto udara lokasi tambang PT. Bukit Asam(Persero),Tbk (Satuan
kerja Perencanaan dan Operasional)

Topografi Penambangan Air Laya secara umum berupa dataran rendah di bagian
selatan serta berupa dataran tinggi di bagian timur-barat. Ada beberapa bukit yang
membentuk dataran tinggi disebagian daerah Penambangan Air Laya diantaranya:
Bukit Murman, Bukit Munggu, Bukit Tapuan, dan Bukit Asam yang merupakan
elevasi tertinggi yaitu 282,0 m dpl.

II-4
Sungai terdekat yang mengalir di daerah Penambangan Air Laya adalah Sungai
Enim (Air Enim) di sebelah timur dan Sungai Lawai (Air Lawai) berada di
sebelah barat. Sungai Enim mengalir ke utara di sekitar Penambangan Air Laya
utara Extention dengan elevasi dasar sungai 40 m, sedangkan Sungai Lawai
yang elevasinya 65 m mengalir ke arah timur dan bermuara di Sungai Enim.

2.4. Keadaan Geologi


Struktur geologi yang berkembang adalah antiklin yang membentuk kubah, sesar
normal, sesar-sesar minor dengan pola radial, dan sesar yang tidak menerus
sampai bagian bawah dari lapisan batuan yang ada (lihat Gambar 2.3). Hal ini
terjadi sebagai akibat dari intrusi andesit di daerah cadangan batubara dan juga
dipengaruhi adanya gaya tektonik pada zaman pliosen dengan arah utama utara-
selatan.
Secara regional Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Bukit Asam termasuk
dalam Sub Cekungan Sumatera Selatan yang merupakan bagian dari cekungan
Sumatera Selatan dan terbentuk pada zaman tersier. Sub Cekungan Sumatera
Selatan yang terendapkan selama zaman Kenozoikum terdapat urutan litologi
yang terdiri atas dua kelompok besar, yaitu kelompok Telisa dan kelompok
Palembang. Kelompok Telisa terdiri dari Formasi Lahat, Formasi Talang Akar,
Formasi Baturaja dan Formasi Gumai. Kelompok Palembang terdiri dari Formasi
Air Bekanat, Formasi Muara Enim dan Formasi Kasai.
1. Formasi Lahat
Formasi Lahat diendapkan tidak selaras diatas batuan pra-tersier pada
lingkungan darat. Formasi ini berumur Oligosen bawah, tersusun oleh tuffa
breksi, lempung tuffan, breksi dan konglomerat. Pada tempat yang lebih dalam
fasiesnya berubah menjadi serpih tuffan, batu lanau dan batu pasir dengan
sisipan batubara. Ketebalan formasi ini antara 0-300 m.

2. Formasi Talang Akar


Formasi Talang Akar terendapkan tidak selaras diatas Formasi Lahat. Formasi
ini berumur Oligosen atas sampai Oligosen bawah, tersusun oleh batu pasir,
batu lempung dan batu lempung sisipan batubara. Formasi Talang Akar

II-5
terendapkan di lingkungan fluviatil, delta dan laut dangkal dengan ketebalan
berkisar 0 - 400 meter.

3. Formasi Baturaja
Formasi Baturaja terendapkan selaras diatas Formasi Talang Akar. Formasi ini
berumur Miosen bawah yang tersusun oleh napal, batu gamping berlapis dan
batu gamping terumbu. Ketebalan formasi ini berkisar antara 0 400 meter.

4. Formasi Gumai
Formasi Gumai terendapkan selaras diatas Formasi Baturaja yang berumur
Miosen bawah sampai Miosen tengah. Formasi ini tersusun oleh serpih dan
sisipan napal dengan batu gamping dibagian bawah. Lingkungan pengendapan
formasi ini adalah laut dalam dengan ketebalan 300 2200 meter.
5. Formasi Air Bekanat
Formasi Air Bekanat terendapkan selaras diatas Formasi Gumai yang berumur
Miosen tengah tersusun oleh batu lempung pasiran dan batu pasir Glaukonitan.
Formasi Air Bekanat terendapkan pada lingkungan laut neritik dan berangsur
menjadi laut dangkal, dengan ketebalan antara 100 800 meter.

