PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
a. Apakah definisi kanker rongga mulut?
b. Apakah etiologi kanker rongga mulut?
c. Apa saja klasifikasi kanker rongga mulut?
d. Bagaimana manifestasi klinis kanker rongga mulut?
e. Bagaimana pemeriksaan klinis untuk kanker rongga mulut?
f. Bagaimana penatalaksaan pada penderita kanker rongga mulut?
g. Apa saja evaluasi diagnostik untuk kanker rongga mulut?
h. Bagaimana asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada
penderita kanker rongga mulut?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
i. Apakah definisi kanker rongga mulut?
ii. Apakah etiologi kanker rongga mulut?
iii. Apa saja klasifikasi kanker rongga mulut?
iv. Bagaimana manifestasi klinis kanker rongga mulut?
v. Bagaimana pemeriksaan klinis untuk kanker rongga mulut?
vi. Bagaimana penatalaksaan pada penderita kanker rongga
mulut?
vii. Apa saja evaluasi diagnostik untuk kanker rongga mulut?
viii. Bagaimana asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada
penderita kanker rongga mulut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario
Seorang laki-laki usia 43 tahun datang ke klinik bedah mulut RSGM
dengan keluhan pembengkakan dan sakit pada dasar mulut sebelah kiri
sejak tiga bulan yang lalu. Dari anamnesis diperoleh awalnya
pembengkakan kecil, tidak sakit tetapi lama-kelamaan membesar dan
mengalami perubahan selera makan. Pasien sudah mencoba minum obat
antibiotik dan analgesik tetapi tetap tidak sembuh. Pasien mempunyai
kebiasaan merokok selama 20 tahun. Pemeriksaan ekstra oral terlihat
adanya pembengkakan diffuse di daerah sub mandibula kiri. Pemeriksaan
limfonodi sub mandibular kiri terasa ada benjolan dengan diameter 3 cm,
palpasi terasa keras dan immobility dan limfonodi sub mandibular kanan
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan intra oral diperoleh adanya indurasi
pada mukosa dasar mulut kiri diameter kurang lebih 2,5 cm, dengan
permukaan ulserasi, tepi lesi berwarna kemerahan, palpasi sekitar lesi keras
dan sakit. Dokter menduga pasien menderita kanker dari kelenjar getah
bening yang secara klinis diklasifikasikan T1N1Mx. Dokter merujuk untuk
dilakukan biopsy. Hasil pemeriksaan HPA terlihat kumpulan folikel sel
limfosit T dan B. Ukurann limfosit B terlihat abnormal, pleomorphism, inti
hiperkromatik, dan sel-sel yang bermitosis. Pewarnaan immunohistokimia
menunjukkan limfosit B yang yang lebih dominan. Disimpulkan penderita
mengalami kanker rongga mulut yang berasal dari limfonodi dimukosa
rongga mulut dan metastasis ke limfonodi regional.
B. Laporan Pendahuluan
a. Definisi Kanker Rongga Mulut
3
terus-menerus walaupun rangsangan yang memicu perubahan
tersebut telah berhenti. Hal dasar tentang neoplasma adalah
hilangnya responsivitas terhadap pengendali pertumbuhan yang
normal (Kumar et.al, dalam Repository USU, 2017).
4
gangguan alkohol, serta tembakau. Sejumlah kasus telah diobservasi
dimana kanker ganas lidah timbul pada tempat yang sesuai dengan
sumber iritasi kronik seperti karies gigi atau gigi busuk dengan
kalkulus yang banyak dan juga bisa karena pemasangan gigi palsu
atau prothesa yang posisinya tidak cocok (Scully, dalam Muttaqin &
Sari, 2011).
5
karsinoma didasar lidah lidah paling sering dijumpai pada laki-
laki, dan saat ini meningkat juga pada perempuan. Karsinoma
didasar lidah memiliki jumlah 35% pada bagian rongga mulut,
dan lokasi terseringnya digaris tengah lidah dekat dengan
frenulum.
4. Karsinoma di mukosa bukal dan gingiva, lesi mukosa bukal
bersamaan dengan lesi gingiva memiliki insiden 10% pada
squamos cell carcinoma rongga mulut.
5. Karsinoma di palatum, kanker ini memiliki insiden sebanyak 10-
20% pada karsinoma rongga mulut. Namun kejadian kanker di
palatum durum masih sangat jarang dibandingkan dengan
palatum mole (Kumar et.al, dalam Repository USU, 2017).
