Anda di halaman 1dari 6

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD Yogyakarta

PENGARUH TERAPI PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PESERTA
PROLANIS

Rusnoto, Ika Alviana


Prodi Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Kudus
rusnoto@stikesmuhkudus.ac.id

Abstrak
Relaksasi otot progressive merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk merilekkan
otot dan menurunkan kecemasan sehingga menyebabkan tekanan darah menurun. Hipertensi
merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 80 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk menggetahui Pengaruh Terapi Progressive
Musle Relaxation Terhadap Penurunan Tekanan Darah Di Puskesmas Welahan I Jepara Tahun
2016. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen, desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre test dan post test two group. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien hipertensi di prolanis Puskesmas Welahan I Jepara dengan rata-
rata kunjungan tiap bulannya berjumlah 40 pasien hipertensi. Tehnik pengambilan sampel
dalam penelitian ini yaitu secara non probability sampling berupa purposive sampling (suatu
tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti) berjumlah 32 responden. Hasil penelitian menunjukan tekanan darah
sistolik 0,001 dan diastolik 0,002 (<0,05) yang berarti terdapat pengaruh terapi progressive
muscle relaxation terhadap penurunan tekanan darah di puskesmas welahan i jepara tahun
2016.
Kesimpulan : Ada pengaruh terapi progressive musle relaxation terhadap penurunan tekanan
darah di puskesmas welahan I jepara tahun 2016.

Kata Kunci :hipertensi, relaksasi otot progresif, tekanan darah

Jumlah Pustaka : 38 (2006-2015)

PENDAHULUAN sebanyak 562,117, Pada tahun 2011 terdapat


Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebanyak 634,860, Pada tahun 2012 terdapat
merupakan penyebab kematian dan kesakitan sebanyak 544,771.(Provinsi Jawa Tengah,
yang tinggi. Penyakit mematikan didunia ini 2012).
juga dikenal sebagai silent killer, karena Di Kabupaten Jepara pada tahun
hampir tidak menimbulkan gejala apapun. 2015 terdapat 15.469 kasus hipertensi yang
Menurut Triyanto (2014) dalam buku World menduduki peringkat pertama dari penyakit
Health Organization (WHO) tercatat pada tidak menular, dimana penderitanya lebih
tahun 2012 sedikitnya sejumlah 839 juta banyak wanita yaitu sebesar 11.520
kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 sedangkan pria sebesar 3.939 (DKK Jepara,
milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari 2015). Di Puskesmas Welahan I Jepara
total penduduk dunia, dimana penderitanya tahun 2015 setiap tahun terdapat jumlah
lebih banyak dari wanita (30%) di kunjungan rata-rata 1375 pasien dengan
bandingkan pria (29%). Sekitar 80% hipertensi rata-rata kunjungan pasien
kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama hipertensi tiap bulannya 115 orang. Angka
dinegara-negara berkembang. ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan
Di Jawa Tengah pada tahun 2008 Puskesmas Welahan 2 dimana terdapat 979
terdapat sebanyak 865,204 penderita pasien dengan hipertensi rata-rata
hipertensi, pada tahun 2009 terdapat kunjungan pasien hipertensi tiap bulannya
sebanyak 698,816, Pada tahun 2010 terdapat 80 orang pasien hipertensi.

THE 5TH URECOL PROCEEDING 367 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD Yogyakarta

