Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

A. Konsep Dasar Istirahat Dan Tidur

1. Definisi istirahat dan tidur


Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
perasaan gelisah. Jadi beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktifitas sama sekali.
Terkadang berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat
(Hidayat,2006).
Ketika orang sedang beristirahat mereka berada pada keadaan aktifitas mental dan fisik
yang menyegarkan mereka kembali, bergairah kembali, dan siap untuk menyelesaikan
aktifitas hari itu. (Patricia A, Potter.Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan :
Konsep, proses dan praktik vol: 2. Jakarta : EGC
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang
terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa
tenaganya terasa pulih.

2. Klasifikasi berdasarkan hasil rekaman EEG :


a. NREM
Periode tidur gelombang rendah, sekitar 75-85 % dari total tidur adalah NREM
b. REM
Periode tidur paradoksial, 20-25 % dari total tidur kita adalah REM

3. Epidemiologi
a. Insomnia : persepsi subjektif mengenai ketidakmampuan kronis dalam mendapatkan
kualitas tidur yang memadai. Sebab Insomnia :
1. Fisik : Nyeri.
2. Psikologis : Cemas.
3. Lingkungan : Ruang bising.
b. Hipersomnia : Tidur berlebihan, teruatama siang hari, sebab hipersomnia :
1. Fisik : ganguan pada ginjal, liver, dan lain-lain
2. Psikologis : mekanisme koping seseorang ketika tidak memiliki keinginan untuk
menjalani keinginan.
3. Kerusakan otak.
c. Narkolepsi
Perasaan mengantuk yang menyerang tiba-tiba, bisa terjadi beberapa kali
meskipun sudah tidur malam harinya, sebab Narkolepsi belum di ketahui.
d. Apnea Tidur
Gangguan yang di cirikan dengan kurangnya aliran uadara melalui hidung dan
mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Klien mengalami apnea tidur
seringkali tidak memiliki tidur dalam yang signifikan.

1. Apnea tidur obstruktif : hilangnya nafas scara periodic saat tidur karena obstruktif
(mengecilnya ) jalan nafas .
2. Apnea tidur central : hilangnya nafas secara periodic saat tidur karena gangguan
neurologius pusat respirasi di batang otak.
3. Apnea tidur campuran : campuran apnea central dan obstruktif.

4. Penyebab Atau Etiologi Gangguan Istirahat dan Tidur


a. Usia
b. Lingkungan
c. Kelelahan
d. Gaya Hidup
e. Stress Psikologis
f. Penggunaan alcohol dan stimulant
g. Makanan
h. Rokok
i. Motivasi untuk tetap terjaga
j. Penyakit
k. Pengobatan

5. Faktor Predisposisi Gangguan Istirahat dan Tidur


a. Factor biologis
1. Obat-obatan dan substansi
2. Penyakit fisik
3. Gaya hidup
b. Factor psikologis
1. Stress emosional
Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur, stres
emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan sering kali mengarah
frustasi apabila tidak tidur.
c. Factor lingkungan
Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada perempuan untuk
tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang tenang.

6. Patofisiologi gangguan istirahat dan tidur


Patofisiologi tidur
Siklus tidur atau bangun di atur oleh reticular activating sistem (RAS) yang terletak di
batang otak teratas. Kondisi bangun atau terjaga di mulai ketika RAS di aktifkan dengan
stimuli dari area korteks selebral dan organ sensoris ( misalnya nyeri sinyal visual, sensasi
visceral, dan sinyal proprioseptif )
Tidur dimulai dari sel-sel RAS kehilangan kemampuan dalam berespon terhadap
neurotrasmiter di atas, biasanya karena di pengaruhi oleh GABA ( Gamma-amindastriyric
Acid )
Irama jam biologis merupakan pola fungsi biologis utama dan fungsi prilaku. Irama
sirkadran, termasuk siklus tidur bangun harian, dipengaruhi oleh cahaya dan suhu serta
factor-faktor eksternal seperti aktifitas social dan rutinitas pekerjaan.