6
T2 Ukuran limfe atau lebih M1 Kanker
tumor 4cm dengan ukuran menyebar ke
T3 Ukuran 6cm organ bagian
tumor lebih distal
dari 4cm
T4 Ukuran N3 Keterlibatan
tumor lebih homoliteral atau
dari 4cm dan bilateral nodus limfe
tertanam kua dengan ukuran lebih
pada otot dari 6cm
aatau tulang
atau struktur
lannya
(Morrow & Alina, dalam Muttaqin & Sari, 2011)
7
Stage Any T. Pada stadium ini tumor bias berbagai ukuran, tetapi
IVB N2 or N3 tertanam dalam pada otot tulangatau struktru jaringan di
M0 bawahnya, serta terdapat keterlibatan dan nodus
homolateral atau bilateral limfatik
Stage Any T. Pada stadium ini terjadi berbagai situasi berat baik ukuran
IVC any N. tumor, keterlibatan nodus limfatik dan metasitasis ke
any M organ lain.
8
c. Eritroleukoplakia (merah dan putih)
2. Eksofitik
a. Merah
b. Putih
c. Merah jambu
d. Kombinasi bayak warna
e. Ulserasi
f. Non ulserasi
g. Krusta
h. Lesi hitam atau kecoklatan
i. Blep
j. Permukaan yang kasar, nyeri atau tidan nyeri
k. Perdarahan, maloklusi
l. Bengkak di leher dan susuah menelan
m. Perubahan rasa kecap dan perubahan suara
9
meliputi ulkus yang tidak sakit, tepi bergulung, lebih tinggi dari
sekitarnya dan indurasi (lebih keras), dasarnya dapat berbintil-
bintil dan mengelupas. Pertumbuhan karsinoma bentuk ulkus
tersebut disebut sebagai pertumbuhan endofotik.
3. Palpasi tentang konsistensi, apakah jaringan keras, kenyal,
lunak, fluktuan, atau nodalur. Umumnya kanker rongga mulut
tahap dini tidak menimbulkan gejala, diameter kurang dari 2 cm,
kebanyakan berwarna merah dengan atau tanpa disertai
komponen putih, licin, halus, dan memperlihatkan elevasi yang
minimal.
4. Palpasi kondisi suhu lokal.
5. Kaji kemampuan pasien apakah dapat membuka mulut dengan
sempurna.
6. Periksa adanya keterlibatan dari pembesaran kelenjar limfe.
Pemeriksaan klinis kanker rongga mulut dibedakan
dalam berbagai lokasi rongga mulut mungkin memiliki beberapa
perbedaan (Tambunan, dalam Muttaqin & Sari, 2011).
Gambaran klinis menurut lokasinya , meliputi pemeriksaan
klinis pada bibir, lidah, dasar mulut, mukosa pipi, gusi, dan
palatum.
Kanker pada bibir . Bibir ( terutama bibir bawah)
merupakan tempat terjadinya kerusakan karena cahaya matahari
atau actinic keratosis sehingga bibir tampak pecah-pecah dan
kemerahan, keputihan, atau campuran dari merah dan putih.
Kanker dibibir sebelah luar lebih sering terjadi pada daerah
beriklim panas. Kelainan pada bibir atas lebih jarang terjadi
dibandingkan dengan bibir bawah, tetapi lebih mungkin menjadi
ganas dan memerlukan perhatian medis. Pada perokok, bisa
tumbuh benjolan putih dibagian bawah dalam bibir. Benjolan ini
bisa tumbuh menjadi squamous cell carcinoma (Williams dalam
Muttaqin & Sari, 2011).
10
Gambar Kanker pada Bibir
11
Gambar Kanker pada Lidah
Karsinoma lidah mempunyai prognosis yang jelek
sehingga diagnosis dini sangat diperlukan terlebih lagi apabila
telah menjadi metastasis ke daeraah lain ( leher dan servikal).
Kanker ganas dari lidah berkisar antara 25-50% dari semua
kanker ganas di dalam mulut (Osterkamp, dalam Muttaqin &
Sari, 2011).
Pada pemeriksaan klinis yang biasa ditemukan pada
kanker lidah adalah suatu massa atau ulkus yang mengalami
indurasi superfisial dengan pinggir yang sedikit menonjol. lesi
yang khas timbul pada pinggir lateral atau permukaan ventral
lidah. Lesi-lesi dekat dasar lidah terutama tidak jelas karena lesi-
lesi tersebut tidak menimbulkan gejala sampai keadaan lebih
lanjut bahkan manifestasi yang muncul hanya berupa nyeri
tenggorokan dan disfagia (Sciubba, dalam Muttaqin & Sari,
2011).
Kanker dasar mulut. Kanker pada dasar mulut biasanya
dihubungkan dengan penggunaan alcohol dan tembakau. Pada
tingkat awal biasanya tidak menimbulkan gejala. Bila lesi
berkembang, passion akan mengeluhkan adanya
gumpalandalam mulut atau perasaan tidak nyaman (Daftary,
dalam Muttaqin & Sari, 2011). Pada pemeriksaan klinis yang
paling sering dijumpai adalah lesi berupa nodul dengan tepi yang
timbul dan mengeras yang terletak dengan frenulum lingual.
Bentuk yang lain adalah penebalan mukosa yang kemerah-
12
merahan, nodul yang tidak sakit, atau dapat berasal dari
leukoplakia.
13
bawah/mandibula daripada gusi atas/maksila. Pada pemeriksaan
fisik, lesi awal terlihat sebagai ulkus, granuloma yang kecil atau
sebagai nodul. Sekilas lesi terlihat sama dengan lesi yang
dihasilkan oleh trauma kronis atau hiperplasia inflamatori
(Daftary, dalam Muttaqin & Sari, 2011).
14
Gambar Kanker pada Palatum
15
Kanker kidah biasanya diatasi secara agresif, karena laju
kekambuhan tinggi. Untuk kanker margin lateral lidah, 2 pengobtan
mayor adalah pilihan adalah terapi radiasi dan bedah. Seringkali
hemiglosektomi (pengangkatan bedah setengah dari lidah) perlu
dilakuakan. Bila kanker ada pada dasar lidah, reseksi bedah lebih
menyulitkan. Sering terapi radiasi menjadi pengobatan primer.
Kombinasi implant insterstial radioaktif dan radiasi sinar eksternal
dapat dilakuakan. Untuk lesi yang lebih besar, terapi sianr eksternal
sendiri digunakan.
Sering kanker rongga oral telah metastase ke saluran limfatik
luas dibagian leher, karenanya memerlukan diseksi leher dan
kemungkinan bedah rekonstruktif rongga oral. Teknik rekonstruksi
intraoral yang umum digunakan mencakup penggunaan falp bebas
lengan radial (penggunaan lapisan tipis kulit dari lengan bawah
disertai dengan arteri radial) (Smeltzer & Bare, 2002).
g. Evaluasi Diagnostik Kanker Rongga Mulut
Evaluasi diagnostik terdiri dari pemeriksaan oral serta
pengkajian nodus limfe servikal untuk mengevaluasi kemungkinan
metastasis. Biopsi dilakukan pada lesi yang dicurigai kanker. Lesi
yang dicurigai adalah yang lesi tidak sembuh dalam 2 minggu. Area
oral resiko tinggi mencakup mukosa bukal dan gusi pada oral yang
menghisap atau merokok tembakau atau pipa. Untuk orang yang
merokok tembakau dan minum alkohol, area resiko tinggi mencakup
dasar mulut, lidah pentrolateral, dan kompleks palatum lunak (yang
mencakup lunak, area tonsilar anterior dan posterior, uvula, dan area
dibelakang pertemuan lidah dan molar) (Smeltzer & Bare, 2002).
16
ukuran yang sangat besar. Khusus pada kanker rongga mulut, karena
sebagian besar kanker tersebut berasal dari epitel permukaan, maka
biasanya diawali dengan kelainan pre maligna yang dengan mudah
dilihat.
Kelainan pre maligna adalah suatu kelainan pada mukosa
rongga mulut yang paling awal sebelum berubah menjadi tumor
ganas. Ada 2 bentuk kelainan pre maligna yaitu leukoplakia dan
eritroplakia (Hillary, dalam Muttaqin & Sari, 2011). Leukoplakia
adalah bercak warna keputihan yang berbatas tegas pada mukosa
mulut. Keadaan ini sering terjadi pada perokok berat usia diatas 50
tahun. Secara klinis leukoplakia dapat dibagi atas 4 grade (Ohrn,
dalam Muttaqin & Sari, 2011), yaitu :
1. Grade I : bercak kemerahan yang granuler yang seara
bertahap berbah menjadi keabuan
2. Grade II : bercak putih kebiruan berbatas tegas tanpa indurasi
3. Grade III :bercak keputihan berbatas tegas dengan indurasi,
mungkin ada kerutan
4. Grade IV : bercak mengalami indurasi, ada fisura, erosi,
kadang kadang permukaannya mengalami poliferasi seperti veruka.
