Anda di halaman 1dari 29

ANTENATAL CARE (ANC)

1. Pengertian ANC
Antenatal care (ANC) adalah perawatan selama kehamilan sebelum bayi lahir
yang lebih ditekankan pada kesehatan ibu. Proses pengawasan antenatal merupakan
proses yang memerlukan jadwal tertentu dan teratur sehingga kontak dengan seorang
calon ibu dapat berlangsung cukup lama. Kesempatan ini digunakan untuk menanamkan
pengertian dan arti antenatal care yang lebih luas yang meliputi (Manuaba, 2007):
a. Memberikan pendidikan pendahuluan kepada remaja sebagai calon orang tua
melalui kesehatan reproduksi, termasuk tentang pendidikan seksologi
b. Membantu mengembangkan sikap bahwa keluarga merupakan unit terkecil
kehidupan manusia yang mempunyai arti dan aspek sosial
c. Menanamkan pengertian bahwa sebagai unit terkecil kehidupan manusia, keluarga
seharusnya merupakan kekuatan sosial dan ekonomi yang solid sehingga dapat
memenuhi segala kebutuhan dalam arti yang luas
d. Keluarga merupakan unit yang utuh dalam upaya membentuk sumber daya manusia,
menghadapi era globalisasi. Dengan demikian, keluarga diharapkan berorientasi
pada normal keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (NKKBS)
e. Menanamkan pengertian bahwa untuk mencapai norma keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera (NKKBS) keluarga harus merencanakan susunan dan jumlah keluarga
dalam unit terkecil. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya pembangunan
keluarga.
2. Tujuan ANC
a. Mengawasi ibu hamil selama masa kehamilan sampai persalinan
b. Merawat dan memeriksa ibu hamil. Jika didapatkan kelainan sejak dini yang dapat
menganggu tumbuh-kembang janin, harus diikuti upaya untuk memberikan
pengobatan yang adekuat
c. Menemukan penyakit ibu sejak dini yang dapat dipengaruhi atau memengaruhi
kesehatan janin serta berusaha mengobatinya
d. Mempersiapkan ibu sehingga proses persalinan yang dialaminya dapat dijadikan
pengalaman yang menyenangkan dan diharapkan
e. Mempersiapkan ibu hamil agar dapat memelihara bayi dan menyusui secara optimal
(Manuaba, 2007).
3. Pelaksanaan ANC
Dalam upaya pengawasan ibu hamil di Inggris pada tahun 1929, diusulkan gagasan
pengawasan teratur dengan jadwal sebagai berikut:
1. Setiap 4 minggu sampai kehamilan berumur 28 minggu
2. Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 36 minggu
3. Setiap minggu setelah umur kehamilan di atas 36 minggu sampai proses persalinan
dimulai
Dijumpai modifikasi jadwal pemeriksaan ibu hamil multigravida dengan riwayat hamil,
persalinan spontan aterm, dan hidup sebagai berikut:
1. Setiap 8 minggu sampai umur kehamilan 28 minggu
2. Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu
3. Setiap minggu setelah umur hamil di atas 36 minggu sampai proses persalinan
dimulai
Terdapat perbedaan pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 18 tahun
disebabkan sering terjadinya:
1. Anemia
2. Hipertensi-menuju preeclampsia dan eklampsia
3. Persalinan dengan berat badan lahir rendah
4. Kehamilan disertai infeksi
5. Penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan tindakan operasi
Aspek sosial yang sering meyertai ibu hamil dengan usia muda adalah:
1. Kehamilan belum diinginkan
2. Kecanduan obat dan atau perokok
3. Arti dan manfaat antenatal care yang kurang diperhatikan
Akibat dari aspek sosial tersebut dapat menimbulkan kesulitan tumbuh-kembang janin
dan penyulit saat proses persalinan berlangsung.
Kini wanita karier dan terdidik banyak yang ingin hidup mandiri mengejar karier sehingga
sebagian akan terlambat menikah dan hamil di atas usia 35 tahun. Jumlah mereka
cukup banyka sekitar 3-5% sehingga diperlukan perhatian khusus karena dapat terjadi:
1. Hipertensi karena stress pekerjaan
2. Hipertensi dapat menjadi pemicu preeclampsia dan eklampsia
3. Diabetes mellitus
4. Perdarahan antepartum
5. Abortus atau abortus berulang
6. Persalinan premature atau berat badan lahir rendah
