Anda di halaman 1dari 9

BAB VI

PENGUJIAN KONSOLIDASI
( CONSOLIDATION )

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat melakukan pengujian Konsolidasi Satu
Dimensi (One Dimensional Consolidation) dengan prosedur yang benar,
menggambarkan kurva konsolidasi dari masing-masing tahap pembebanan dan
menghitung Koefisien Konsolidasi (CV) berdasarkan cara casagrande dan cara
Taylor, menghitung dan menggambarkan kurva hubungan antara perubahan terhadap
angaka pori terhadap tegangan efektif (P) dengan skala semilog, menggambarkan
garis konsolidasi laboratorium dan lapangan , menghitung indeks Pemampatan tanah

(CC) serta menggambarkan dan menetapkan tegangan prakonsolidasi (Pc)

6.1 DASAR TEORI


Bila tanah jenuh dibebani, maka seluruh beban/tegangan tersebut mula-mula
akan ditahan oleh masa air yang terperangkap dalam ruang pori tanah. Hal ini terjadi
karena air bersifat tidak mudah dimampatkan (incompresible), sebaliknya struktur
butiran tanah bersifat dapat dimampatkan (compresible). Tegangan air yang timbul
akibat pembebanan disebut tegangan air pori lebih (excess pore pressure), dan jika
tegangan ini lebih besar dari tegangan hidrostatik, maka air akan mengalir keluar
secara perlahan-lahan dari ruang pori tanah. Seiring dengan keluarnya air, tegangan
akibat pembebanan secara berangsur-angsur dialihkan dan pada akhirnya akan
ditahan seluruhnya oleh kerangka butiran tanah. Kejadian diatas diikuti dengan proses
merapatnya butiran-butiran tanah tersebut satu sama lain, yang mengakibatkan
terjadinya perubahan volume (deformasi), yang besarnya kurang lebih sama dengan
volume air yang keluar.
Dengan demikian, peristiwa konsolidasi dapat didefenisikan sebagai proses
mengalirnya air keluar dari ruang pori tanah jenuh dengan kemampuan lolos air
(permeabilitas) rendah, yang menyebabkan terjadinya perubahan volume, sebagai
akibat adanya tegangan vertikal tambahan, yang disebabkan oleh beban luar.
Kecepatan perubahan volume pada proses konsolidasi selain tergantung pada
besar tegangan vertikal tambahan, juga sangat ditentukan oleh kemampuan lolos air
(permea-bilitas) tanah. Pada tanah pasir/berpasir yang biasanya mempunyai koefisien
permeabilitas tinggi, waktu yang diperlukan untuk proses konsolidasi terjadi relatif
cepat, sehingga pada umumnya tidak perlu diperhatikan.
Sebaliknya pada tanah-tanah lempung, terutama yang nilai permeabilitasnya
sangat rendah, proses konsolidasi akan berlangsung dalam selang waktu yang lebih
lama, sehingga sangat perlu untuk diperhatikan.

Tujuan percobaan ini meliputi penentuan kecepatan dan besarnya penurunan


konsolidasi tanah (rate and magnitude of settlement consolidation) yang ditahan
secara lateral akibat pembebanan dan pengaliran air secara vertikal.
Dimana kecepatan penurunan dinyatakan dalam Koefisien Konsolidasi
(Conso-lidation Coefficient ) Cv, sedangkan untuk menggambarkan besarnya
penurunan, digunakan Indeks Pemampatan (Compression index) Cc.

Kegunaan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai


besaran kecepatan dan penurunan pondasi bangunan yang didirikan diatas tanah
lempung jenuh.

6.2 PERALATAN
1 1 (satu) set alat konsolidasi.
2 Peralatan untuk membuat benda uji, termasuk cincin untuk mengambil contoh
tanah, pisau/spatula,
3 Timbangan dengan ketelitian 0.01gram
6.3 BENDA UJI
1 Bersihkan cincin konsolidasi, ukur diameter kemudian timbang dan catat
beratnya, gunakan timbangan dengan ketelitian 0,1gram
2 Masukkan cincin konsolidasi diatas tanah kemudian tekan sampai cincin
konsolidasi penuh terisi tanah
3 Ratakan dengan menggunakan spatula kemudian timbang

6.4 PROSEDUR KERJA


1 Masukkan cincin konsolidasi pada ring
2 Keluarkan tanah dari dalam cincin konsolidasi dengan menggunakan
pendorong yang terbuat dari besi
3 Tutup benda uji yang dimasukkan kedalam ring dengan penutup yang
berbentuk lingkaran
4 Masukkan benda uji kedalam tabung alat konsolidasi
5 Isi tabung alat konsolidasi sampai penuh
6 Buka aplikasi pengujian konsolidasi pada computer yang sudah tersambung
pada alat konsolidasi
7 Isilah data-data yang diperlukan
8 Lakukan pengujian penambahan beban, dimulai dari beban 0,5 kg-8 kg,
dimana penambahan beban dilakukan setiap grafik sudah mencapai 5,5
9 Setelah pengujian penambahan beban selesai, dilanjutkan dengan pengujian
pengurangan beban yaitu beban 4kg dan 0kg dimana pengurangan beban
dilakukan grafik sudah mencapai 5.
10 Keluarkan benda uji setelah pengujian pengurangan beban selesai dilakukan
11 Keluarkan benda uji dari dalam ring dengan alat pendorong
12 Timbang benda uji, kemudian masukkan data tersebut pada computer
13 Masukkan oven selama 24 jam
14 Setelah benda uji dioven selama 24 jam keluarkan dan kemudian timbang
setelah itu masukkan data pada computer.
15 Kemudian akan muncul hasil akhir dari pengujian Konsolidasi.
6.5 PERHITUNGAN DAN PELAPORAN

Gambarkan kurva hubungan antara penurunan kumulatif


terhadap waktu berdasarkan cara Casagrande (Log-time method) dan
cara Taylor (Square root-time method).

