Anda di halaman 1dari 6

Bentuk Pelayanan Keperawatan Dan Kesehatan Bagi Lanjut Usia Serta Demografi Lanjut Usia

Di Indonesia Dan Depok

Oleh : Tri Fajarwati, NPM : 1606955580

Kelas A Ekstensi 2016

Jumlah lansia di dunia dan di Indonesia pada khususnya meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini harus diantisipasi karena lansia dianggap sebagai beban karena sering sakit atau
menyusahkan keluarga. Namun, angka kesakitan dan ketergantungan lansia dapat dikurangi
dengan program pelayanan yang baik dan didukung oleh pemerintah, tenaga kesehatan, dan
masyarakat. Oleh karena itu, saya akan membahas tentang pelayanan kesehatan dan keperawatan
bagi lanjut usia serta demografi lanjut usia di Indonesia dan Depok.

A. Bentuk Pelayanan Keperawatan Dan Kesehatan Bagi Lanjut Usia


Menurut Darmojo & Martono (2009), pelayanan kesehatan dan keperawatan bagi lanjut
usia dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pelayanan kesehatan lanjut usia di masyarakat ( community based services )
Pada community based services, dokter dan perawat menjadi kunci keberhasilan
pelayanan ini dengan memberdayakan dan mengikutsertakan masyarakat termasuk lansia
semaksimal mungkin. Salah satu caranya melalui puskesmas dalam membentuk kelompok
lansia. Dengan adanya kelompok lansia ini diharapkan pelayanan kesehatan lebih mudah
terlaksana dengan tindakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Tindakan preventif
dan promotif ini dapat dilakukan dengan ceramah, lokakarya, penyuluhan. Sedangkan untuk
dokter swasta lebih ditekankan pada pelayanan kuratif yang sifatnya insidental. Koordinasi
dengan berbagai dinas pemerintah dan LSM sangat diperlukan pada pelayanan ini. LSM
dapat membentuk layanan sukarela seperti home nursing , meals on wheels ( memberikan
makanan pada lansia), kebersihan rumah lansia.
Menurut Meiner ( 2015 ) pelayanan kesehatan dan keperawatan berbasis
komunitas adalah :
a. Homemaker service
Pelayanan ini meliputi jasa membersihkan rumah,mencuci pakaian, membelikan
makanan, menyiapkan makanan. Biasanya pelayanan ini diberikan oleh Departemen
Kesehatan.
b. Nutrition services ( pelayanan nutrisi )
Pelayanan ini meliputi jasa menyediakan makanan dengan tarif yang murah. Ada
rogram pengiriman makanan seperti Meals & Wheels , pengiriman makanan yang masih
hangat di rumah.
c. Transportation services ( pelayanan transportasi )
Dalam pelayanan ini pihak komunitas memberi layanan transportasi bagi lansia
dengan keterbatasan fisik.
d. Telephone monitoring and friendly visitors
Pelayanan ini memungkinkan lansia menelepon untuk berkonsultasi masalah
kesehatannya dan menerima kunjungan rumah dengan tujuan melakukan pengkajian,
menemani lansia, membantu kegiatan lansia di rumah.

2. Pelayanan kesehatan lanjut usia di masyarakat berbasis rumah sakit ( hospital based
community geriatric services )
Pada hospital based community geriatric services, rumah sakit berkewajiban
membina lansia di wilayahnya melalui pembinaan tehadap puskesmas sesuai wilayah kerja
rumah sakit. Selain itu, rumah sakit harus bersedia menjadi rujukan layanan kesehatan
lansia. Rumah sakit juga berkewajiban melakukan transfer of knowledge dengan memberi
pelatihan, simposium, ceramah baik kepada petugas kesehatan termasuk perawat maupun
orang awam.
3. Pelayanan kesehatan lanjut usia berbasis rumah sakit ( hospital based geriatric services)
Pada pelayanan ini, rumah sakit menyediakan pelayanan poliklinik lansia,
menyediakan ruang rawat untuk lansia yang menderita sakit akut, klinik siang terpadu,
ruang rawat untuk lansia yang sakit kronis, ataupun panti wreda ( nursing homes). Selain
itu, terdapat pelayanan pada rumah sakit jiwa yang menyediakan pelayanan seperti
kesehatan jiwa lansia. Pada tingkat layanan ini diperlukan kerjasama antara unit geriatri
rumah sakit umum dengan unit psikogeriatri dari rumah sakit jiwa untuk menangani
penderita sakit fisik dengan komponen gangguan psikis berat.