7. Kelainan kongenital
8. Gangguan tumbuh-kembang janin dalam rahim (IUGR)
Keberadaan wanita karier yang terlambat menikah dan hamil memerlukan
perhatian.Untuk itu, diperlukan pemeriksaan tambahan khusus.
1. Penatalaksanaan antenatal care sebagai berikut:
a. Menegakkan dignosa kehamilan
Melakukan anamnesis yang tepat dan ceramt
Melakukan pemeriksaan:
- Pemeriksaan umum tentang kesehatan ibu hamil
- Pemeriksaan khusus ibu hamil:
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Pemeriksaan dalam
Lakukan penegakan diagnosis hamil muda
Lakukan penegakan kemungkinan hamil dengan sefalopelvik
disproporsi melalui perasat Osborn dan Muller-Kerr-Menru
- Pemeriksaan tambahan khusus:
Pemeriksaan air ketuban
Pengambilan sampel vilikorealis
Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan menggunakan Dopler velocity
Pemeriksaan lain yang dipandang perlu
- Pemeriksaan laboratorium
Laboratorium umum
Darah lengkap
Urin lengkap
Penyakit STD
Laboratorium khusus ibu hamil
Penyakit tergolong TORCH
Alfa fetoprotein
Pada kasus tertentu pemeriksaan laboratorium tambahan:
Uji fungsi liver
Uji fungsi ginjal
2. Diagnosa kehamilan
a. Memerhatikan berbagai bahasan dalam diagnosis kehamilan dan menjawab
pertanyaan tentang kehamilan, maka:
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan
- Penggolongan kehamilan menurut resiko:
Risiko rendah
Risiko meragukan
Risiko tinggi
- Pelaksanaan jadwal pemeriksaan rutin sehingga dapat diikuti
perkembangan jani dan perkembangan pengobatan yang telah diberikan
- Perencanaan tindak lanjut perawatan kehamilan dan rencana pertolongan
persalinan
b. Memerhatikan kehamilan menurut faktor resikonya sehingga kehamilan dapat
diselesaikan setempat dan atau dilakukan rujukan ke tempat lain dengan fasilitas
yang lengkap
Untuk memperjelas dan mempertegas diagnosis kehamilan dan beberapa permeriksaan
tambahan dijabarkan sebagai berikut:
1. Dasar pemeriksaan palpasi menurut Leopold
2. Auskultasi dan pemeriksaan dalam
3. Gambar skematis pemeriksaan bimanual
4. Pemeriksaan ultrasonografi
5. Indikasi uji tambahan tentang kemungkinan kelainan kongenital dan teknik
pengambilan sampel vili korialis
6. Catatan tentang jadwal pemeriksaan laboratorium ulang. Pemeriksaan laboratorium
ulang sangat penting artinya dalam mengevaluasi keberhasilan observasi dan
pengobatan
7. Potensi ibu dan kehamilan dapat menimbulkan efek timbal-balik antara ibu dan
tumbuh-kembang janin dalam uterus
(Manuaba, 2007)
Berikut adalah indikasi untuk pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan (Manuaba,
2007):
Umur Keterangan
Hamil
0-10 Jangan melakukan USG untuk mendiagnosa kehamilan
minggu Kecuali:
- Ragu-ragu tentang usia kehamilan
- Untuk mengambil sample vilikhorealis
Abortus imminen
- Scan saat perdarahan
- Ragu-ragu tentang detik jantung janin
- Abortus berulang, dilakukan pada umur 6-10 minggu
Kehamilan ektopik
- Secara klinis ektopik, tetapi masih meragukan
Hyperemesis gravidarum
- Membedakan kemungkinan mola hidatidosa dan kehamilan
ganda
11-20 Umumnya USG rutin dilakukan pada usia kehamilan 18-20 minggu
minggu Indikasi lainnya:
- Keraguan tentang umur kehamilan
- Uterus lebih kecil atau lebih besar dari perkiraan umur
kehamilan
- Menetapkan kemungkinan hamil ganda
- Menyingkirkan kemungkinan kelainan kongenital apalagi hamil
sebelumnya terdapat kelainan
21-30 Menetapkan kemungkinan hamil ganda
minggu Kemungkinan kematian intrauteri
Perdarahan antepartum
Kemungkinan hidramnion
31-40 Menetapkan letak plasenta, terutama jika dijumpai plasenta letak
minggu rendah pada kehamilan 18 minggu
Perdarahan antepartum
Kehamilan dengan hipertensi tingkat moderat atau berat
Penyakit ibu menyertai kehamilan:
- Diabetes mellitus
- Gangguan atau penyakit ginjal berat
- Kelainan letak janin setelah usia kehamnilan 36 minggu
- Kehamilan ganda, USG diulang saat usia kehamilan 34 minggu
-