6. Formasi Muara Enim


Formasi Muara Enim terendapkan selaras diatas Formasi Bekanat. Formasi ini
berumur Miosen atas yang tersusun oleh batupasir lempungan dan batubara.
Formasi ini merupakan pengendapan lingkungan laut neritik sampai rawa,
dengan ketebalan berkisar antara 150 750 meter.

7. Formasi Kasai
Formasi Kasai terendapkan selaras diatas formasi Muara Enim. Formasi ini
tersusun oleh batubara tufaan yang dicirikan bewarna putih, batu lempung dan
sisipan batubara tipis seperti yang tersingkap didaerah suban. Lingkungan
pengendapan formasi ini adalah darat sampai transisi.

II-6
Gambar 2.3. Peta geologi regional Tanjung Enim (Sumber satuan kerja
eksplorasi rinci)

2.5. Keadaan Stratigrafi dan Litologi

Pola struktur statigrafi Penambangan Air Laya (PAL) dipengaruhi faktor utama
akibat proses intrusi batuan beku andesit (lihat Gambar 2.3). Litologi yang utama
dijumpai di daerah Penambangan Air Laya termasuk dalam Formasi Muara Enim.
Litologi yang ada di daerah PAL adalah sebagai berikut (lihat Gambar 2.4):
1. Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
Berupa material yang terdiri dari tanah pucuk (top soil), batu pasir halus, batu
lanau, bentonit, dan tanah timbunan bekas tambang lama, sedangkan ketebalan
lapisan tanah penutup ini berkisar antara 85120 meter.
2. Lapisan Batubara Mangus A1
Umumnya dicirikan dengan adanya pengotoran berupa tiga pita tanah liat,
ketebalan lapisan berkisar antara 6,5-10 meter.
3. Lapisan antara (Interburden) A1 dan A2
Terdiri dari batu lempung dan batu pasir tufaan dengan ketebalan berkisar
antara 0,5-2 meter.

II-7
4. Lapisan Batubara Mangus A2
Lapisan ini dicirikan oleh adanya lapisan silika di bagian atas dan ketebalanya
berkisar 9-12,9 meter.
5. Lapisan antara (Interburden) A2 dan B1
Lapisan ini terdiri dari batu lempung lanauan yang ketebalan lapisan berkisar
15 - 23 meter.
6. Lapisan Batubara B1
Lapisan ini mengandung lapisan tipis batu lempung dengan ketebalan lapisan
berkisar 2-5 meter.
7. Lapisan Batubara B2
Lapisan ini mengandung satu lapisan tipis batu lempung dan mempunyai
ketebalan berkisar antara 4-5 meter.
8. Lapisan antara (Interburden) B2 dan C
Lapisan ini terdiri dari batu pasir, batu lanau lempungan dan ketebalannya
berkisar 25 - 40 meter.
9. Lapisan Batubara C
Lapisan ini merupakan lapisan tunggal dan umumnya memiliki lapisan
pengotor dengan ketebalan berkisar 7-10 meter. Penampang litologi daerah
Tanjung Enim adalah sebagai berikut:

II-8
SEKUEN STRATIGRAFI DAN KOLOM LITOLOGI
DAERAH TANJUNG ENIM DAN SEKITARNYA
(Tanpa Skala)

Divisi Ketebalan (m)


Umur Nama Lapisan
Formasi Lapisan Litologi Diskripsi
Geologi Batubara Rerata Kisaran
Batubara
o..o.o.o..o..o -
NIRU +++ ..oo..o..o
+ + + v - v - v - v - v --v --
Gravel, pasir, lanau, lempung dan lain-lain
FORMATION + + +- - - - - - - -
++ Lapisan Gantung
KASAI

