Anda di halaman 1dari 12

9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

More Next Blog amirmustaqi@gmail.com Dashboard Sign Out

pelajaran
Rabu, 29 Oktober 2014

PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

Baja yang mengalami perlakuan panas akan mempunyai sifat mekanis yang spesifik.
Perlakuan panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam keadaan padat
untuk mengubah sifat-sifat fisis logam tersebut. Baja dapat dikeraskan sehingga tahan aus dan
kemampuan potong meningkat, atau baja dapat dilunakkan untuk memudahkan pemesinan lebih lanjut.
Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan, besar butir diperbesar atau
diperkecil, ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras di sekeliling inti
yang ulet. Untuk memungkinkan perlakuan panas yang tepat, susunan kimia baja harus diketahui karena
perubahan komposisi kimia, khususnya karbon dapat mengakibatkan perubahan sifat-sifat fisis.

Macam perlakuan panas :


1. Anil (Annealing)
2. Normalisasi (Normalisation/ Normalising)
3. Pengerasan (Hardening)
4. Temper (Tempering)

5.1. Anil
Tujuan utama dari proses anil adalah pelunakan sehingga baja yang keras dapat dikerjakan
melalui pemesinan atau pengerjaan dingin. Hal ini dilakukan dengan memanaskan sedikit di atas suhu
kritis AC3, dibiarkan sampai suhu merata dan disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan sambil

dijaga agar suhu di bagian luar dan dalam kira-kira sama. Kecepatan pendinginan 1500 2000C tiap jam
rata-rata. Proses yang digambarkan pada gambar berikut disebut proses anil sempurna (full annealing)
karena struktur sebelumnya akan berubah, struktur kristal merata dan logam lebih lunak. Anil juga dapat
meniadakan tegangan dalam.

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 1/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

Gambar 5.1 Kurva transformasi untuk anil sempurna


Bila logam yang telah dikeraskan dipanaskan di atas daerah kritis, struktur kembali menjadi
austenit dan pendinginan perlahan-lahan memungkinkan terjadinya transformasi dari austenit menjadi
struktur yang lebih lunak. Baja hipoeutektoid bertransformasi menjadi perlit dan ferit.
Suhu pemanasan proses anil tergantung pada komposisi dan untuk baja karbon dapat dilihat pada
diagram besi-karbida besi. Laju pemanasan ditentukan oleh bentuk dan variasi ukuran profil, harus
diusahakan agar suhu merata. Bila suhu anil telah merata, baja didiamkan beberapa lama, biasanya
diperlukan waktu sekitar 45 menit untuk ketebalan 25 mm pada penampang yang paling besar. Agar
kekerasan minimal dan keuletan maksimal, laju pendinginan harus lambat, untuk ini dapat dilakukan
pendinginan dalam dapur. Makin tinggi kadar karbon, makin lambat laju pendinginan.

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 2/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

Anil isothermal :
Siklus anil isotermal dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 5.2 Diagram transformasi untuk anil isotermal

Baja dipanaskan dengan suhu di atas suhu kritis AC3 dan ditahan pada suhu ini sehingga terbentuk

struktur austenit sepenuhnya. Selanjutnya baja didinginkan dengan cepat sampai suhu 500 1000C di
bawah AC1 kira-kira 6000 7000C dan ditahan pada suhu ini sampai seluruh austenit berubah menjadi
perlit. Selanjutnya baja didinginkan dalam udara tenang. Anil isotermal menghasilkan perlit dengan
struktur yang merata. Kehalusan butirnya tergantung pada suhu transformasi.

5.2 Normalisasi.

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 3/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

Proses normalisasi terdiri dari


pemanasan baja 30 500C di atas daerah kritis
AC3 disusul dengan pendinginan dalam udara.
Proses ini biasa diterapkan pada baja karbon
rendah dan sedang atau baja paduan agar
struktur butiran lebih merata atau untuk
menghilangkan tegangan dalam atau untuk
memperoleh sifat-sifat fisis yang diinginkan. Baja
setelah dinormalisasi akan mempunyai yield
point, kekuatan tarik dan kuat bentur (impact
strength) yang lebih tinggi dari baja yang dianil.
Umumnya setelah digiling, ditempa, dipres, dicor
baja mengalami proses normalisasi. Baja
hipoeutektoid setelah normalisasi akan
memperoleh struktur ferit dan perlit sedang. Baja
hipereutektoid memperoleh struktur perlit dan sementit.