Tatalaksana ANC (Manuaba, 2008):


1. Anamnesa
Pada tahapan ini, pemeriksa menanyakan mengenai:
a. Identitas klien
Pemeriksa menanyakan mengenai nama pasien, umur, alamat, pendidikan,
pekerjaan, nama suami, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan dan nomor yang
bisa dihubungi.
Dengan mengetahui usia klien maka dapat diketahui resiko yang mungkin dapat
terjadi, seperti bila klien hamil pada saat usia lebih dari 30 tahun maka resiko
kehamilan yang dapat terjadi adalah ketuban pecah dini, pre eklamsia, dan
eklamsia. Sedangkan bila klien hamil pada saat usia kurang dari 20 tahun maka
kemungkinan resiko kehamilan yang dapat terjadi adalah distosia, abortus,
preeklamsia, dan ketuban pecah dini. Usia ideal untuk hamil adalah 20-30 tahun.
Pada usia ini sistem reproduksi wanita sudah matang dan siap untuk menerima
kehamilan.
b. Riwayat kesehatan saat ini
Hal yang perlu ditanyakan antara lain: keluhan saat kehamilan, HPHT, saat ini
kehamilan yang keberapa, apakah sudah pernah control ke bidan sebelumnya.
Dengan mengetahui HPHT maka dapat diketahui pula perkiraan tanggal partus.
Cara menghitung perkiraan partus yaitu dengan : (Hari +7), (Bulan-3), (Tahun
+1). Sehingga dengan mengetahui perkiraan tanggal partus, maka ibu dan
keluarga dapat menyiapkan dirinya menjelang persalinan.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Hal-hal yang perlu diketahui antara lain: riwayat kehamilan yang lalu, riwayat
persalinan, jumlah anak hidup, kondisi anak saat lahir, riwayat penyulit saat
kelahiran, riwayat penyakit yang diderita saat hamil dulu, riwayat nifas, dan alat
kontrasepsi yang digunakan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Perlu diktahui mengenai: apakah terdapat keluarga yang mengalami kecacatan
saat lahir, darah tinggi, stroke, diabetes, dan penyakit lainnya yang dapat
diturunkan.
e. Alergi
Perlu juga diketahui mengenai apakah ibu alergi dengan makanan, plester, obat,
serta obat-obatan yang dikonsumsi saat ini atau yang sering dikonsumsi.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang perlu diperiksa antara lain:
a. Head to toe
- Kepala: apakah ada anemia konjungtiva dan sclera ikterus
- Leher: apakah ada deviasi trakea, apakah ada distensi vena jugularis
- Dada: apakah ada kemerahan pada payudara, apakah ada rasa nyeri di
payudara, bagaimana areola nya, apakah ada putting susu yang mengalami
retraksi
- Perut: adanya linea nigra dan striae gravidarum
- Perineum: apakah ada kemerahan, lesi, atau rasa nyeri
- Ektremitas: apakah ada edema
b. Berat badan dan tinggi badan
Berat badan pada pasien normal akan naik lebih dari 15 kg pada saat hamil.
Namun, bila sebelum hamil BB klien < 45 kg atau > 75 kg maka kemungkinan
memiliki masalah atau penyulit kehamilan juga akan semakin besar. Untuk tinggi
badan, klien dengan TB < 145 cm dapat mengalami distosia karena PAP yang
sempit.
c. TTV
Pemeriksaan TTV meliputi RR, nadi, TD, suhu.Tekanan darah diastole pada ibu
hamil menandakan sirkulasi darah ke janin. Bila lebih dari 140/90 mmHg maka
harus dicurigai preeklamsi
3. Leopold 1
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui bagian janin yang berada di PAP serta
mengukur tinggi fundus uterus.
4. Leopold 2
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui bagian janin yang berada di sisi samping
perut ibu serta mengukur DJJ janin.DJJ janin lebih cepat dari nadi ibu.Normalnya
