Komplikasi Post - Op Renal Failure
Komplikasi Post - Op Renal Failure
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hiperkalemia
a. Definisi hiperkalemia
ekstraseluler akan terbentuk karena hampir 98% dari total kalium berada
resiko tinggi untuk berkembang menjadi aritmia yang fatal, seperti pada
b. Pemeriksaan penunjang
d) Gelombang P menghilang
c. Manifestasi
menurun dan interval QRS melebar (biasanya terlihat pada nilai kalium
juga terjadi flutter dan fibrilasi ventrikel atau asistole biasanya terjadi
jaringan lebih baik pada konsentrasi kalium yang lebih tinggi dari pada
dari gel T. Meskipun perubahan EKG dapat dideteksi selama fase awal
d. Faktor Resiko
1) Suplementasi kalium
3) Insufisiensi renal
4
4) Trauma
5) Kelainan neuromuscular
6) Suksinilkolin
a) Luka bakar
b) Miopati
d) Tetanus
e) Encephalitis
f) Hemolisis
8) Asidosis
(a) Ketoasidosis
(b) Hipoventilsi
e. Penatalaksanaan
dari kalium
a) b-agonis
b) sodium bikarbonat
c) hiperventilasi
d) glukosa insulin
a) furosemida
c) Dialisis
klorida dapat digunakan secara cepat untuk melawan efek kalium pada
f. Pencegahan
pasien yang kritis pengukuran kalium serum dan gas darah areri
metabolik yang berat yang mana akan terjadi perpindahan kalium dari
a. Definisi
b. Klasifikasi
10
dalam saluran kemih. Akan tetapi karena adanya hubungan satu lokasi
dengan lokasi lain sering didapatkan bakteri di dua lokasi yang berbeda.
akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa
(simple) dan ISK complicated. ISK simple adalah infeksi yang terjadi
pada insan sehat dan tidak menyebar ke tempat tubuh yang lain. ISK
c. Etiologi
(30 % dari infeksi saluran kemih pada anak laki-laki tetapi kurang dari
kemih pada anak laki-laki sering ditemukan Proteus species. Pada ISK
dan teknik transportasi sampel urin harus sesuai dengan protocol yang
E., 2004).
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Urinalisis
(1) Leukosuria
pemeriksaan kultur.
(2) Hematuria
13
b) Bakteriologis
2
i. >10 organisme koliform/ml urin plus piuria, atau
5
ii. 10 organisme pathogen apapun/ml urin, atau
suprapubik.
3
i. >10 organisme patogen/ml urin
14
berurutan
c) Tes kimiawi
e. Manajemen ISK
trimetoprim 200mg.
f. Pencegahan
17
3. Retensi urin
a. Pengertian
b. Etiologi
berikut:
yang hebat.
besar.
(hidralasin).
c. Patofisiologi
meningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter anal eksterna tidak
kandung kemih. Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa
ingin BAK. Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.
e. Pemeriksaan diagostik
3) Sistoskopy, IVP.
f. Penatalaksanaan
1) Kateterisasai uretra
2) Drainase suprapubik
4. Trauma ginjal
a. Pendahuluan
di sebelah anteriornya. Karena itu cedera ginjal tidak jarang diikuti oleh
trauma terbanyak pada sistem urogenital, lebih kurang 10% dari trauma
b. Penyebab Trauma
1) Trauma tajam
2) Trauma iatrogenik
22
3) Trauma tumpul
ginjal di Indonesia.
meningkat.
menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain. Trauma
ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika intima
ginjal. Ginjal yang relatif mobile dapat bergerak mengenai costae atau
meningkat maka kenaikan sedikit saja dari tekanan tersebut sudah dapat
pada pasien yang yang memiliki kelainan pada ginjalnya mudah terjadi
trauma ginjal.
c. Klasifikasi Trauma
ginjal dibedakan menjadi (1) cedera minor, (2) cedera mayor, (3)
(85%) trauma ginjal merupakan cedera minor (derajat I dan II), 15%
termasuk cedera mayor (derajat III dan IV), dan 1% termasuk cedera
pedikel ginjal.
sistem pelviocalices.
kadang).
medulla.
d. Diagnosis
2) Hematuria.
spinosus vertebra.
sangat bervariasi tergantung pada derajat trauma dan ada atau tidaknya
pedikel seringkali pasien dating dalam keadaan syok berat dan terdapat
e. Penatalaksanaan
ginjal adalah:
1) Konservatif
2) Operasi
yaitu syok yang tidak teratasi dan syok berulang. Selanjutnya perlu
5. Gagal Ginjal
dalam yang pertama, karena ia disertai dengan angka mortilitas 50% atau
lebih tinggi. Curah urin kurang dari 50 ml per hari atau kurang dari 0,5 ml
ancaman gagal ginjal akut (ARF). Anuria total jarang ditemukan dan
terutama terlihat pada pasien obstruksi pasca renal atau nekrosis korteks
tak reversible.
bahkan curah urin volume tinggi dan karena itu bisa tidak dihargai pada
menurut jumlah produksi urin, komplikasi ini telah dibagi secara klasik ke
dalam tiga kategori yang tergantung atas tempat fisiologis abnormal: (1)
azotemia prarenal (hipovolemia) (2) azotemia renal (cedera ginjal) dan (3)
kardiopulmoner atau klem silang aorta. Komplikasi ini bisa timbul dalam
a. Azotemia prarenal
1) Etiologi
2) Terapi
30
b. Azotemia Renal
oliguria.
dilatasi tubulus distalis yang terdiri dari epitel yang mendatar, serta
itu, edema intestinal, infiltrate sel ringan dan area nekrosis fokal serta
bermakna pada sebab oliguria. Berbeda dari apa yang terlihat dalam
pintas darah menjauhi korteks renalis tidak terjadi. Apakah ini karena
1) Diagnosis
dari 400 mosm. Dan tampa glikosuria dan proteinuria, maka berat
2) Terapi
3) Pemulihan
2,0 mg per 100 ml. Per hari, sedangkan luas peningkatan BUN
denagan kadar BUN lebih dari 150 mg. Per 100 ml, tetapi
35
4) Dialisis
a) Hemodialisi
vena besar. Jika hal ini tidak mungkin, maka pintas anterio
b) Dialisis peritonium
dan kronika.
c. Deskripsi
37
cairan pada hari ke dua sampai hari ke lima setelah pembedahan karena
1) Pengkajian
b) Kepala
c) Kesadaran
d) Mata
ada.
f) Sistemkardiovaskuler
g) Sistem gastrointestinal
h) Kulit
2) Diagnosa
39
sesuai dengan ml/hari (kecuali bila ada dan pantau masukan kasi kemajuan
jenis urin dalam batas jam bila ada gejala hasil yang
menandakan
ketidak-adekuatan
terapi penggantian
cairan.
4) Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hiperkalemia
ekstraseluler akan terbentuk karena hampir 98% dari total kalium berada
ureter, buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah
3. Retensi urin
Suddarth).
4. Trauma ginjal
organ. Tanda-tanda dan gejala meliputi nyeri pada perut, kesakitan, kaku,
dan lebam dari perut eksternal. Abdominal trauma menyajikan risiko berat
B. Saran
REFERENSI
Jakarta:EGC.
EGC.
44
http://www.jevuska.com/2008/12/15/hiperkalemia