Suhu laku panas untuk anil dan normalisasi.


Suhu laku panas berubah dengan kadar karbon

Proses laku panas baja ( skematik )

5.3 Pengerasan (Hardening).


Pengerasan adalah proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau di atas daerah kritis
disusul dengan pendinginan cepat. Bila kadar karbon diketahui, suhu pemanasannya dapat dibaca dari
diagram fasa besi-karbida besi. Akan tetapi bila komposisi baja tidak diketahui, perlu diadakan percobaan
untuk mengetahui daerah pemanasannya. Cara yang terbaik ialah memanaskannya dan mencelup
beberapa potong baja pada berbagai suhu disusul dengan pengujian kekerasan atau pengamatan

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 4/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

mikroskopik. Bila suhu yang tepat telah diperoleh akan terjadi perubahan dalam kekerasan dan sifat
lainnya.
Pada setiap operasi perlakuan panas, laju pemanasan merupakan faktor yang penting. Panas
merambat dari luar ke dalam dengan kecepatan tertentu. Bila pemanasan terlalu cepat bagian luar akan
jauh lebih panas dari bagian dalam sehingga tidak dapat diperoleh struktur yang merata. Bila bentuk
benda tidak teratur, benda harus dipanaskan perlahan-lahan agar tidak mengalami distorsi atau retak
Makin besar potongan benda, makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang merata.
Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada laju pendinginan, kadar karbon dan ukuran benda.
Pada baja paduan, jenis dan jumlah paduan akan mempengaruhi kemampuan pengerasan. Perlu
dibedakan antara kekerasan dan kemampuan pengerasan.
Dari diagram transformasi di bawah jelas, bahwa diperlukan pencelupan yang cepat untuk
mencegah perpotongan dengan ujung kurva sehingga dapat diperoleh struktur martensit.

Gambar 5.3 Diagram transformasi yang menggambarkan terjadinya martensit

Untuk baja karbon rendah dan baja karbon sedang, lazim dilakukan pencelupan dalam air. Laju
pendinginannya cukup cepat sehingga terbentuk martensit. Untuk baja karbon tinggi dan baja paduan
biasanya digunakan minyak sebagai media pencelupan, pendinginannya tidak secepat air. Tersedia
berbagai jenis minyak, seperti minyak mineral dengan kecepatan pendinginan yang berlainan sehingga
dapat diperoleh baja dengan berbagai tingkat kekerasan. Untuk pendinginan yang cepat dapat digunakan
air garam atau air yang disemprotkan. Beberapa jenis logam dapat dikeraskan melalui pendinginan udara
akan tetapi untuk baja biasa, laju pendinginan udara terlalu lambat. Benda yang agak besar biasanya
dicelup dalam minyak. Suhu media celup harus merata agar dapat dicapai pendinginan yang merata pula.
Media pendingin yang digunakan dalam produksi harus dilengkapi dengan perlengkapan pendingin.
Baja dengan kadar karbon rendah sulit untuk dikeraskan. Dengan meningkatnya kadar karbon
sampai sekitar 0,6% kekerasan akan naik. Di atas 0,6% kenaikan harga karbon hanya sedikit
pengaruhnya, karena di atas suhu eutektoid baja dalam keadaan anil terdiri dari perlit dan sementit. Baja
yang sebagian besar terdiri dari perlit dapat diubah menjadi baja yang keras.
Benda dengan ukuran yang lebih besar pada umumnya akan menghasilkan permukaan yang
kurang keras meskipun kondisi perlakuan panas tetap sama. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah
panas yang dapat merambat dari permukaan ke bagian dalam. Oleh karena itu kekerasan di bagian
dalam benda akan lebih rendah daripada di bagian luar, dan ada nilai batas tertentu. Namun air garam
atau air mungkin menurunkan suhu permukaan dengan cepat, yang diikuti dengan penurunan suhu di
dalam benda tersebut, sehingga diperoleh lapisan keras dengan ketebalan tertentu. Hal ini tidak terjadi
pada pencelupan minyak, suhu permukaan lebih lambat dingin dan mungkin masih agak tinggi hingga
pendinginan terhambat.

