Anda di halaman 1dari 9

CLINICAL SCIENCE SESSION

SIKLUS MENSTRUASI DAN GANGGUAN


MENSTRUASI

Disusun oleh :

Renita Widya 130112120620

Muhammad Risdan H. 130112120658

Nur Iffah Binti Surea sedang dalam proses

Syed Anwar Husein 130112123571

Thaninthiran S/O Manivel sedang dalam proses

Harvinder Kaur A/P Jas Beer Singh sedang dalam proses

Annisa Lidra Maribeth sedang dalam proses

Wulan Dwi Sakinah sedang dalam proses

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

2014
PENDAHULUAN

Gangguan menstruasi merupakan masalah yang sering pada usia remaja.


Gangguan ini dapat menyebabkan kekhawatiran bagi pasien dan keluarganya.
Faktor fisik dan psikologis berpengaruh terhadap masalah ini. Dalam mengobati
gangguan menstruasi, mengerti mengenai siklus menstruasi normal sangatlah
penting.

PEMBAHASAN

Siklus Menstruasi Normal

Menstruasi adalah sekret fisiologis dan jaringan mukosa, terjadi secara


bersiklus dan cairannya dikeluarkan melalui vagina dari uterus pada wanita yang
tidak hamil.

Siklus menstruasi normal dibagi dalam 2 bagian yaitu siklus ovarian dan
siklus endometrial. Siklus ovarian terdiri dari fase follicular dan luteal, sedangkan
siklus endometrial dibagi menjadi fase proliferasi, sekresi dan menstruasi.
1. Fase Aliran Menstruasi (1-5hari)

Saat menstruasi sebagian besar lapisan fungsional endometrium meluruh,


lebih spesifik cairan yang keluar sebanyak 50-150mL darah, cairan jaringan,
mukus, dan sel epitel. Cairan ini terbentuk karena penurunan level estrogen dan
progesteron sehingga menstimulasi sekresi prostaglandin dan menyebabkan
arteri spiral pada uterus berkontraksi sehingga menyebabkan sel kekurangan
oksigen sehingga nekrosis. Selain itu juga penurunan kadar estrogen yang
menurun mengakibatkan stabilitas lisosom menurun sehingga pecah kemudian
enzim proteolitik keluar dan mendegradasi jaringan, stroma, serta pembuluh
darah.

2. Fase Proliferasi (5-14 hari)

Sisa endometrium yang tidak meluruh (lapisan basal) mengalami


regenerasi dan menebal. Permukaan endometrium reepitelisasi dalam 4-7 hari
setelah hari pertama menstruasi. Minggu-minggu setelahnya endometrium
mengalami penebalan, sel basal, kelenjar, dan pembuluh darah makin banyak.
Saat ovulasi ketebalan endometrium mencapai 3-5mm.

3. Fase Sekresi (14-28 hari)

Setelah ovulasi, korpus luteum mensekresikan estrogen dan progesteron


dalam jumlah yang sangat banyak. Estrogen menyebabkan sedikit proliferasi
sel tambahan pada endometrium, sedangkan progesteron menyebabkan
pembengkakan dan pertumbuhan kelenjar pada endometrium, fungsinya
mensekresikan cairan yang kaya akan glikogen dan lipid yang fungsinya
sebagai nutrisi untuk rahim pada saat implantasi. Pada tahap ini ketebalan
endometrium mencapai 5-6mm.

Hormon-hormon yang Berperan dalam Siklus Menstruasi

1. Hypothalamus Secretion-GnRH
Hipotalamus mensintesis hormon GnRH yang fungsinya untuk mengontrol
sekresi gonadotropin. Hormon ini juga meregulasi sekresi FSH dan LH dengan
mekanisme pulsatile (kadarnya sesuai dengan fase-fase tubuh). Struktur GnRH
terdiri dari gabungan 10 asam amino di dalam tubuh, sehingga disebut hormon
dekapeptida. Susunannya terdiri atas :

Pyro Glu-His-Trp-Ser-Tyr-Gly-Leu-Arg-Pro-Gly Amide

2. Pituitary Hormone Secretion

a. Anterior Pituitary (Adenohypophysis)

FSH dan LH.

