Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PENULISAN MAKALAH

Untuk Kalangan Terbatas

(Mata Kuliah dengan Dosen Pengampu: Asep Syahrul Mubarok, S.Pd., M.Ag.)

UIN Sultan Maulana Hasanuddin

Banten

2022
A. Pengertian
Makalah (paper) adalah tulisan atau karya ilmiah yang disusun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah sesuai dengan standar dan kaidah penulisan karya ilmiah.

B. Ketentuan
1. Makalah ditulis sesuai kaidah yang berlaku di dunia akademik dan ilmiah.
2. Makalah sebagai tugas mata kuliah ditulis berdasarkan studi kepustakaan (library
research) atau riset lapangan (field research) yang didukung oleh studi kepustakaan
3. Makalah ditulis dengan format artikel yang bisa dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah
yang terakreditasi dan bereputasi.
4. Makalah terdiri dari tiga unsur: pendahuluan (introduction), isi (body of article) dan
kesimpulan (conslusion).
5. Bagian pendahuluan harus memuat setidaknya 2-3 paragraf, yang berisi pernyataan
umum tentang masalah pokok (general statement of problem) yang akan ditulis, argument
atau alasan penting dari topik/masalah yang ditulis, pernyataan tesis (thesis statement)
dan atau masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah.
6. Bagian isi makalah memuat pembahasan tentang masalah-masalah yang dinyatakan
pada bagian pendahuluan secara sistematis, dengan merujuk kepada referensi yang
otoritatif dan atau data lapangan yang dapat diverifikasi kesahihannya. Paragraf-paragraf
pada bagian ini harus memuat ide-ide pokok, dengan menyatakan kalimat topik dan
kalimat-kalimat pendukung berupa penjelasan, argumen, contoh, ilustrasi, dan bukti
empiris, atau berdasarkan data tertulis.
7. Bagian kesimpulan harus memuat ringkasan dari pembahasan tentang masalah-masalah
pokok dan atau penegasan kembali thesis statement yang ditulis pada bagian
pendahuluan.
8. Makalah harus menggambarkan adanya koherensi dan saling keterkaitan antar paragraf
dan antara bagian-bagian dalam makalah.
9. Makalah harus menyebutkan dan mencantumkan sumber pengutipan dalam catatan kaki
(footnote) dan bibliografi (Lihat teknik penulisan di bagian berikutnya).
10. Panjang makalah antara 6.000-7.000 kata, ditulis di atas kertas ukuran A4, margin atas
3 cm, bawah 3 cm, kiri 4 cm, kanan 3 cm; jenis huruf Times New Roman 12 (untuk footnote
Times New Roman 10); 1.5 spasi; dan angka halaman dibubuhkan pada bagian atas
kanan halaman.
11. Makalah harus diberi sampul (halaman depan) dengan menyebutkan judul makalah,
kemudian tulisan “Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas ….., kemudian di
bawahnya memuat logo UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, nama-nama penulis
(dan NIM), nama dosen pengampu, dan tulisan Program Studi ….., Fakultas ….., UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten, serta tahun.

C. Kutipan
1. Kutipan adalah setiap istilah, ungkapan, kalimat, pernyataan, gagasan dan wacana yang
diambil baik secara langsung maupun tidak langsung dari karya orang lain.
2. Teknik pengutipan ada dua: kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
3. Kutipan langsung adalah penukilan dengan menggunakan kata dan kalimat yang sama
persis seperti dalam sumber yang dikutip.
4. Kutipan tidak langsung adalah penukilan gagasan dari sumber rujukan dengan
menggunakan kata dan atau kalimat dari pengutip sendiri.
5. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris ditulis sama dengan teks yang lain dan
diletakkan di antara dua tanda kutip. Perhatikan contoh berikut:

6. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris ditulis dengan 1 (satu) spasi, dan dipisahkan
dari badan tulisan tanpa diapit tanda petik pada awal dan akhir kutipan. Penulisan tersebut
jaraknya empat spasi dari margin kiri. Sedangkan indent penanda paragraf dalam kutipan
panjang tersebut jaraknya delapan spasi dan margin kiri. Perhatikan contoh berikut:

7. Kutipan langsung dari al-Qur’an dan Hadis ditulis dengan teks Bahasa Arab dengan
menyebutkan nama dan nomor surat dalam tanda kurung pada akhir kutipan. Kutipan teks
hadis harus dilengkapi pula dengan sanad dan rawinya, sesuai dengan kitab hadis yang
dikutipnya. Sedangkan kutipan terjemahan al-Qur’an dan hadis berlaku sebagaimana
ketentuan 5 & 6. Terjemahan al-Qur’an dalam Bahasa Indonesia dianjurkan
menggunakan versi terjemahan yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik
Indonesia, sedangkan terjemahan dalam Bahasa Inggris seyogyanya menggunakan
terjemahan oleh Abdullah Yusuf Ali, Muhammad Picthal Marmaduke atau Muhammad
Muhsin Khan dan Muhammad Taqiyudin al-Hilali.
8. Kutipan tidak langsung ditulis sama dengan naskah yang lain.

