GAYA SELINGKUNG
MIQOT: JURNAL ILMU-ILMU KEISLAMAN
UIN SUMATERA UTARA
A. Penggunaan Bahasa
Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia yang benar, mengacu kepada
bahasa Indonesia baku dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Artikel harus
menaati kaedah tata bahasa dan ketentuan penulisan ilmiah, ditulis dengan
menggunakan bahasa yang lugas, singkat dan padat.
Artikel juga dapat ditulis dalam bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan
Arab.
B. Tulisan Judul
Judul tulisan harus jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
Maksimal judul berisi 14 kata.
C. Kutipan-Kutipan
Penulis perlu mengutip karya-karya terdahulu dan teori-teori terkait yang
sudah dipublikasikan pada bidang tertentu untuk mendukung argumentasinya
dan menghindari plagiat. Seorang penulis dapat mengutip karya tertentu secara
langsung atau tidak langsung.
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah peminjaman ide dari karya tertentu tanpa
perubahan redaksi. Kutipan langsung harus dituliskan secara khusus agar
ungkapan yang dikutip dapat diidentifikasi secara jelas, namun tanpa
mengganggu kewajaran teks tulisan.
g. Cetak Miring
Untuk menegaskan ide tertentu huruf normal dalam kutipan bisa diubah
menjadi cetak miring, dengan membubuhkan kata [dimiringkan], dalam kurung
besar/siku, setelah kutipan.
Contoh:
Dilihat dari perspektif perkembangan nasional dan global maka
konsep paradigma baru bagi Perguruan Tinggi di Indonesia merupakan sebuah
keharusan. [dimiringkan].1
3. Catatan Kaki
Setiap kutipan, baik langsung maupun tidak langsung, harus diberi
catatan kaki yang berisi informasi lengkap tentang sumber kutipan. Fungsi paling
fundamental dari catatan kaki adalah menjaga kejujuran intelektual penulis serta
untuk memungkinkan dilakukannya pemeriksaan ulang tentang akurasi
pengutipan. Informasi yang biasa terdapat dalam catatan kaki adalah nama
pengarang, judul karya, nama penerjemah, nama editor, keterangan
edisi/cetakan, tempat penerbitan, nama penerbit, tahun terbit, nomor jilid, dan
nomor halaman yang dikutip. Tentu saja tidak semua catatan kaki mengandung
informasi yang sama. Sesuai dengan jenis dan sifat dari sumber kutipan, terdapat
perbedaan-perbedaan kecil dalam teknis penulisan catatan kaki.
1) Kitab suci
Jika kutipan bersumber dari sebuah Kitab Suci, catatan kaki mencantumkan
nama surat, nomor surat, dan nomor ayat. Untuk Al-Quran disingkat dengan
Q.S.:
1
Q.S. li `Imrn/3: 24.
Jika yang dikutip adalah tafsiran atau terjemahan kitab suci, nama surat dan
nomor ayat dicantumkan dalam teks tulisan, sedangkan catatan kaki sama
dengan yang bersumber dari buku:
2
Abdullah Yusuf Ali, The Holy Quran: Translation and Commentary (Lahore:
Islamic Propagation Centre, 1946), h. 442.
2) Buku
Buku dengan satu orang pengarang:
Gaya Selingkung MIQOT 5
6
1
George Makdisi, The Rise of Colleges: Institutions of Learning in Islam and
the West (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1981), h. 312.
Buku dengan tiga atau lebih pengarang (yang dicantumkan hanya nama
pertama, ditambah et al.):
3
Slamet Effendi Yusuf, et al., Dinamika Kaum Santri: Menelusuri Jejak dan
Pergolakan Internal NU (Jakarta: Rajawali, 1983), h. 23.
Buku terjemahan:
5
Annemarie Schimmel, Jiwaku Adalah Wanita: Aspek Feminin dalam
Spiritualitas Islam, terj. Rahmani Astuti (Bandung: Mizan, 1998), h. 33.
Buku yang dijilid bersama dengan buku lain oleh pengarang yang sama:
7
Abu Hamid al-Ghazali, Al-Iml f Isyklt al-Ihy, pada margin al-Ghazali,
Ihy `Ulm al-Dn (Kairo: Mushthaf al-Bb al-Halab, 1939), jilid I, h. 193.
Buku yang dijilid bersama dengan buku lain oleh dua pengarang:
8
Jalal al-Din al-Suyuthi, Kitb al-Nuqyah, pada margin Abu Ya`qub al-
Sakkaki, Mifth al-`Ulm (Mesir: Al-Mathba`ah al-Adabiyah, t.t.), h. 260.
3) Artikel
Artikel dalam buku:
1
L.E. Goodman, The Translation of Greek Materials into Arabic, dalam
M.J.L. Young, et al. (ed.), Religion, Learning and Science in the `Abbasid
Period (Cambridge: Cambridge University Press, 1990), h. 477.
