Anda di halaman 1dari 3

|Pengertian HIV/AIDS|

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS yang menyerang
sel darah putih manusia yang merupakan bagian terpenting dalam sistem kekebalan tubuh
manusia. Virus ini hidup di dalam darah penderita HIV, virus ini juga tidak memandang usia,
warna kulit, orientasi seksual, agama maupum faktor pembeda lainnya. Sekali saja HIV hidup
dalam tubuh kita, itu artinya kita sudah terinfeksi virus ini, dan sejauh ini belum ada obat
untuk memusnahkan virus HIV ini, namun masih banyak upaya-upaya yang dapat kita
lakukan untuk menghindari virus HIV.
AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit
syndrome akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia. Atau suatu kumpulan gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang merusak
sel-sel kekebalan tubuh manusia.
Dalam proses perkembangan virus HIV dari infeksi menjadi penyakit AIDS ada 4
fase, yaitu :

Fase 1 : Fase ini dimulai tepat setelah infeksi, dan berlangsung selama
beberapa minggu. Fase 1 ditandai dengan tidak enak badan seperti flu, meski
pada 20% penderita mengalami flu yang parah, namun tes HIV yang
dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa penderita tidak
terinfeksi HIV.
Fase 2 : Fase ini adalah tahap terpanjang diantara fase lainnya, bahkan dapat
berlangsung hingga 10 tahun. Pada fase ini gejala pada penderita hampir tidak terlihat,
padahal sebenarnnya pada fase inilah virus sedang berkembang. Secara perlahan HIV
menghancurkan sel-sel CD-4 yang berjumlah banyak untuk melawan penyakit,
dengan sedikitnya sel-sel CD-4 yang penderita miliki, sistem kekebalan tubuh
penderita akan terus menurun, walaupun tubuh akan mengganti sel CD-4 yang rusak
sebanyak mungkin, namun tetap saja sel CD-4 akan kalah dengan perkembangan
virus HIV yang berkembang sangat cepat.
Fase 3 : Fase ini dimulai ketika sel CD-4 dalam tubuh sudah dikuasai virus HIV.
Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal, penyakit-penyakit akan mudah masuk ke
dalam tubuh penderita, dan ironisnya penyakit ini mengendalikan tubuh penderita dan
berbagai gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya terjadi gejala-gejala ringan
seperti: lelah, diare, inveksi jamur, demam, berkeringat pada malam hari , berat badan
terus menurun, pembengkakkan elenjar limpa, sariawan terus menerus. Tetapi seiring
dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh, gejala-gejala ini akan semakin parah.
Fase 4 : Pada fase ini, ketika gejala-gejala penyakit seperti Tuberculosis (Kanker)
menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase
ini obat-obatan anti virus hanya bisa memperlambat perkembangan virus HIV saja.

|Sejarah HIV/AIDS|

AIDS bermula dari daratan Afrika. Sejarah HIV/AIDS ini bermula dari kebiasaan
masyarakat setempat mengosumsi daging kera. Darah kera yang mengandung virus HIV itu
lalu masuk ke tubuh manusia, dan kemungkinan mereka menyantap daging kera teresebut
karena budaya mereka. Virus ini menyebar di benua Afrika jauh sebelum penelitian AIDS
dilakukan. Namun kematian yang dilaporkan bukan karena HIV/AIDS saja, melainkan
penyakit seperti TBC dan sesak napas lainnya, dan kemungkinan penyakit ini juga termasuk
gejala-gejala awal HIV/AIDS (namun ada juga yang tidak).
Sejarah HIV/AIDS lainnya bermula pada tahun 1983 dari keberhasilan penelitian oleh
Jean Claude Cherman dan rekannya Francoise Barre Sinoussi dari Perancis, yang berhasil
membuktikan bahwa virus HIV adalah penyebab penyakit AIDS. Nama AIDS (Acquired
Immuno Deficiency Syndrome) sendiri diberi nama oleh Centre for Disease Control and
Prevention (CDC), di Atlanta, AS. Sebelumnya Jean Claude Cherman menyebutnya HTLV-
III atau LAV.

|Penularan HIV/AIDS|
Virus HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua specimen
yang berupa cairan tubuh yang berasal dari tubuh penderita HIV dapat dipastikan infeksius
dan sangat potensial untuk menularkan virus ini pada orang lain (namun ada juga cairan lain
yang tidak tercemar virus HIV ini, salah satunya adalah air liur), termasuk ketika seorang
penderita HIV positif melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, dan bukan tidak
mungkin bila nanti pasangan seksualnya tersebut akan terinfeksi virus HIV juga, apalagi jika
tidak menggunakan pengaman (kondom).
Baik penderita pria maupun wanita sangat riskan untuk menularkan virus HIV ini
pada pasangan seksualnya ketika berhubungan badan, yakni melalui cairan sperma bagi
penderita pria, dan melalui darah menstruasi atau cairan lain pada vagina bagi penderita
wanita. Selain melalui hubungan seksual, HIV juga dapat ditularkan melalui jarum suntik
yang digunakan bersamaan oleh seseorang yang terinfeksi HIV dengan orang yang tidak
terinfeksi HIV, dan kemungkinan besar orang yang tidak terinfeksi HIV ini akan terinfeksi
HIV. Virus HIV juga dapat ditularkan oleh seorang ibu yang positif terinfeksi HIV kepada
bayinya pada waktu hamil atau menyusui, karena air susu yang diberikan sang ibu positif
terinfeksi HIV.