Pada permukaan mikroskopis Nampak perubahan keganasan dini.
Leukoplakia. Leukoplakia biasa didapatkan pada bibir, lidah
dan gusi. Kurang lebih 10 sampai 20% leukoplakia setelah 10 tahun
berubah menjadi karsinoma rongga mulut (Williams, dalam
Muttaqin & Sari, 2011). Leukoplakia yang dapat berubah menjadi
karsinoma ini permukaan mikroskopis menunjukkan suatu dysplasia
yang ireversibel walaupun penderita menghentikan rokoknya.
Leukoplakia atau bercak putih yang baru timbul pada lidah bisa
merupakan gejala permulaan dari suatu karsinoma lidah. WHO
mendeskripsikan bahwa leukoplakia dengan ukuran diameter tidak
kurang dari 5 mm yang tidak bisa diangkat/dihilangkan dengan
kerokan dan tidak bisa digolongkan kepada sesuatu penyakit lain,
harus dianggap suatu lesi pre maligna.
17
Eritroplakia. Eritroplakia adalah salah satu tanda yang lebih
pasti tentang perkembangan kanker dibandingkan dengan
leukoplakia (Murray, dalam Muttaqin & Sari, 2011). Masih
diperdebatkan apakah merupakan kelainan pre maligna atau
memang suatu karsinoma superficial yang sangat dini. Kelainan ini
berupa mukosa yang sedikit meninggi dan menebal berwarna merah
mirip jaringan granulasi dengan tumbukan keratin diatas
permukaan. Lokasi yang paling sering adalah bawah lidah, dasar
mulut, palatum molle dan trigenum reromolar. Bila ditemui kelainan
itu, maka penanganannya dianggap sebagai karsinoma rongga
mulut.
Karsinoma invasif. Karsinoma tidak lagi terbatas di dalam
epitel, akan tetapi menembus membrane basal dan mengadakan
invasi ke jaringan bawahnya. Pada stadium ini, dapat timbul keluhan
yang sering diabaikan oleh pasien, keluhan tersebut berupa
parestesi, hilangnya sensasi atau gatal. Menurut Osterkamp, dalam
Muttaqin & Sari (2011) Karsinoma invasive yang masih dini
mungkin dapat ditemukan dalam bentuk seperti berikut:
1. Ulkus kecil
2. Penonjolan dengan batas tidak jelas
3. Indurasi/erosi kemerahan yang ireguler
4. Kawah kecil, kemerahan
5. Bintik bintik kemerahan difus, sedikit elevasi
Krusta pada bibir. Bila karsinoma telah mecapai ukuran
besar, maka tidaklah sulit untuk membuat diagnosis, di mana dikenal
beberapa macam pertumbuhan yaitu Fungating, Infiltratif, dan
Verukosa. Selanjutnya karsinoma menyebar ke kelenjar getah
bening regional dan akhirnya bermetastasis jauh pada organ organ
lain.
18
b. Penyimpangan Kebutuhan Dasar Manusia (PKDM)
Memicu karsinogenesis
19
D. Pengkajian
Data Subjektif :
a. Pembengkakan dan sakit pada dasar mulut seblah kiri sejak tiga bulan
yang lalu
b. pembengkakan kecil, tidak sakit tetapi lama-kelamaan membesar
c. mengalami perubahan selera makan
d. Pasien sudah mencoba minum obat antibiotik dan analgesik tetapi tetap
tidak sembuh
e. Pasien mempunyai kebiasaan merokok selama 20 tahun
Data Objektif :
a. Pemeriksaan ekstra oral terlihat adanya pembengkakan diffuse di daerah
sub mandibula kiri
b. Pemeriksaan limfonodi sub mandibular kiri terasa ada benjolan dengan
diameter 3 cm
c. Palpasi terasa keras dan immobility
d. limfonodi submandibular kanan tidak ada kelainan
e. Pada pemeriksaan intra oral diperoleh adanya indurasi pada mukosa
dasar mulut kiri diameter kurang lebih 2,5 cm, dengan permukaan
ulserasi, tepi lesi berwarna kemerahan, palpasi sekitar lesi keras dan
sakit.
f. Hasil pemeriksaan HPA terlihat kumpulan folikel sel limfosit T dan B
g. Ukuran limfosit B terlihat abnormal, pleomorphism, inti hiperkromatik,
dan sel-sel yang bermitosis
h. Pewarnaan immunohistokimia menunjukkan limfosit B yang yang lebih
dominan
i. Penderita mengalami kanker rongga mulut yang berasal dari limfonodi
dimukosa rongga mulut dan metastasis ke limfonodi regional.
