DAFTAR ISI
MODUL I
1
A. Tujuan Praktikum
- Mengetahui karakteristik arus dan daya pada percobaan nol
- Mengetahui karakteristik arus pada hubung singkat
- Mengetahui karakteristik arus saat diberi beban resistif, kapasitif, dan induktif.
- Dapat menentukan efisiensi trafo
B. Alat-alat Praktikum
- 1 set trafo satu fasa
- 2 AC amperemeter
- 2 AC voltmeter
- 1 variabel AC
- 2 wattmeter
- 1 buah beban resistif, kapasitif, dan induktif
- Jumper
C. Dasar Teori
Transformator adalah suatu alat untuk mentransfer energi listrik bolak-balik (AC) dari
rangkaian primer ke sekunder, bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetis. Energi yang
ditransfer oleh trafo merupakan perkalian daya listrik dengan waktu. Daya listrik total (S)
adalah perkalian antara tegangan dan arus (V x I) dengan satuan Volt-Ampere [VA].
Daya yang ditransferkan oleh trafo ideal adalah tetap, yang berubah adalah besar
tegangan dan arusnya. Trafo yang menurunkan tegangan (menaikan arus) disebut trafo step
down, trafo yang menaikan tegangan(menurunkan arus) disebut trafo step up. Perumusan
dasar dapat dituliskan dengan persamaan berikut ini:
Dari persamaan di atas terlihat bahwa : Jika jumlah lilitan sekunder lebih sedikit dari
primer, maka pada sisi sekunder dihasilkan tegangan yang lebih kecil, tetapi arusnya yang
lebih besar sehingga diameter kawat yang diperlukan menjadi lebih besar dari pada primer.
Konstruksi dasar trafo terdiri dari inti besi yang dililiti kumparan primer dan
kumparan sekunder. Inti besi ini menghubungkan secara magnetis tetapi memisahkan secara
elektrik. Inti besi juga berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan.
Bila pada kumparan primer diberi tegangan bolak-balik akan timbul fluks yang
mengalir pada inti besi dan menginduksikan tegangan pada kumparan sekunder (V 2). Jika
rangkaian sekunder dalam keadaan terbuka (I 2=0), maka trafo dikatakan tanpa beban atau
beban nol, skemanya dapat dilihat pada gambar 1.2.
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V 1 yang
sinusoid, maka akan mengalir arus I 0 yang sinusoid dengan menganggap belitan N 1 reaktif murni. I0
akan tertinggal 900 dari V1. Arus primer I0 menimbulkan fluks () yang sefasa dan juga berbentuk
sinusoid.
= maks sin t
Io
Pada saat trafo dibebani, maka akan timbul arus yang mengalir pada rangkaian sekunder(I 2).Besar
reaktans primer dinyatakan X1 dan reaktansi sekunder disebut X2. Sedang rugi tahanan ditunjukkan
dengan primer adalah R1 dan tahanan sekunder adalah R2. Dengan demikian model rangkaian
pengganti dapat dilukiskan seperti pada gambar 1.4.
I1 I2 I2
R1 X1 Io R2 X2
V1 IC Rc IM XM E1 E2
ZL V2
N1 N2
Gambar 1.4. Rangkaian ekivalen dalam keadaan berbeban
Sisi sekunder berbeban dan sisi primer diberi tegangan tetap. Dengan adanya beban pada sisi
sekunder, maka arus akan mengalir pada kedua kumparan trafo.Persamaan lain dapat diturunkan
sebagai berikut :
V1 =E1+ I1 (R1 + jX1 ) ;
I1=Io + I2
Io=Ic +IM
I2=I2/a
Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa arus primer merupakan fungsi dari arus beban. Perubahan
beban dari nol sampai beban nominal dibanding dengan tegangan sekunder beban nol pada tegangan
primer tetap dinamakan Pengaturan Tegangan yang dinyatakan dalam %.