KAF JELAW ATAN +++


--------
M4 --------
PLIOCENE

+ + +- - - - - - - -
+ + + v-v-v-v-v-v- > 120 Btulempung, lapisan silikaaan, lapisan bentonitik,
ENIM + + +- - - - - - - - bentonitik, sisipan tipis lapisan batulanau.
+++ - - - - - - - -
KEBO N + + +- - - - - - - -
+ + + v-v-v-v-v-v
+ + -+ -- -- -- -- -- -- --
--
MEMBER B

-
(MP. B )

+++
PALEMBANG GROUP

BENUANG
+++ - - - - - - -
M3 +++ B atubara A1, sisipan lapisan tipis batu-
MUARA ENIM

+++ A1 8,10 5.0 - 13.25 lanau tufaan.


BURUNG
FORMATION

+++
TERTIARY

v-v-v-v- Batulempung bentonitik, Batupasir tufaan.


+ + + .v .v .v .v . 0.50 - 4.00
+++ B atubara A2, pada bagian atas tersilikaaan.
+++ A2 10,70 9.80 - 14.75
+++
MEMBER A

+ + + - . -- -. -- -. -- .
MIO - PLIOC

Batulempung, batulanau dan sisipan batupasir.


( MP. A )

MANGUS +++ 15.00 - 23.00 Lapisan Suban.


MANGUS + + +- - - - - - - -
M2 +++ ----- B atubara B 1, sisipan tipis batulempung
SUBAN B1 8.0 - 14.45 lauauan kadang-kadang karbonan.
+++
+ + + B- - - - - - - -
+++ ----- 17,00 2.0 - 5.0 Batulempung dan batulanau..
PETAI +++ B2 3.0 - 5.8 B atubara B 2, lensa batulempung karbonan
+++ . . . . . . . . .
pada bagian bawah.
+ + +. . . . . . . . .
AIR BENAKAT

MERAPI +++ . . .. . . 25.00 - 44.00 Batupasir dengan batulanau.


MIOCENE

+ + ++ + . . . . .
FORMATION

Intrusi batuan beku andesit bentuk sil.


+ + +- - - - - - - -
BAF

+++ - - - - - - - - Batulempung
M1
+++ C1 5.00-14.60 B atubara C / C1, sisipan tipis batulem-
pung / batulanau karbonan
+ + + C- .-.-.-. 13,00 0.80 - 11.40
Batulempung - batulanau
+++
KELADI C2 0.5-10.10 B atubara C2, sisispsn tipis batulempung /
+ + +. . . . . . . . . > 100
batulanau karbonan.
+++ - . - . - . - . Batulempung, batulanau, batupasir.

++
Remark :

---- Batulepung Batubara


++++++++
Andesit
----- +++++++

...... Batupasir o ..o..o..o Gravel dll


......
vvvvvvv
Bentonit - ..-..-..- Batulanau
vvvvvv

Gambar 2.4. Penampang litologi Air Laya (Sumber satuan kerja eksplorasi rinci)

2.6. Iklim dan Curah Hujan

Daerah Tanjung Enim, memiliki iklim yang sama dengan iklim di daerah
Indonesia pada umumnya, yaitu iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur
tinggi yaitu berkisar antara 23o C sampai dengan 36oC. Dengan metode
penambangan terbuka seluruh aktivitas pekerjaan berhubungan langsung dengan
udara bebas, sehingga iklim sangat berdampak langsung terhadap kegiatan
penambangan. Daerah ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan.

II-9
2.7. Cadangan dan Kualitas Batubara
Jumlah cadangan batubara yang terdapat di lokasi IUP PT. Bukit Asam Tanjung
Enim adalah sebesar 3.126,94 juta ton untuk cadangan terukur, 1.422,21 juta ton
untuk cadangan terunjuk dan 335,00 juta ton untuk cadangan tereka (lihat Tabel
2.1). Endapan Batubara di site Penambangan Air Laya memiliki kualitas yang
bervariasi. Hal ini disebabkan oleh adanya intrusi batuan beku di beberapa tempat
yang muncul ke permukaan sebagai andesit. Hal ini terjadi karena pemanasan oleh
intrusi mengakibatkan keluarnya kandungan air dari batubara sehingga penipisan
terjadi dan menaikkan peringkat (rank) batubara.

