Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEWARGANEGARAAN

Nama : Vita Krisdana Apriani

Kelas : 2A

NIM :P1337420216039

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai bangsa yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia tidak
terlepas dari dasar Negara yaitu Pancasila. Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik
Indonesia yang secara resmi disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7
bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Bangsa Indonesia telah menemukan jati
dirinya, yang didalamya tersimpul cirri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan
bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang
sederhana namun mendalam.

Berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila. Atas dasar inilah maka sangat penting bagi para
generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus untuk mengkaji, memahami,
dan mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki
suatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai yang
dimilikinya sendiri. Intelektual kampus yaitu mahasiswa yang selalu berupaya untuk
mendapat ilmu yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.

Tidak hanya mendapatkan ilmu, namun seorang mahasiswa juga harus berusaha untuk
dapat mengembangkan ilmu tersebut. Banyak sekali sudut pandang atau pedoman yang dapat
digunakan dalam mengembangkan ilmu, tetapi sebagai mahasiswa dan warga negara
Republik Indonesia diharapkan mampu mengembangkan ilmu serta memahami,
menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya
secara berkesinambungan dan konsisten berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasarnya
sehingga sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah analisis nilai-nilai sila ke 4?


b. Apakah penerapan nilai nilai sila ke 4?
c. Bagaimana mengungkap hakikat nilai sila ke 4 berdasar problem?
d. Apakah bukti kegiatan nilai sila ke 4?
e. Apakah nilai sila ke 4 sebagai dasar pengembangan ilmu?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

a. Untuk mengetahui analisis nilai-nilai sila ke 4.


b. Untuk mengetahui penerapan nilai nilai sila ke 4.
c. Untuk mengetahui mengungkap hakikat nilai sila ke 4 berdasar problem.
d. Untuk mengetahui bukti kegiatan nilai sila ke 4.
e. Untuk mengetahui nilai sila ke 4 sebagai dasar pengembangan ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis nilai-nilai sila ke 4


Menganalisis ilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat adalah :
1. Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia menganut
demokrasi.
2. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan
dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab, serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan
hati nurani.
3. Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal,
berdasarkan kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk mufakat.
4. Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian
dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan melalui badan perwakilan rakyat.
5. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat
bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan yang Maha Esa.
6. Menjujung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
7. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.
8. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan adalah
merupakan suatu bawaan kodrat manusia.
9. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku
maupun agama.
10. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab.
11. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang adil dan beradab.
12. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan social agar tercapainya
tujuan bersama
.
2.2 Penerapan nilai-nilai sila ke 4

1. Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
2. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
diatas kepentingan pribadi dan golongan.
3. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakn hasil keputusan
musyawarah.
4. Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
5. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
6. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam musyawarah.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan keadilan, serta
mengutamakan persatuan dan kesatuan bersama.
8. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
permusyawaratan.

2.3 Hakikat nilai sila ke 4 berdasar problem yang ditemui

Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok manusia dalam suatu wilayah
tertentu kerakyatan dalam hubungan dengan sila IV bahwa kekuasaan yang tertinggi berada
ditangan rakyat. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat
dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa kepentingan rakyat dan
dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab. Permusyawaratan adalah suatu tata
cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan
kehendak rakyat hingga mencapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau
mupakat. Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedura) mengusahakan turut
sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara melalui badan-badan
perwakilan.

Jadi sila ke IV adalah bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui sistem
perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musawarah dengan pikiran
yang sehat serta penuh tanggung jawab baik kepada Tuhan yang maha Esa maupun kepada
rakyat yang diwakilinya. Hakekat pengertian itu sesuai dengan pembukaan UUD alenia
empat dan pasal-pasal 1,2,3,28 dan 37 UUD 1945.

Bukti adanya pelanggaran terhadap sila keempat pancasila :

a) Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat

Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika
menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu
diperagakan di depan kamera. itulah yang di sebut kedewasaan di dalam
demokrasi,kebebasan berekspresi dan berpendapat benar-benar di terapkan oleh anggotra
DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas menyimpang dari
amanat rakyat.sama halnya dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam
pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur. Dan biasanya
keputusan yang diambil dewan perwakilan hanya menguntungkan bagi beberapa pihak saja
dan tidak berpihak pada rakyat.

b) Hukuman Antara Koruptor Dengan Pencuri Kakao, dan Semangka

Saya tidak tahu apakah Polisi dan Jaksa kita kekurangan pekerjaan sehingga kasus
pengambilan 3 biji kakao senilai Rp 2.100 harus dibawa ke pengadilan. Begitu pula dengan
kasus pencurian satu buah semangka, di mana kedua tersangka disiksa dan ditahan polisi
selama 2 bulan dan terancam hukuman 5 tahun penjara. Sebaliknya untuk kasus hilangnya
uang rakyat senilai rp 6,7 trilyun di Bank Century, polisi dan jaksa nyaris tidak ada geraknya
kecuali pak Susno Duadji yang ke Singapura menemui Anggoro salah satu penerima talangan
Bank Century. Ini juga membuktikan bagaimana Indonesia yang kaya alamnya ini tidak
memberi manfaat apa-apa bagi rakyatnya. Pihak asing bebas mengambil minyak, gas, emas,
perak, tembaga senilai ribuan trilyun/tahun dari Indonesia. Tapi rakyat Indonesia mayoritas
hidup miskin. Baru mengambil 3 biji kakao saja langsung dipenjara. Itulah gambaran hukum
yang terjadi di Indonesia.