Dari persamaan tadi, dapat digambarkan diagram fasor untuk ketiga kondisi beban sbb:
V 2 ' = V 1 - I 2 ' ( R + jX )
b e b a n Z L b e rs ifa t re s is tif
V 2 ' s e fa s a d e n g a n I2 '
V2 '< V1
b e b a n Z L b e r s ifa t in d u k tif
I2 la g g in g te rh a d a p V 2 '
V2 '< V1
b e b a n Z L b e r s ifa t k a p a s itif
I2 le a d in g te rh a d a p V 2 '
V2 '> V1
Gambar 1.5. Diagram fasor trafo dengan beban (a) resistif (b) induktif (c) kapasitif
Pembebanan daya reaktif akan mempengaruhi besar tegangan sekunder trafo secara dominan. Beban
induktif akan menyebabkan jatuh tegangan uang cukup signifikan pada sisi sekunder trafo (V 2).
Beban kapasitif akan menyebabkan tegangan sekunder (V 2) menjadi lebih besar dari tegangan
primernya (V1).
MENENTUKAN PARAMETER
Parameter transformator yang terdapat pada model rangkaian (rangkaian ekivalen) RC, XM, Rek, dan Xek,
dapat ditentukan besarnya dengan dua macam pengukuran (test) yaitu pengukuran beban nol dan
pengukuran hubungn singkat.
Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan V 1, seperti
telah diterangkan terdahulu maka hanya I0 yang mengalir. Dari pengukuran daya yang masuk (Po),
arus I0 dan tegangan V1 akan diperoleh harga
Rc =(V12)/Po
Z0 =V1/Io =(jXM.Rc)/(Rc+JXM)
V RC XM
Gambar 1.6. Rangkaian pengukuran pada beban nol
Untuk memudahkan analisis (perhitungan), model rangkaian tersebut dapat diubah menjadi seperti
dapat terlihat pada Gambar 1.6.
Kumparan sekunder dihubung-singkatkan, arusnya diukur oleh Amperemeter. Sisi primer diberi
tegangan. Tegangan primer diatur sedemikian rupa sehingga arus sekunder mencapai nominalnya.
Tegangan primer ini disebut sebagai Tegangan Hubung Singkat yang dinyatakan dalam %.
Karena sisi sekunder dihubung singkat, maka R o>>R2 dan Xo>>R2 sehingga Io<<I2, dengan
demikian Io dapat diabaikan, sehingga dapat digambarkan seperti gambar 1.7
Karena rugi besi sebanding dengan V 1 dan pada hubung singkat nilai V 1 sangat kecil, maka rugi besi
dapat diabaikan.
Dengan demikian akan didapat besarnya rugi-rugi tembaga pada percobaan hubung singkat. Maka
didapat hubungan :
Ihs
R1 X1 a2R2 a2X2
V1
Ih s R ek Xek
Vhs
Gambar 1.7. Rangkaian pengganti percobaan hubung singkat (Rek = R1 + a2R; Xek = X1 + a2X2)
Dari hasil percobaan beban nol (open circuit test) dan hubung singkat (short circuit test) maka
rangkaian ekivalen trafo pada keadaan berbeban yang ditransformasikan ke sisi primer dapat
Gambar 1.8. Rangkaian ekivalen trafo berbeban dari hasil OC test dan SC test (Ro=Rc,Xo=Xm
PERCOBAAN :
Rangkaian Percobaan
Susun rangkaian percobaan. Perhatikan rating trafo pada sisi primer dan sekunder.
Hidupkan catu daya, atur tegangan masukan nilai dari nol secara bertahap.
Catat Io(A1), V2, Po untuk setiap kenaikan V1.
Setelah percobaan selesai, turunkan catu daya dan rapikan alat-alat serta meja percobaan.
W a ttm e te r
A1 A
+-
V
+-
V1
V2
W a ttm e te r
A1 A
+-
V
+-
V1
Percobaan Berbeban
Tujuan untuk memperoleh:
Pengaturan tegangan trafo dengan beban resistif, induktif, dan kapasitif (V2 ' =V1 - I2' (R + jX ))
P1
W a ttm e te r
A1 A P2
+- W aA t t m e t e r
V A2
+- +-
V
+-
V1
V2
Langkah Percobaan
Susun rangkaian percobaan.
Hidupkan catu daya sampai nominalnya (terlihat pada V1) dan dijaga konstan.
Hidupkan beban resistif secara bertahap lalu catat hasil pengukuran yang diperlukan.