20
Data Subjektif Data Objektif Masalah
keperawatan
a. Pasien mempunyai a. Hasil pemeriksaan HPA Risiko Infeksi
kebiasaan merokok terlihat kumpulan folikel sel
selama 20 tahun limfosit T dan B
b. Pembengkakan b. Ukuran limfosit B terlihat
kecil, tidak sakit abnormal, pleomorphism,
tetapi lama- inti hiperkromatik, dan sel-
kelamaan sel yang bermitosis
membesar c. Pewarnaan
immunohistokimia
menunjukkan limfosit B
yang yang lebih dominan
d. Pada pemeriksaan intra oral
diperoleh adanya indurasi
pada mukosa dasar mulut
kiri diameter kurang lebih
2,5 cm, dengan permukaan
ulserasi, tepi lesi berwarna
kemerahan, palpasi sekitar
lesi keras dan sakit.
Pembengkakan dan sakit Pemeriksaan ekstra oral terlihat Nyeri akut
pada dasar mulut seblah adanya pembengkakan diffuse di
kiri sejak tiga bulan yang daerah sub mandibula kiri
lalu
Mengalami perubahan Pemeriksaan limfonodi sub Ketidakseimbangan
selera makan mandibular kiri terasa ada benjolan nutrisi : kurang dari
dengan diameter 3 cm kebutuhan tubuh
21
obat antibiotik dan
analgesik tetapi
tetap tidak sembuh
b. Pasien mempunyai
kebiasaan merokok
selama 20 tahun.
E. Diagnosis Keperawatan
a. Risiko Infeksi dengan faktor resiko imunosupresi.
b. Nyeri akut b.d agens cedera biologis (mis., infeksi)
c. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
d. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
(Herdman & Kamitsuru, 2015)
Diagnosa keperawatan :
Kontrol infeksi
22
Intervensi Rasional
Perlindungan infeksi
Intervensi Rasional
23
Monitor hitung mutlak granulosit Segera dapat diketahui apabila
WBC, dan hasil-hasil deferensial terjadi infeksi
24
NIC :
Manajemen nyeri
Intervensi Rasional
25
menentukan intervensi
selanjutnya.
Manajemen nutrisi
Intervensi Rasional
26
Lakukan atau bantu pasien terkait Untuk menimbulkan perasaan
dengan perawatan mulut sebelum ingin makan/membangkitkan
makan selera makan
Intervensi Rasional
27
a. Jelaskan tanda dan gejala yang Agar pasien dan keluarga pasien
umum dari penyakit, sesuai memahami proses penyakit dan memilih
kebutuhan tindakan pengobatan yang benar.
b. Berikan informasi pada pasien
mengenai kondisinya sesuai
kebutuhan
c. Beri informasi kepada keluarga
atau orang yang penting bagi
pasien mengenai perkembangan
pasien sesuai kebutuhan
d. Berikan informasi mengenai
pemeriksan diagnostik yang
tersedia, sesuai kebutuhan
Diskusikan perubahan gaya hidup yang Agar pasien dan keluarga pasien
mungkin diperlukan untuk mencegah mengetahui cara mengontrol dan
komplikasi di masa yang akan datang mencegah komplikasi yang kemungkinan
dan/atau mengontrol proses penyakit akan terjadi.
Edukasi pasien mengenai tindakan untuk Agar tanda dan gejala kanker rongga mulut
mengontrol/meminimalkan gejala, sesuai dapat diketahui pasien maupun keluarga
kebutuhan pasien. Sehingga, dapat diperiksa segera
bila mulai muncul tanda dan gejalanya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Moorhead , S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcome
Classification (NOC), Ed. 5, Edisi Bahasa Indonesia. Indonesia: CV.
Mocomedia.
Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Ed. 8. Jakarta: EGC.
29