PENDAHULUAN
Di era globalisasi seperti ini, di Indonesia juga mengalami perubahan, baik dalam bentuk
yang positif maupun negatif. Pentingnya menjaga dan memfilter diri kita dari ancaman luar
nampaknya menjadi senjata yang sangat ampuh. Mudah diperdaya dan tergoda akan janji dan
imbalan-imbalan yang lebih fantastis mempengaruhi seseorang berfikir dangkal. Dalam sisi ini
agama masih menjadi problematika sebagian orang untuk memiliki rasa kemanusiaan antar umat
beragama. Dalam kasus ini, kata tidak sependapat dan tidak sepaham menjadi tolak ukur bahwa
seseorang tersebut pantas diserang, menurut golongan radikal dalam ajaran pemahaman mereka.
Akhir-akhir ini, di Indonesia darurat dengan gerakan fundamentalis atau radikalisme
dikarenakan rasa prasangka dan curiga antar umat beragama, ataupun anta umat Islam. Mereka
menjadi korban dari adu domba dan fitnah, sehingga dari pihak luar semakin memberikan
kontribusi dan fasilitator untuk saling menghancurkan sesama saudara. Misalnya, dari Negara
non-muslim dan adidaya Amerika yang ingin menhancurkan Negara yang beragama Islam salah
satu contohnya adalah Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Mereka (radikalisme) yang
ingin menyerang berpikir bahwa melawan kejahatan atau hal-hal yag tidak benar menurut
mereka (radikalisme) adalah jihad. Aplikasi jihad ini adalah bentuk kekerasan, sehingga
muncullah ancaman ke berbagai daerah.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas PKKMB dan untuk
menambah pengetahuan tentang Tinjauan Ideologi Pancasila Terhadap Radikalisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Radikalisme
Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara
kekerasan. Selain agama, radikalisme juga sudah menularkan aliran-aliran sosial, politik, budaya,
dan ekonomi. Sebagian orang menganggap bahwa radikalisme hanya dilakukan oleh agama
tertentu saja, dan anggapan itu memang tidak salah.
Jika kita lihat di negeri ini, nampaknya radikalisme sudah tumbuh subur. Kelompok
radikalisme ini masih bebas melancarkan serangan (dalam bentuk terror) dengan merusak nilai-
nilai kemanusiaan. Kelompok ini, selalu mengatasnamakan agama. Agama dijadikan sebagai alat
pelindung untuk melakukan aksi mereka. Selain mengatasnamakan agama, mereka sering
berpikir dangkal tanpa tinjauan lebih karena perbedaan pemahaman dari pemaknaan kitab suci.
Kitab suci Al Quran dijadikan mereka untuk melakukan kekerasan atas nama jihad. Dan
faktanya beberapa pelaku dari tindak kekerasan yang ditangkap oleh pihak yang berwenang
adalah mereka yang ada di kelompok garis keras (Islam radikal).