B. Demografi Lanjut Usia Di Indonesia Dan Depok


Menurut Muhith & Siyoto ( 2016 ), demografi adalah ilmu pengetahuan yang secara
kuantitatif dan kualitatif menganalisis penduduk mengenai jumlah, struktur, dan
perkembangannya.

1. Demografi Lanjut Usia Di Indonesia


Menurut Badan Pusat Statistik (2015), besarnya jumlah penduduk lansia di
Indonesia di masa depan membawa dampak positif maupun negatif. Berdampak positif,
apabila penduduk lansia berada dalam keadaan sehat, aktif dan produktif. Disisi lain,
besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki masalah penurunan
kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan
pendapatan/penghasilan, peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan
lingkungan yang tidak ramah terhadap penduduk lansia.
Indonesia menempati urutan kelima di dunia dalam hal jumlah lansia berdasarkan
data demografi. Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2015, terdapat
21,68 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (8,49 persen) dari populasi penduduk, hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara yang akan memasuki era penduduk menua
(ageing population) karena jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun keatas (penduduk
lansia) melebihi angka 7 persen. Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-
laki, hal ini terlihat dengan keberadaan penduduk lansia perempuan yang lebih banyak
daripada lansia laki-laki. Persentase lansia perempuan pada tahun 2015 sebesar 8,96 persen,
sedangkan persentase lansia laki - laki sebesar 7,91 persen. Berikut penjelasan mengenai
demografi lansia berdasarkan diagram.

Gambar Proyeksi Presentasi Kelompok Umur Lansia Di Indonesia Dan Dunia (Kemenkes, 2013)

Gambar komposisi penduduk lansia di Indonesia ( Kemenkes, 2013)

Pada tahun 2015, angka kesakitan lansia sebesar 28,62 % yang berarti setiap 100
orang lansia terdapat sekitar 28 orang diantaranya mengalami sakit. Berdasarkan tipe
daerah, angka kesehatan lansia di perkotaan lebih baik bila dibandingkan angka kesehatan
lansia di daerah pedesaan. Hahal ini dibuktikan oleh angka kesakitan lansia di perkotaan
26,89 % sedangkan di desa 30,14 %
2. Demografi lansia di Depok
Meningkatnya usia harapan hidup membuat jumlah penduduk berusia diatas 60
tahun bertambah di kota Depok. Jumlah lansia di Depok semakin bertambah setiap tahun.
Pada tahun 2012 peningkatan jumlah lansia mencapai 4,75 %, tahun 2013 mencapai 4,77
%, tahun 2014 naik 5,5 % dari jumlah penduduk Depok yang mencapai 2.033.508 jiwa.
Oleh karena itu, Depok mempersiapkan diri menadi kota ramah lansia ( Susan, 2015 ).

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik (2015). Statistik penduduk lanjut usia. Dipetik September 11, 2017 dari

https://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-Penduduk-Lanjut-Usia-2015--.pdf

Kementrian Kesehatan RI. (2013). Situasi dan analisis lansia. Dipetik September 11, 2017, dari
www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/.../infodatin-lansia.pdf

Meiner, S. E. (2015). Gerontologic nursing (5th ed.). Philadelphia: Mosby Elsevier.

Muhith, A., & Sugiyo, S. (2016). Pendidikan keperawatan gerontik. Jakarta: Andi Offset.

Susan, R. (2015). Depok menuju kota ramah lansia - portal resmi pemerintah kota Depok. Dipetik
September 11, 2017, dari https://www.depok.go.id/12/03/2015/07-kependudukan-kota-depok/depok-
menuju-kota-ramah-lansia

Anda mungkin juga menyukai