Struktur Baja yang dikeraskan.


Telah diketahui bahwa austenit merupakan larutan padat karbon dalam besi-gamma. Baja karbon terdiri
dari austenit pada suhu di atas suhu kritis. Bentuk austenit yang dilihat dengan mikroskop pada
perbesaran 125x dapat dilihat pada gambar.
Dengan pencelupan dari suhu yang cukup tinggi, biasanya tidak semua austenit berubah, dan austenit
sisa ini mempunyai kekerasan setengah dari martensit dan bersifat non-magnetik.
http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 5/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

Bila baja hipoeutektoid didinginkan secara perlahan-lahan austenit bertransformasi menjadi ferit
dan perlit. Baja dengan susunan demikian lunak dan ulet. Bila baja didinginkan dengan lebih cepat, akan
dihasilkan susunan yang berlainan, baja akan lebih keras akan tetapi kurang ulet. Pendinginan yang
cepat seperti pencelupan dalam air akan menghasilkan struktur martensit. Martensit adalah struktur yang
paling keras. Sementit yang lebih keras sedikit terdapat secara bebas dan dalam jumlah yang kecil dalam
baja hipoeutektoid sehingga pengaruhnya atas kekerasan baja dapat diabaikan.
Unsur yang sangat penting dalam baja yang dikeraskan ialah martensit. Martens seorang ilmuwan
berbangsa Jerman, menemukan struktur ini pada tahun 1878. Martensit diperoleh dengan mencelupkan
baja karbon dalam air dan terbentuklan fasa transisi yang terjadi karena dekomposisi austenit dengan
cepat dan merupakan larutan padat karbon. Di bawah mikroskop tampak jarum-jarum. Kekerasan
martensit tergantung pada kadar karbon dan berkisar antara Rockwell C45 dan C67. Martensit sukar
dipotong, bahannya getas dan bersifat magnetik.
Bila baja dicelup, lebih lambat dari kecepatan kritis, terbentuklan struktur yang hitam; yang agak
bulat yang disebut perlit halus. Perlit halus kurang keras dibandingkan dengan martensit, kekerasannya
berkisar antara 34 dan 45 Rockwell C; ulet dan tahan beban kejut. Bila laju pendinginan diperlambat lagi,
maka akan terbentuk perlit kasar.

Kekerasan Maksimum Baja


Kekerasan Maksimum yang dapat dicapai tergantung pada kadar karbon. Meskipun penambahan unsur
paduan seperti khrom dan vanadium dapat meningkatkan kemampuan pengerasan baja paduan,
kekerasan maksimal tidak dapat melampaui kekerasan baja karbon dengan kadar karbon yang sama. Hal
ini dapat dilihat pada gambar.

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 6/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

Gambar 5.7 Kekerasan maksimum sebagai fungsi dari kadar karbon

Untuk dapat mencapai kekerasan maksimum karbon harus larut sempurna dalam austenit. Laju
pendinginan minimal yang dapat menghasilkan 100% martensit disebut kecepatan pendinginan atau
pencelupan kritis. Selain itu, harus diusahakan agar jumlah austenit sisa dapat ditekan karena austenit
sisa akan melunakkan struktur.
Kekerasan maksimum dapat dicapai bila austenit seluruhnya berubah menjadi martensit dan nilai
kekerasannya 66 sampai 67 Rockwell C. Untuk dapat mencapai nilai ini kadar karbon harus sama dengan
atau lebih dari 0,60%.

5.4 Temper.

Baja yang telah dikeraskan bersifat getas dan tidak cocok untuk digunakan. Melalui temper,
kekerasan dan kegetasan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan
turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Proses
temper seperti terlihat pada gambar terdiri dari pemanasan kembali dari baja yang telah dikeraskan pada
suhu di bawah suhu kritis disusul dengan pendinginan. Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih
lunak, proses ini berbeda dengan proses anil karena disini sifat-sifat fisis dapat dikendalikan dengan
cermat. Struktur akhir hasil temper baja yang dikeraskan disebut martensit temper.