FSH dan LH merupakan glikoprotein yang berstruktur seperti benang,


memiliki struktur -subunit dan -subunit. Bagian -subunit identik pada
FSH, LH, TSH, dan hCG, sedangkan -subunitnya merupakan tempat
interaksi dengan reseptor serta pemberi sifat biologis yang spesifik. FSH
berperan dalam pematangan folikel sedangkan LH mengubah folikel
menjadi korpus luteum.

3. Ovarian Hormone

a. Estrogen

Estrogen merupakan senyawa steroid yang memiliki 18 carbon. Disintesis di


sel theca dan granulosa ovarium. Estrogen alamiah yang terpenting adalah
estradiol (E2), estrone (E1), dan Estriol (E3). Perbandingan khasiatnya
E2:E1:E3=10:5:1

Estrogen berperan dalam perkembangan kelamin sekunder wanita,


proliferasi pada endometrium uterus dan mukosa pada tuba fallopi,
merangsang pertumbuhan tulang, meningkatkan laju kecepatan metabolisme
tubuh sekaligus beperan dalam proses penyimpanan lemak dan membuat
tekstur kulit halus dan lembut.
b. Progestin

Hormon progestin yang paling utama adalah progesteron. Hormon steroid


ini tersusun dari cyclic hydrocarbon yang berikatan, mengandung gugus
fungsi ketone dan oksigen. Progesteron disebarkan dalam tubuh berikatan
pada cortico-steroid binding globulin (CBG) dan albumin. Progesteron
disekresikan oleh corpus luteum pada wanita yang tidak hamil sedangkan
pada wanita hail disekresikan oleh plasenta. Fungsinya untuk
mempersiapkan uterus untuk implantasi, meningkatkan sekresi mukosa pada
tuba fallopi, dan menyebabkan pertumbuhan acini dan lobulli kelenjar
Mammae.

Gangguan Menstruasi

Kelainan haid dapat berupa kelainan siklus atau kelainan jumlah darah yang
dilkeluarkan dan lamanya pendarahan.
1) Amenorrhea : tidak ada haid
2) Pseudomenorrheaa (kryptomenorrhea) : ada haid tapi darah tidak dapat
keluar karena tertutupnya tractus genitalis
3) Menstruation praceox : haid muncul pada usia yang muda
4) Hypomenorrhea : haid teratur tapi jumlah darahnya sedikit
5) Dysmenorrheal : nyeri pada waktu haid
6) Oligomenorrhea : haid jarang karena siklusnya panjang
7) Polymenorrhea : datangnya haid dengan siklus yang pendek

1. Amenore
Amenore adalah keadaan dimana :
a. Tidak terjadi haid sampai usia 14 tahun tanpa adanya tumbuh kembang
seks sekunder.
b. Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun, tetapi telah terdapat tanda-tanda
seks sekunder.
c. Telah terjadi haid kemudian haid terhenti untuk masa 3 daur atau 6 bulan,
atau lebih.

Etiologi dari amenore adalah :


- Kelainan uterus
- Kelainan indung telur
- Kelainan hippofise anterior
- Kelainan hipotalamus
- Kombinasi

Gejala klinis bisa terjadi hanya amenore saja atau bisa juga disertai galaktore
atau hirsutism.

Diagnosis :
- Anamnesis : kemungkinan kehamilan, riwayat tumbuh kembang organ
tubuh, pubertas, pemakaian obat-obatan/radiasi/alkohol, keadaan gizi,
stress, keluar air susu atau tanda-tanda hirsutism, riwayat keluarga,
sindrom menopause.
- Pemeriksaan fisik : keadaan umum, ginekologis, aktivitas hormon steroid,
kelenjar tiroid, dan lendir serviks dan vagina.
- Pemeriksaan penunjang : hormon, USG, HSG,foto tengkorak, laparaskopi,
histeroskopi, CT-scan, MRI, dll.

2. Perdarahan Uterus Disfungsi (PUD)


PUD merupakan perdarahan abnormal dari uterus (lama, frekuensi, jumlah)
yang terjadi di dalam dan di luar siklus menstruasi, tanpa kelainan organ,
hematologi dan kehamilan, dan merupakan kelainan HPO-axis.
Diagnosis :
- Terjadinya perdarahan pervaginam yang tidak normal (lamanya,
frkuensinya, dan jumlah) yang tertjadi di dalam maupun di luar siklus
mrnstruasi.
- Tidak ditemukan kehamilan, kelainan organ maupun kelainan hematologi
(faktor pembekuan).
- Ditemukan kelainan fungsi HPO-Axis
- Usia terjadinya saat perimenars (8-16 tahun), masa reproduksi (16-35
tahun), perimenopause (45-65 tahun).
- Pemeriksaan penunjang : hematologi, hormon reproduksi, biopsi, dilatasi,
kuret, USG.

