Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian Tanda Baca
Tanda Baca adalah simbol yang tidak saling berhubungan dengan suara, kata dan frasa
terhadap suatu bahasa, tanda baca berperan untuk menunjukan struktur dan organisasi dari
tulisan serta intonasi dan juga jeda yang dapat diamati saat pembacaan. Aturan tanda baca sangat
berbeda antar bahasa, waktu, likasi dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah
gaya spesifik yang tergantung pada pilihan penulis.
Fungsi Tanda Baca
Berikut dibawah ini merupakan penjabaran tentang fungsi tanda baca :

 Untuk mengatur jeda saat seseorang membaca sebuah kalimat.


 Guna mengatur intonasi dengan membaca kalimat.
 Guna memberikan penegasan kalimat (seperti kalimat tanya, kalimat perintah, dll.)
 Guna menggambarkan kata atau kalimat dalam sebuah tulisan.
 Untuk menunjukkan tata kata yang ada dalam suatu artikel atau tulisan.

Jenis-Jenis Tanda Baca dalam Bahasa Indonesia :

1. Tanda Titik (.)

Jenis-jenis tanda baca yang pertama adalah tanda titik atau yang sering disimbolkan
dengan simbol (.). Secara umum, kita mengetahui bahwa fungsi tanda baca ini adalah sebagai
penutup dari sebuah kalimat, terutama untuk kalimat deklaratif (kalimat pernyataan) dan kalimat
berita. Selain itu, tanda baca ini juga digunakan pada penulisan gelar, singkatan, sejumlah angka
tertentu.

2. Tanda Koma (,)

Tanda baca ini berfungsi untuk memisahkan beberapa bagian dari suatu kalimat. Sama
seperti tanda titik, koma juga biasa difungsikan untuk penulisan gelar, singkatan, dan juga angka-
angka tertentu.

3. Tanda Kurung ( ( ) )

Tanda kurung merupakan tanda baca yang berfungsi untuk menandai keterangan
tambahan dalam suatu kalimat.

4. Tanda Petik Tunggal (‘ ‘)

Jenis-jenis tanda baca selanjutnya adalah petik tunggal (‘). Tanda petik ini berfungsi
sebagai yang berfungsi untuk menandai beberapa istilah tertentu yang terkandung dalam
suatu kalimat.
5. Tanda Petik Dua (” “)

Berbeda dengan tanda petik tunggal, tanda petik dua merupakan tanda petik yang
berfungsi untuk menandai pernyataan langsung dalam suatu kalimat langsung atau juga pada
bagian percakapan dalam suatu naskah drama.

6. Tanda Seru (!)

Tanda baca seru (!) merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penutup sekaligus
penegas bagi kalimat imperatif (kalimat perintah) dan juga kalimat seruan.

7. Tanda Tanya (?)

Kebalikan dari tanda seru, tanda tanya merupakan tanda baca yang memperkuat kalimat
interogatif atau yang lazim disebut dengan kalimat tanya.

8. Tanda Hubung (-)

Seperti namanya, tanda hubung (-) merupakan tanda baca yang fungsinya adalah untuk
menghubungkan beberapa unsur tertentu dalam kata dan kalimat, seperti
menghubungkan kata ulang dan sebagai penghubung kalimat dengan bagian kalimat yang
terpaksa dipindahkan ke baris selanjutnya.

9. Tanda Pisah (–)

Tanda pisah (–) merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penanda adanya sisipan
kata atau kalimat dalam suatu kalimat utama.

10. Tanda Titik Dua (:)

Tanda baca ini merupakan tanda baca yang fungsinya adalah sebagai penutup suatu
kalimat, yang selanjutnya akan diikuti oleh sejumlah perincian dari kalimat tersebut.

11. Tanda Titik Koma (;)

Tanda baca ini berfungsi sebagai pemisah dari dua perincian dalam suatu kalimat. Tanda
baca ini juga bisa dipakai sebagai pengganti kata dan.

12. Tanda Elipsis (…)

Tanda baca ini mempunyai fungsi sebagai penanda adanya bagian kalimat yang dipotong
atau dihilangkan. Tanda baca ini juga bisa dipakai untuk menandai bagian yang tidak selesai
dalam suatu naskah dialog.
13. Tanda Kurung Siku atau Kurawal ([ ])

Berbeda dengan tanda kurung biasa, tanda kurung ini fungsinya adalah penanda adanya
bagian yang dikoreksi dari suatu kalimat.

14. Garis Miring (/)

Selain sebagai pengganti kata atau, tanda baca ini juga biasa dipakai dalam penulisan
nomor surat, alamat, dan penanda periode tahun tertentu.

15. Tanda Baca Penyingkat (Apsotrof) (‘)

Jenis-jenis tanda baca yang terakhir adalah tanda baca apostrof. Tanda baca ini
merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penanda adanya bagian yang hilang dalam suatu
kata atau bilangan tahun.

Jenis-jenis Sistem Rujukan

Sistem rujukan digunakan sebagai sumber referensi, jika penulis :


1. Menggunakan kutipan dengan berbagai cara yang disebutkan di atas.
2. Menjelaskan dengan kata- kata sendiri pendapat penulis atau sumber lain
3. Menyusun diagram berdasarkan data penulis atau sumber lain
4. Menyajikan suatu pembuktian khusus yang bukan suatu pengetahuan umum, dan
5. Merujukan pada bagian lain pada teks.
          Sistem catatan  ( noe- nibliography ) menyajikan informasi mengenai sumber dalam
bentuk catatan kaki ( footnotes atau catatan belakang  ( ednotes ).

1. Catatan kaki
Adalah daftar keterangan khusus yang ditulis dibagian bawah setiap lembaran
atau akhir bab karangan ilmiah.

2. Catatan akhir
Adalah sistem pengacuan dengan cara menempatkan informasi tentang identitas
lengkap suatu sumber rujukan dibagian akhir artikel atau karya ilmiah.

Definisi jenis, cara membuat, singkatan dalam catatan kaki, dan contoh

Pengertian catatan kaki

Daftar keterangan khusus yang ditulis pada bagian paling bawah disetiap karya
ilmiah, skripsi,tesis,dll.

Jenis catatan akhir


Ada dua jenis catatn akhir kaki yang bisa digunakan dalam penulisan karya ilmiah,
yaitu:
1. Catatan kaki lengkap
ditulis lengkap dengan mencantumkan nama pengarang, judul buku, nama, atau
nomor seri [jika ada],jumlah jilid [jika ada], nomor cetakan, nama penerbit, tahun
penerbit,dan nomor halaman.

2. Catatan kaki singkat


ditulis singkat dan terdiri dari 3 macam, yaitu:
a) Ibid. [singkatan dari ibidium, artinya sama dengan diatas], untuk catatan
kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya.
Ditulis dengan huruf besar, digaris bawahi, diikuti titik [.], dam]m]n [,],
lalu nomor halaman.
b) Op.cit. [singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah
dikutip], dipergunakan untuk catatan kaki lain dari sumber yang pernah
dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutanya:
nama pengarang, op.cit nomor halaman.
c) Loc.cit. [singkatan dari loco citato, artinya tempat yang telah dikutip],
seperti diatas tetapi darui halaman yang sama: nama pengarang loc.cit
[tanpa nomor halaman].

Cara membuat catatan kaki

Dalam penulisan catatan kaki ada beberapa syarat yang harus diperhatikan khususnya
ketika melakuakan penulisan dari kutipan yang diambil. Beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan dalam membuat catatan kaki antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penulisannya dipisahkan oleh garis yang panjangnya 14 karakter dari margin


sebelah kiri dan berjarak 4 spasi dari tulisan atau teks.
2. Diketik atau ditulis dengan satu spasi.
3. Harus diberikan nomor.
4. Nomor pada catatan kaki diketik dengan jarak 6 karakter dari margin sebelah kiri.
5. Kalau catatan kakinya lebih dari satu baris, maka oada baris yang kedua maupun
selanjutnya dimulai seperti margin teks yang biasanya tepat pada margin bagian
sebelah kiri.
6. Kalau catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antar catatan kaki dengan catatan
kaki yang lainnya sama seperti jarak spasi pada teks.
7. Catatan harus ditulis pada halaman yang sama, jika perlu panjang lebih potong
teksnya dari pada memotong catatatan kaki.
8. Berjarak 3 centimeter dengan margin bawah, seperti halnya pada aturan teks.
9. Jika nama pengarang dua sampai tiga orang maka harus ditulis semuanya,
sedangkan jika nama penggarangnya lebih dari tiga orang maka tulis saja nama
pengarang yang pertama lalu dibelakangnya ditulis et.al., atau dkk.
10. Nama pengarang harus ditulis sesuai nama aslinya, pangkat, dan gelar tidak perlu
ditulis.
11. Judu buku atau sumber harus digaris bawah, jika diketik dengan komputer maka
harus dicetak miring.
12. Ibid, digunakan ketika catatan kaki yang satu dengan yang lainnya berketerangan
sama tanpa diselengi oleh catatan lain. Penulisan dilakukan jika catatan kaki
tersebut berada pada satu halaman, maka cukup dengan menulis istilah ibid. tapi
jika terdapat pada beberapa halaman maka penulisannya: ibid, no halaman,
penulisan kata ibid harus memakai garis bawah atau dimiringkan.
13. Op.cit. digunakan ketika mengutip dari dua sumber yang sama aka tetapi ditulis
pada catatan kaki yamg tidak berurutan dan letaknyapada halaman berbeda,
adapun cara penulisannya: Nama penulis, op.cit., no halaman.
14. Loc.cit. digtunakan sama seperti yang diatas tapi digunakan pada halaman yang
sama yang telah disisipi oleh referensi yang lain dari halaman yang sama, adapun
cara penulisannya seperti: Nama penulis loc.cit.
15. Kalau keteranggannya mengenai referensi suatu artikel ataupun buku,
penulisannya hampir mirip seperti daftar pustaka taoi nama penulisnya tidak
dibalikkan.

Singkatan dalam catatan kaki


Terdapat beberapa singkatan yang biasa muncul di catatan kaki, seperti:

1) Ibid.
Ibid merupakan singkatan dari ibidem yang artinya ditempat yang
sama. Jadi digunakan saat ada sumber yang sama dalam satu halaman.
Namun sumber yang sama yang berurutan pemakaiannya. Misalnya
begini, kutipan nomor satu berasal dari buku A halaman 30, kutipan
nomor dyua berasal dari buku A juga halaman 30. Maka di catatan kaki,
nomor dua hanya perlu ditulis ibid.
Penulisan ibid tersebut biasanya dibuat miring ibid. atau digarisbawahi
ibid. jika halaman yang dikutip berbeda dengan nomor halaman sumber
sebelumnya, penulisan ibid disertai dengan nomor halaman [disingkat
hlm.] jadi urutannya yaitu ibid, nomor halaman.

2) Op.cit
op.cit. atau opere citato. Singkatan ini digunakan saat
menyantumkan sumber yang sama tapi telah didahului dengan sumber
lainnya.
Halaman dari kedua sumber yang sama oun berbeda. Mislnya
begini, kutipan nomor satu berasal dari buku A halaman 10, kutipan
nomor dua berasal dari buku B halaman 17, dan kutipan nomor tiga
berasal dari buku halaman A halaman 20. Maka kutipan nomor tiga
tersebut harus menggunakan op.cit. penulisannya yaitu nama pengarang,
op.cit, dan dilanjur nomor halaman.

3) loc.cit.
loc.cit. merupakan singkatan dari loco citato yang berarti dikarya
yang sudah dikutip. Singkatan satu ini digunakan saat menyantumkan
sumber yang sama, tetapi telah didahului dengan sumber lainnya. Nomor
halaman dua sumber yang sama ini juga harus sama.
Permisalannya yaitu, kutipan nomor satu berasal dari buku A halaman
123, kutipan nomor dua berasal dari buku B halaman 234, dan kutipan
nomor tiga berasal dari buku A halaman 123. Maka kutipan nomer tiga
bisa menggunakan loc.cit. penulisannya yaitu nama pengarang dan
dilanjut loc.cit.

Selain ketiga singkatan di atas, ada pula beberapa singkatan yang kadang digunakan seperti:

1. supra: di atas, sebelumnya sudah ada teks yang sama.

2. Infra: di bawah, lihat teks yang sama di bagian bawah.

3. Ca. [circa]: perkiraan tahun, digunakan untuk penulisan tahun yang kurang meyakinkan.

4. Cap [caput] atau chap [chapter]: bab.

5. Seq [et sequence]: halaman-halaman berikutnya.

6. Passim: kompilasi, tersebar sana sini.

7. C.f. atau conf: bandingkan dengan.

Contoh catatan kaki

Berikut ini beberapa contoh catatan kaki, sebagai berikut:

1) Contoh catatan kaki dengan 1 sampai 3 pengarang


Catatan kaki dalam penulisan refrensi pada buku yang ditulis oleh satu hingga
tiga pengarang, maka dalam penulisan yang benar sebagai berikut:
a) Cairil Anwar, Deru Campur Debu,[Jakarta: PT GRAMEDIA PUSTAKA
UTAMA, 1992], hlm9.
b) Abdul Khalik, Rapi Armad, Bagus Kuncoro, Belajar Bahasa Indonesia,
[Surabaya: Dwikarya, 2009], hlm 25.

2) Contoh catatan kaki 4 atau lebih pengarang


Contoh penulisan catatan kaki jika referensinya yang ditulis melalui sebuah
buku karangan menggunakan empat penulis atau lebih, bisa ditulis sebagai
berikut:
a) Mahmud efendi, dkk. Bahasa dan sastra Indonesia, (Solo: Citra Aji
Pratama, 2008), hlm, 47.

3) Contoh catatan kaki dari internet


Dwi Fajar, “Menjadi Seorang Bersahaja Selalu”, diakses dari
http:// infoana.com/ contoh-catatan-kaki/, pada tanggal 18 April 2017
pukul 10.27.2020

4) Contoh catatan kaki dari buku


Budi Sumarno, Penyusun Arsip Nasional dalam manajemen
kearsipan (Bandung: Pustaka Sinar Terang, 1997), hlm. 15.

5) Contoh catatatan kaki dari terbitan pemerintah


Peraturan pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyusunan
Arsi, pasal 9.

6) Contoh catatan kaki dari terbitan orgnisasi


Developing and Operating a Records retention Progammer,
ARMA, 1999, hlm.72.

7) Contoh catatan kaki melalui lisan


Wawancara dengan Budi Utomo, tanggal 12 April 2008 di kantor.

8) Contoh catatan kaki dari Artikel Terbitan Berkala (Majalah Ilmiah, Jurnal)
Gemar Berkarya Hatta, “Rekam kesehatan dan medis (Medicial
Records) dalam kedudukannya sebagai penunjang kesehatan Nasional”,
dalam Berita Arsip Nasional, No. 28, Juni 1998 ( Surabaya: ANRI, 1998),
hlm.7.

9) Contoh catatan kaki untuk karya ilmiah Tidak Diterbitkan (LTA, Skripsi,Tesis,
Disertasi, dll.)
Jaki Handayani dkk, “ Perubahan Pengelolaan Arsip Aktif dari
Sentralisasi ke desentralisasi di P.T.Seni Barokah”, LTA D-III Kearsipan
Fakultas Ilmu Kesenian, UGM, 2000, hlm. 31.

Unsur-unsur daftar pustaka

Berikut unsur- unsur daftar pustaka:


1. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
2. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
3. Dtata Publikasi: penerbit, tempat terbit, nomor jilid, dan tebal ( jumlah
halaman) buku tersebut.
4. Untuk sebuah artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor dan
tahun.

Jenis-jenis daftar pustaka

Berikut jenis-jenis daftar pustaka:


1. Kelompok Textbook.
2. Penulis Perorangan.
3. Kumpulan karangan beberaoa penulis dengan editor.
4. Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga.
5. Buku terjemahan.
6. Kelompok jurnal.
7. Artikel yang disusun oleh penulis.
8. Artikel yang disusun oleh lembaga.
9. Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/ konferensi/
symposium.
10. Kelompok disertasi / tesis.
11. Kelompok makalah / informasi dari internet.

Cara membuat daftar pustaka dan contoh

1. Cara membuat daftar pustaka dari sumber buku


Di dalam cara membuat daftar pustaka dari sumber buku, maka unsur-
unsur yang wajib masuk ke dalamnya adalah penulis, tahun terbit, judul
buku, kota terbit, serta nama penerbit, yang mana di setiap unsur harus
menyertakan tanda titik (.) sebagai pembatasnya.
A. Nama Penulis
Nama belakang penulis selalu ditulis lebih awal dan
dilanjutkan dengan tanda koma (,), kemudian nama dengan dan
tengah. Jika terdapat nama penulis yang lebih dari satu orang,
maka penulis pertama saja yang ditulis secara terbalik. Sementara
itu, untuk penulis kedua dan seterusnya ditulis secara lengkap.
Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam menulis daftar
pustaka bersumber pada buku adalah:
a. Gelar akademis mauoun non-akademis tidak perlu
dituliskan.
b. Jika terdapat editor, maka penulisan dafatar pustaka
ditambah singkatan (Ed).
c. Jika jumlah penulis lebih dari tiga, maka tidak semua nama
penulis harus dituliskan. Melainkan gunakanlah singkatan
(dkk) atau (et all).
d. Jika kamu menggunakan berbagai sumber buku dengan
satu nama pengarang, maka kamu tidak perlu menuliskan
nama pengarang secara berulang, cukup 1 kali saja. Kamu
hanya perlu mencantumkan garis sepanjang 10 ketukan dan
akhiri dengan tanda titik (.). kemudian, kamu bisa
melanjutkan dengan menulis tahun terbit. Jika tahun terbit
berbeda, maka urutkanlah berdasarkan tahun terbit terlama
ke tahun terbit terbaru.

B. Tahun Terbit
Setelah nama penulis, maka dilanjutkan dengan menulis
tahun terbit dari buku yang kamu gunakan sebagai referensi. Selain
itu, perhatikan pula edisi cetakan. Biasanya, terdapat buku-buku
yang tidak hanya melalui satu cetakan saja, melainkan kedua
maupun ketiga. Nah, apabila terdapat cetakan dalam edisi, maka
kamu juga wajib mencantumkannya.

C. Judul Buku
Tulislah judul buku secara lengkap dan dalam bentuk italic
atau tulisan miring.

D. Kota dan Nama Penerbit


Urutan untuk cara menulisnya adalah dengan diawali nama
kota yang kemudian dengan tanda titik dua (:) dan dilanjutkan
dengan nama penerbit.