Ulangi percobaan untuk jenis beban induktif dan kapasitif
Setelah percobaan selesai, padamkan catu daya dan rapikan alat-alat serta meja percobaan.
MODUL II
A. Tujuan Praktikum
1 buah AC amperemeter
2 buah AC voltmeter
C. Dasar Teori
Untuk memperbesar kapasitas dan meningkatkan efisiensi maka diperlukan trafo tiga
fasa.Salah satu cara pembuatan nya bisa dilakukan dengan menghubungan tiga buah trafo satu
fasa menjadi trafo tiga fasa. Ada dua jenis rangkaian tiga fasa yang biasa dipakai dalam sistem
8
kelistrikan yaitu hubungan Y (Wye) disebut juga hubungan bintang/star dan hubungan
(delta).
Dalam hubungan Y , tiga terminal saluran netral dihubungan bersama (ditandai "N"), dan tiga
terminal lainnya dihubungkan pada masing-masing fasa, fasa A, B dan C. atau di Indonesiea
lebih dikenal dengan fasa R,S dan T. Pada hubungan delta, seluruh fasa dihubungkan secara
seri membentuk sebuah loop tertutup seperti pada gambar 2.1
Sebuah trafo tiga fasa dapat disusun dari tiga buah trafo satu fasa yang sama. Satu unit trafo
tiga fasa terdiri dari tiga lilitan yang membentuk hubungan Delta-delta, Y-Y, Delta-Y atau
pun Y-Delta pada kumparan primer-sekunder, seperti terlihat pada gambar 2.2
arus saluran sama dengan arus fasa, tegangan antar saluran tegangan fasa. Lebih lengkap
dapat dilihat pada table 1 berikut ini.
Tabel 2.1. Besar tegangan dan arus pada trafo tiga fasa
PRIMER SEKUNDER
POLARITAS
Hal-hal perlu dilakukan dalam membuat trafo tiga fasa tersebut adalah mengengetahui
polaritas trafo satu fasa terlebih dahulu .Dengan mempertimbangkan kesamaan arah fluks
magnetik yang dibangkitkan oleh arus kumparan primer serta sekunder, maka dapat
diturunkan kesepakatan tentang titik (dot convention) dari kumparan trafo, yang selanjutnya
dikenal juga sebagai polaritas kumparan trafo. Penentuan titik pada kumparan primer dan
sekunder didasarkan pada aturan tangan kanan. Sebagai contoh, pada gambar 2.3 (sebelah
kiri), pada kasus b jika arus masuk melalui kumparan primer, maka arah fluks magnetik yang
muncul dalam inti trafo adalah sama dengan jika arus dimasukan juga melalui kumparan
sekundernya (ingat aturan tangan kanan,kepalan jari-jari adalah arah arus,jempol adalah arah
fluks ). Sehingga polaritas pada kumparan primer adalah sama dengan pada kumparan
sekunder. Untuk selanjutnya pada kumparan primer dan sekunder diberi tanda titik (seperti
pada gambar 2.3, sebelah kiri).
a.
b.
Polaritas trafo sangat penting untuk diketahui untuk memparalelkan trafo, men-serikan
trafo, untuk meningkatkan tegangan trafo ataupun menggabungkannya untuk membuat trafo
tiga fasa seperti ditunjukan gambar-gambar berikutnya.
Vo TR1
TR 1 V in
TR2
TR2
h u b u n g a n s e ri
h u b u n g a n p a r a le l
10
r R
TR1 TR1
S
s
TR2 TR2
t T
TR3 TR3
n e tra l N e tra l
Gambar 2.4. Penyambungan dua trafo menjadi paralel, seri dan tiga buah trafo satu fasa menjadi trafo
tiga fasa hubungan D-Y dan Y-D
PERCOBAAN-PERCOBAAN:
1. Percobaan Polaritas
2. Percobaan Parallel
3. Percobaan Seri
4. Hubungan Tiga Fasa
1. Pengujian polaritas :
a. Pada sumber 3 fasa
Masukkan kabel power 3 fasa ke sumber, lalu gunakan voltmeter (jangan lupa sumber adalah
listrik bolak balik atau AC) untuk mengukur tegangan antar steker (salah satu lubang steker 1
ke salah satu lubang steker 2 dan begitu juga dengan steker 3)
Jika pada voltmeter terbaca 220 V, maka fasa dan netral belum dapat diketahui karena itu
merupakan hubungan fasa netral
Jika pada voltmeter terbaca 380 V, maka kedua lubang steker tsb adalah fasa
Jika pada voltmeter terbaca 0 V, maka kedua lubang steker tsb adalah netral
Tandai fasa pada tiap steker tersebut dengan R, S, T dan semua netral pada tiap steker ditandai
dengan N
b. Pada trafo
Gunakan trafo yang tersedia di Laboratorium:
Merk Vililizer buatan Jepang.