- Cara Casagrande
Tetapkan 2 (dua) buah titik pada awal kurva yang berbentuk
pa-rabola, misalnya titik (a) dan (b) pada gambar 12.1 dengan rasio
selang waktu 1 : 4. Sebagai contoh titih (a) digambarkan pada waktu
(t) = 0.5 menit, maka titik (b) digambarkan pada waktu (t) = 2menit.
Tentukan letak titik (d), dengan mengukur jarak (ad) sama
dengan (ac) secara vertikal.Ulangi langkah diatas dengan interval
waktu (t) yang lain, misalnya 0.25 dan 1.00menit, serta 0.75 dan
3.00menit, tetapkan letak titik (d) dengan cara yang sama. Tetapkan
letak titik (d) rata-rata dari dua atau tiga pembacaan diatas yang
merupakan posisi teoritis derajat konsolidasi U = 0%.
Letak teoritis derajat konsolidasi U = 100% yaitu titik (E),
dapat dicari dengan menggambarkan garis-garis singgung (AB) dan
(CD) melalui perubahan arah lengkungan pada akhir kurva.Dengan
demikian waktu (t50) untuk U = 50% yang merupakan standar
perhitungan Cv dengan cara Casagrande, dapat ditentukan

- Cara Taylor

Perpanjangan bagian yang lurus pada kurva sehingga


memotong sumbu vertikal dan horizontal masing-masing di titik A dan
B.Titik A menunjukkan derajat konsolidasi teoritis U = 0%, yang
dinyatakan dengan d0. Dari titik A buatlah garis lurus AC sedemikian
rupa, sehingga jarak OC = 1.15 x jarak OB. Garis AC akan memotong
kurva pada titik D, yang merupakan posisi derajat konsolidasi U =
90%, yang ditunjukkan dengan deformasi kumulatif d90. Dengan
demikian waktu konsolidasi t90 sebagai dasar perhitungan Cv
menggunakan rumus Taylor dapat ditentukan, yaitu pangkat dua dari
t90. Letak teoritis derajat konsolidasi U = 100% yang ditunjukkan
dengan deformasi kumulatif d100, dapat dicari dengan cara interpolasi
jarak d0 dan d90.

Menghitung koefisien konsolidasi (Cv)


- Cara Casagrande

0.197 H 2
Cv = [mm 2 /menit]
t50

- Cara Taylor

0.848 H 2
Cv = [mm 2 /menit]
t90

dimana:
H = panjang pengaliran (ketebalan benda uji rata-rata untuk
peng-aliran tunggal) pada tahap pembebanan tertentu [mm]
t50 = waktu yang diperlukan untuk derajat konsolidasi 50%
[menit]
t90 = waktu yang diperlukan untuk derajat konsolidasi 90%
[menit]

Gambarkan kurva hubungan antara perubahan angka pori (e) terhadap


pembebanan/tegangan efektif (P') menggunakan skala semi-log.
Perhitungan tinggi butir tanah awal, 2H0

Ws
2H0 = [cm]
Gs x A
dimana:
2H0 = tinggi butir tanah awal
Ws = berat tanah kering

Gs = berat jenis tanah


A = luas permukaan benda uji

Perhitungan Angka Pori (e)

2H - 2H0
e0 =
2H0

dimana:
e0 = angka pori
2H = tinggi benda uji awal
2H0 = tinggi butir tanah awal

Gambar 12.3
e0

Jari-jari
minimum Garis bagi
A

Angka pori (e)


Garis konsolidasi
lapangan

Garis konsolidasi
Penambahan laboratorium
beban
Pengurangan beban

0.42
e0 O P0 Pc
Log - Tegangan
(kg/cm2)

Perhitungan Indeks Pemampatan tanah C


Gambar 12.4
Angka pori

Garis konsolidasi
e lapangan
(e)

e2

O P1 P2
Log - Tegangan
(kg/cm2)
e1 - e2 e
Cc = =
log P2 - log P1 log (P2/P1)

dimana:
Cc adalah Indeks Pemampatan

e1
e1 dan e2 adalah angka pori yang bersesuaian dengan tegangan P1 dan
P2

Evaluasi terhadap riwayat pembebanan (sifat konsolidasi)

1. Hitung geostatik efektif (Insitu Effective Stress) P'o,

e1 - e2 e
Cc = =
log P2 - log P1 log (P2/P1)

P'0 = (wet .d) - (w .dw)

dimana:
wet = berat isi tanah basah [gram/cm3]
w = bera isi air [gram/cm3]
d = kedalaman lokasi pengambilan benda uji
[cm]
dw = ketinggian muka air [cm]

2. Bandingkan P0 dengan tegangan prakonsolidasi (Precompression


pressure) Pc.
- Jika P0 > Pc : termasuk tanah lempung yang
sedang dalam proses konsolidasi (Under Consolidated
Clay).
- Jika P0 = Pc : termasuk tanah lempung
berkonsolidasi normal (Normally Consolidated Clay).
- Jika Po < Pc : termasuk tanah lempung
berkonsolidasi lebih (Over Consolidated Clay).

Anda mungkin juga menyukai