Progresive Muscle Relaxation Metode kuantitatif dengan pendekatan


(PMR) merupakan pengembangan metode quasy experiment. Pengambilan sampel
respon relaksasi dengan melibatkan faktor menggunakan teknik non probability
peregangan otot diikuti dengan relaksasi otot sampling dengan pendekatan purposive
dan psikis yang dapat menciptakan suatu sampling. Analisis penelitian ini
lingkungan internal sehingga dapat menggunakan uji wilcoxon.
membantu pasien mencapai kondisi
kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
(Purwanto, 2006). Relaksasi PMR memiliki hipertensi di Puskesmas Welahan I Jepara.
beberapa keunggulan selain metodenya yang Yang berjumlah 32 responden
sederhana, tehnik ini juga dapat dilakukan
kapan saja dan dimana saja tanpa Kelompok Kelompok
membutuhkan ruangan yang sangat khusus. Intervensi Kontrol
PMR akan menghasilkan frekuensi
Umur Frekue Present Frekue Present
gelombang alpha pada otak yang bisa Respon nsi ase (%) nsi ase (%)
menimbulkan perasaan bahagia, senang, den
gembira, dan percaya diri sehingga dapat Umur 5 31,3 4 25,0
menekan pengeluaran hormon kortisol, 36-45
epinefrin dan norepinefrin yang merupakan Umur 8 50,0 7 43,8
46-55
vasokontriksi kuat pada pembuluh darah. Umur 3 18,8 5 31,3
(Price, 2005). 56-65
Di indonesia bukti pengaruh PMR Umur 0 0 0 0
terhadap tekanan darah sudah dilakukan oleh 66-75
Rudi Harmono (2010) Penggaruh Latihan Total 16 100.0 16 100.0
Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
Penurunan Tekanan Darah Klien Hipertensi
dengan hipertensi di Puskesmas Welahan I
Primer mendapatkan hasil bahwa tindakan
Jepara yang memenuhi kriteria inklusi dan
PMR memiliki hubungan yang Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
signifikan dalam menurunkan tekanan
darah pada hipertensi. Pekerjaan Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
(%) (%)
Berdasarkan survey Wiraswasta 3 18,8 5 31,3
pendahuluan yang dilakukan di IRT 5 31,3 6 37,5
Puskesmas Welahan I Jepara pada Petani 3 18,8 2 12,5
bulan Desember 2015 terhadap 10 Pedagang 5 31,3 3 18,8
pasien hipertensi didapatkan rata-rata Total 16 100.0 16 100.0
tekanan darah sistoliknya 165,7 mmHg dari eksklusi. sebanyak 16 responden intervensi
hasil pengukuran terakhir. Dari hasil dan 16 responden kontrol.
observasi catatan medis obat yang banyak
dikonsumsi adalah captopril, menurut
pengakuan dari 10 pasien tersebut tekanan
darah mereka kadang mengalami penurunan HASIL DAN PEMBAHASAN
kadang juga menetap kadang juga meningkat
meskipun sudah minum obat. Selain di 1. Analisa Univariat
Puskesmas Welahan I belum terdapat
program terintegrasi penatalaksanaan Hasil penelitian dapat disajikan dalam tabel
hipertensi yang bertumpu antara obat-obatan berikut:
dengan pilar yang lain seperti program
relaksasi untuk menurunkan stress termasuk Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Responden
terapi PMR (Progressive Muscle Berdasarkan Umur Di Puskesmas
Relaxation).
Welahan I Jepara Tahun 2016 (N=32)
METODE

THE 5TH URECOL PROCEEDING 368 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD Yogyakarta

Bedasarkan tabel 4.1 diatas dapat Tabel 4.3


disimpulkan bahwa sebagian besar umur Distribusi Frekuensi Responden
pasien yang menderita hipertensi adalah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di
umur 46-55 tahun dengan jumlah kelompok Puskesmas Welahan I Jepara Tahun 2016
intervensi 8 responden (50,0%) dan (N=32)
kelompok kontrol 7 responden (43,8%). Kelompok Kelompok
Intervensi Kontrol
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Responden
Pendidi Freku Present Freku Present
Kelompok Kelompok kan ensi ase ensi ase
Intervensi Kontrol (%) (%)

Jenis Frekue Present Frekue Present SD 7 43,8 7 43,8


Kelami nsi ase (%) nsi ase (%)
n SMP 5 31,3 3 18,8
Peremp 10 62,5 9 56,3
uan SMA 4 25,0 6 37,5
Laki- 6 37,5 7 43,8
laki Total 16 100.0 16 100.0
Total 16 100.0 16 100.0

Berdasarkan Jenis Kelamin Di Puskesmas Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat


Welahan I Jepara Tahun 2016 (N=32) disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan pasien hipertensi pada kelompok
intervensi sebanyak 7 responden 43,8%
Tekana Ringan Sedang Berat Total berpendidikan SD sedangkan pasien
n Darah Presenta Presenta Presenta hipertensi pada kelompok kontrol 7
Kelomp se (%) se (%) se (%)
ok
responden 43,8% berpendidikan SD.
Interven
si Tabel 4.4
Sebelu Distribusi Frekuensi Responden
m Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas
Perlaku
an Welahan I Jepara Tahun 2016 (N=32)
Sistole 7 9 (56,3 0 16
(43,8%) %) (100 Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat
%) disimpulkan bahwa sebagian besar pekerjaan
pasien hipertensi kelompok intervensi adalah
Diastole 10 6 0 16
(62,5%) (37,5%) (100 ibu rumah tangga 5 responden 31,3% dan
%) pedagang 5 responden 31,3% sedangkan
kelompok kontrol adalah ibu rumah tangga 6
Tekana responden 37,5%.
n Darah
Sistole 11 5 0 16
(68,8%) (31,3%) (100 Tabel 4.5
%) Distribusi Frekuensi Bedasarkan
Tingkatan Tekanan Darah Sebelum Dan
Diastole 14 2 0 16 Sesudah Perlakuan Pada Kelompok
(87,5%) (12,5%) (100
%) Intervensi Terapi PMR Di Puskesmas
Welahan I Jepara Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jenis Pada tabel 4.5 menunjukan bahwa
kelamin pasien hipertensi pada kelompok tekanan darah sistolik responden sebelum
intervensi dan kontrol adalah perempuan dilakukan terapi PMR pada kelompok
pada kelompok intervensi sebanyak 10 intervensi pada kategori ringan sebanyak 7
responden (62,5%) dan kelompok kontrol responden (43,8%), pada kategori sedang
sebanyak 9 responden (56,3%). sebanyak 9 responden (56,3%), sedangkan

THE 5TH URECOL PROCEEDING 369 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD Yogyakarta

kategori berat tidak ada. Sedangkan tekanan


darah diastolik kelompok intervensi sebelum Dari hasil analisa wilcoxon
dilakukan terapi PMR pada kategori ringan didapatkan bahwa nilai p value dari
sebanyak 10 responden (62,5%) sedangkan kelompok tekanan darah sistole kelompok
kategori sedang 6 responden (37,5%) kontrol di dapatkan hasil p value 0,157 >
sedangkan kategori berat tidak ada. (0,05), sedangkan tekanan darah diastole
Sedangkan tekanan darah sistolik responden kelompok kontrol di dapatkan hasil p value
sesudah dilakukan terapi PMR pada 0,190 > (0,05), sedangkan sistole kelompok
intervensi pada kategori ringan sebanyak 11 intervensi sebesar 0,001 < (0,05),
responden (68,8%), pada kategori sedang sedangkan diastole kelompok intervensi
sebanyak 5 responden (31,3%), sedangkan sebesar 0,002 < (0,05). Hal ini dapat
kategori berat tidak ada. Sedangkan tekanan disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol
darah diastolik kelompok intervensi sesudah sistole dan diastole tidak ada pengaruh
dilakukan terapi PMR pada kategori ringan penurunan tekanan darah dengan demikian
sebanyak 14 responden (87,5%) sedangkan Ha ditolak dan Ho diterima, sedangkan pada
kategori sedang 2 responden (12,5%) kelompok intervensi sistole dan diastole ada
sedangkan kategori berat tidak ada. pengaruh penurunan tekanan darah, dengan
Tabel 4.6 demikian Ha diterima dan Ho ditolak yang
Distribusi Frekuensi Bedasarkan Tingkatan bearti ada Pengaruh Terapi Progressive
Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Muscle Relaxation Terhadap Penurunan
Perlakuan Pada Kelompok Kontrol Terapi Tekanan Darah Di Puskesmas Welahan I
PMR Di Puskesmas Welahan I Jepara Tahun Jepara.
2016
Pada tabel 4.6 menunjukan bahwa
tekanan darah sistolik responden sebelum PEMBAHASAN
dilakukan terapi PMR pada kelompok
kontrol pada kategori ringan sebanyak 9 A. Pengaruh Terapi Progressive Muscle
responden (56,3%), pada kategori sedang Relaxation Terhadap Perubahan
sebanyak 7 responden (43,8%), sedangkan Tekanan Darah Pada Pasien
kategori berat tidak ada. Sedangkan tekanan Hipertensi Di Wilayah Kerja
darah diastolik kelompok intervensi sebelum Puskesmas Welahan I Jepara
dilakukan terapi PMR pada kategori ringan Berdasarkan hasil penelitian tentang
sebanyak 10 responden (62,5%) sedangkan pengaruh terapi PMR terhadap perubahan
kategori sedang 6 responden (37,5%) tekanann darah pasien hipertensi di wilayah
sedangkan kategori berat tidak ada. kerja Puskesmas Welahan I Jepara,
Sedangkan tekanan darah sistolik responden didapatkan sebagian besar responden
sesudah dilakukan terapi PMR pada kelompok intervensi mengalami hipertensi
kelompok kontrol pada kategori ringan berat tidak ada, hipertensi sedang 9
sebanyak 10 responden (62,5%), pada responden , hipertensi ringan 7 responden.
kategori sedang sebanyak 6 responden Sedangkan kelompok kontrol mengalami
(37,5%), sedangkan kategori berat tidak ada. hipertensi berat tidak ada, hipertensi sedang
Sedangkan tekanan darah diastolik kelompok 7 responden, hipertensi ringan 9 responden.
kontrol sesudah dilakukan terapi PMR pada Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan
kategori ringan sebanyak 12 responden uji wilcoxon diperoleh sistolik p value =
(75,0%) sedangkan kategori sedang 4 0,001 dan diastolik p value = 0,002 Lebih
responden (25,0%) sedangkan kategori berat kecil dari nilai < 0,05 maka Ho ditolak dan
tidak ada. Ha diterima. Hal ini dapat ditarik kesimpulan
2. Analisa Bivariat bahwa ada pengaruh terapi PMR dengan
Tabel 4.7 perubahan tekanan darah pada pasien
Perbandingan Rata-Rata Tekanan Darah hipertensi di wilayah kerja puskesmas
Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Welaha I Jepara.
Kelompok Control Dan Kelompok Intervensi Sesuai dengan analisis diatas didapatkan
Terapi PMR tekanan darah sistolik dari kelompok