120-160 x/mnt.Bila lebih atau kurang maka janin kemungkinan besar mengalami
distress.
5. Leopold 3
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah bagian bayi sudah masuk di
PAP atau belum.Bila belum maka pemeriksaan dihentikan.
6. Leopold 4
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak bagian tubuh bayi
yang sudah masuk PAP.
7. Pengukuran lingkar perut, distance crista iliaka, distance spinal, dan bodiloque
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui apakah ibu bisa menjalani persalinan
normal atau tidak. Sehingga ia bisa jauh-jauh hari merencanakan persalinannya.
Lingkar perut normalnya 90-102 cm, distance crista iliaka 26-30 cm, distance spina
iliaka 23-26 cm, serta bodiloque 18-20 cm.
8. Mengkomunikasikan hasil pemeriksaan, pemberian saran, dan imunisasi TT
Hasil pemeriksaan perlu dikomunikasikan pada pasien. Selain tu pemeriksa
juga perlu memberikan saran seperti bila pasien merupakan wanita yang bekerja
maka perlu disarankan untuk istirahat setiap 2 jam sekali selama 15 menit, selalu
menjaga kebersihan payudara dan apabila putting payudara mengalami retraksi
maka pasien disarankan untuk memberkan tarikan perlahan pada putting. Untuk
nutrisi ibu harus minum minimal 90 tablet Fe selama masa kehamilan. Pemberian
imunisasi TT dapat dilakukan bila usia kandungan sudah memasuki 4 bulan. Hal ini
dilakukan karena janin sudah dinilai kuat dan tidak ada reaksi penolakan oleh
antibody.
Jadwal ANC adalah sebagai berikut (Manuaba, 2003):
1. Trimester I dan II
a. Sebulan sekali
b. Pengambilan dara hasil pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan ultrasonografi
d. Nasihat diet
- Empat sehat lima sempurna
- Protein 0,5/kgBB, ditambah satu telur/hari
e. Observasi
- Penyakit yang dapat memengaruhi kehamilan
- Komplikasi kehamilan
f. Rencana
- Mengobati penyakit
- Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan I/II
- Imunisasi tetanus I
2. Trimester III
a. Setiap dua minggu, kemudian seminggu sampai tanda kelahiran tiba
b. Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
c. Diet empat sehat lima sempurna
d. Pemeriksaan ultrasonografi
e. Imunisasi tetanus II
f. Observasi
- Penyakit yang menyertai kehamilan
- Komplikasi hamil trimester III
- Berbagai kelainan kehamilan trimester III
g. Rencana pengobatan
h. Nasihat dan petunjuk tentang
- Tanda inpartu
- Kemana harus datang untuk melahirkan
Berikut skema pengawasan kehamilan (Manuaba, 2007)

Pengawasan hamil
antenatal care
Definisi
Pengertian khusus Pengertian umum
- Meningkatkan kesiapan - Persiapan menjadi orang
mental dan fisik saat hamil, tua
bersalin, dan laktasi - Pendidikan seks dan STD
- Persalinan menjadi - Keluarga meruapakan
keinginan dan pengalaman aspek unit dan aspek sosial
menegangkan - Pemeriksaan laboratorium
dasar

Jadwal Pemeriksaan:

Primigavida
- Setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu
- Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu
- Setiap minggu sampai lahir
Multigravida
- Setiap 8 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu
- Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu
- Setiap minggu sampai lahir
Tujuan Pemeriksaan Teratur
- Menemukan penyakit dini dan pengobatannya
- Menemukan komplikasi dini dan pengobatannya
- Pemberian vaksinasi
Pemeriksaan Tambahan
- Ultrasonografi
- Pemeriksaan kelainan genetik
- Pemeriksaan laboratorium khusus

