PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
1. Apa peran dan fungsi pemimpin dalam pencapaian visi dan misi organisasi ?
2. Apa perbedaan peran pemimpin dan manajer ?
3. Apa saja indikator kepemimpinan ?
4. Bagaimana gambaran teori dan gaya kepemimpinan ?
5. Bagaimana bentuk – bentuk hubungan pemimpin dan bawahan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran dan Fungsi Pemimpin dalam Pencapaian Visi dan Misi Organisasi
2.1.1 Peran
Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak hal.
Kegiatan tersebut mencakup cara mengarahkan, menunjukkan jalan,
menyupervisi, mengawasi tindakan anak buah, mengoordinasikan kegiatan
yang sedang atau akan dilakukan, dan mempersatukan usaha dan berbagai
individu yang memiliki karakteristik yang berbeda (Gillies,1994). (Dengan
demikian, kegiatan kepemimpinan selalu bersinggungan dengan kegiatan
dalam manajemen.Brosten, Hayman dan Naylor (1979) menyebutkan bahwa
kegiatan kepemimpinan paling sedikit mencakup 4 hal yang terkait dengan
kegiatan manajerial, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan
pengendalian.
2.1.2 Fungsi
Menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan 5 fungsi
pokok kepemimpinan,yaitu:
1. Fungsi instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikastor yang menentukan apa (isi
perintah), bagaimana (cara menjalankan perintah), bila mana (waktu
memulai, melaksanakan, dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat
mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif.
Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2. Fungsi konsultatif
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebgai komunikasi
dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usahan
3
menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan
berkonsultasi dengan orang – orang yang dipimpinnya
3. Fungsi partisipatif
Dalam menjalankanufngsi artisipatif pemimpin berusaha
mengaktifkan ornag – orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan
keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok
memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas – tugas pokok, sesuai
dengan posisi masing – masing.
4. Fungsi delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi pemimpin memberikan
pelimpahan wewenag membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi
delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang
yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggung jawab.
5. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif
harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara maksimal.dalam melaksanakan fungsi pengendalian,
pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.
4
(leader) dan manajer merupakan dua konsep yang berbeda dan terdapat
perbedaan diantara keduanya.
Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat
kepemimpinan personality atau authority(berwibawa). Ia disegani dan
berwibawa terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan
kemampuan serta didukung perilakunnya yang baik. Pemimpin (leader) dapat
memimpin organisasi formal maupun informal, dan menjadi panutan bagi
bawahan (pengikut)nya. Biasanya tipe kepemimpinannya adalah “partisipatif
leader” dan falsafah kepemimpinannya adalah “pimpinan untuk bawahan”.
Sedangkan manajer juga merupakan seorang pemimpin, yang dalam praktek
kepemimpinannya hanya berdasarkan “kekuasaan atau authority formalnya”
saja. Bawahan atau karyawan atau staf menuruti perintah-perintahnya karena
takut dikenakan hukuman oleh manajer tersebut. Manajer biasanya hanya dapat
memimpin organisasi formal saja dan tipe kepemimpinannya ialah “autocratis
leader” dengan falsafahnya ialah bahwa “bawahan adalah untuk pemimpin”.
Perbedaan Manajer dan Pemimpin
Manajer Pemimpin
1. Mengelola 1. Berinovasi
2. Dapat di cetak 2. Tidak dapat di cetak
3. Memelihara 3. Mengembangkan
4. Memfokuskan pada sistem dan 4. Memfokuskan pada orang-
struktur orang (bawahan)
5. Mengandalkan control 5. Menumbuhkan kepercayaan
6. Berorientasi jangka pendek 6. Memiliki perspektif jangka
7. Bertanya bagaimana dan kapan panjang
8. Berorientasi pada hasil 7. Bertanya apa dan mengapa
9. Meniru 8. Berorientasi pada peluang-
10. Menerima status quo peluang masa depan
11. Seperti tentara yang siap selalu 9. Menciptakan
5
diperintah 10. Menentang status quo
12. Melakukan dengan benar 11. Adalah dirinya sendiri
12. Melakukan hal yang benar
6
ada, berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangatdan daya kerja
cepat semaksimal mungkin.
e. Menciptakan rasa aman
Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi
parabawahannya. Dan ini hanya dapat dilaksanakan apabila setiappemimpin
mampu memelihara hal-hal yang positif, sikap optimismdi dalam menghadapi
segala permasalahan, sehingga dalammelaksanakan tugas-tugasnya, bawahan
merasa aman, bebas darisegala perasaan gelisah, kekhawatiran, merasa
memperoleh jaminankeamanan dari pimpinan.
f. Sebagai wakil organisasi
Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun,
selalumemandang atasan atau pimpinannya mempunyai peranan dalamsegala
bidang kegiatan, lebih-lebih yang menganut prinsip-prinsipketeladanan atau
panutan-panutan. Seorang pemimpin adalah segalasegalanya, oleh karena itu
segala perilaku, perbuatan, dan katakatanya akan selalu memberikan kesan-
kesan tertentu terhadaporganisasinya.
g. Sumber inspirasi
Seorang pemimpin pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi
parabawahannya. Oleh karena itu, setiap pemimpin harus selalu
dapatmembangkitkan semangat para bawahan sehingga bawahan
menerimadan memahami tujuan organisasi dengan antusias dan bekerja
secaraefektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.
h. Bersikap menghargai
Setiap orang pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan
danpenghargaan diri pada orang lain. Demikian pula setiap bawahandalam
organisasi memerlukan adanya pengakuan dan penghargaandari atasan. Oleh
karena itu, menjadi suatu kewajiban bagi pemimpinuntuk mau memberikan
penghargaan atau pengakuan dalam bentukapapun kepada bawahannya.