Spesifikasi yang tertera pada name plate-nya sebagai berikut:
Primer Sekunder
Ambilah beberapa trafo dan dengan menggunakan testpen, beri tegangan sampai lampu
testpen menyala.
Maka tandai terminal yang menyebabkan testpen menyala. Titik itulah dijadikan sebagai
saluran fasa yang mengandung tegangan, sedangkan terminal yang tidak menyala, dianggap
sebagai netral.
Cobalah fasa dan netral sumber dibalik, maka apa yang terjadi, apakah polaritasnya berubah?
Beri kesimpulan dari percobaan tersebut,Apakah termasuk trafo penjumlah atau pengurang ?
11
Note :
Belum dicoba karena tidak ada testpen
A1 A1
TR1
Vs TR1
Vo
Vs TR2 Vo
TR 2
hu b u n g a n s e ri
h u b u n g a n p a r a le l
Gambar 2.4. Rangkaian percobaan parallel dan seri
Matikan catu daya dari panel PLN, Ukur tahanan masing-masing terminal, catatkan dan
Kesimpulan : ..
TR1 TR1
S
S s
TR2 TR2
T
T t
TR3 TR3
N e tra l
n e tra l
12
Matikan catu daya dari panel PLN, Ukur tahanan masing-masing terminal, catatkan dan
hidupkan catu daya PLN, Beri tegangan yang kecil (<50 V) untuk masing-masing fasa dan
ukur nilai nilai tegangan berikut ini :
VRS =
VST =
VRT =
VRN =
VTN =
VSN =
Lakukan percobaan yang sama untuk trafo berbeban resistif, induktif,kapasitif (pilih salah
satu)
Berilah kesimpulan.
MODUL III
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum Modul Mesin Arus Searah adalah sebagai berikut;
Menentukan tegangan jepit pada masing-masing percobaan;
Memahami perbedaan antara motor dan generator; dan
Mengetahui karakteristik motor saat diberi penguatan bebas, seri, dan paralel.
ALAT PRAKTIKUM
1. 2 Set DC Power Supply
2. 2 Set DC Motor/Generator
3. 2 Buah DC Volt Meter
4. 2 Buah DC Amperemeter
5. 1 Buah Tachometer
6. Jumper
I. PENDAHULUAN
Mesin Arus Searah (Selanjutnya disebut MAS) adalah mesin yang mengubah energi
listrik arus searah menjadi energi mekanis berupa putaran. Secara umum, MAS dapat
dibagi menjadi DUA jenis; Motor dan Generator, atau secara umum, MAS merupakan
13
mesin yang Multifungsi karena dapat berfungsi sebagai Motor atau sebagai Generator.
Motor adalah mesin yang mengubah Energi Listrik menjadi energi mekanik berupa
putaran, sedangkan Generator adalah sebaliknya, mengubah energi mekanik berupa
putaran menjadi energi Listrik.
Gambar
1:
14
Gambar 2:
Konstruksi Bagian Rotor
2. KUTUB MEDAN
Kutub medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub. Sepatu kutub yang
berdekatan dengan celah udara dibuat lebih besar dari badan inti. Dimana
fungsinya adalah untuk menahan kumparan medan di tempatnya dan
menghasilkan distribusi fluksi yang lebih baik yang tersebar di seluruh jangkar
dengan menggunakan permukaan yang melengkung
Inti kutub terbuat dari laminasi pelat-pelat baja yang terisolasi satu sama lain.