Pengobatan untuk PUD ini dapat dengan diberikan terapi hormonal.


Pengobatan operatif merupakan pilihan terakhir, artinya tindakan dilatasi dan
kuret dilakukan apabila dengan pengobatan hormonal tidak berhasil. Bila
perlu dapat dicoba dilakukan ablasi endometrium.

3. Anovulasi
Anovulasi merupakan tidak terdapatnya ovulasi pada siklus menstruasi.
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum akibat pecahnya folikel de Graaf.
Etiologi :
- Kerusakan sentral : tumor otak (hipofisis), gangguan fungsi hipotalamus
akibat stress, ketakutan, anoreksia nervosa, diet dan lain-lain.
- Mekanisme umpan balik yang abnormal : kurangnya stimulasi FSH,
hilangnya stimulasi LH.
- Pengaruh lokal ovarium.

Manifestasi klinis :
- Kurva suhu basal badan monofasik.
- Kelainan lendir serviks, tes Spinbarkeit dan fern test.
- Pada biopsi endometrium didapatkan stadium sekresi.
- Laparaskopi : tidak didapatkan stigma, korpus rubrum atau korpus luteum
pada ovarium.
- Pengukuran kadar hormon reproduksi dan tiroid dalam darah.
- Foto tengkorak/CT scan/MRI.

Pengobatannya tergantung faktor etiologi atau gambaran klinis.

Obat-obat untuk menginduksi ovulasi ada klomifen sitrat, humegon/human


menopausal gonadotropin (HMG), hCG, GnRH, bromokriptin.

4. Menopause
Menopause adalah akhir dari periode haid, terjadi pada usia kurang lebih 51
tahun. Klimakterium adalah suatu masa yang sifatnya fisiologis, peralihan
antara masa reproduksi dan masa senium. Masa klimakterium terdiri dari masa
pramenopause (4-5 tahun sebelum menopause), menopause dan pasca
menopause (3-5 tahun setelah menopause).
Gambaran klinis sindroma menopause adalah :
a. Gangguan neurovegetatif/vasomotor-hipersimpatokinetik.
Gejolak panas (hot flushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala,
telinga berdesing, berdebar-debar, susah bernafas dan lain-lain.
b. Gangguan psikologis.
c. Gangguan organik.
Dispareunia, pruritus vulva, stres inkontinensia, angina, osteoporosis,
fraktur tulang.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik :
- Riwayat fungsi reproduksi, keluarga, pemakaian obat-obatan, dan sosial-
ekonomi.
- Meneliti faktor-faktor resiko untuk terjadinya kanker endometrium, kanker
payudara, osteoporosis, penyakit kardiovaskular.
- Pemeriksaan fisik diagnostik lengkap.
- Pemeriksaan laboratorium terutama untuk lipid, gula darah, kalsium,
fungsi hati dan ginjal.
- Paps Smear, mammogram.
- Biopsi endometrium apabila ada riwayat perdarahan pervaginam yg tidak
teratur.
Konseling ibu mengenai faktor gaya hidup, masalah sosial dan psikososial;
maksud, keuntungan, risiko dan efek samping pemakaian hormon pengganti.
Pemberian hormon pengganti disesuaikan dengan indikasi dan
kontraindikasinya.

Daftar Pustaka

1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Williams Obstetrics. 23rd ed. USA : McGrawHill, 2010 : pp36-44.

2. Berek JS. Berek & Novaks Gynecology. 14th ed. Lippincott Williams &
Wilkins, 2007 : pp162-81.

3. Lewis V. Reproductive Endocrinology & Infertility. USA : Landes


Bioscience, 2007 : pp 3-46.

4. Guyton AC, Hall JE. Guyton & Hall Textbook of Medical Physiology. 11th
ed. Philadelphia : Elsevier Saunders, 2006 : pp 1012-1022.

5. Pedoman diagnosis dan terapi obstetri dan ginekologi RS Dr. Hasan Sadikin.
Bandung, 1997 : pp 36-60.

Anda mungkin juga menyukai