THE 5TH URECOL PROCEEDING 370 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD Yogyakarta

perlakuan sebelum dilakukan terapi PMR terhadap penurunan tekanan darah, karna
adalah Ringan 7 responden (43,8%) Sedang responden kooperatif dan mengikuti langkah-
9 responden (56,3%) dan setelah perlakuan langkah terapi PMR dengan urut dan benar
adalah ringan 11 responden (68,8%), sedang serta bersungguh sungguh setiap harinya.
5 responden (31,3%). sedangkan hasil uji Namun dalam terapi PMR tidak dapat
statistik didapatkan nilai sig = 0,001 maka menurunkan tekanan darah kembali normal
dari hasil p value dapat disimpulkan bahwa atau tetap tetapi hanya dapat mengurangi
terjadi penurunan yang bermakna antara rata- tekanan darah dan dapat kembali sewaktu
rata tekanan darah sistolik sebelum terapi waktu jika tidak di lakukan terapi PMR setiap
PMR dan sesudah terapi PMR pada hari dan mengubah pola hidup menjadi sehat.
kelompok perlakuan (P value/ Sig < 0,05).
Dari hasil penelitian ini juga dapat KESIMPULAN DAN SARAN
disimpulkan bahwa terapi PMR 5 hari secara
berturut-turut dapat menurunkan tekanan A. KESIMPULAN
darah sistolik sebesar p value = 0,001. Dari hasil penelitian tentang Pengaruh
Sesuai dengan analisis diatas didapatkan Terapi Progressive Muscle Relaxation
tekanan darah diastolik dari kelompok Terhadap Peenurunan Tekanan Darah Pada
perlakuan sebelum dilakukan terapi PMR Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja
adalah Ringan 10 responden (62,5%), Puskesmas Welahan I Jeepara dapat diambil
sedang 6 responden (37,5%) dan setelah kesimpulan sebagai berikut
perlakuan adalah ringan 14 responden 1. Ada perbedaan yang bermakna
(87,5%), sedang 2 responden (12,5%). tekanan darah sistol post pre pada kelompok
sedangkan hasil uji statistik didapatkan intervensi dengan nilai p value sebesar 0,001
nilai sig = 0,002 maka dari hasil p value (p < 0,05) dan nilai Z sebesar -3,418 dan
dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan tekanan darah diastole pre dan post dengan
yang bermakna antara rata-rata tekanan nilai p value sebesar 0,002 (p < 0,05) dan
darah diastolik sebelum terapi PMR dan nilai Z sebesar -3,082.
sesudah terapi PMR pada kelompok B. SARAN
perlakuan (P value/ Sig < 0,05). Dari hasil 1. Bagi Peneliti
penelitian ini juga dapat disimpulkan Dengan dilaksanakannya penelitian
bahwa terapi PMR 5 hari secara berturut- ini, peneliti dapat menerapkan hasil
turut dapat menurunkan tekanan darah penelitian dilapangan dengan memberikan
sistolik sebesar p value = 0,002. penyuluhan pada masyarakat tentang upaya
Pada penelitian ini ditemukan penanganan hipertensi berbasis relaksasi
responden dengan hipertensi di Puskesmas PMR.
Welahan I Jepara sebelum di lakukan terapi 2. Bagi Stikes Muhammadiyah Kudus
PMR didapatkan hasil pada kelompok Hasil penelitian ini
intervensi sistole berat tidak ada, sedang 9 diharapkan dapat memberikan
responden (56,3%), ringan 7 responden informasi ilmiah bagi mahasiswa
(43,8%), sedangkan diastole sebelum Stikes Muhammadiyah Kudus.
perlakuan pada kelompok intervensi berat 3. Bagi Puskesmas Welahan I Jepara
tidak ada, sedang 6 responden (37,5%), Dengan dilaksanakannya penelitian
ringan 10 responden (62,5%). Sedangkan ini, diharapkan dapat memberikan refrensi
setelah perlakuan kelompok intervensi sistole bagi Puskesmas Welahan I Jepara untuk
berat tidak ada, sedang 5 responden (31,3%), melakukan upaya dalam penggobatan pasien
ringan 11 responden (68,8%). Sedangkan hipertensi.
diastole kelompok intervensi setelah 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
perlakuan berat tidak ada, sedang 2 Sebagai acuan untuk referensi dan
responden (12,5%), ringan 14 responden masukan dalam melakukan penelitian
(87,5%). Sedangkan untuk nilai sig selanjutnya.
didapatkan kelompok intervensi sistole 0,001
dan diastole 0,002. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh penurunan terapi PMR