Sepatu kutub dilaminasi dan dibaut ke inti kutub. Maka kutub medan (inti
kutub dan sepatu kutub) direkatkan bersama-sama kemudian dibaut pada
rangka. Pada inti kutub ini dibelitkan kumparan medan yang terbuat dari
kawat tembaga yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi magnetik.
3. KUMPARAN MEDAN
Kumparan medan adalah susunan konduktor yang dibelitkan pada inti kutub.
Dimana konduktor tersebut terbuat dari kawat tembaga yang berbentuk bulat
ataupun persegi. Rangkaian medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi
utama dibentuk dari kumparan pada setiap kutub
4. JANGKAR
Inti jangkar yang umumnya digunakan dalam motor arus searah adalah
berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat
melilitkan kumparan jangkar tempat terbentuknya ggl induksi. Inti jangkar
terbuat dari bahan ferromagnetik. Bahan yang digunakan untuk jangkar ini
merupakan sejenis campuran baja silikon
5. KUMPARAN JANGKAR
Kumparan jangkar pada motor arus searah merupakan tempat dibangkitkannya
ggl induksi. Pada motor DC penguatan kompon panjang kumparan medan
serinya diserikan terhadap kumparan jangkar, sedangkan pada motor DC
penguatan kompon pendek kumparan medan serinya diparalel terhadap
kumparan jangkar.
6. KOMUTATOR
Untuk memperoleh tegangan searah diperlukan alat penyearah yang disebut
komutator dan sikat. Komutator terdiri dari sejumlah segmen tembaga yang
berbentuk lempengan-lempengan yang dirakit ke dalam silinder yang
terpasang pada poros. Dimana tiap-tiap lempengan atau segmen-segmen
komutator terisolasi dengan baik antara satu sama lainnya. Bahan isolasi yang
digunakan pada komutator adalah mikaa, dan gar dihasilkan tegangan arus
searah yang konstan, maka komutator yang digunakan hendaknya dalam
jumlah yang besar.
16
7. CELAH UDARA
Celah udara merupakan ruang atau celah antara permukaan jangkar dengan
permukaan sepatu kutub yang menyebabkan jangkar tidak bergesekan dengan
sepatu kutub. Fungsi dari celah udara adalah sebagai tempat mengalirnya
fluksi yang dihasilkan oleh kutub-kutub medan.
8. SIKAT-SIKAT
Sikat adalah jembatan bagi aliran arus ke lilitan jangkar. Dimana permukaan
sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik.
Sikat memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi. Sikat-sikat
terbuat dari bahan karbon dengan tingkat kekerasan yang bermacam-macam
dan dalam beberapa hal dibuat dari campuran karbon dan logam tembaga.
Sikat harus lebih lunak daripada segmen-segmen komutator supaya gesekan
yang terjadi antara segmen-segmen komutator dan sikat tidak mengakibatkan
ausnya komutator.
Bagian yang tidak berputar disebut stator yang menonjol berbentuk kutub sepatu dan
dikelilingi oleh kumparan. Jika kumparan ini dialiri arus searah makan akan
menghasilkan medan magnet ( ). Kumparan medan terbuat dari kawat tembaga yang
dililitkan dengan ukuran tertentu pada sebuah inti yang terbuat dari lembaran besi
tuang atau baja tuang. Sedangkan bagian yang bergerak di sebut rotor, pada rotor
dililitkan kumparan yang disebut kumparan jangkar.
Bila MAS berfungsi sebagai generator, medan magnet ( ) memasuki kumparan
jangkar yang berputar dengan kecepatan (n),maka dibangkitkan tegangan induksi
pada kumparan jangkar (Ea) berlaku hubungan :
dimana ;
17
n M ot
If Ea Vt
DC
Ea = Vt - IaRa
Ea = Cn
n = (Vt IaRa)/C
T = CIa
Dengan;
Ia : arus jangkar
C: konstanta
EaIa = Tm
m = 2 n /60
m : putaran motor dalam rad/s
2. Penguat Sendiri
MAS berpenguat sendiri dapat dibagi menjadi MAS parallel (shunt), seri,
kompon panjang, dan kompon pendek.MAS Berpenguatan Sendiri shunt dan
seri terlihat pada gambar 6.