Secara umum kualitas batubara yang dijumpai pada Wilayah Izin Usaha
Pertambangan PT. Bukit Asam adalah Sub-Bituminous hingga Antrasit ( lihat
Tabel 2.2).

Tabel 2.1. Cadangan batubara di PT. Bukit Asam (sumber satuan kerja eksplorasi
rinci)
Cadangan (Juta ton)
Daerah Terukur Terunjuk Tereka
Jumlah
(Measured) (Indicated) (Inferred)
Air Laya 236,74 12,62 0,00 249,36
Arahan Utara 180,00 40,00 10,00 230,00
Arahan Selatan 272,00 86,00 0,00 358,00
Air Serelo 49,04 0,69 0,00 49,73
Banko Barat 554,75 116,35 0,00 671,10
Banko Tengah 480,39 308,91 0,00 789,30
Banko Selatan 273,41 184,40 0,00 457,81
Banjar Sari 242,14 42,90 0,00 285,04
Bunian Suka Merindu 20,67 0,00 0,00 20,67
Bukit Kendi 14,67 30,77 0,00 45,44
Kungkilan 105,20 41,19 0,00 146,39
Muara Tiga Besar Utara 308,40 23,00 0,00 331,40
MTBS Barat 215,36 33,38 0,00 248,74
MTBS Timur 174,17 0,00 0,00 174,17
Suban Jeriji Selatan 0,00 0,00 325,00 325,00
Suban Jeriji Utara 0,00 502,00 0,00 502,00
Total 3126,94 1422,21 335,00 4884,15

II-10
Tabel 2.2. Jenis batubara di PT.Bukit Asam (Sumber Satuan Kerja Laboratorium
Batubara)
Kelas Jenis
Group Group Lokasi
Batubara
1 Meta Antracite -
Antrasit 2 Antracite Suban
3 Semi-Anthracite Air Laya TE-73HV
1 Low Volatile Bituminus -
Medium Volatile
2 -
Bituminus
TE-
Air Laya
High Volatile Bituminus 67LS/HS
3 dan Bukit
Bituminus Coal A dan TE-
Kendi
70LS/HS
High Volatile Bituminus
4 -
Coal A
High Volatile Bituminus
5 -
Coal C
TE-59 dan
1 Sub-Bituminus Coal A Air Laya TE-63
LS,HS
Sub -
MuaraTiga TE-59 dan
Bituminus 2 Sub-Bituminus Coal B
Besar TE-63LS
Banko
3 Sub-Bituminus Coal C
Barat

Tabel 2.3. Penggolongan kualitas batubara PT.Bukit Asam (standart ASTM)


(Sumber satuan kerja eksplorasi rinci)
Kelas Group Group Keterangan
1 Meta Antrasit Tidak Ada
Antrasit 2 Antrasit Suban
3 Semi- Antrasit Air laya
1 Low Volatile Bituminus -
2 Medium Volatile Bituminus -
Air Laya dan
3 High Volatile Bituminus Coal A
Bituminus Bukit Kendi
4 High Volatile Bituminus Coal B -
-
5 High Volatile Bituminus Coal C
1 Sub-Bituminus Coal A Air Laya
Sub -
2 Sub-Bituminus Coal B MuaraTiga Besar
Bituminus
3 Sub-Bituminus Coal C Banko Barat

II-11
Kualitas batubara (Mine Brand) pada daerah Penambangan Air Laya PT. Bukit
Asam (Persero),Tbk adalah sebagai berikut:
AL-50 (4901 5200 kkal/kg,ar)
AL-52 (5201 5500 kkal/kg,ar)
AL-55 (5501 5800 kkal/kg,ar)
AL-58 (5801 6101 kkal/kg,ar)
AL-61 (6101 6400 kkal/kg,ar)
AL-64 (6401 6700 kkal/kg,ar)
AL-67 (6701 7100 kkal/kg,ar)
AL-72 (7101 kkal/kg,ar)

