Pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil
pengembangannya. Ada beberapa Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berikut: Prinsip kegotongroyongan Gotong royong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita. prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Prinsip dana amanat Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan Prinsip hasil pengelolaan dana Jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. Pembiayaan • Iuran Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan (pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan). • Pembayaran Iuran - Bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah. Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, Iurannya dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja. - Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja iuran dibayar oleh Peserta yang bersangkutan. - Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan melalui Peraturan Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak. • Pembayaran Iuran -Setiap Peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bukan penerima upah dan PBI). -Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan iuran tersebut setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10 setiap bulan). Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran iuran JKN dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) perbulan dari total iuran yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi Kerja. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib membayar iuran JKN pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 10 setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Pembayaran Iuran JKN dapat dilakukan di awal. Anggaran didapatkan dari APBD • Bila dibandingkan antara anggaran kesehatan dalam APBD 2013 dengan total APBD provinsi, maka secara nasional sudah mencapai 9,56%. Provinsi Bali dan kabupaten/kota di Provinsi Bali mengalokasikan 12,7% anggarannya untuk kesehatan, hampir sama dengan Provinsi Bali. Sebaliknya, Provinsi Riau dan kabupaten/kota di Provinsi Riau mengalokasikan sekitar 6,57% dari APBD-nyauntuk kesehatan ( Gambar dibawah). Persentase anggaran kesehatan berbanding total APBD provinsi dan kabupaten/kota di masing-masing provinsi, tahun 2013 Anggaran kesehatan APBD 2013 per kapita per provinsi • Secara nasional, anggaran kesehatan per kapita semua provinsi dan kabupaten/kota adalah sebesar Rp. 286.655,-. Provinsi Papua Barat dan kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat mengalokasikan anggaran yang tertinggi, sebesar Rp. 1.076.089,-. Provinsi Jawa Barat, Lampung, dan Banten merupakantiga provinsi dengan anggaran kesehatan perkapita yang terendah. Peraturan • Peraturan Presiden Republik Indonesia No.32 Tahun 2014 tentang “ Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN Pada Fasilitas Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. • Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang “ Penggunaan Dana Kapitasi Jamunan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah”