Anda di halaman 1dari 32

A.

Pembelajaran Micro Teaching

1. Pengertian Pembelajaran

Menurut Miarso dalam Bambang Warsito Pembelajaran merupakan


usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri
secara positif dalam kondisi tertentu.1 Pembelajaran dapat diartikan sebagai
kegiatan belajar mengajar (KBM) konvensional dimana guru dan peserta
didik langsung berinteraksi.2 Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem atau proses membelajarkan peserta didik yang direncanakan atau
didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar peserta didik
dapat mencapai tujuan-tujuan pem- balajaran secara efektif dan
efesien.3Pembelajaran dapat dipahami dari dua sudut pandang yaitu:
a. Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari
sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media/alat
peraga, peng- organisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut
pembelajaran (remedial/pengayaan).

1
Bambang Warsito, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Implikasi (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), h. 85.
2
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran (Jakarta: Kencana
PrenadaMedia Group, 2007), h.19.
3
Kokom Komalasari, Pembalajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi (Bandung:PT
Refika Aditama, 2010), h. 3.
1
14

b. Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran


merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat
peserta didik ber- akhlak dengan baik. Proses tersebut meliputi:
1) Persiapan dimulai dengan merencanakan program pengajaran tahun-
an,semester dan penyusunan persiapan mengajar.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada
persiapan pem- belajaran yang telah dibuat.
3) Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola.4

Jadi, pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang


dilakukan oleh guru dengan berinteraksi langsung dengan peserta didik,
yang dilaksanakan sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah
direncanakan dan disiapkan, untuk membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2. Micro Teaching
a. Pengertian
Micro Teaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti
kecil, ter- batas, sempit dan teaching berarti mengajar. Jadi, Micro
Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara
menyederhanakan atau segalanya di kecilkan.5Micro teaching
merupakan bentuk pengajaran yang sederhana, di mana calon guru atau
peserta didik berada dalam suatu lingkungan yang terbatas dan
terkontrol.6
Jadi, Micro Teaching merupakan suatu latihan mengajar yang dilakukan
oleh pratikkan (calon guru) dalam mempraktikan komponen-komponen
ke- terampilan dasar mengajar dengan cara menyederhanakan seperti
jumlah peserta didik, waktu mengajar, bahan pelajaran cukup satu atau
dua unit kecil yang sedehana dan difokuskan pada keterampilan
mengajar tertentu.

4
Muh Yahdi, Pembelajaran Micro Teaching, (Makassar: Alauddin University Press,
2013), h. 4.
5
Hanis Nur, dkk, Keterampilan Dasar Dalam Proses Belajar/ Micro
Teaching(Unismuh Makassar Press. 2011 ), h. 8.
6
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan PendekatanKompetensi, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2009), h. 167.
15

b. Maksud dan Tujuan Micro Teaching


Micro Teaching bermaksud membekali calon guru sebelum dia
sungguh- sungguh terjun ke sekolah tempat latihan praktek kependidikan
untuk praktek mengajar. Dengan melalui program Micro Teaching
diharapkan agar kemungki- nan kekurangan dan kegagalan dalam praktek
mengajar dapat diminimalisasikan, bahkan kalau dapat di hilangkan sama
sekali.7
Jadi, maksud tujuan Micro Teaching adalah mempersiapkan calon
guru dengan keterampilan dasar mengajar agar dapat menghadapi berbagai
masalah pada saat proses belajar mengajar sesungguhnya di kelas dengan
menerapkan pengetahuan, keterampilan mengajar yang sudah dipelajari pada
pembelajaran Micro Teaching.
c. Manfaat Micro Teaching

Micro teaching sebagai salah satu strategi pembelajaran memiliki


spesifikasi tersendiri yang membedakan dengan strategi yang lain,
pengetahuan yang sudah didapatkan dipraktekkan secara langsung sehingga
kedalaman dan kepiawaian dapat terlihat dan dievaluasi secara langsung.
Micro Teaching ber- manfaat baik dari segi pengetahuan maupun kepiawaian
dalam mengajar. Adapun manfaat Micro Teaching adalah:
a) Peka terhadap hal yang terjadi di dalam proses pembalajaran ketika
mereka menjadi seseorang yang mengkritisi teman yang tampil praktek
mengajar.
b) Lebih siap melakukan kegiatan praktek pembelajaran di sekolah/lembaga.

c) Keterampilan mengajar terkontrol dan terlatih dalam proses


pembelajarannya.
d) Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segera dicermati.

