-Diperlukan kombinasi dari beberapa strategi yang tergantung pada sifat dari masalah
cakupan dan konteks, meliputi :
Epidemiologi penyakit
Karakteristik vaksin
Aksesibilitas penduduk
Populasi yang tinggal di daerah dengan akses fisik baik yang menghindari kontak dengan
pelayanan pemerintah.
Populasi pedesaan yang suka berpindah, atau tinggal begitu jauh dari infrastruktur nasional
sehingga tidak memiliki kontak dengan layanan.
Populasi dengan akses yang baik dan berhasil mendapatkan sebagian imunisasi, tapi putus
sebelum jadwal selesai
Memperbaiki infrastruktur
1. Pemantauan
Salah satu fungsi penting dalam manajemen program adalah pemantauan. Dengan
pemantauan kita dapat menjaga agar masingmasing kegiatan sejalan dengan ketentuan
program. Ada beberapa alat pemantauan yang dimiliki:
a. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Alat pemantauan ini berfungsi untuk
meningkatkan cakupan, jadi sifatnya lebih memantau kuantitas program. Dipakai
pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1985 dan dikenal dengan nama Local Area
Monitoring (LAM). LAM terbukti efektif kemudian diakui oleh WHO untuk diperkenalkan
di negara lain. Grafik LAM kemudian disempurnakan menjadi yang kita kenal sekarang
dengan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Prinsip PWS
1) Memanfaatkan data yang ada: dari cakupan/laporan cakupan imunisasi.
2) Menggunakan indikator sederhana tidak terlalu banyak. Indikator PWS, untuk
masing- masing antigen:
Hepatitis B 0-7 hari: Jangkauan/aksesibilitas pelayanan
b) BCG : Jangkauan/aksesibilitas pelayanan
c) DPT-HB 1: Jangkauan/aksesibilitas pelayanan
d) Campak: Tingkat perlindungan (efektivitas program)
e) Polio4: Tingkat perlindungan (efektivitas program)
f) Drop out DPT-HB 1 Campak: Efisiensi/manajemen program
5) Lebih dimanfaatkan sendiri atau sebagai umpan balik untuk dapat mengambil
tindakan daripada hanya dikirimkan sebagai laporan.
6) Membuat grafik dan menganalisa data dengan menggunakan software PWS
dalam program microsoft excel.
References
Hill, Z., Kirkwood, B. and Edmond, K. (2004). Family and community practices
that promote child survival, growth and development: A REVIEW OF THE
EVIDENCE. Geneva: World Health Organization.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, (2016). PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG
PENYELENGGARAAN IMUNISASI. [online] Available at:
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/92_PMK%20No.%2042%20ttg%20P
enyelenggaraan%20Imunisasi.pdf [Accessed 14 Feb. 2016].