Anda di halaman 1dari 4

a.

Interpolasi

Kutipan harus disalin sama persis seperti aslinya, tetapi kadang-


kadang diperlukan suatu kata atau pertanyaan yang bisa disisipkan
untuk memperbaiki kesalahan atau memperjelas gagasan. Untuk
memastikan pembaca bahwa kesalahan ejaan, ketidaksesuaian kata,
dan kesalahan lainnya memang berasal dari sumber asli yang
dikutipnya, maka kata Latin sic (yang berarti ‘demikian adanya’) setelah
kata tersebut. Jika dianggap perlu untuk menyisipkan penjelasan atau
koreksi ke dalam sebuah kutipan, konvensi mensyaratkan bahwa setiap
perubahan editorial semacam itu harus ditempatkan dalam dua tanda
kurung persegi […], interpolasi ini diletakkan dalam kurung kotak.

b. Teknik mengutip
Ada beberapa teknik mengutip biasa digunakan dalam berbagai
karya tulis ilmiah di Indonesia, diantaranya:
1. Metode Harvard
Dalam teknik mengutip menggunakan pola Harvard, sumber
disebutkan teks secara singkat (hanya nama penulis, tahun terbit,
nomor jilid atau volume [jika berjilid], dan nomor halaman)
Penulisan sumber yang dijadikan rujukan dalam teknik ini dapat
dilakukan dengan dua cara. Pertama, ditulis neme pengarang, tahun
penerbit, dan nomor halaman yang dikutip diletakkan didalam kurung.
Kedua, ditulis nama pengarang dan diletakkan diluar kurung,
sedangkan tahun penerbit dan nomor halaman diletakkan didalam
kurung.
Dalam teknik Harvard, sumber yang dikutip disebut REFERENSI,
cara penulisannya agak berbeda dari cara footnote. Perbedaan-
perbedaan tersebut antara lain:
 Dalam pengetikan sumber berupa buku dan jurnal, tahun terbit
diletakkan didalam kurung setelah nama atau nama-nama penulis
dan judul buku atau artikel diikuti dengan koma.
 Nama penulis pertama disebutkan nama populernya berdasarkan
kultur masing-masing wilayah atau negara biasanya dalam bentuk
nama keluarga, marga, terlebih dahulu, kemudian nama aslinya.
Penulis yang diketahui hanya memiliki nama asli dapat ditulis
asanya, tidak perlu dibalik.
 Dalam pengetika n sumber berupa jurnal, nomor volume jurnal
yang berisi artikel yang kita kutip digarisbawahi, dan diikuti
dengan nomor halaman artikel yang kita kutip.

c. Catatan kaki (Foot note)

Sebagimana disebutkab terdahulu, bahwa karya ilmiah yang


menggunakanrujukan pada karya orang lain harus mengakuinya secara
tegas dengan cara menuliskan semua sumber yang dirujuknya dalam
catatan. Catatan yang diletakkan dibagian bawah halaman badan teks
karya tulis disebut catatan kaki, yang dalam bahasa inggris disebut
dengan footnote. Sedangkan, catatan yang dituliskan pada bagian akhir
teks biasanya disebut catatan akhir atau end note. Namun demikian,
model catatan kaki atau foot note seringkali digunakan dalam karya
ilmiah.

Ada dua jenis catatan kaki : referensi dan isi. Catatan kaki referensi
juga memiliki dua tujuan : (a) untuk me ngutip otoritas pernyataan yang
dikutipnya dalam teks tulisan, dan (b) untuk member referensi silang
pada bagian lain dalam karya yang ditulis.
Sebagaimana catatan kaki referensi, catatan kaki isi juga
mempunyai tiga tujuan :
 Untuk menyediakan tempat menuliskan hal-hal relevan yang
dipandang penting untuk diketahui tapi dikhawatirkan
mengganggu kelancaran alur pemikiran apabila disebutkan dalam
badan tulisan.
 Untuk me ngakui sumber rujukan,
 Untuk memberikan informasi pembaca yang ingin mengetahui
lebih lanjut gagasan yang dikutipnya sebagai rujukan.

Catatan kaki diletakkan dibawah garis sepanjang 15 spasi. Bila


menggunakan computer, garis ini akan terbentuk secara otomatis. Baris
pertama catatan kaki jaraknya delapan spasi dari mirgin kiri, sedangkan
baris-baris berikutnya merapat lurus pada margin kiri seperti badan
teks. Catatan kaki biasanya ditulis dengan menggunakan font 10 Times
New Roman.
Beberapa ketentuan yang diperhatikan dalam penulisan foot note
bisa disesuaikan dengan jenis sumber rujukannya seperti dari buku,
artikel jurnal, penggunaan ibid, op-cit, dan loc-cit.

a. Dari buku
Untuk catatan kaki yang bersumber dari buku dituliskan secara
berurutan dengan ketentuan sebagai berikut :
 Nama penulis buku dalam susunan yang normal apa adanya, tidak
dibalik (nama yang diberikan diikuti nama keluarga atau marga,
jika ada)
 Judul buku secara lengkap dan dicetak miring
 Edisi buku (jika buku itu edisi kedua atau kesekian)
 Tempat penerbitan, diikuti nama penerbit, tahun penerbitan dan
nomor halaman yang dikutip.
Buku yang ditulis atau disunting oleh satu hingga dua orang, nama
lengkap penulis atau penyuntingnya harus disebutkan semua.

Anda mungkin juga menyukai