THE 5TH URECOL PROCEEDING 371 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD Yogyakarta

REFERENSI Mashudi. (2012). Pengaruh Progressive


Muscle Relaxation terhadap Kadar
Alim, M. N. (2009). pengaruh kompetensi. Glukosa Darah pada Pasien Diabetes
Jakarta: Nuha Medika. Militus Tipe 2. Jurnal Health and Spor
Arif muttaqin, K. S. (2011). Asuhan , 686-694.
Keperawatan Gangguan Sistem Muhammadun, A. (2010). Hidup Bersama
Perkenihan. Banjarmasin : Salemba Hipertensi. Yogyakarta: In Books.
Medika. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Cipta.
Rineka Cipta. Ronny, S. F. (2010). Fisiologi
Azwar, Saifudin. (2012). Reliabilitas dan kardiovaskular. Jakarta: EGC.
Validitas. Yogyakarta : Pustaka Setiawan, A. d. (2010). Metodologi
Pelajar. Penelitian kebidanan. Jakarta: Nuha
Dalimartha, e. (2008). Care yourself Medika.
hypertension. Jakarta: Penebar Plus. Silbernagl, S. a. ( 2006). Teks & Atlas
Dewi, S. d. (2010). Hidup Bahagia Bersama Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Hipertensi. Jakarta: A Plus Books. Snyder. M., L. R. (2002). Complementary
Dewi, S. (2010). Hidup Bahagia Dengan Alternative Therapies In Nursing. New
Hipertens. Yogyakarta: A Plus. York: Springer Publishing Company,
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Inc.
(2012). Pelayanan Medis Dasar. Sudoyo A, e. a. (2006). Buku Ajar Ilmu
Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
Jawa Tengah. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
EI Wayan, S. (2013). Asuhan Keperawatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Klien dengan Gangguan Sistem Bandung: Alfabeta.
Cardiovaskuler. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC.
Gunawan, L. (2012). Hipertensi Tekanan
Darah Tinggi. Yogyakarta:
Kanisius.
Hawks, B. &. (2009). Medical Surgical
Nursing Clinical Mnagement for
Positive Outcomes. elseveir Saunders.
Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian
Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data.
Surabaya: Salemba.
Junaidi, I. (2010). Hipertensi Pengenalan,
Pencegahan, dan Pengobatan.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Kushariyadi, S. &. (2011). Terapi Modalitas
Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba
Medika.
Lewis, et, al. (2011). Life satisfaction and
student engagement in adolescents.
Journal of youth & adolescence ,
40:249-262.
Maryani, A. (2009). Pengaruh progressive
muscle relaxation (PMR). Jakarta:
Nuha Medika.

THE 5TH URECOL PROCEEDING 372 ISBN 978-979-3812-42-7

Anda mungkin juga menyukai