D. Catatan Kaki
1. Pengutipan harus menggunakan catatan kaki (footnote)
2. Penulisan catatan kaki diletakkan di bawah garis, bila menggunakan komputer garis ini
akan terbentuk secara otomatis. Baris pertama catatan kaki jaraknya delapan spasi dari
margin kiri, sedangkan baris-baris berikutnya merapat lurus pada margin kiri seperti badan
teks. Catatan kaki ditulis dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman 10.
3. Penulisan catatan kaki yang merujuk kepada buku dituliskan secara berurutan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Nama lengkap pengarang, ditulis sesuai dengan nama yang tercantum dalam buku
karangannya tanpa embel-embel pangkat dan gelar akademis apapun, diikuti koma.
b. Buku yang ditulis atau disunting oleh satu hingga empat orang, nama lengkap penulis
atau penyuntinnya harus disebutkan semua dan diikuti koma.
c. Buku yang ditulis lebih dari 4 orang, disebutkan empat nama pertama dan diikuti kata
et al (dan kawan-kawan) disertai titik dan diikuti koma.
d. Buku yang tidak terdapat nama pengarang, langsung dituliskan judul bukunya atau
dituliskan kata Anonimous atau nama organisasi atau lembaga penerbitnya.
e. Judul buku ditulis cetak miring (italic).
f. Tempat penerbitan diawali kurung buku dan diikuti titik dua.
g. Nama penerbit diikuti koma.
h. Tahun penerbitan diikuti kurung tutup.
i. Nomor halaman diawali koma dan diikuti titik.
Berikut contoh penulisan catatan kaki dari buku:

4. Catatan kaki untuk kutipan langsung dari al-Qur’an yang berbahasa Arab tidak diperlukan.
Cukup tuliskan nama surat dan ayat yang dirujuk pada akhir kutipan dalam kurung.
Demikian juga dengan hadis dalam Bahasa Arab, tuliskan perawinya saja. Namun apabila
terjemahan al-Qur’an atau Hadis yang dirujuk, maka tata cara penulisan catatan kakinya
sama dengan penulisan pada buku.
5. Penulisan catatan kaki yang merujuk pada artikel dalam antologi, kamus khusus atau
ensiklopedia dituliskan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Nama lengkap penulis tanpa gelar dan jabatan, diikuti koma.
b. Bila penulisnya satu hingga empat orang, nama lengkap penulis atau penyuntinnya
harus disebutkan semua dan diikuti koma.
c. Bila penulisnya lebih dari 4 orang, disebutkan empat nama pertama dan diikuti kata et
al (dan kawan-kawan) disertai titik dan diikuti koma.
d. Judul artikel, jika ada diserta sub-judul, ditulis dalam dua tanda kutip dan diikuti koma.
e. Tulis kata dalam atau in diikuti judul buku antologi/ensiklopedia dan dicetak miring
diikuti koma, diikuti singkatan ed. dan nama penyunting.
f. Tempat penerbitan yang didahului kurung buka dan diikuti titik dua.
g. Nama penerbit diikuti koma
h. Tahun penerbitan diikuti kurung tutup dan koma.
i. Nomor halaman diikuti titik.
Berikut contoh penulisannya:

6. Penulisan catatan kaki yang merujuk pada artikel dalam jurnal periodikal dituliskan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Nama lengkap penulis tanpa gelar dan jabatan, diikuti koma.
b. Bila penulisnya satu hingga empat orang, nama lengkap penulis atau penyuntinnya
harus disebutkan semua dan diikuti koma.
c. Bila penulisnya lebih dari 4 orang, disebutkan empat nama pertama dan diikuti kata et
al (dan kawan-kawan) disertai titik dan diikuti koma.
d. Judul artikel yang diapit dalam tanda petik dan diikuti koma.
e. Nama jurnal periodikal ditulis dalam cetak miring dan diikuti koma.
f. Nomor volum dan diikuti koma.
g. Nomor seri.
h. Bulan dan tahun penerbitan dalam kurung diikuti koma.
i. Nomor halaman diikuti titik.
Berikut contoh penulisannya:
7. Penulisan catatan kaki yang merujuk pada artikel dalam surat kabar dan majalah
sebagaimana penulisan pada artikel jurnal periodikal, hanya saja tidak perlu menuliskan
nomor volum maupun seri. Sedangkan untuk nama jurnalnya digantikan dengan nama
surat kabar atau majalah.
8. Penulisan catatan kaki dari sumber yang tidak diterbitkan (bisa berupa makalah, seminar,
makalah konferensi, skripsi, tesis, dan disertasi) dituliskan dengan urutan dan ketentuan
sebagai berikut:
a. Nama lengkap penulis tanpa disertai gelar, diikuti koma.
b. Judul sumber yang dirujuk ditempatkan dalam dua tanda petik, diikuti koma.
c. Penjelasan sumber yang dirujuk ditulis dalam kurung, diikuti koma.
d. Nomor halaman diikuti titik.
Berikut contoh penulisannya:

9. Penulisan catatan kaki dari hasil wawancara dituliskan sebagai berikut:


a. Nama orang yang diwawancarai, diikuti koma.
b. Judul wawancara (jika ada) dituliskan dalam tanda petik dan diikuti koma.
c. Dibubuhkan kata-kata diwawancarai oleh atau interviewed by yang diikuti nama
pewawancara dengan diikuti koma.
d. Nama medium munculnya wawancara yang dapat berupa buku, jurnal, harian, radio,
rekaman pribadi, catatan wawancara atau lainnya dituliskan dengan cetak miring,
diikuti koma.
e. Informasi tentang penerbitan atau informasi lain yang menyangkut materi cetak dan
non cetak.
Berikut contoh penulisannya:

10. Penulisan catatan kaki dari sumber elektronik (CD-ROM dan internet) hampir sama
dengan cara pengutipan dalam bentuk cetaknya yang relevan seperti surat kabar,
majalah, jurnal, antologi dan ensiklopedia. Bedanya adalah tempat penerbitan dan
tanggalnya boleh dihilangkan kecuali bila diperlukan dan relevan. Berikut contoh
penulisannya:
11. Penggunaan catatan ringkas dengan menggunakan ibid., op-cit dan loc-cit yang pada
masa lalu lazim digunakan untuk menghindari pengulangan penyebutan dalam catatan
kaki. Dalam pedoman ringkas ini semuanya tidak dianjurkan penggunaannya. Sebagai
gantinya, untuk menghindari pengulangan digunakan nama atau nama-nama akhir dan
judul singkat dari sumber yang telah dirujuk sebelumnya. Contoh penulisannya sebagai
berikut:

E. Transliterasi
Transliterasi Arab-Indonesia yang digunakan adalah sebagai berikut:
Arab Indonesia Arab Indonesia
‫ا‬ - ‫ط‬ t}

‫ب‬ b ‫ظ‬ z}

‫ت‬ t ‫ع‬ ‘

‫ث‬ s\ ‫غ‬ g

‫ج‬ j ‫ف‬ f

‫ح‬ h{ ‫ق‬ q

‫خ‬ kh ‫ك‬ k

‫د‬ d ‫ل‬ l

‫ذ‬ z\ ‫م‬ m

‫ر‬ r ‫ن‬ n

‫ز‬ z ‫و‬ w

‫س‬ s ‫ه‬ h

‫ش‬ sy ‫ء‬ ’

‫ص‬ s} ‫ي‬ y

‫ض‬ d{
a. Penulisan untuk menunjukkan bunyi hidup, ketentuan harakat adalah fathah ditulis (a),
kasroh ditulis (i), sedangkan dammah ditulis (u).
b. Penulisan untuk menunjukkan bunyi hidup panjang (madd), caranya ialah dengan
menuliskan coretan horisontal (macron) di atas huruf, seperti (a>, i> dan u>).
c. Penulisan vokal rangkap yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf,
transliterasinya berupa gabungan huruf.
َ ‫( َكي‬kaifa)
Contohnya: ‫ف‬
d. Penulisan ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat maka transliterasinya
menggunakan (t).
e. Penulisan ta marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya adalah
(h).
f. Penulisan ta marbutah yang terletak di akhir kata dan diikuti oleh kata yang menggunakan
kata sandang (al), serta bacaan kedua kata tersebut terpisah maka transliterasinya adalah
(h).
Contohnya: ‫ضة ال َطفَال‬
َ ‫ ( َرو‬raud}ah al-at}fa>l )
g. Penulisan tanda tasydid, dalam transliterasi ini dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf
yang sama dengan huruf yang diberi tanda tasydid.
Contohnya: ‫ر َّبنَا‬
َ (rabbana>)
h. Penulisan kata sandang ditransliterasikan seperti biasa, al-, baik ketika diikuti oleh huruf
syamsiah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung
yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan
dihubungkan dengan garis mendatar (-).
َّ ‫( اَل‬al-syamsu, bukan asy-syamsu)
Contohnya: ‫شمس‬
‫اَلب ََلد‬(al-bila>du)
i. Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang
terletak di tengah dan akhir kata. Namun bila hamzah terletak diawal kata, ia tidak
dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contohnya: َ‫( ت َأمرون‬ta’muru>na) , ‫( أمرت‬umirtu)
j. Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang
belum dibakukan dalam Bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim
dan menjadi bagian dari perbendaharaan Bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis
dalam tulisan Bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas.
Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-Qur’a>n). Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian
dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh: fi>
z}ila>l al-Qur’a>n.
k. Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan
sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi bersambung dan tanpa huruf hamzah.
Contohnya: ‫( دين للا‬di>nulla>h) , ‫( باللا‬billa>h)
l. Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, dalam transliterasinya huruf-huruf
tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman
ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku. Huruf kapital misalnya digunakan untuk
menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada
permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandan (al-), maka yang ditulis
dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata
sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut
menggunakan huruf kapital (Al-).