PATHWAY GANGGUAN POLA TIDUR

BISING

KETIDAK PUASAN TIDUR

MENYATAKAN SERING TERJAGA

PERUBAHAN POLA TIDUR NORMAL

GANGGUAN POLA TIDUR

Gangguan ( Mis. Untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan lain )

Perubahan pola tidur normal

Menyatakan sering terjaga

Ketidak puasan tidur

Gangguan pola tidur


PATHWAY DEPRIVASI TIDUR

Penggunaan obat / suplemen penahan kantuk

Sering memberontak

Apatis

Halusinasi

Deprivasi tidur

Narkolepsi

Ketidakmampuan konsentrasi

Keletihan

Gelisah

Lesu

Deprivasi tidur

7. Gejala klinis
a. Obat rileks, reflex tidak ada
b. Terdapat penurunan pada HR, BP, RR suhu, dan BMR
c. REM atau mata bergerak cepat
d. Muncul mimpi
e. Peningkatan sekresi gaster
f. Penurunan TTV yang signifikan

8. Pemeriksaan fisik
a. Penampakan wajah
1. Area gelap disekitar mata
2. Kelopak mata bengkak
3. Mata sayu
4. Ekspresi wajah terbatas
b. Perilaku
1. Iritabilitas
2. Tampak lelah
3. Acuh tak acuh
4. Bicara lamban
5. Postur tubuh tidak tegak
6. Tremor
7. Menguap
8. Menggosok mata
9. Menarik diri
10. Bingung
11. Koordinasi tubuh terganggu
c. Tingkat energi
1. Lemah secara fisik
2. Latergi
3. Lelah
d. Devisi seprum
e. Leher bengkak/besar
f. Obesitas

9. Pemeriksaan diagnostik
a. Polisomnografi, memiliki EEG, elektromigram, elektrokulogram
b. Monitor suara nafas dan aliran udara
c. EKG
d. Gerakan kaki
e. Saturasi O2

10. Pragnosis
Siklus tidur berlangsung 1-2 jam, rata-rata 50 menit.
a. Sekitar 20-3- menit : tahap 1,2,3
b. Sekitar 30 menit : tahap 4
c. Sekitar 10 menit : 3, tahap 2
d. Sekitar 10 menit : REM

11. Therapy / tindakan keperawatan


a. Suara laut lebih efektif membantu tidur.
b. Suara dapat membantu tidur dengan menutupi suara yang lain atau
menyediakan suara focus perhatian saat tidur.
c. Penilaian profesional dalam penyusunan suara untuk meningkatkan kualitas
tidur yang yang dipersepsikan perlu digunakan karena beberapa klien merasa
bahwa suara meningkatkan ketidak nyamanan .

12. Penatalaksanaan
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman
1. Kurangi distrasi lingkungan
2. Beri lingkungan tidak berisik
3. Beri lingkungan yang nyaman
4. Kurangi gangguan saat pasien tidur
b. Berikan lagu tidur yang longgar
c. Bantu pasien mencuci muka/ gosok gigi sebelum tidur
d. Beri massage punggung
e. Beri posisi yang nyaman
f. Kaji pengobatan
g. Berikan analgesik pada pasien nyeri
h. Berikan bronkadilator pada pasien gangguan pernafasan
i. Perhatikan keluhan pasien
j. Lakukan aktivitas yang cukup disiang hari
k. Hindari alcohol dan makanan yang mengantuk kafein
l. Gunakan obat tidur dengan bijaksana
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
1. Masalahn tidur yang pernah di alami
2. Riwayat penyakit tidur
a. Apakah sering mengalami gangguan tidur seperti mengompol, ereksi saat tidur
dan gangguan nafas saat tidur
b. Bagaimana frekuensi saat pengkajian
3. Gaya hidup
a. Merokok, keluarga perokok, dan lingkungan kerja dengan perokok
b. Keluhan utama di kumpulkan untuk menetapkan prioritas intervensi keperawatan dan
untuk mengkaji tingkat pemahaman klien tentang kondisi kesehatannya saat ini.
c. Data subjektif
1. Cemas
2. Gelisah
3. Kelelahan
4. Sakit kepala
5. Nyeri dada saat tidur
d. Data objektif
1. Insomnia
2. Hipersomnia
3. Narkolepsi
4. Apnea tidur
5. Parasomnia
6. Deprikasi tidur