Tabel 2.4. Market brand PT. Bukit Asam (sumber SK Direksi PT.Bukit Asam
No.093/KEP/Int-0100/PB.02.03/2015 Satuan kerja penanganan
angkutan batubara)

Keterangan :
CV : Besar kalori batubara
TM : Kadar air batubara
AC : Kandungan abu
VM : Kadar zat terbang pada batubara
FC : Kadar karbon tertambat
TS : Kandungan sulfur
HGI : Indeks ketergerusan batubara

II-12
Kualitas dari produk batubara hasil proses penambangan di PT. Bukit Asam
disebut mine brand. Penamaan jenis produk batubara PT. Bukit Asam Asam ini
berdasarkan nilai kalori. Untuk mine brand dilambangkan dengan BA (Tabel 2.4).

2.8. Sistem Penambangan Tambang Air laya


Kegiatan penambangan pada Tambang Air Laya secara umum dibagi ke dalam
beberapa tahap, yaitu :
1. Kegiatan ini dilakukan sebelum operasi pemggalian lapisan tanah penutup.
Tujuan dari pembersihan lahan adalah untuk membersihkan area dari vegetasi
yang berada di atasnya maupun bongkahan batuan. Kegiatan ini dilakukan
dengan menggunakan bulldozer.
2. Setelah pembersihan lahan selesai dilakukan, tahap selanjutnya melakukan
penggalian lapisan tanah penutup. Kegiatan pembongkaran lapisan tanah
penutup baik overburden maupun interburden di Tambang Air Laya dilakukan
dengan metode:
a. Ripping-Dozing
Proses pengupasan tanah yang relatif lunak dilakukan dengan menggunakan
Bulldozer Komatsu D 375 A atau Komatsu D 155 A yang dilengkapi
dengan ripper, hidraulic excavator Komatsu PC 2000, dump truck dan
HD785. Tahapan awal lapisan tanah digaruk dengan ripper terlebih dahulu
kemudian lapisan yang sudah loose dikumpulkan dengan blade Bulldozer.
Proses selanjutnya yaitu hidraulic excavator akan memuat material tersebut
ke dalam dump truck.
3. Penggalian Lapisan Batubara
Setelah lapisan tanah penutup dipindahkan kemudian lapisan batubara yang
ada akan dibongkar menggunakan ripper dan dikumpulkan dengan blade
bulldozer. Alat yang dipakai di Penambangan Air Laya Timur yaitu Bulldozer
Komatsu D 375 A yang dilengkapi dengan ripper.
4. Pemuatan (loading)
Pemuatan disini adalah kegiatan untuk memindahkan material hasil
pembongkaran baik tanah penutup maupun batubara ke dalam alat angkut.
Kegiatan pemuatan lapisan tanah dilakukan dengan menggunakan Hidroulic

II-13
Excavator Komatsu PC-1250 SP dan Komatsu PC-2000. Sedangkan untuk
pemuatan lapisan batubara menggunakan Hidroulic Excavator Komatsu PC
400 SE.
5. Pengangkutan (hauling)
Pengangkutan bertujuan untuk memindahkan material lapisan tanah penutup ke
lokasi penimbunan (disposal) dan memindahkan batubara yang sudah digali
menuju stockpile. Alat yang digunakan untuk memindahkan material
overburden ke lokasi penimbunan (disposal) adalah Heavy Dump Komatsu
785, Selain kegiatan pemindahan untuk tanah penutup, kegiatan pengangkutan
untuk batubara menggunakan Dump Truck Nissan CWB 520, dimana
pengangkutan dilakukan dari lokasi front penambangan ke life stockpile baik
itu TLS 1 maupun TLS 2.

II-14

Anda mungkin juga menyukai