F. Daftar Kepustakaan
Pada bagian Daftar Pustaka, yang penulisannya ditempatkan pada bagian akhir, memuat
semua sumber yang dijadikan rujukan dalam karya ilmiah baik secara langsung maupun
tidak. Dalam menyusun daftar pustaka, hal-hal berikut perlu diperhatikan:
1. Daftar Pustaka dituliskan dengan satu spasi tanpa menuliskan nomor urut di awal maupun
di akhir.
2. Baris pertama daftar pustaka diletakkan lurus dengan margin teks, baris kedua dan
seterusnya ditulis masuk ke dalam dengan jarak delapan spasi dari margin kiri teks.
3. Jarak antar daftar pustaka yang satu dengan yang lainnya adalah dua spasi.
4. Daftar pustaka dituliskan secara alfabetis berdasarkan nama akhir penulis atau
penyunting atau editor pertama tanpa penyebutan gelar.
5. Semua nama pertama yang mengandung minimal dua kata, penulisannya dibalik, baik
nama yang memiliki nama keluarga, nama akhir, nama marga ataupun yang tidak.
6. Untuk buku ang ditulis oleh lebih dari satu orang hingga empat orang, hanya nama orang
pertama saja yang dibalik, nama selebihnya tidak perlu dibalik dan diikuti titik.
7. Untuk buku yang ditulis oleh empat orang hingga sepuluh orang, hanya nama orang
pertama saja yang dibalik, nama selebihnya tidak perlu dibalik dan diikuti titik.
8. Untuk buku yang ditulis oleh lebih dari sepuluh orang, tuliskan tujuh nama penulis pertama
saja diikuti et al. serta hanya nama orang pertama saja yang dibalik, nama selebihnya tida
perlu dibalik dan diikuti titik.
9. Judul buku dan anak judul (kalau ada) ditulis miring (italic) dan diikuti titik.
10. Kota penerbit diikuti titik dua, serta nama pernerbit diikuti koma dan tahun penerbitan
diikuti titik.
11. Berbeda dengan penulisan cacatan kaki, tempat penerbit, nama penerbit hingga tahun
penerbitan tidak perlu ditulis dalam kurung.
12. Secara umum, penulisan catatan kaki menggunaan tanda koma dalam pemisahan antar
bagian-bagiannya, sedangkan dalam penulisan daftar pustaka menggunakan titik.

Berikut contoh penulisan daftar pustaka (buku, artikel dalam antologi, artikel dalam jurnal
periodikal, sumber yang tidak diterbitkan (disertasi):

Husaini, Adian. Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi. Jakarta:
Gema Insani Press, 2006.
Syamsuddin, M. Din. “Peran Politik Generasi Muda Muslim”. dalam Kebangkitan Generasi
Baru Asia Tenggara, ed. Amir Luthfi dan Elviriadi. Pekanbaru: Suska Press, 2005: 103-
121.
Ma’mur, Ilzamudin. “The Idea of Ijtihad of Indo-Pakistan Subcontinent Muslim Scholars”.
Hamdard Islamicus, Vol. 29, No. 1 (January-March, 2006): 53-71.
Kholish, Ahmad. “Pergeseran Orientasi Ideologi Keagamaan Kaum Priyayi: Studi Konversi
Paham Abangan-Santri Masyarakat Muslim Blitar”, (Disertasi, IAIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2011).

Anda mungkin juga menyukai