Gambar 5.3 Diagram transformasi yang menggambarkan terjadinya martensit temper

Temper dimungkinkan oleh karena struktur martensit tidak stabil. Temper pada suhu rendah
antara 150 2300C tidak menghasilkan penurunan kekerasan yang berarti, karena pemanasan akan

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 7/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

menghilangkan tegangan dalam terlebih dahulu bila suhu temper meningkat, martensit terurai lebih cepat
sekitar 3150C perubahan fasa menjadi martensit temper berlangsung dengan cepat.
Proses temper terdiri dari presipitasi dan penggumpalan atau pertumbuhan sementit.
Pengendapan sementit terjadi pada 3150C diiringi dengan penurunan kekerasan. Peningkatan suhu akan
mempercepat penggumpalan karbida, sementara kekerasan terus turun. Pada Gambar terlihat sifat baja
AISI 1050 yang dapat dicapai dengan melakukan proses temper, terlihat perubahan kekuatan tarik, titik
luluh, penyusutan penampang dan perpanjangan.

Gambar 5.9 Sifat fisis baja AISI, berbutir halus, dicelupkan dalam
air.

Ada dua proses khusus dimana diterapkan pencelupan tertunda. Baja yang dikeraskan dicelup
dalam dapur garam pada suhu yang lebih rendah sebelum didinginkan lebih lanjut. Proses yang dikenal
dengan nama austemper dan martemper memungkinkan diperolehnya sifat fisik khusus

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 8/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

Gambar 5.8 Baja SAE 1095 dicelup dari 8400C disusul dengan temper selama 8 jam
pada 6750C. Struktur: Sementit spheroid dalam matrix feritik. Pembesaran
900x.

Aus Temper
Proses pencelupan tertunda seperti tampak pada gambar disebut austemper. Austenit mengalami
transformasi isotermal dan berubah manjadi Bainit (Bainite) yang keras. Benda atau bagian harus dicelup
dengan cepat sampai mencapai suhu yang tepat, tanpa memotong ujung kurva diagram transformasi.
Baja dibiarkan di atas garis Ms akan tetapi di bawah 4300C.
Bila dibiarkan cukup lama, akan diperoleh struktur bainit. Di bawah mikroskop struktur bainit mirip dengan
martensit, akan tetapi bainit lebih ulet dibandingkan dengan martensit temper. Proses ini diterapkan untuk
benda yang kecil dengan kemampuan pengerasan yang baik.

A. Austemper B. Martemper ( martensit temper )


Martemper.
Baja didinginkan dengan cepat dari daerah austenit sampai suhu di atas garis Ms (lihat Gambar ). Baja
dibiarkan cukup lama sehingga suhu merata, artinya bagian dalam dan luar telah mencapai suhu yang
sama. Setelah itu biasanya baja didinginkan di udara sampai mencapai suhu ruang dan terbentuklah
martensit. Baja dipanaskan kembali; suhu tergantung pada kadar karbon dan pada unsur paduan, untuk
baja karbon dengan C = 0,40%, suhu adalah 3700C. Tujuan utama martemper adalah untuk menekan

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 9/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

distorsi, terjadinya retak dan timbulnya tegangan dalam akibat pencelupan dalam minyak atau air. Struktur
yang terjadi sama dengan martensit temper, dan biasanya disusul temper lagi

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 10/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

Proses Transformasi ( Skematik )

Diposting oleh boby kuswandi di 01.43

Tidak ada komentar:


Posting Komentar

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 11/12
9/7/2017 pelajaran: PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: amirmugi (Google) Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

boby kuswandi
Ikuti 30

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2016 (1)
2015 (1)
2014 (12)
Desember (4)
November (1)
Oktober (7)
Macam macam Pembangkit
Listrik
contoh laporan program
potran.
Virtual Charpy Testing[vidio]
PERLAKUAN PANAS (HEAT
TREATMENT OF STEEL)
contoh surat lamaran
pekerjaan.
MATERIAL PESBANG
KOROSI ALUMINIUM
DALAM LARUTAN ...
DIAGRAM TTT

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

http://kuswandiboby.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html 12/12

Anda mungkin juga menyukai