Anda di halaman 1dari 7

NAMA: AYU ASRIYANI

NIM: C12115307
FAKULTAS KEDOKTERAN
1. Contoh Kutipan Langsung dan tidak kutipan tidak langsung.
kutipan langsung
contoh :
Siswoyo(1980:30) menegaskan, "segala keputusan ilmiah hanya merupakan
kemungkinan besar (probability) dan tidak mengakui adanya kebenaran mutlak
(absolute truth)".
Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan.
Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat
menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita
rajin mencoba. Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa,
mungkin

telah

diselesaikan

(Bambang

Hariyanto,

Esensi-esensi

Bahasa

Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38).


Java memisahkan komponen untuk menampilkan keluaran dengan komponen
untuk melakukan format keluaran. Keuntungan pemisahan antara lain format
keluaran benar-benar sangat kaya melebihi yang dapat diperoleh di C++ (Bambang
Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 78).
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak
sesuai dengan apa yang di inginkan oleh penulis atau pembicara (keraf,1983:3).
Dengan rumus ini kita dapat menaksir tingkat keterbacaan dan keterpahaman
sebuah tulisan (perpera,1928: 168).
Kutipan tidak langsung
Contoh

Polymorphism, yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan konsep


pokok di dalam perancangan berorientasi objek. Dua objek atau lebih dikatakan
polymorphic jika mempunyai antarmuka-antarmuka yang identik namun mempunyai
perilaku-perilaku

berbeda.

(Bambang

Hariyanto,

Esensi-esensi

Bahasa

Pemrograman Java, 2007, Hal. 357).


Bahasa Java tidak lagi hanya untuk pemanis di web sebagai applet yang
membikin

Duke

berdansa.

Java

adalah

kakas,

tetap

hanya

perangkat,

bagaimanapun tetap hanya orang hebat yang dapat memberi arti penting kakas
seperti dikatakan James Gosling, tokoh terpenting di Java : All along, the language
was a tool, not the end. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman
Java, 2007, Hal. 7-8).
Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:8) bahwa argumentasi pada dasarnya
tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar y akin akan
mendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.
Alquran memerintahkan umat islam agar menggunakan akalnya dalam
mengamati hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub
dalam surrah arrum [30] ayat 22.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada intervensi dalam


pengusutan kasus Bank Century yang diduga terindikasi pelanggaran tindak pidana
korupsi (Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1 ).
2. Perbedaan Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
Kutipan Langsung
Yang dimaksud kutipan langsung adalah kutipan yang diambil secara lengkap
kata demi kata, kalimat demi kalimat sesuai dengan teks aslinya. Kutipan langsung
ada yang panjang dan ada yang pendek. Apabila kutipan itu kurang dari empat baris
ketikan, dikategorikan sebagai kutipan pendek dan apabila lebih dari empat baris

ketikan dikategorikan sebagai kutipan panjang. Kedua bentuk kutipan ini masingmasing mengikuti tata cara pengutipan yang berbeda. Perbedaannya dapat dilihat
berikut ini.
(a) Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ketikan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
(1) kutipan diintegrasikan langsung dengan teks;
(2) jarak antara baris dengan baris dalam kutipan sama dengan jarak baris dalam
uraian teks;
(3) kutipan harus diapit oleh tanda kutip;
(4) sebelum atau sesudah kutipan

dicantumkan sumber rujukan dalam kurung

nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman. Atau, sesudah kutipan
diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas untuk rujukan pada catatan
kaki.

Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung biasa juga disebut kutipan isi. Kutipan ini merupakan
pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau penulis berupa inti atau sari atau
ikhtisar dari pendapat tersebut. Dalam kutipan tidak langsung, penulis tidak
mengutip secara keseluruhan kata dan kalimat yang terdapat dalam teks aslinya.
Penulis hanya mengambil inti atau sari dari teks tersebut. Oleh karena itu, kutipan
tidak langsung tidak perlu menggunakan tanda kutip. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam kutipan tidak langsung:
(1) kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks;
(2) jarak antara baris dengan baris sama dengan jarak uraian dalam teks;
(3) kutipan tidak diapit oleh tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai, dicantumkan sumber rujukan dalam tanda kurung nama
singkat pengarang
,tahun terbit, dan nomor halaman, atau di belakang kutipan itu diberi nomor urut
penunjukan setengah spasi ke atas untuk rujukan pada catatan kaki.
3. DAFTAR ISI

1) Buku dengan satu pengaran


Penulisan catatan kaki dengan buku satu pengarang dilakukan dengan cara berikut:
(1) Nama pengarang ditulis sesuai dengan nama yang tercantum pada buku.
(2) Setelah nama pengarang diberi tanda koma (,).
(3) Judul buku dicetak miring.
(4) Setelah judul buku diikuti informasi buku, subjudul, jilid, edisi, tidak diikuti koma atau
titik.
(5) Informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan
tahun.
(6) Setelah kurung tutup, diberi koma.
(7) Dapat diikuti halaman (disingkat hlm. Atau h., dapat juga tanpa halaman), nomor
halaman angka Arab, dan diakhiri dengan titik.
Contoh:
1

Prof. Dr. Gorys Keraf, Komposisi, (Flores: Nusa Indah, 1994), hlm. 63-70.

M. Ramelan, Paragraf, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 41-64.

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 1984), hlm. 1-20.

2) Buku dengan dua pengarang


Penulisan catatan kaki dengan buku dua pengarang dilakukan dengan cara
berikut:
(1) Kedua pengarang ditulis sesuai dengan nama pengarang yang tercantum pada
buku dan diikuti koma.
(2) Judul buku dicetak miring.
(3) Judul buku yang diikuti informasi (subjudul, jilid, edisi) tidak disisipi koma atau
titik.
(4) Informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan
tahun, setelah kurung tutup, diberi koma.
(5) Dapat diikuti kata halaman (disingkat hlm.atau h.) dapat juga tanpa halaman;
nomor halaman angka Arab, dan diakhiri dengan titik.
Contoh:
1

E. Zaenal Arifin dan

S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta:

Akademika Presindo, 1996), hlm. 121-140.

Bobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Bussiness, terj. Basyarah Nasution,

(Bandung: Kaifa, 2000), hlm. 63-87.


3) Buku dengan tiga pengarang
Penulisan catatan kaki dengan buku tiga pengarang dilakukan dengan cara
berikut:
(1)Ketiga nama pengarang ditulis seluruhnya.
(2) Tidak menggunakan singkatan et.al. atau dkk.
(3) Setelah nama pengarang diberi koma.
(4) Judul buku dicetak miring.
(5) Antara judul buku dan informasi buku (subjudul, jilid, edisi, dan lain-lain) tidak
disisipi koma atau titik.
(6) Informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan
tahun. Setelah kurung tutup, diberi koma, dapat diikuti kata halaman (singkat hlm.
atau h.) dapat juga tanpa halaman).
(7) Nomor halaman ditulis dengan angka Arab, dan diakhiri dengan titik.
Contoh:
1

Gibson, Ivancevich, and Donelly, Organisasi Edisi ke-8, terj. Ir. Nunuk Adiarni, M.M.,

(Jakarta: Bina Aksara, 1997), hlm. 345-355.


2

Agus Sujanto, Halem Lubis, dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian,(Jakarta: Aksara

Baru, 1982), hlm. 120.


4) Buku dengan lebih dari tiga pengarang
Penulisan catatan kaki dengan buku lebih dari tiga pengarang dilakukan
dengan cara berikut:
(1) Hanya nama pengarang pertama saja yang dicantumkan diikuti singkatan dkk.
(dan kawan-kawan) atau singkatan et.al. (et alli). Bila rujukan berbahasa asing,
misalnya bahasa Inggris, gunakanlah singkatan et.al. dan bila rujukan berbahasa
Indonesia, gunakanlah singkatan dkk.
(2) Antara nama dan singkatan pengarang tidak dibubuhi koma.
(3) Nama pengarang diikuti koma.
(4) Judul buku dicetak miring diikuti koma.
(5) Judul buku dan subjudul, jilid, atau edisi tidak dipisahkan koma atau titik.