4) Disertasi
1
Mehdi Aminrazavi, Suhrawardis Theory of Knowledge (Disertasi, Temple
University, 1989), h. 47.
5) Tulisan
1
Agus Salim Lubis, Paham Teologi dan Motivasi Peningkatan Taraf Hidup
Umat Islam di Padangsidempuan (Tulisan, Program Pascasarjana IAIN
Sumatera Utara, 2002), h. 44.
6) Skripsi
1
Amir Badun, Pengaruh Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah di Daerah
Teratakbuluh dan Sekitarnya (Skripsi, Fakultas Ushuluddin IAIN Pekanbaru,
1985), h. 27.
8) Manuskrip
1
Ibn Syakir al-Kutubi, `Uyn al-Tawrikh, Kairo, Dr al-Kutub, Manuskrip
bagian Sejarah, no. 1497, h. 2.
9) Wawancara
1
Jumadi Achmad, Staff Tata Usaha Program Pascasarjana IAIN-SU,
wawancara di Medan, tanggal 12 Maret 2003.
G. Daftar Pustaka
Penyebutan daftar pustaka yang dipergunakan dalam penulisan tulisan
merupakan suatu keharusan. Biasanya daftar pustaka diletakkan setelah bab
terakhir. Pengetikan daftar pustaka mengikuti format tertentu sebagai berikut:
H. Transliterasi
Transliterasi adalah usaha penyalinan huruf abjad suatu bahasa ke dalam
bahasa lain. Dalam hal ini tentu yang dimaksud adalah penyalinan huruf abjad
bahasa Arab ke dalam huruf abjad bahasa Indonesia. Transliterasi ini penting
dalam rangka memelihara keaslian pengucapan bahasa Arab, sebab kesalahan
pengucapan dapat membawa konsekuensi kesalahan dalam pengertian kata-kata
tertentu.
Dalam buku ini sistem transliterasi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
=b =d =sh =f =w
=t =dz =dh =q =h
=ts =r =th =k =
=j =z =zh =l =ya
=h =s `= =m
Untuk kata yang memiliki madd (panjang), digunakan sistem sebagai berikut:
= a anjang, seperti, al-islmiyah
= i panjang, seperti, al-`aqdah wa al-syar`ah
= u panjang, seperti al-dustr
Kata-kata yang diawali dengan alif lam (( baik alif lam qamariyah
mauupun alif lam syamsiyah, ditulis dengan cara terpisah tanpa meleburkan
huruf alif lamnya, seperti al-Rsyidn, al-syr, al-dawlah.
Kata majemuk (idhfiyah) ditulis dengan cara terpisah pula kata perkata,
seperti Al-Islm wa Ushl al-Hukm, al-`Adlah al-Ijtim`iyah.
Kata Al-Quran diseragamkan penulisannya, yaitu al-Qur an (dengan
huruf a kecil dan tanda koma [apostrof] setelah huruf r), sedangkan kalau
Gaya Selingkung MIQOT 10
11
terdapat dalam ayat atau dalam nama kitab, maka penulisannya mengikuti
pedoman transliterasi. Sementara untuk nama-nama penulis Arab ditulis
mengikuti pedoman transliterasi, seperti al-Mward , Muhammad Iqbl, Abu al-
A`l al-Mauddi, Thh Husein, Mushthaf Kaml.
DAFTAR PUSTAKA
3. Terjemahan Hadis
a. Italic;
b. Menggunakan tanda petik;
c. Titik diakhir kalimat;
d. Penulisan hadis riwayat: (HR. Bukhari dan Muslim).
Contoh:
Dari Jabi ibn Abdullah r.a., sesungguhnya ia pernah mendengar
Rasulullah SAW. bersabda pada tahun penalukan kota Makkah,
Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan jual beli
khamr, bangkai, babi dan berhala. (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Kata-kata Arab:
akidah (atau `aqdah)
alhamdulillah atau (alhamdulillh)
amar ma`ruf nahi mungkar (atau amar ma`rf nahi munkar)
azan (bukan adzan)
baligh (bukan balig)
bid`ah (bukan bidah atau bid`a)
dhaif (atau dhai`f)
fiqih (atau fiqh, bukan fikih atau fikh)
dhuafa (dhu`af)
Gaya Selingkung MIQOT 12
13
Fir`aun
hadis (bukan hadits)
iddah (bukan idah)
insya Allah (atau insy Allh)
iktibar (atau i`tibr)
jamaah (bukan jemaah)
khutbah (bukan khotbah)
Madinah (bukan Medinah)
Makkah (bukan Mekah atau Mekkah)
Muslim
Sahih (bukan shahih atau shaheh)
Sunnah (dalam arti Sunnah Nabi)
sunnah (untuk al-ahkm al-khamsah)
SAW. (bukan Saw. atau saw.)
SWT. (bukan Swt. atau swt.)
syaikh (bukan syeikh atau syekh)
ustadz (bukan ustad atau ustaz)
zalim (bukan zhalim atau lalim)
zhulm