1. Pengertian ANC
Antenatal care (ANC) adalah perawatan selama kehamilan sebelum bayi lahir
yang lebih ditekankan pada kesehatan ibu. Proses pengawasan antenatal merupakan
proses yang memerlukan jadwal tertentu dan teratur sehingga kontak dengan seorang
calon ibu dapat berlangsung cukup lama. Kesempatan ini digunakan untuk menanamkan
pengertian dan arti antenatal care yang lebih luas yang meliputi (Manuaba, 2007):
a. Memberikan pendidikan pendahuluan kepada remaja sebagai calon orang tua
melalui kesehatan reproduksi, termasuk tentang pendidikan seksologi
b. Membantu mengembangkan sikap bahwa keluarga merupakan unit terkecil
kehidupan manusia yang mempunyai arti dan aspek sosial
c. Menanamkan pengertian bahwa sebagai unit terkecil kehidupan manusia, keluarga
seharusnya merupakan kekuatan sosial dan ekonomi yang solid sehingga dapat
memenuhi segala kebutuhan dalam arti yang luas
d. Keluarga merupakan unit yang utuh dalam upaya membentuk sumber daya manusia,
menghadapi era globalisasi. Dengan demikian, keluarga diharapkan berorientasi
pada normal keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (NKKBS)
e. Menanamkan pengertian bahwa untuk mencapai norma keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera (NKKBS) keluarga harus merencanakan susunan dan jumlah keluarga
dalam unit terkecil. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya pembangunan
keluarga.
2. Tujuan ANC
a. Mengawasi ibu hamil selama masa kehamilan sampai persalinan
b. Merawat dan memeriksa ibu hamil. Jika didapatkan kelainan sejak dini yang dapat
menganggu tumbuh-kembang janin, harus diikuti upaya untuk memberikan
pengobatan yang adekuat
c. Menemukan penyakit ibu sejak dini yang dapat dipengaruhi atau memengaruhi
kesehatan janin serta berusaha mengobatinya
d. Mempersiapkan ibu sehingga proses persalinan yang dialaminya dapat dijadikan
pengalaman yang menyenangkan dan diharapkan
e. Mempersiapkan ibu hamil agar dapat memelihara bayi dan menyusui secara optimal
(Manuaba, 2007).
3. Pelaksanaan ANC
Dalam upaya pengawasan ibu hamil di Inggris pada tahun 1929, diusulkan gagasan
pengawasan teratur dengan jadwal sebagai berikut:
1. Setiap 4 minggu sampai kehamilan berumur 28 minggu
2. Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 36 minggu
3. Setiap minggu setelah umur kehamilan di atas 36 minggu sampai proses persalinan
dimulai
Dijumpai modifikasi jadwal pemeriksaan ibu hamil multigravida dengan riwayat hamil,
persalinan spontan aterm, dan hidup sebagai berikut:
1. Setiap 8 minggu sampai umur kehamilan 28 minggu
2. Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu
3. Setiap minggu setelah umur hamil di atas 36 minggu sampai proses persalinan
dimulai
Terdapat perbedaan pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 18 tahun
disebabkan sering terjadinya:
1. Anemia
2. Hipertensi-menuju preeclampsia dan eklampsia
3. Persalinan dengan berat badan lahir rendah
4. Kehamilan disertai infeksi
5. Penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan tindakan operasi
Aspek sosial yang sering meyertai ibu hamil dengan usia muda adalah:
1. Kehamilan belum diinginkan
2. Kecanduan obat dan atau perokok
3. Arti dan manfaat antenatal care yang kurang diperhatikan
Akibat dari aspek sosial tersebut dapat menimbulkan kesulitan tumbuh-kembang janin
dan penyulit saat proses persalinan berlangsung.
Kini wanita karier dan terdidik banyak yang ingin hidup mandiri mengejar karier sehingga
sebagian akan terlambat menikah dan hamil di atas usia 35 tahun. Jumlah mereka
cukup banyka sekitar 3-5% sehingga diperlukan perhatian khusus karena dapat terjadi:
1. Hipertensi karena stress pekerjaan
2. Hipertensi dapat menjadi pemicu preeclampsia dan eklampsia
3. Diabetes mellitus
4. Perdarahan antepartum
5. Abortus atau abortus berulang
6. Persalinan premature atau berat badan lahir rendah
7. Kelainan kongenital
8. Gangguan tumbuh-kembang janin dalam rahim (IUGR)
Keberadaan wanita karier yang terlambat menikah dan hamil memerlukan
perhatian.Untuk itu, diperlukan pemeriksaan tambahan khusus.
1. Penatalaksanaan antenatal care sebagai berikut:
a. Menegakkan dignosa kehamilan
Melakukan anamnesis yang tepat dan ceramt
Melakukan pemeriksaan:
- Pemeriksaan umum tentang kesehatan ibu hamil
- Pemeriksaan khusus ibu hamil:
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Pemeriksaan dalam
Lakukan penegakan diagnosis hamil muda
Lakukan penegakan kemungkinan hamil dengan sefalopelvik
disproporsi melalui perasat Osborn dan Muller-Kerr-Menru
- Pemeriksaan tambahan khusus:
Pemeriksaan air ketuban
Pengambilan sampel vilikorealis
Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan menggunakan Dopler velocity
Pemeriksaan lain yang dipandang perlu
- Pemeriksaan laboratorium
Laboratorium umum
Darah lengkap
Urin lengkap
Penyakit STD
Laboratorium khusus ibu hamil
Penyakit tergolong TORCH
Alfa fetoprotein
Pada kasus tertentu pemeriksaan laboratorium tambahan:
Uji fungsi liver
Uji fungsi ginjal
2. Diagnosa kehamilan
a. Memerhatikan berbagai bahasan dalam diagnosis kehamilan dan menjawab
pertanyaan tentang kehamilan, maka:
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan
- Penggolongan kehamilan menurut resiko:
Risiko rendah
Risiko meragukan
Risiko tinggi
- Pelaksanaan jadwal pemeriksaan rutin sehingga dapat diikuti
perkembangan jani dan perkembangan pengobatan yang telah diberikan
- Perencanaan tindak lanjut perawatan kehamilan dan rencana pertolongan
persalinan
b. Memerhatikan kehamilan menurut faktor resikonya sehingga kehamilan dapat
diselesaikan setempat dan atau dilakukan rujukan ke tempat lain dengan fasilitas
yang lengkap
Untuk memperjelas dan mempertegas diagnosis kehamilan dan beberapa permeriksaan
tambahan dijabarkan sebagai berikut:
1. Dasar pemeriksaan palpasi menurut Leopold
2. Auskultasi dan pemeriksaan dalam
3. Gambar skematis pemeriksaan bimanual
4. Pemeriksaan ultrasonografi
5. Indikasi uji tambahan tentang kemungkinan kelainan kongenital dan teknik
pengambilan sampel vili korialis
6. Catatan tentang jadwal pemeriksaan laboratorium ulang. Pemeriksaan laboratorium
ulang sangat penting artinya dalam mengevaluasi keberhasilan observasi dan
pengobatan
7. Potensi ibu dan kehamilan dapat menimbulkan efek timbal-balik antara ibu dan
tumbuh-kembang janin dalam uterus
(Manuaba, 2007)
Berikut adalah indikasi untuk pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan (Manuaba,
2007):
Umur Keterangan
Hamil
0-10 Jangan melakukan USG untuk mendiagnosa kehamilan
minggu Kecuali:
- Ragu-ragu tentang usia kehamilan
- Untuk mengambil sample vilikhorealis
Abortus imminen
- Scan saat perdarahan
- Ragu-ragu tentang detik jantung janin
- Abortus berulang, dilakukan pada umur 6-10 minggu
Kehamilan ektopik
- Secara klinis ektopik, tetapi masih meragukan
Hyperemesis gravidarum
- Membedakan kemungkinan mola hidatidosa dan kehamilan
ganda
11-20 Umumnya USG rutin dilakukan pada usia kehamilan 18-20 minggu
minggu Indikasi lainnya:
- Keraguan tentang umur kehamilan
- Uterus lebih kecil atau lebih besar dari perkiraan umur
kehamilan
- Menetapkan kemungkinan hamil ganda
- Menyingkirkan kemungkinan kelainan kongenital apalagi hamil
sebelumnya terdapat kelainan
21-30 Menetapkan kemungkinan hamil ganda
minggu Kemungkinan kematian intrauteri
Perdarahan antepartum
Kemungkinan hidramnion
31-40 Menetapkan letak plasenta, terutama jika dijumpai plasenta letak
minggu rendah pada kehamilan 18 minggu
Perdarahan antepartum
Kehamilan dengan hipertensi tingkat moderat atau berat
Penyakit ibu menyertai kehamilan:
- Diabetes mellitus
- Gangguan atau penyakit ginjal berat
- Kelainan letak janin setelah usia kehamnilan 36 minggu
- Kehamilan ganda, USG diulang saat usia kehamilan 34 minggu
-
Pengawasan hamil
antenatal care
Definisi
Pengertian khusus Pengertian umum
- Meningkatkan kesiapan - Persiapan menjadi orang
mental dan fisik saat hamil, tua
bersalin, dan laktasi - Pendidikan seks dan STD
- Persalinan menjadi - Keluarga meruapakan
keinginan dan pengalaman aspek unit dan aspek sosial
menegangkan - Pemeriksaan laboratorium
dasar
Jadwal Pemeriksaan:
Primigavida
- Setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu
- Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu
- Setiap minggu sampai lahir
Multigravida
- Setiap 8 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu
- Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu
- Setiap minggu sampai lahir
Tujuan Pemeriksaan Teratur
- Menemukan penyakit dini dan pengobatannya
- Menemukan komplikasi dini dan pengobatannya
- Pemberian vaksinasi
Pemeriksaan Tambahan
- Ultrasonografi
- Pemeriksaan kelainan genetik
- Pemeriksaan laboratorium khusus
Hasil
Pengelolaan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1. Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
2. Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum sebagai
tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau
meringis.
3. Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu dicurugai ibu
mengidap hepatitis
4. Hidung : Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
5. Mulut&gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi, sariawan
tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan kalsium.
6. Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan iodium,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena
jugularis/tidak
7. Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae
tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam membutuhkan perawatan
payudara untuk persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum
8. Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak keputihan/tidak.
9. Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki sama
panjang/tidak memepengaruhi jalannya persalinan. (Ummi Hani dkk, 2006;96)
Palpasi
Tujuan :
1. Untuk mengetahui umur kehamilan
2. Untuk mengetahui bagian bagian janin
3. Untuk mengetahui letak janin
4. Janin tunggal atau tidak
5. Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul
6. Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
7. Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi :
1. Kepala :
adakah benjolan abnormal
2. Leher :
Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini berpengaruh pada saat
persalinan terutama saat meneran. Hal ini dapat menambah tekanan pada jantung.
Potensial terjadi gagal jantung.
Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi kelahiran
prematur, lahir mati, kretinisme dan keguguran.
Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai
penyakit misal TBC, radang akut dikepala
3. Dada :
Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara dan
menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu
tapi mulai keluar pada usia 20 minggu.
4. Abdomen :
Leopold I:
- Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian yang teraba di
fundus uteri.
- Pengukuran tinggi fundus uteri :
Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
12 minggu TFU 1 2 jari diatas symphisis
16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
24 minggu TFU setinggi pusat
28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
- Tanda kepala : keras, bundar, melenting
- Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
5. Leopold II :
Menentukan letak punngung anak padaletak memanjang dan menentukan letak
kepala pada ketak lintang
6. Leopold III :
Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah sudah masuk PAP
atau belum.
7. Leopold IV :
Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP,
8. Ekstremitas :
Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi
hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus.
Auskultasi
Tujuan:
1. menentukan hamil atau tidak
2. Anak hidup atau mati
3. Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi anak
tunggal/ kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
4. Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau TBC
yang dapat memperberat kehamilan.
5. Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
Perkusi
Reflek patella :Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1(Marjati dkk, 2010; 12-13)
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit
rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah
Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, Diabetes
urin orange,
coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan
ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat
ova/telur cacing cacing
dan parasit
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi kondisi
Diperlukan tanda pasti hamil
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
Mencari sebab dari hidraamnion
Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
Mengetahui posisi plasenta
Mengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010;95-97)
Intervensi Keperawatan
Menurut Mitayani (2009), intervensi yang dilakukan:
Trimester I
Bergantung pada pengkajian biopsikososial
Tujuan Perawatn Fisiologis
Tujuan perawatan secara fisiologis pada trimester I adalah sebagai berikut:
k. Kehamilan didiagnosis dan taksiran persalinan dapat ditentukan
l. Ibu mendapatkan informasi tentang adaptasi tubuh akibat perkembangan janin
m. Faktor resiko dapat diindentifikasi
Tujuan Perawatan Psikologis
Tujuan perawatan secara psikologis pada trimester I adalah
a. Ibu aktif merawat diri
b. Ibu mempersiapkan rencana persalinan
c. Terbina rasa saling percaya
Trimester II
Bergantung masalah yang ada pada ibu
Tujuan perawatan fisiologis
a. Memastikan taksiran persalinan
b. Ibu dan keluarga mendapatkan informasi tentang adaptasinya dan perkembangan
janin selama trimester II
c. Ibu dapat merawat dirinya sendiri
d. Faktor resiko dapat diidentifikasi
e. Ibu waspada dengan bahaya kehamilan
Tujuan perawatan psikologis
Tujuan perawatan secara psikologis pada trimester II adalah sebagai berikut
a. Informasi kebutuhan persiapan persalinan
b. Kooperatif dan aktif selama trimester II
c. Mempersiapkan rencana persalinan
d. Hubungan saling percaya terbina
Trimester III
Tujuan perawatan fisiologis
a. Ibu dan keluarga mendapatkan informasi tentang adaptasi dan perkembangan janin
b. Ibu mendapatkan informasi perawatan mandiri secara adekuat
Tujuan perawatan psikologis
a. Kebutuhan dan kesiapan ibu dengan keluarga teridentifikasi
b. Ibu dan keluarga aktif dalam perawatan trimester III
c. Hubungan saling percaya semakin baik
TRIMESTER III