(6) Informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan
tahun. Setelah kurung tutup, diberi koma, dapat diikuti kata halaman (disingkat hlm.
atau h., dapat juga tanpa kata halaman).
(7) Nomor halaman ditulis dengan angka Arab dan diakhiri titik.
Contoh:
1

Arthur J. Keown et.al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku 2, ed. terj.

Chaerul D. Djakman, S.E., M.B.A. dan Dwi Sulistyorrini, S.E., M.M., (Jakarta:
Salemba Empat, 2000), hlm. 456-458.
2

Yulius S., dkk., Kamus Baru Bahasa Indonesia, (Surabaya: Erlangga, 1980), hlm.

80.
5) Institusi sebagai pengarang
Contoh:
1

Biro Pusat Statistik, Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Sampai Tahun 2000,

(Jakarta: BPS, 1982), hlm. 1.


2

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan


Nasional, 2004), hlm. 1-3.
6) Buku terjemahan
Contoh:
1

James C. Vann Horne, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,terj. Junius Tirok,

M.B.A. (Jakarta: Erlangga, 1983), hlm. 100.


2

Arthur J. Keown et.al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 2, ed. terj.

Chaerul D. Djakman, S.E., M.B.A. dan Dwi Sulistyorini, S.E., M.M., (Jakarta:
Salemba Empat, 2000), hlm. 456-458.
7) Artikel dalam jurnal, majalah, dan surat kabar
a. Susunan artikel dalam jurnal:
(1) Nomor urut pengarang dengan huruf kecil menggantung, rapat dengan garis
margin kiri diikuti nama pengarang, koma.
(2) Judul artikel diapit tanda petik diikuti koma.
(3) Nama jurnal dicetak miring diikuti koma.

(4) Nomor volume diikuti titik dua (:), diikuti nomor halaman, dan diikuti koma.
(5) Bulan dan tahun penerbitan diapit kurung dan diikuti koma, dikuti nomor halaman
dan ditutup dengan titik.
Contoh:
1

Bagus Sumargo, Validitas dan Realibilitas Pengukuran Kemiskinan, Jurnal Ilmiah

Mat Stat, 2: 2, (Jakarta, Juli 2002), hlm. 137 et.seq.


2

Syamsul Arifin, Konflik dan Harmonitas sosial dalam Relasi dengan Sesama,

Jurnal Character Building, 1: 1, (Jakarta, Juli 2004), hlm. 21-33.


b. Susunan artikel dalam majalah:
Urutan unsur yang dituliskan: nomor urut catatan kaki, nama pengarang, judul
artikel (diapit tanda petik), nama majalah (dicetak miring), nomor dan tanggal
penerbitan, dan halaman.
Contoh:
1

Dedi Humaedi, Kiat Perusahaan Hidup untuk Hidup Terus, Swa Sembada,

16/XX/5-18 Agustus 2004, hlm. 107-109.


c. Susunan artikel dalam surat kabar:
Urutan unsur yang dituliskan: nama pengarang (kalau tidak ada nama tuliskan
halaman pembahasan, misalnya: opini, tajuk, tifa), judul artikel (diapit tanda petik),
nama surat kabar (dicetak miring), dan tanggal serta tempat penerbitan.
Contoh:
1

Usep Setiawan, Pemerintah Baru dan Konflik Agraria, Kompas 24 September

2004, hlm. 4-5.


2

Putut EA, Rumah Hujan, Media Indonesia 20 Juni 2004, hlm.13.

8. Jika rujukan itu bersumber dari buku suntingan atau bunga rampai, yang ditulis
adalah nama penulis artikel bukan nama penyunting. Misalnya, nama penulis artikel
Soedjono sedangkan nama penyunting buku Sarkawi, yang ditulis dalam rujukan
adalah Soedjono.

Anda mungkin juga menyukai