Hasil
Pengelolaan

Hamil resiko rendah Hamil resiko meragukan Hamil resiko tinggi


- Primi tanpa komplikasi - Primi kepala tinggi - Perhatikan batasan
- Primi kepala masuk ke - Anak besar/serotinus risiko pada hamil
PAP minggu ke-36 - Infertilitas-hamil - Hamil dengan gawat
- Riwayat hamil-bersalin - Letak sungsang darurat
yang baik - Usia 18 tahun atau di atas 35 - Kelainan letak
tahun

Pertolongan setempat Pertolongan persalinan di RS


- Bersih dan aman oleh - Siap setiap saat merujuk/menerima
tenaga medis/terlatih - Evaluasi menurut Friedman
- Evaluasi partograf WHO - Fasilitas tenaga dan peralatan cukup
4. Perubahan Fisik Ibu Hamil
A. Perubahan Fisik pada Trimester I
a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal
kehamilan.Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya
mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14
mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan
trimester kedua dan ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon
kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan
pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
c. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang
membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada
trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon
progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang
efisien.Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan
nutrisi yang lebih baik saat hamil.
e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan
karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan
mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem
sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering
daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.Pola makan
yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian
perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan
tidak menetap adalah normal.Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan
hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana
otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal
sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan
yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan
ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim
dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air
B. Perubahan Fisik pada Trimester II
a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga
panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada
kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar (umbilicus). Setiap
individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai
membesar pada kehamilan 16 minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan
normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal
tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman.
c. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan,
karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh
hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam
lambung kearah atas.
d. Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut
tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah
atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya
ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
e. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah
seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan
ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya
akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap.
f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua,
karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun.
g. Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke
daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan
disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa
berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang
menyebabkan warna kulit lebih gelap.Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke
arah bawah yang disebut linea nigra.Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau
topeng kehamilan.Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth
mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan
payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat
mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat
diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga
dapat menimbulkan jerawat.
i. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang
disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar.
Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita
hamil mengalaminya.Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh
menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada
wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki.
Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu
lama
C. Perubahan Fisik pada Trimester III
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya
beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar
kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru,
pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini
juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah
diafragma. Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu
sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan
bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena
berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan
kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah
panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi
di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena
daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor
keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan,
tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan
pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan
membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan.

5. Perubahan Psikologis Ibu Hamil


1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap
agar dirinya tidak hamil saja
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang
baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk
peran baru
3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif)
h. Libido menurun