G
Va=I x Ra
G
Va=I x R a
n M
n M
If Ea Vt
If
a) shunt b)seri
19
dimana :
Vf = tegangan eksitasi (Volt)
If = arus penguat (Ampere)
Ia = arus jangkar (Ampere)
n = kecepatan rotor (rpm)
T = torsi (Nm)
Pin = daya input (Watt)
Pout = daya output (Watt)
= Effisiensi
T d ,P d D a y a ,P d
T o r s i. T d
P e n g u a t a n t e r p is a h
A r u s ja n g k a r , Ia
Ia ,If
A ru s m e d a n , If
P u ta ra n ,n
T o rs i T e ta p D a y a te ta p
20
T d ,P d
D a y a ,P d
P e n g u a ta n S E R I
T o r s i. T d
A r u s ja n g k a r , I a
P u ta ra n ,n
T o rs i T e ta p D a y a te ta p
Pembebanan Motor
1. Beban motor adalah generator arus searah.
2. Atur Arus field generator sampai Vout generator bernilai 220 V.
Mematikan Motor
1. Atur field sehingga A1 menunjukan nilai maksimum.
2. Atur pengatur tegangan modul power supply sehingga V1 menunjukan nilai 0.
21
3. Dengan mengatur catu daya (arus penguat/Ip) mulai harga minimum sampai
maksimum, maka generator dalam keadaan beban nol
Pembebanan Generator
1. Tahanan beban Rb pada posisi maksimum
2. Naikkan tuas dc breaker pada posisi 1
3. Dengan mengatur Rb maka generator dalam keadaan berbeban
Mematikan Generator
1. Atur field rheostat sehingga A1 menunjukkan nilai maksimum
2. Atur pengatur tegangan modul power supply sehingga V1 menunjukkan 0
Langkah-langkah Percobaan
a. Menentukan n = n (If), V = C, T = 0.
1. Start motor
2. Atur pengatur tegangan modul power supply sampai nilai V1 tertentu dan
selama percobaan dijaga tetap.
3. Atur field rheostat dan catat nilai A1 dan n untuk setiap perubahan A1.
b. Menentukan n = n (V), If= C, T = 0
1. Atur Arus field untuk A1 tertentu dan selama percobaan dijaga tetap.
2. Atur pengatur tegangan modul power supply dan catat nilai V1 dan n untuk
setiap perubahan V1.
Langkah-langkah Percobaan
a. Menentukan n = n (If), V = C, T = C.
1. Start motor
2. Bebani motor dengan kopel tertentu dan nilai kopel ini selama percobaan
dijaga konstan.
3. Atur pengatur tegangan modul power supply sampai nilai V1 tertentu dan
selama percobaan dijaga tetap.
22
4. Untuk nilai kopel tertentu atur field rheostat dan catat nilai A1 dan n untuk
setiap perubahan A1.
b. Menentukan n = n (V), If = C, T = C.
1. Atur field rheostat sampai nilai A1 tertentu dan selama percobaan dijaga tetap.
2. Untuk nilai kopel tertentu, atur pengatur tegangan modul power supply, catat
nilai V1 dan n untuk setiap perubahan V1.
Catatan: untuk menjaga kopel konstan dengan mengatur Arus field generator
dan Rb.
23
Ea
D a e ra h
lin ie r
If
k a r a r a k t e r is t ik
p e m a g n e ta n
Gambar 3. 11. Karakteristik pemagnetan generator
Langkah-langkah Percobaan
a. Menentukan V = V(If), n = C, Ia = 0
Pasang rangkaian sesuai dengan Gambar 3.11.
Start motor
Putaran motor dijaga tetap dan catat nilainya.
Ubah nilai A4 dengan mengatur Rp kumparan medan generator sampai nilai
tertentu kemudian catat untuk perubahan nilai A4 dan V2.
b. Menentukan V = V(n), If = C, Ia = 0
Pasang rangkaian sesuai dengan Gambar 3.11.
Start motor
A4 dijaga tetap dan catat nilainya.
Ubah nilai n dengan mengatur V1 atau A1 motor sampai nilai tertentu
kemudian catat untuk perubahan nilai n dan V2.
