Tugas1 Kelompok7
Tugas1 Kelompok7
B. Efisiensi
1. Pemakaian Alum yang dicampur dengan Karbon Aktif dapat menurunkan kadar COD
dari 4.725 mg/l menjadi 187 mg/l (96%), kadar DS dari 8.950 mg/l menjadi 5.579 mg/l
(55%), kadar SS dan 16,5 mg/l menjadi 1,5 mg/I (99,8%) dan kekeruhan dan 28,5 FTU
menjadi 4 FTU (99,6%). Sementara itu sebagai pembanding, koagulasi dengan Alum saja
tanpa penambahan Karbon Aktif hanya menurunkan kadar COD dari 4.725 mg/l menjadi
510 mg/l (89%), kadar DS dari 12.450 mg/l menjadi 8.950 mg/l (28%), 55 dad 1.430
mg/1 menjadi 16,5 mg/l (98,8%) dan kekeruhan dari 1.080 FTU menjadi 28,5 FM
(97,4%). (P.T HENKEL - INDONESIA (HI))
2. Kondisi optimum dari percampuran Alum dan Karbon Aktif adalah Alum I A00 mg/I dan
Karbon afktff = 8.000 mg/I. (P.T HENKEL - INDONESIA (HI))
C. Kekurangan
1. kurang efektifnya proses koagulasi apabila memakai hanya Alum saja (P.T HENKEL
- INDONESIA (HI))
D. SUMBER
1. Pengolahan limbah cair secara kimia dengan alum - karbon aktif: studi kasus industri
bahan kimia, Cimanggis, Jawa Barat Neneng Ratnawati
2. Limbah Cair industry 1.pdf
PENGOLAHAN PRESIPITASI
B. Efisiensi
1. Jumlah tertinggi ditmpati olah logam Cr yang umumnya berasal dari sisa reagen untuk
analisa COD yaitu sebesar 40,62 mg/L dengan persentase 57% dan kemudian logam Fe 32 %
yaitu sebesar 22,48 mg/L. Logam Fe sendiri berasal dari sisa reagen untuk analisa BOD,
COD dan larutan standar Fe. Persentase logam-logam lain dalam limbah awal sisa pengujian
relatif sangat kecil yaitu logam Mn ada sebesar 4%, kemudian logam Cu sebesar 3%, logam
Pb sebesar 2%, logam Zn, Ni dan Co sebesar 1% dan logam Cd 0%.
C. Kelebihan
1. Metoda presipitasi yang paling baik yaitu presipitasi gabungan sulfida dan karbonat dimana
hasil pengujian logam berat akhir pengolahan untuk logam Cadmium (Cd) <0,001 mg/L,
Tembaga (Cu) 0,4455 mg/L, Besi (Fe) 8,5263 mg/L , Mangan (Mn) 0,7292 mg/L, Timbal (Pb)
0,6033 mg/L, Seng (Zn) 0,3076 mg/L, Krom (Cr) 0,026 mg/L, Nikel (Ni) 0,2217 mg/L, Kobalt (Co)
0,1918 mg/L.
SUMBER