7
Sardiman A,M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar(Jakarta : RajaGrafindo. 2003),
h. 181.
16

B. Keterampilan Mengajar
1. Pengertian Keterampilan Mengajar
Keterampilan berasal dari kata dasar “terampil” yang artinya
cekatan, cakap atau mampu menyelesaikan suatu tugas.Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia, keterampilan adalah kecakapan seseorang dalam
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab.8

Keterampilan ialah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang


kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai keadaan untuk
mencapai hasil tertentu.9 Keterampilan juga merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan urat saraf dan otot-otot (neouromuclar) yang lazimnya
tampak kegiatan jasmania seperti menulis, mengetik, olahraga, dan
sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan
koordinasi gerak dengan teliti dan kesadaran yang tinggi.10 Jadi, keterampilan
adalah suatu keahlian dalam bidang tertentu yang ditekuni seseorang.
Mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
se- baik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk
melaksanakan proses belajar secara efektivitas, usaha menciptakan
lingkungan belajar, makna belajar dalam konteks standar proses pendidikan
tidak hanya sekedar menyampai- kan materi pelajaran, akan tetapi juga
dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya peserta didik
belajar.11
Menurut Alvin W Howard, mengajar adalah suatu aktivitas untuk
mem- beri, menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,
mengubah atau mengembangkan ide (cita-cita).12 Berdasarkan pendapat
tersebut, dapat diketahui bahwa mengajar merupakan kegiatan yang
membimbing dan menolong seseorang untuk dapat meningkatkan dan
mencapai apa yang diharapkan atau dicita-citakan.

8
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.
188.
9
M. Daryono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 214.
10
Muhibbsin Syah, Psikologi Belajar, h. 121.
11
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006),
12
Roestiyah. N. K, Masalah Ilmu Keguruan (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 15.
17

Sardiman A.M menyebutkan bahwa mengajar merupakan menanamkan


pengetan kepada anak didik dengan suatu harapan terjadi proses pemahaman. Namun
dalam arti luas mengajar merupakan sebagai suatu aktivitas meng-
18

organisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan


dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar atau dengan kata lain
sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya
kegiatan belajar bagi para peserta didik.13
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu interaksi antara
guru terhadap peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dalam
proses belajar mengajar.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas maka, keterampilan mengajar
merupakan kegiatan yang memerlukan banyak keahlian dan mengandung
banyak tindakan, baik mencakup teknik penyampaian materi, penggunaan
metode, penggunaan media, serta menciptakan kondisi yang kondusif bagi
peserta didik dalam proses pembalajaran.
2. Macam-macam Keterampilan Mengajar

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa untuk menciptakan


pem- belajaran yang berkualitas guru atau calon pendidik harus menguasai
berbagai macam keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar itulah yang
nantinya di- implementasikan dalam pembelajaran.
Menurut Muzakkir, terdapat delapan keterampilan dasar mengajar
yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran yaitu:

13
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
19
h. 47- 4.
20

a. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Menurut Hasibuan, membuka pelajaran adalah perbutan guru dalam


men- ciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik
agar ter- pusat pada apa yang dipelajari.14
Menurut Helmiati membuka pelajaran merupakan kegiatan guru
dalam mengawali proses pembelajaran untuk menciptakan suasana siap
mental, fisik, psikis, dan emosional peserta didik sehingga memusatkan
perhatian mereka pada meteri dan kegiatan pembelajaran yang akan dilalui.15
Membuka pelajaran yang dilakukan secara profesional akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran, antara lain
sebagai berikut:
1) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

2) Peserta didik memiliki kejelasan mengenai tugas-tugas yang harus di-


kerjakan, langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan tugas, dan batas waktu pengumpulan tugas.
3) Peserta didik memahami hubungan antara bahan-bahan atau
pengalaman yang telah dimilikinya dengan hal-hal baru yang akan
dipelajari.
4) Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, konsep-konsep, dan
prinsip-prinsip atau generalisasi dalam suatu peristiwa pembelajaran.16
Keterampilan menutup pelajaran merupakan kegiatan yangdilakukan guru

untuk mengakhiri pelajaran. Menutup palajaran yang dimaksud untuk memberi

14
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 58.
21
15
Helmiati, Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar
Mengajar (Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2013), h. 43
16
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan
Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan, h.52
22

gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peserta didik,


mengetahui tingkat pencapain peserta didik, tingkat keberhasilan guru dalam
proses belajar.
Komponen keterampilan menutup pelajaran yaitu:

1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti


pelajaran dan membuat ringkasan.
2) Mengevaluasi dengan cara:

(a) Mendemonstrasikan penampilan

(b) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain

(c) Mengeksplorasi pendapat peserta didik sendiri

(d) Memberikan soal-soal tertulis.17

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa keterampilan membuka


pelajaran merupakan kegitan yang dilakukan oleh guru dalam mengawali,
membimbing, memberikan semangat serta memberikan motivasi kepada
peserta didik sebelum memulai pembelajaran agar peserta didik terfokus
pada meteri yang akan di- ajarkan. Sedangkan keterampilan menutup
pelajaran juga sangat penting di miliki oleh guru, kerena untuk mengetahui
seberapa luas pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan dan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
b. Keterampilan Bertanya

Menurut Jamal Ma’ruf Asmani, Keterampilan bertanya merupakan


ucapan guru secara verbal yang meminta respon dari peserta didik.18

Menurut Hasibuan dalam Muzakkir, keterampilan dasar mengajar


bertanya adalah suatu aktivitas guru yang berupa ungkapan pertanyaan
23
kepada peserta didik untuk menciptakan pengetahuan dan peningkatan
kemampuan berpikir. Ke- terampilan bertanya dibedakan atas keterampilan
dasar bertanya tingkat dasar dan keterampilan dasar tingkat lanjut.19
Beberapa kebiasaan-kebiasaan bertanya yang perlu untuk di hindari:

1) Jangan mengulang-ulang pertanyaan bila peserta didik tidak mampu


untuk menjawabnya.
2) Jangan mengulang jawaban peserta didik

3) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum peserta


didik memperoleh kesempatan menjawabnya.
4) Usahakan peserta didik tidak menjawab pertanyaan secara serentak

5) Jangan menentukan siapa peserta didik yang harus menjawab


sebelum mengajukan pertanyaan.
6) Pertanyaan ganda.20

Komponen-komponen bertanya tingkat dasar:

1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat

2) Pemberian acuan

3) Pemusatan

4) Pemindahan giliran

5) Penyebaran

6) Pemberian waktu berpikir

19
Muzakkir, Micro Teaching Teori dan Aplikasinya dalam Belajar, h.107.
24
20
Muh.Yahdi, Pembelajaran Micro Teaching, h. 152.
25

7) Pemberian tunjangan.

Komponen-komponan bertanya tingkat lanjut yaitu:

1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan

2) Pengaturan urutan pertanyaan

3) Penggunaan pertanyaan pelacak

4) Peningkatan terjadinya interaksi.21

Jadi, dari penjelasan di atas,penulis menyimpulkan bahwa,


keterampilan bertanya sangat penting di terapkan dalam proses belajar
mengajar agar guru mengetahui pemahaman peserta didik mengenai materi
yang diajarkan dan peserta didik dituntut untuk berpikirserta membuat
peserta didik lebih antusias dalam menyimak materi yang sampaikan karena
merasa akan mendapatkan pertanyaan dari guru.
c. Keterampilan Memberi Penguatan

Menurut Helmiati, penguatan merupakan segala bentuk respons,


apakah bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku peserta didik, yang
bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi peserta didik atas
perbuatan sebagai dorongan atau koreksi.22
26
21
Hanis Nur, dkk, Keterampilan Dasar Dalam Proses Belajar/
Micro Teaching(Unismuh Makassar Press. 2011 ), h. 24-29.

Helmiati, Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, h. 47.


22
27

Keterampilan memberikan penguatan merupakan tingkah laku guru


dalam merespons secara positif suatu tingkah laku tertentu peserta didik yang
me- mungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.23
Komponen-komponen penguatan tersebut antara lain :

1) Penguatan verbal

(a) Dengan kalimat: Bagus, ya, benar, tepat sekali, bagus sekali, dan sebagainya.

(b) Dengan kalimat: Si A patut diteladani oleh teman-teman sekelas. Bagus


sekali karyamu! Hebat, kalian telah melaksanakan tugas dengan baik.
2) Penguatan non verbal

(a) Pengutan berupa mimik dan gerak badan

(b) Penguatan dengan cara mendekati

(c) Penguatan dengan sentuhan

(d) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan

(e) Penguatan berupa simbol atau benda, dalam penguatan ini digunakan
ber- macam-macam simbol atau benda.24
Jadi, keterampilan memberikan pengutan merupakan keterampilan
yang harus diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran agar peserta
didik ter- motivasi dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam
menyampaikan pendapatnya.
d. Keterampilan Mengadakan Variasi

Menurut E. Mulyasa, Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan


dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.25
28

23
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, h. 58.
24
Hanis Nur, dkk, Keterampilan Dasar Mengajar, h. 43-44.
29