Percobaan Berbeban
Tujuan
Menentukan besarnya tegangan jepit (V) sebagai fungsi arus beban (Ib) pada
putaran dan arus penguatan tetap.
V = V(Ib), n = C, If = C
Langkah-langkah Percobaan
24
MODUL IV
MESIN INDUKSI TIGA FASA
2 Tujuan Praktikum
- Mengetahui karakteristik kerja motor asinkron
- Mengetahui % slip
- Mengetahui pengaruh wye dan delta terhadap putaran mesin
- Mengetahui pengaruh beban terhadap putan mesin
A. Alat-alat praktikum
- 1 set motor AC
- 1 set motor DC
- 1 AC amperemeter
- 1 AC voltmeter
- 1 set variable AC
- 1 star-delta switch
- 1 tachometer
- 1 variabel resistor
- Jumper
B. Dasar Teori
25
Generator : mesin yang digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya
listrik.
Motor : mesin yang digunakan untuk mengubah daya listrik menjadi daya mekanik.
Mesin induksi terdiri atas kumparan-kumparan stator dan rotor yang berfungsi
membangkitkan gaya gerak listrik akibat adanya arus AC yang melewati kumparan-
kumparan tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan magnet antara stator
dan rotor.
1. Stator : Bagian motor yang tidak bergerak dan dicatu dengan tegangan listrik.
2. Celah udara: Tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor atau sebaliknya.
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari
kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor. Rotor bertumpu pada
bantalan poros terhadap stator dan tidak dicatu.
Konstruksi stator mesin induksi pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
26
1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti stator.
2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur merupakan
tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as.
Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu:
Ketika stator dicatu dengan tegangan AC 3 fasa, maka pada kumparan-kumparan stator akan timbul
medan putar dengan kecepatan sebesar n s. Flux yang dihasilkan oleh medan putar ini akan memotong
kumparan-kumparan pada rotor dan menimbulkan arus induksi pada rotor. Arus induksi yang
mengalir ini akan mengakibatkan timbulnya medan pada rotor. Interaksi medan rotor dengan medan
putar pada stator ini akan menumbulkan torsi yang menyebabkan rotor berputar searah dengan arah
medan putar rotor. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S).
ns
27
Pada motor DC maupun AC terdapat nameplate untuk membantu kita memilih motor
sesuai dengan bebannya.
2. Arus motor
Arus motor adalah arus yang diserap oleh kumparan-kumparan rotor dan
stator. Jika arus yang diberikan kurang maka motor tidak akan mampu bekerja
sesuai dengan beban yg diberikan.
3. Daya output
Beban yang diberikan pada motor harus disesuaikan dengan daya output
maksimal yang dapat dihasilkan motor. Jika beban yang diberikan lebih besar
dari daya maksimum motor maka motor akan mengalami kerusakan.
4. Putaran motor
Sesuaikan kecepatan putaran dengan kebutuhan beban.
5. Faktor daya
Faktor daya atau digunakan untuk mengetahui keadaan tegangan dan
arus pada kumparan rotor dan stator.
1. Bila =1 keadaan tegangan dan arus pada gulungan rotor
bersama-sama mencapai harga nol dan maksimum.
- Bila =0 keadaan arus tertinggal 90o
Starting
Ketika akan di-start, motor yang dalam keadaan diam memiliki slip maksimum. Akibatnya
tegangan induksi yang dibangkitkan pada kumparan rotor juga maksimum. Karena besar
impedansi lilitan rotor kecil, arus yang dihasilkan sangat besar. Apabila arus ini melebihi
ketahanan isolasi kawat, motor akan mengalami kerusakan. Salah satu cara untuk mengurangi
besar arus start adalah dengan menggunakan saklar Y-.
Perhitungan-perhitungan daya mesin yang dipakai adalah :
28
Langkah-langkah percobaan:
1. Wiring variable resistor (set pada 1 ohm), motor AC 3 fasa, dan star-delta switch
sesuai gambar.
2. Tracing hasil wiring untuk memastikan kesesuaiannya dengan gambar.
3. Hubungkan ke sumber tegangan 3 fasa.
4. Set star-delta switch pada .
5. Ukur kepatan rotor menggunakan tachometer pada resistansi 1 ohm sampai 6 ohm.
6. Set star-delta switch pada Y.
7. Ukur kepatan rotor menggunakan tachometer pada resistansi 1 ohm sampai 6 ohm.
8. Gambarkan grafik hubungan antara resistansi dan kecepatan rotor untuk keadaan
dan Y.