E. Contoh penulisan
Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi pembelajaran.
Bandung: Wacana Prima.

2. Cara membuat daftar pustaka dari sumber skripsi


Pada umumnya, cara membuat daftar pustaka untuk sumber skripsi
memiliki struktur yang tak jauh berbeda dengan penulisan daftar pustaka
buku. Hanya saja, yang menjadi perbedaan adalah penambahan jurusan,
fakultas, nama universitas, serta lokasi universitas.
Cara penulisannya itu sendiri juga turut berlaku untuk sumber tesis dan
disertasi. Berikut adalah format dalam penulisan daftar pistaka untuk
sumber skripsi, tesis, dan disertasi:
a. Nama Penulis
b. Tahun Terbit
c. Judul ( ditulis dengan menyertai tanda petik (‘) )
d. Skripsi, Tesis, atau Disertasi
e. Nama Fakultas
f. Nama Jurusan
g. Nama Universitas
h. Kota atau Kabupaten Universitas
Contoh penulisan:
Niam, Muwasan. 2018. ‘Analisa Putusan MK Nomor 30-74/PUU-
XII/2014 Tentang Batas Usia Minimal Perkawina Perempuan
Ditinjau Dari Maslahah Murshalaha’, Skripsi. Tidak diterbitkan,
Fakultas Syari`ah dan Hukum UNISNU: Jepara.
3. Cara Membuat Daftar Pustaka Dari Sumber Internet
Cara membuat daftar pustaka dari sumber yang di ambil dari internet juga
secara keseluruhan tidak jauh berbeda dengan penulisan daftar pustaka
buku. Hanya saja, perbedaanya adalah terletak pada penambahan link serta
tanggal dan jam ketika kamu mengakses sumber tersebut.
Pastikan bahwa kamu menggunakan sumber yang jelas dari situs yang
sudah terbukti kredibilitasnya.
a. Nama Penulis Artikel
b. Tahun Artikel Dipublikasikan
c. Judul Artikel ( ditulis di dalam tanda petik (‘) )
d. Link Artikel
e. Tnggal Dan Jam Mengakses Artikel

Contoh Penulisan :

Sumadi, Trenggono. 2016. ‘Gaya-gaya Milenial Yang Sulit Dipahami’.


(Link Artikel). Di akses pada 21 Januari 2019 jam 17.38 WIB.

4. Cara Membuat Daftar Pustaka dari Sumber Jurnal

Secara umum, cara membuat daftar pustaka dari jurnal harus didasari oleh beberapa hal yang tak
tentunya tak boleh terlupakan dan sedikit berbeda dibandingkan menulis daftar pustaka untuk
buku.

Nah, walaupun struktur atau format penulisan biasanya berbeda-beda dari setiap instansi, namun
biasanya penulis daftar pustaka jurnal ditulis dalam dua bentuk, yaitu APA (American
Psychological Association) style dan MLA (Modern Language Association) style.

APA style merupakan gaya penulisan daftar pustaka yang biasanya digunakan di dalam bidang
filsafat, linguistik, antropologi, akuntansi, ekonomi, geografi, hukum, pendidikan, politik, dan
sosiologi.

Sementara itu, MLA style biasanya digunakan di dalam kutipan ataupun daftar pustaka pada
bidang seni, Bahasa, sastra, bidang agama, Pancasila, kewarganegaraan, ilmu sosial dasar, ilmu
alamiah dasar, dan ilmu budaya dasar.

·   APA Style

–   Nama Pengarang

–   Tahun Penerbitan

–   Judul Artikel

–   Nama Jurnal

–   Volume atau edisi (jika ada)


–   Halaman

–   DOI (Digital Object Identifier)

–   URL dari Situs Jurnal

Contoh Penulisan:

Spreer, P., Rauschnabel, P.A. (2016). Selling with Technology: Understanding the Resistance to
Mobile Sales Assistant Use in Retailing. Journal of Personal Selling & Sales Management,
36(3), 240-263. doi. 10.1080/08853134.2016.1208100.

·   MLA Style

–   Nama Pengarang

–   Judul Artikel

–   Nama Jurnal

–   Volume/Edisi

–   Tahun Publikasi

–   Halaman

–   Media

Contoh Penulisan:

Jonathan, Karim. “Beyond Growth: Library and Development.” Annals of Library


Research 40.5 (2015): 1111 – 1130. Print.

Anda mungkin juga menyukai