Tidak adanya keadilan hukuman antara rakyat miskin dengan orang yang berkuasa.
Hal in menunjukkan bahwa hukum di Indonesia dapat dengan mudahnya diperjual belikan
bagi mereka yang mempunyai uang. Memang sungguh ironis ini terjadi dinegara kita, yang
notabennya adalah negara hukum, tetapi hukum yang berjalan sangatlah amburadul.
Seharusnya pemerintah lebih tegas kepada mafia hukum, yang telah banyak mencuri hak-hak
rakyat kecil. Satgas pemberantasan mafia hukum seharusnya segera melakukan langkah-
langkah penting. Salah satu yang perlu dilakukan adalah memberikan efek jera kepada para
pejabat yang ketahuan memberikan fasilitas lebih dan mudah kepada mereka yang terlibat
dalam kejahatan. Selain itu, kepada para pelaku kejahatan yang terbukti mencoba atau
melakukan transaksi atas nama uang, harus diberikan hukuman tambahan. Memberikan efek
jera demikian akan membuat mereka tidak ingin berpikir melakukan hal demikian lagi.
2.4 Bukti kegiatan nilai sila ke 4

1) Di lingkungan keluarga:

a) Pembangunan rumah dengan perencanaan yang dimusyawarahkan terlebih dahulu.


b) Musyawarah pembentukan panitia acara perkawinan, khitanan, atau rekreasi.
c) Pembagian harta waris secara musyawarah.
d) Pembagian tugas kerja anggota keluarga.
e) Musyawarah penyelesaian masalah pada saat tertimpa musibah.

2) Di lingkungan sekolah:

a) Pemilihan ketua kelas, pengurus dan ketua OSIS


b) Pemilihan ketua regu dalam Pramuka.
c) OSIS menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler.
d) Melaksanakan diskusi kelompok/kelas.
e) Pembagian tugas dalam penyelesaian tugas sekolah.
f) Ada perwakilan kelas yang menyalurkan aspirasi anggota OSIS pada pengurus OSIS, dan
sebaliknya.
g) Menyalurkan opini/pendapat melalui majalah dinding.

3) Di lingkungan masyarakat:

a) Perumusan dan pengesahan rencana anggaran pendapatan dan belanja pembangunan


RW/Desa.
b) PembangunanBalai Desa.
c) Pembangunan sarana umum.
d) Pemilihan ketua RT, RW, dan pengurus LKMD, serta kepala desa.
e) Musyawarah dan gotong royong pembangunan sarana umum.
f) Pemberdayaan Badan Musyawarah Desa
2.5 Nilai sila ke 4 sebagai dasar pengembangan ilmu

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan mendasari pengembangan Iptek secara demokratis. Artinya
setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan Iptek. Selain itu, dalam
pengembangan Iptek setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan
oang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun
dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan


perwakilan, meminta kita membuka kesempatan yang sama bagi semua warga untuk dapat
mengembangkan IPTEK dan mengenyam hasilnya sesuai kemampuan dan keperluan masing-
masing, sehingga tidak adanya monopoli IPTEK. (T. Jacob, 2000;155)

Pengaruh nilai Kerakyatan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) adalah meningkatkan kreatifitas masyarakat Indonesia untuk menghasilkan suatu
karya cipta dalam bidang apapun untuk kesejahteraan warga negara Indonesia. Seorang
penemu muda Ricky Elson contohnya. Beliau dan rekan-rekannya berhasil menciptakan
mobil listrik Indonesia pertama yaitu Tuxuci kemudian dikaji ulang hingga pada tahun 2013
telah muncul mobil bertenaga listrik Selo. Pada saat ini Ricky Elson pemuda Indonesia
berusia 33 tahun tengah mengembangkan becak listrik dan pembangkit listrik tenaga angin di
daerah sumba yang menjadi pembangkit listrik tenaga angin terbaik di dunia.

Dengan selalu berupaya demi kebangkitan Indonesia dan nilai Kerakyatan sebagai dasar
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), tangan-tangan ahli anak Indonesia
menciptakan ide-ide kreatif yang menghasilkan intelektual properti.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang terumuskan dari proses
akulturasi budaya nusantara yang berlangsung berabad-abad. Sebagai dasar negara, Pancasila
merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan. Dalam
kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam
memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna
hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Filsafat Pancasila merupakan landasar dalam proses
berfikir dan berpengetahuan.
Pancasila sebagai dasar negara terdiri dari lima sila yang berasal dari pemikiran hasil
akulturasi budaya nusantara. Sila-sila dalam Pancasila memliki keterkaitan atau berhubungan
dan saling melandasi. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan landasan utama
dari kempat sila lainnya. Hal ini menjadikan Pancasila sebagai sistem yang saling terkait tak
terpisahkan.
Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia tak bisa terlepas dari dunia luar. Ilmu
pengetahuan di Indonesia pada dasarnya telah berlangsung sebelum era bangsa eropa masuk
ke nusantara hingga pada masa pasca kemerdekaan.
DAFTAR PUSTAKA

Wityasiwi, annisa. 2015. http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-contoh-perilaku-


sikap-positif-sesuai-sila-ke-4-keempat-pancasila/ diakses tanggal 30 juli 2017

Kaelan, 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

Yudhistira, bram. 2015. http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-contoh-perilaku-sikap-


positif-sesuai-sila-ke-4-keempat-pancasila/ diakses tanggal 30 juli

Wahyuni, Nur. 2016. http://nuragung89.blogspot.co.id/2016/01/penyimpangan-pancasila-sila-ke-


4.html. diakses tanggal 30 juli 2017

Risky, Bahrul. 2012. http://bakhrul-25-rizky.blogspot.co.id/2012/03/analisis-pancasila-sila-


keempat.html diakses tanggal 30 juli 2017

Hakim, Azzinun. 2016. https://www.academia.edu/15969283/Hakikat_Sila-Sila_Pancasila?


auto=download. Diakses tanggal 3o juli 2017

Anda mungkin juga menyukai