Langkah-langkah percobaan:
1. Wiring variable resistor (set pada 1 ohm), motor AC 3 fasa, star-delta switch, variable
AC, dan multimeter sesuai gambar.
2. Tracing hasil wiring untuk memastikan kesesuaiannya dengan gambar.
29
Langkah-langkah percobaan:
1. Wiring seperti pada percobaan 2 lalu gabung motor DC dengan generator AC.
Hubungkan multimeter dengan generator untuk mengukur tegangan output.
2. Tracing hasil wiring untuk memastikan kesesuaiannya dengan gambar.
3. Hubungkan ke sumber tegangan 3 fasa.
4. Atur tegangan input kemudian catat perubahan Vout dan n untuk setiap perubahan
tegangan input.
5. Gambarkan grafik Vin dan Vout.
30
MODUL V
MOTOR INDUKSI SATU FASA
A. Tujuan Praktikum
- Mengetahui karakteristik kerja motor induksi satu fasa
- Menghitung efisiensi dan % slip
- Mengetahui pengaruh kapasitor pada motor induksi
- Mengetahui daya keluar optimal motor
B. Alat-alat Praktikum
- 1 set Motor induksi satu fasa (pompa air)
- 1 AC amperemeter
- 1 AC voltmeter
- 1 variabel AC
- 1 wattmeter
- 1 tachometer
- 3 kapasitor non polar
- jumper
C. Dasar Teori
Motor satu fasa adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak
dengan sumber tegangan satu fasa sebagai inputannya. Motor satu fasa biasanya digunakan
untuk aplikasi kecil. Misalnya pada mesin penggerak pompa air, mesin cuci, kipas angin,
bor listrik, mesin pengatur suhu ruang(air conditioner),mixer dan lain-lain. Prinsip kerja
motor satu fasa hampir sama dengan motor induksi tiga fasa. Motor satu fasa memiliki rotor
sangkar (mirip dengan motor induksi tiga fasa) dan stator.
31
Bagian stator memiliki dua jenis lilitan,yakni lilitan utama(main winding) dan lilitan
bantu(auxiliary winding).Lilitan utama menghasilkan fluksi utama, keluar dari kutub utara
masuk ke ke kutub selatan.Lilitan bantu beroperasi pada selang waktu tertentu ketika
motor mulai akan berputar. Jumlah kutub lilitan utama sama dengan jumlah kutub yang
dimiliki lilitan bantu. Sepeti pada mesin induksi tiga fasa, motor satu fasa pun memiliki
dimana :
ns= kecepatan sinkron (rpm)
nr= kecepatan rotor (rpm)
f= frekuensi listrik (Hertz)
p= banyak kutub
Jika dua lilitan stator dengan impedansi yang tidak sama dipisahkan sejauh 90o listrik
dan terhubung secara parallel ke sumber satu fasa, medan yang dihasilkan akan tampak
berputar. Ini disebut dengan pemisahan fasa (phase splitting).
32
Langkah-langkah percobaan:
1. Wiring variabel AC, amperemeter, voltmeter, wattmeter dan motor seperti pada
gambar.
2. Tracing hasil wiring untuk memastikan kesesuaiannya dengan gambar.
3. Set variabel AC pada posisi nol, hubungkan dengan sumber tegangan satu fasa.
4. Naikkan tegangan input sampai motor mampu berputar.
5. Amati dan catat tegangan, arus, daya optimal, dan kecepatan putar motor.
1. Wiring sama seperti pada percobaan 1, pasang kapasitor non polar pada motor.
2. Lihat pengaruhnya terharap start motor
3. Amati dan catat tegangan, arus, daya optimal, dan kecepatan putar motor.
33
1. Wiring sama seperti pada percobaan 2, hubungkan dua kapasitor non polar secara
pararel.
2. Lihat pengaruhnya terharap start motor
3. Amati dan catat tegangan, arus, daya optimal, dan kecepatan putar motor.
Referensi :
34