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


a. Gangguan pola tidur ( sulit tertidur ) b/d kebisingan lingkunmgan dan nyeri
b. Gangguan pola tidur (sering terbangun ) b/d ketergantungan terhadap obat-obatan
c. Gangguan pertukaran gas selama tidur b/d perubahan oksigen
3. Intervensi
NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Gangguan pola Setelah di berikan 1. Kaji KU, TTV, dan 1. Peningkatan
tidur (sulit asuhan keperawatan di kualitas tidur suhu dan TD
tertidur ) harapkan masalah pasien mempengaruhi
dapat teratasi dengan 2. Berikan tehnik kualitas tidur
kreteria hasil : relaksasi pasien
a. Klien tertidur 30 progresif 2. Efek dari
menit setelah sebelum pasien relaksasi
naik ke tempat tidur memerlukan
tidur 3. Anjurkan pada pemeriksaan
b. Klien pasien untuk lebih lanjut
menggunakan menghilangkan 3. Kafein dan
terapi relaksasi konsumsi kafein alcohol
setiap malam dan alcohol dari mengganggu
sebelum tidur diet pasien di siklus tidur
c. Klien malam hari 4. Sebagai terapi
melaporkan 4. Kolaborasi pasien
perasaan segar dengan tenaga
di saat medis lain dalam
terbangun dari pemeberian obat
tidur di pagi hari tidur jika di
perlukan
2. Gangguan pola Setelah di berikan 1. Kaji jalan tidur 1. Jam tidur yang
tidur ( sering asuhan keperawatan di pasien adekuat
terbangun ) harapkan klien mampu 2. Ciptakan membantu
mengurangi lingkungan yang mengoptimalk
ketergantungan nyaman bagi an jam tidur
terhadap obat-obatan pasien pasien
dan kreteria hasil : 3. Jelaskan 2. Lingkungan
a. Klien dapat pentingnya tidur yang nyaman
tertidur 30 yang adekuat merupakan
menit tanpa 4. Kolaborasi cara salah satu
mengkonsumsi dengan syarat untuk
obat-obatan pemberian obat istirahat
yang membantu tidur adekuat
dalam tidur 3. memeberi
b. Klien pengertian
melaporkan bagi pasien
rasa puas untuk istirahat
dengan kualitas scara optimal
tidurnya 4. Sebagai terapi
untuk pasien

3 Gangguan Setelah di berikan askep 1. Monitor pola 1. Mengobservasi


pertukaran gas di harapkan klien dapat nafas pasien bila ada
slama tidur menerima suplai O2 saat tidur gangguan pola
yang memadai dengan 2. Posisikan nafas
kreteria hasil : pasien untuk 2. Posisi yang
a. Klien bangun memaksimalka nyaman
dengan badan n ventilasi saat mengoptimalk
segar tidur an saat
b. Klien tidak 3. Ajarkan respirasi
terbangun keluarga pasien 3. Lingkungan
karna kesulitan untuk yang nyaman
bernafas menciptakan merupakan
lingkungan yang cara salah satu
nyaman syarat untuk
4. Kolaborasi istirahat yang
dalam adekuat
pemberian 4. Sebagai terapi
bisolvon bila untuk pasien
perlu

5. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah melaksanakan intervensi keperawatan

6. Evaluasi keperawatan
a. Gangguan pola tidur (sulit tidur)
1. Klien tertidur 30 menit
2. Klien menggunakan tehnik relaksasi setiap malam
3. Klien melaporkan perasaan segar di saat terbangun dari tidur di pagi hari
b. Gangguan pola tidur (sulit terbangun)
1. Klien dapat tertidur dalam waktu 30 menit tanpa mengonsumsi obat-obatan yang
membantu dalam tidur
2. Klien merasa puas dengan kualitas tidurnya
c. Gangguan pertukaran gas selama tidur
1. Klien bangun dengan badan segar
2. Klien tidak terbangun karena sulit bernafas
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Vol:2. Jakarta : EGC

Nanda Internasional (2011). Diagnosa Kperawatan. Jakarta: EGC


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

DI RSUD WANGAYA DENPASAR

Mengetahui Mengetahui

Pembimbing ruangan Mahasiswa

( ) ( I Putu Diki Justiawan )

Mengetahui

Pembimbing akademik

( )

Anda mungkin juga menyukai