6. Pengkajian Ibu Hamil


Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat
dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan sekarang. Riwayat obstetric
meliputi hal-hal dibawah ini:
1. Gravida, pada-abortus, dan anak hidup (GPAH)
2. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
3. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan
4. Jenis anastesi dan kesulitan persalinan
5. Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan
6. Komplikasi pada bayi
7. Rencana menyusui bayi
(Mitayani, 2009)
Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan taksiran persalinan
(TP).TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).Untuk menentukan
TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan
dikurangi tiga, tahun disesuaikan (Mitayani, 2009).
Riwayat Konstrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya.Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan
pertama.Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan
yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin
(Mitayani, 2009).
Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan.Oleh karena itu, adanya riwayat
infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus
didokumentasikan (Mitayani, 2009).
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok resiko tinggi
untuk masalah genetis seperti anemia sickle sel, talasemia)
2. Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi
3. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asama dan jantung
4. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan cedera (pelvis dan pinggang)
5. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberculosis
6. Riwayat dan perawatan anemia
7. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan)
8. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, the, coklat, dan minuman ringan
lainnya
9. Merokok (jumlah batan perhari)
10. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan resiko
terinfeksi toxoplasma
11. Alergi dan sensitive dengan obat
12. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit
13. Riwayat keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus-menerus) seperti diabetes mellitus dan jantung, infeksi seperti
tuberculosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan
14. Riwayat kesehatan pasangan
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan
masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti
kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi
kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada
ibu dan janin, terutama risiko mengalami komplikasi pernapasan akibat sebagai
perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh
negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.
(Mitayani, 2009)
Pemeriksaan Umum
K/U : Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien secara
keseluruhan (Ari S,2009;174)
Kesadaran : Composmentis/apatis/letargis/somnolen (Ari S,2009;174)
TD : tekanan darah pada orang normal rata rata 120/80 mmHg dengan diastole
maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg. (Patricia,2005; 759). Pada ibu
hamil tekanan darah menurun hingga pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik menurun
hingga 8 10 mmHg sedangkan diatolik mengalami penurunan 12 poin (Helen
Varney,2007;499)
Nadi : N= 70x/menit, ibu hamil 80 90x/menit. (Ari S,2009:61)
Suhu : Normal (36,5oC-37,5oC) (Patricia,2005:759) bila suhu tubuh hamil > 37,5 C
dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
RR : Normal (12-20 x/menit)(Patricia,2005;759)
Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas maksimum tidak terpengaruh
selama kehamilan berlangsung.(Varney,2007:500). Ibu hamil akan bernapas lebih dalam
sekitar 20 25 % dari biasanya (manuaba,1998:109)
BB : ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah 0,5kg/hari) (Ari
S,2009; 69)
TB : < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan kesempitan panggul)
(manuaba,1998;134)
Lila : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1. Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
2. Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum sebagai
tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau
meringis.
3. Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu dicurugai ibu
mengidap hepatitis
4. Hidung : Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
5. Mulut&gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi, sariawan
tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan kalsium.
6. Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan iodium,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena
jugularis/tidak
7. Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae
tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam membutuhkan perawatan
payudara untuk persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum
8. Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak keputihan/tidak.
9. Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki sama
panjang/tidak memepengaruhi jalannya persalinan. (Ummi Hani dkk, 2006;96)

Palpasi
Tujuan :
1. Untuk mengetahui umur kehamilan
2. Untuk mengetahui bagian bagian janin
3. Untuk mengetahui letak janin
4. Janin tunggal atau tidak
5. Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul
6. Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
7. Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh

Letak palpasi :
1. Kepala :
adakah benjolan abnormal
2. Leher :
Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini berpengaruh pada saat
persalinan terutama saat meneran. Hal ini dapat menambah tekanan pada jantung.
Potensial terjadi gagal jantung.
Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi kelahiran
prematur, lahir mati, kretinisme dan keguguran.
Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai
penyakit misal TBC, radang akut dikepala
3. Dada :
Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara dan
menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu
tapi mulai keluar pada usia 20 minggu.
4. Abdomen :
Leopold I:
- Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian yang teraba di
fundus uteri.
- Pengukuran tinggi fundus uteri :
Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
12 minggu TFU 1 2 jari diatas symphisis
16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
24 minggu TFU setinggi pusat
28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
- Tanda kepala : keras, bundar, melenting
- Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
5. Leopold II :
Menentukan letak punngung anak padaletak memanjang dan menentukan letak
kepala pada ketak lintang
6. Leopold III :
Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah sudah masuk PAP
atau belum.
7. Leopold IV :
Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP,
8. Ekstremitas :
Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi
hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus.

Auskultasi
Tujuan:
1. menentukan hamil atau tidak
2. Anak hidup atau mati
3. Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi anak
tunggal/ kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
4. Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau TBC
yang dapat memperberat kehamilan.
5. Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.

Perkusi
Reflek patella :Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1(Marjati dkk, 2010; 12-13)

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit
rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah
Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, Diabetes
urin orange,
coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan
ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat
ova/telur cacing cacing
dan parasit

b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi kondisi
Diperlukan tanda pasti hamil
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
Mencari sebab dari hidraamnion
Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
Mengetahui posisi plasenta
Mengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010;95-97)

8. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil


Tujuan Asuhan Keperawatan
a. Menentukan diagnosis kehamilan dan kunjungan ulang
b. Memonitor secara akurat dan cermat tentang kemajuan kehamilan
c. Penyuluhan ibu dan keluarga untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu
dan janin selama kehamilan
d. Membantu menurunkan keluhan ketidaknyamanan
e. Mengidentifikasi komplikasi
(Mitayani, 2009)
Diagnosa Keperawatan Ibu pada Masa Kehamilan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic sekunder akibat kehamilan
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder akibat
penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan volume darah
5. Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan membrane
mukosa oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar estrogen
dan progesterone.
Menurut Mitayani (2009), diagnose keperawatan ibu hamil berupa:
1. Trimester I kemungkinan diagnose yang ditemukan
a. Kecemasan
b. Nyeri
c. Gangguan nutrisi
d. Perubahan pola seksual
2. Trimester II kemungkinan diagnosis yang ditemukan
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri
b. Gangguan gambaran diri
c. Perubahan proses keluarga
d. Kecemasan
e. Perubahan pola seksual
3. Trimester III kemungkinan diagnosis yang ditemukan
f. Nyeri
g. Perubahan pola napas tidak efektif
h. Perubahan pola tidur
i. Intoleransi aktivitas
j. Perubahan pola seksual

Intervensi Keperawatan
Menurut Mitayani (2009), intervensi yang dilakukan:
Trimester I
Bergantung pada pengkajian biopsikososial
Tujuan Perawatn Fisiologis
Tujuan perawatan secara fisiologis pada trimester I adalah sebagai berikut:
k. Kehamilan didiagnosis dan taksiran persalinan dapat ditentukan
l. Ibu mendapatkan informasi tentang adaptasi tubuh akibat perkembangan janin
m. Faktor resiko dapat diindentifikasi
Tujuan Perawatan Psikologis
Tujuan perawatan secara psikologis pada trimester I adalah
a. Ibu aktif merawat diri
b. Ibu mempersiapkan rencana persalinan
c. Terbina rasa saling percaya
Trimester II
Bergantung masalah yang ada pada ibu
Tujuan perawatan fisiologis
a. Memastikan taksiran persalinan
b. Ibu dan keluarga mendapatkan informasi tentang adaptasinya dan perkembangan
janin selama trimester II
c. Ibu dapat merawat dirinya sendiri
d. Faktor resiko dapat diidentifikasi
e. Ibu waspada dengan bahaya kehamilan
Tujuan perawatan psikologis
Tujuan perawatan secara psikologis pada trimester II adalah sebagai berikut
a. Informasi kebutuhan persiapan persalinan
b. Kooperatif dan aktif selama trimester II
c. Mempersiapkan rencana persalinan
d. Hubungan saling percaya terbina
Trimester III
Tujuan perawatan fisiologis
a. Ibu dan keluarga mendapatkan informasi tentang adaptasi dan perkembangan janin
b. Ibu mendapatkan informasi perawatan mandiri secara adekuat
Tujuan perawatan psikologis
a. Kebutuhan dan kesiapan ibu dengan keluarga teridentifikasi
b. Ibu dan keluarga aktif dalam perawatan trimester III
c. Hubungan saling percaya semakin baik