Keterampilan mengadakan variasi merupakan suatu kegiatan guru


dalam kontek proses interaksi pembelajaran yang ditunjukkan untuk
mengatasi ke- bosanan peserta didik, sehingga dalam proses situasi
pembelajaran senantiasa me- nunjukkan ketekunan dan penuh partisipasi.26
Penggunaan keterampilan mengadakan variasi mengajar menurut
Marno dan M. Idris dalam Muzakkir, ada beberapa komponen variasi
mengajar yaitu:
1) Variasi dalam Gaya Mengajar

Menurut Hasibuan, dkk dalam Muzakkir, hal-hal yang perlu


divariasikan dalam pembelajaran, adalah:
(a) Penggunaan variasi suara

(b) Pemusatan perhatian

(c) Kesenyapan

(d) Mengadakan kontak pandang

(e) Gerakan badan mimik

(f) Pergantian posisi guru dalam kelas

2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran.

(a) Variasi alat dan bahan yang dapat di lihat (visual)

(b) Variasi alat dan bahan yang dapat di dengar (audio)

(c) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan
(motorik) sangat membantu menarik perhatian peserta didik.
30

25
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan
Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan, h. 67.
26
Zainal Asril, Micro Teaching, h. 70.
31

3) Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik

(a) Pola guru kepada peserta didik

(b) Pola guru kepada peserta didiksecara individu

(c) Pola peserta didik ke peserta didik .27

Beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan


variasi mengajar sangatlah penting diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran karena dengan mengadakan variasi dalam mengajar dengan
menggunakan metode, model serta media yang bervariasi akan menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan, dan tentunya peserta didik tidak merasa
bosan untuk menyimak materi yang diajarkan.
e. Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran ialah penyajian


informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk
menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya.28
Agar penjelasan yang diberikan dapat dipahami sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, dalam penyajiannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1) Bahasa yang diucapkan harus jelas dan enak didengar, tidak terlalu
keras dan tidak terlalu pelan, tapi dapat didengar oleh seluruh peserta
didik.
2) Gunakanlah intonasi sesuai dengan materi yang dijelaskan.

3) Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4) Bila ada istilah-istilah khusus atau baru, berilah definisi yang tepat.
32

27
Muzakkir, Micro Teaching Teori dan Aplikasinya dalam Belajar, h.107
28
Muh.Uzer Usman,Menjadi Guru Professional (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24.
33

5) Perhatikanlah, apakah semua peserta didik dapat menerima penjelasan,


dan apakah penjelasan yang diberikan dapat dipahami serta
menyenangkan dan dapat membangkitkan motivasi belajar peserta
didik.29
Jadi, Keterampilan menjelaskan sangat penting dimiliki oleh seorang
guru karena dalam menjelaskan materi guru harus memperhatikan intonasi,
bahasa yang mudah dimengerti, penjelasan yang lengkap mengenai istilah–
istilah agar mudah dipahami oleh peserta didik.
f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil merupakan strategi yang memungkinkan


peserta didik menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah
melalui satu proses yang memberikan kesempatan untuk berpikir,
berinteraksi sosial, serta ber- latih bersikap positif.30
Menurut Hasibuan, diskusi kelompok kecil adalah suatu proses teratur
dengan melibatkan sekelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka
kooperatif yang optimal dengan tujuan beragai informasi atau pengalaman,
pengambilan keputusan,atau memecahkan suatu masalah.31
Ada enam keterampilan dasar dalam memimpin diskusi kelompok yaitu:

1) Memusatkan perhatian

2) Menjelaskan masalah atau pendapat peserta didik

3) Menganalisis pendapat peserta didik

29
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan
34
Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenagkan, h. 57.
30
Zainal Asril, Micro Teaching, h. 82.
31
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar,h. 88.
35

4) Meningkatkan urunan pendapat peserta didik

5) Menyebarkan kesempatan partisipasi

6) Menutup diskusi.32

Beberapa pendapat di atas, berarti peserta didik berdiskusi


kelompok kecil di bawah bimbingan guru atau temannya untuk berbagi
informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Diskusi tersebut
berlangsung secara terbuka.Setiap peserta didik bebas untuk mengeluarkan
pendapat atau ide-ide tanpa merasa ada tekanan dari seorang guru atau dari
temannya. Sehingga pada keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
inilah peseta didik dilatih untuk mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan berkomunikasi serta menyadarkan akan
pentingnya kerja sama.
g. Keterampilan Mengelola Kelas

Menurut Wina Sanjaya, Keterampilan mengelola kelas adalah


keterampil- an guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat
mengganggu suasana pembelajaran.33
Martini Yamin dalam Muh.Yahdi, pengelolaan kelas merupakan
kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pembelajaran.34
Keterampilan pengelolaan kelas yang harus diperhatikan guru dalam
me- laksanakan kegiatan pembelajaran yaitu:

32
Hanis Nur, dkk, Keterampilan Dasar Mengajar, h. 92.
33
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2009), h. 44.
36
34
Muh.Yahdi, Pembelajaran Micro Teaching, h. 126.
37

1) Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan


kondisi belajar meliputi:
(a) Menunjukkan sikap yang tanggap dengan cara memandang kelas secara
sek- sama, gerak mendekati, memberikan pertanyaan, dan memberikan
reaksi terhadap gangguan dan kekacauan peserta didik.
(b) Membagi perhatian untuk mempertahankan perhatian peserta didik
dari waktu ke waktu dan melaksanakan dengan cara menyiagakan
peserta.
(c) Memberi petunjuk yang jelas

(d) Menegur

(e) Memberi penguatan.

2) Keterampilan yang berkaitan dengan pengendalian kondisi belajar yang


optimal. Strategi yang berkaitan dengan haal tersebut ialah
(a) Memodifikasi tingkah laku

(b) Pengelolaan kelompok

(c) Menemukan dan memecahkan masalah.35

Jadi, Keterampilan mengelola kelas sangat penting dilakukan oleh


guru dalam proses belajar mengajar karena guru harus memperhatikan
kondisi kelas sebelum maupun pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Selain itu guru harus tanggap dalam memberikan reaksi
terhadap gangguan dan kekacauan peserta didik serta memberikan
penguatan pada peserta didik yang aktif atau yang dapat dijadikan contoh di
dalam kelas.
38

35
Hanis Nur, dkk, Keterampilan Dasar Mengajar, h. 103-104.
39

h. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan


sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang hanya melayani
3-8 peserta didik untuk kelompok kecil dan hanya seorang untuk
perorangan.36
Komponen-komponen keterampilan pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan yaitu:
1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, dan dapat
diupaya- kan:
(a) Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan peserta
didik dalam kelompok kecil maupun perorangan.
(b) Mendengar secara simpatik pikiran-pikiran yang dikemukakan oleh
peserta didik.
(c) Memberikan apresiasi secara positif terhadap simpatik pikiran-pikiran
yang dikemukakan oleh peserta didik.
(d) Membangun hubungan yang saling mempercayai.

(e) Menunjukkan kesiapan untuk membantu peserta didik.

(f) Menerima perasaan peserta didik dengan penuh perhatian dan terbuka.

(g) Berusaha mengendalikan situasi hingga peserta didik merasa aman,


penuh pemahaman, dan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.37
2) Keterampilan mengorganisasi

Keterampilan dalam mengorganisasi kelas yaitu:

(a) Memberikan orientasi umum tentang tujuan, dan tugas yang akan dilakukan.
40

36
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar,h. 77.
37
Hanis Nur, dkk, Keterampilan Dasar Mengajar, h. 117.
41

(b) Memvariasikan, dan cara melaksanakan.

(c) Membentuk kelompok secara tepat.

(d) Mengkoordinasikan kegiatan.

(e) Membagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan peserta didik.

(f) Mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil yang dicapai peserta didik.

3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.

Membimbing dan memudahkan belajar dapat ditempuh antara lain:

(a) Memberikan penguatan yang merupakan dorongan yang penting bagi


peserta didik untuk maju.
(b) Mengembangkan supervisiproses awal yaitu sikap tanggap guru terhadap
peserta didik yang memungkinkan guru mengetahui apakah segala
sesuatu berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
(c) Mengadakan supervisi proses lanjut yang memusatkan perhatian pada
penekanan dan pemberian bantuan ketika kegiatan berlangsung.
(d) Mengadakan supervisi perpaduan yang memusatkan pada perhatian pada
pe- nilaian pencapain tujuan.
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
mencakup:
(a) Membantu peserta didik menetapkan tujuan pembelajaran dan
mensimulasi peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut.
(b) Merencanakan pembelajaran bersama peserta didik yang mencakup
kriteria keberhasilan, langkah-langkah kerja, waktu serta kondisi belajar.
(c) Bertindak sebagai penasehat bagi peserta didik bila diperlukan.
42

(d) Membantu peserta didik menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri.38

Jadi, Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan sangat


perlu dikuasai dan diterapkan oleh guru karena akan memberikan peluang
yang besar untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sebab
melibatkan langsung peserta didik untuk menemukan permasalahan serta
mecari solusi dari permasalahan, melatih peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi dengan
mengutaran pendapatnya.
43

56
Muzakkir, Micro Teaching Teori dan Aplikasinya dalam Pembelajaran, h. 262.
44

Anda mungkin juga menyukai