7
2.4 Gambaran Teori dan Gaya Kepemimpinan
2.4.1 Teori Kepemimpinan
1. Teori kepemimpinan sifat (Trait theory)
Analisis imliah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama di Yunani
kuno dan di Romawi yang bernggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan
bukannya diciptakan.Dalam perkembangan, teori ini mendapat pengaruh dari
aliran perilaku pemikir piskologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya tidak dilahirkan, akan tetapi juga dapat di
capai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat
fisik, mental, dan kepribadian.
2. Teori kepemimpinan perilaku dan situasi
Berdasarkan penelitian perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan
teori ini memilki kecenderungan kearah 2 hal :
a. Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yang menggambarkan
hubungan akrab dengan bawahan. Contoh membela bawahan, member
masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
bawahan.
b. Struktur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh bawahan mendapat
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan dan hasil apa yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah
bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi
kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga. Kemudian juga
timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus
merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus merupakan
8
seorang pendiagnosa yang baik fan harus bersifat fleksibel, sesuai
dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
c. Teori kontingensi
Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu system manajemen
yang optimum, system tergantung pada tempat perubahan
lingkungannya. System ini disebut system organic (sebagai lawan
system mekanistik), pada system ini mempunyai beberapa ciri :
- Substansinya adalah manusia bukan tugas.
- Kurang menekankan hirarki.
- Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama.
- Struktur saling berhbungan, fleksibel dalam bentuk kelompok.
- Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma
d. Teori behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikoloki ynag memandang
individu hanya dari sisi fenomena jasmania dan mengabaikan aspek –
aspek mental. Dengan kata lain behaviorisme tidak mengakui adanya
kecerdasan, bakat, minat dan perasan individu dalam suatu belajar.
Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada
pemahaman tentang pekerja lebih berorientasi pad manusia sebagai
pelaku.
e. Teori humanistic
Teori ini menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teor humanistic
biasanya dicirikan dengan adanya Susana saling menghargai dan
adanya kebebasan. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah
manusia merupakan “motivated organism”. Orgnaisasi memiliki
stuktur dan system control tertentu. Fungsi kepemimpinan adalah
memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisaskan
potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu
yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok.
9
(Blanchard & Zigarmi, 2001)
10
Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup
besar. Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi
bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman.
Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh
bawahan.
4. Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan,
menggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi bawahan.
Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
11
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan dengan musyawarah. Gaya ini pada dasarnya
sesuai dengan Teori Y.
4. Gaya Kepemimpinan Santai
Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan
diserahkan pada bawahannya (Azwar dalam Nursalam, 2008: 64)
12
e. Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang
Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang
dan kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau
pekarjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai
dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada
kepentiungan tugas. Motivasi denganreward dan punishment.
2. Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan
setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya untuk
mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan
sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya.
Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
3. Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin
yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan
tindakan tersebut pada bawahannya. Staf dimintai saran dan kritiknya
serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan
akhir ada pada kelompok.
4. Bebas Tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan
tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi
pekarjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai
sumber informasi dan pengendalian secara minimal.
13
Untuk mencegah terjadinya konflik dalam suatu perusahaan antara
pimpinan dengan bawahan, maka perlu adanya langkah-langkah yang di
lakukan,demi kebaikan suatu perusahaan. Adapun langkah-langkah yang di
maksud di antaranya:
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi misalnya dengan membuat papan
pengumuman atau pengumuman atau melalui loadspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar
dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin karena dengan
komunikasi yang dua arah yang akan mengurangi masalah di
lapangan.
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan,
pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap
individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal
komunikasi.
4. Adapun cara memecahkan masalah dalam suatu perusahaan, seperti:
a. Mediasi
b. Arbitrasi
c. Konsliasi
d. Pengadilan industry
14
perusahaan atau tempat seseorang tersebut bekerja. Selain itu, motivasi kerja
sangat dipengaruhi oleh perasaan aman dalam bekerja, penghasilan atau gaji
yang adil dan kompetitif, kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan,
penghargaan dan pengakuan atas prestasi kerja, serta perlakuan yang adil dari
pimpinan.
2.5.4 Pemberdayaan
Melalui pemberdayaan, pemimpin memberikan bawahannya rasa
pencapaian , kepemilikan dan harga diri. Satu cara pemimpin perawat dapat
memberdayakan staf adalah mendiskusikan dengan mereka ide – ide tentang
memberikan perawatan klien.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, menggerakkan, mengarahkan,
mendorong, dan mengajak orang lain untuk bekerja sama dan mau bekerja secara
produktif guna pencapaian tujuan tertentu, sehingga indikator yang digunakan
dalam variabel kepemimpinan adalah menggunakan teori dari Wahjosumidjo
yaitu: bersifat adil, memberi sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai
katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi,
dan bersikap menghargai.
Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan
kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu:
a. Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekarjaan.
Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin
menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.
Informasi yang diberikan hanya pada kepentiungan tugas. Motivasi
denganreward dan punishment.
b. Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan
setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong
ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri.
Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi
diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
c. Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin
yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan
tindakan tersebut pada bawahannya. Staf dimintai saran dan kritiknya serta
16
mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada
pada kelompok.
d. Bebas Tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan
tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi
pekarjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber
informasi dan pengendalian secara minimal.
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18