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan


keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
Kriteria hasil
Meningkatkan masukan oral
Menjelaskan factor-faktor penyebab bila diketahui
Intervensi
Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat
Timbang BB setiap hari
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Beri dorongan individu makan makanan yang kering
2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic sekunder akibat kehamilan
Kriteria hasil
Menggambarkan program defekasi terapeutik
Melaporkan eliminasi yang baik
Intervensi
Jelaskan risiko konstipasi pada kehamilan
Jelaskan factor pemberat untuk terjadinya hemoroid
Pertimbangkan kebutuhan untuk laksatif
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
Kriteria hasil
Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis
Menggambarkan mekanisme kopinh yang efektif
Intervensi
Gali ketakutan dan kekhawatiran selama hamil
Bantu pasangannya mengenali harapan yang tidak realistis
Terima ansietasnya dan kenormalan dari proses tersebut
Diskusikan kekhawatiran inin dengan klien dan pasangannya
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder akibat
penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan volume darah
Kriteria hasil
Mengidentifikasi factor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas
Menurunkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi
Jelaskan penyebab keletihan dan dispnea pada pertnegahan kehamilan dan
masa akhir kehamilan
Perubahan pada pusat gravitasi
Peningkatan berat badan
Tekanan pembesaran uterus pada diafragma
Ajarkan metode penghematan energy
5. Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan membrane
mukosa oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar estrogen
dan progesterone.
Kriteria hasil
Memperlihatkan integritas rongga mulut
Bebeas dan rasa tidak nyaman saat makan dan minum
Intervensi
Diskusikan pentingnya hygiene oral setiap hari dan pemeriksaan gigi secara
periodic
Ingatkan untuk memberi tahu dokter gigi tentang kehamilan
Jelaskan bahwa hipertropi dan nyeri tekan guzi adalah normal pada kehamilan.
Implementasi Keperawatan
Trimester I
Informasi tentang perawatan mandiri yang diberikan kepada ibu di trimester I adalah
sebagai berikut
1. Pencegahan infeksi neonates
2. Penyuluhan tentang nutrisi, aktivitas, kebiasaan tidur, hubungan seksual dan
pemakaian obat
3. Jadwal kunjungan, sejak konsepsi sampai dengan 28 minggu kehamilan setiap 4
minggu, 29-36 minggu kehamilan setiap 2-3 minggu, 37 minggu kehamilan sampai
lahir setiap 1 minggu
4. Informasi tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan per vaginam dengan tanpat
atau dengan nyeri, pecah ketuban (keluar air dari vagina), sakit kepala yang
berlebihan, gangguan penglihatan, nyeri abdomen, serta demam
5. Kelas prenatal
6. Rencana melahirkan
Trimester II
1. Pakaian direkomendasikan yang nyaman, longgar, dan praktis
2. Postur dan mekanik tubuh
3. Kebersihan diri: mandi, gosok gigi
4. Aktivitas fisik/latihan yang teratur bisa memperkuat otot, mengurangi nyeri punggung,
dan meningkatkan kesejahteraan ibu
5. Istirahat dan tidur, temukan posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur
6. Imunisasi, ibu harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dua kali selama
kehamilan
Trimester III
1. Dukungan emosional dan sosial
2. Mengajarkan perawatan diri
3. Persiapan menyusui
4. Kaji ulang tanda bahaya kehamilan
5. Kenali kelahiran premature
6. Persiapan sebelum melahirkan
(Mitayani, 2009)
Evaluasi Keperawatan
Kelanjutan dan evaluasi terhadap efektivitas intervensi keperawatan. Evaluasi
keperawatan merupakan kegiatan akhir proses keperawatan, di mana perawat menilai
hasil yang diharapkan terhadap perubaha diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu
dapat diatasi. Di samping itu, perawat juga mengesampingkan umpan balik atau
pengkajian ulang jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai sehingga proses
keperawatan dapat dimodifikasi (Mitayani, 2009).
DAFTAR PUSTAKA

Bobak,M.Irene.2004. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP


Carpenito, L.J. 2001.Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2003. Penuntun Kepinteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Marjati,dkk.2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,
Proses, dan Praktik.Jakarta:EGC
Prawirohardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka
Sulistyawati, Ari.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Ummi Hani,dkk.2006. . Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba
Medika
Varney,Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I.Jakarta: EGC
Winkjosastro, Hanifa, Prof. dr. SPOG. Ilmu Kebidanan 2005. yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohajo
PATHWAY
Trisemester III

TRIMESTER III

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Pembesaran uterus Sistem endokrin Persiapan


melahirkan
+
Retensi H2O & Na
Perub.skelet & Menekan paru Primi:kurang
persendian pengetahuan
Ekspansi paru Urine output Vasokontriksi
Berat uterus menurun menurun, pembuluh Ansietas
menigkat volume plasma darah
Gangguan meningkat,
Perub.pusat pola nafas tekanan TD meningkat
gravitasi tubuh hidrostatik
menurun Hipertrofi
Menekan saraf ventrikel
sekitar Edema
ekstremitas Penurunan
Pelepasan cardiac output
mediator nyeri Kelebihan
(prostaglandin, volume cairan Resiko cidera
histamin) janin &
maternal
Nyeri

Anda mungkin juga menyukai