|PENANGGULANGAN HIV/AIDS|
Hindari hubungan seksual diluar nikah, dan usahakan hanya berhubungan dengan satu
pasangan seksual saja, gunakan kondom untuk mengurangi resiko penularan HIV saat
berhubungan badan, ibu yang terinfeksi HIV saat hamil sebaiknya melakukan terapi atau
vaksinasi agar kemungkinan kecil bayi yang dikandungnya tidak terinfeksi HIV juga, bagi
penderita HIV sebaiknya tidak melakukan donor darah, penggunaan jarum suntik seperti
akupuntur, tato, tindik harus dijamin sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk mencegah penularan HIV/AIDS, yaitu:
memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang
HIV/AIDS, melalui penyebaran brosur, poster-poster yang berhubungan dengan HIV/AIDS,
melakukan seminar-seminar terbuka atau melalui iklan diberbagai media massa baik itu
media cetak maupun media elektronik. Penyaluran-penyaluran ini harus dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan kepada semua lapisan masyarakat, agar masyarakat
dapat mengetahui bahaya HIV/AIDS, sehingga berusaha menghindari diri dari sesuatu yang
dapat menyebabkan HIV/AIDS.
Bagi seseorang yang menderita AIDS sebaiknya selalu memeriksakan darahnya
sekitar 3-6 bulan sekali demi keselamatan pasangan seksualnya, selalu mendekatkan diri pada
Tuhan, dan bagi masyarakat harusnya memberi dukungan pada penderita AIDS agar
penderita AIDS ini lebih semangat menjalani sisa hidupnya.
Dengan adanya usaha-usaha di atas, niscaya masalah AIDS dapat diatasi, dan paling
tidak dapat dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

|Mitos dan Fakta Masyarakat Mengenai HIV/AIDS|


Mitos 1 : HIV/AIDS akan menular jika tinggal satu rumah dengan penderita
HIV/AIDS
Fakta 1 : Tidak benar, karena HIV/AIDS adan menular melalui darah

Mitos 2 : HIV/AIDS akan menular melalui alat-alat makan

Fakta 2 : Tidak benar, karena HIV/AIDS adan menular melalui darah

Mitos 3 : HIV/AIDS akan menular melalui jabat tangan atau bersentuhan langsung

Fakta 3 : Tidak benar, karena HIV/AIDS adan menular melalui darah

Mitos 4 : HIV/AIDS akan menular melalui ciuman basah

Fakta 4 : Tidak benar, karena virus HIV tidak terdapat di dalam air luir

|Kesimpulan|
HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dapat menyebabkan
timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah
terserang penyakit dan akhirnya meninggal. Penggunaan narkotika suntikan, Homoseks,
Biseks, WTS, maupun seks bebas adalah salah satu penyebab terjadinya penyebaran
HIV/AIDS secara cepat. Adapun gejala-gejala penderita AIDS, yaitu : demam
berkepanjangan, batuk dan sariawan yang terus menerus, berat badan menurun drastis, dan
sebagainya, yang akan diakhiri dengan kematian. Oleh karena itu, kita harus melakukan
pencegahan sedini mungkin, misalnya: tidak melakukan hubungan seksual secara bebas,
menghindari penggunaan suntikkan narkoba, dan sebagainya.
Masalah HIV/AIDS ini tidak tentu akan menyebar luas apabila dilakukan pencegahan
sedini munkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak, dan memegang teguh ajaran
agama.

|Saran|
Hendaknya kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berusaha
menghindari diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan penyakit HIV/AIDS. Jangan
melakukan hubungan seksual diluar nikah, jangan bergonta ganti pasangan seksual. Apabila
berobat dengan menggunakan alat suntik, pastikan jarum suntik yang digunakan itu baru dan
steril. Apabila melakukan transfusi darah, periksakan terlebih dahulu apakah transfusi darah
itu bebas dari virus HIV atau tidak. Bagi ibu hamil yang terinveksi virus HIV, sebaiknya
melakukan terapi atau vaksinasi pada janinnya, agar nanti bayi yang dilahirkannya
kemungkinan kecil terinveksi HIV, dan jangan member ASI pada bayi, karena dari ASI itu
virus HIV akan mudah masuk ke dalam tubuh bayi.
Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama narkotika melalui
alat suntik, alat-alat tatto, anting tindik, dan sebagainya, karena alat-alat seperti itu tidak ada
gunanya, dan hindari diri dari pergaulan bebas yang bersifat negatif.
Orang yang mengetahui dirinya terinfeksi virus HIV, hendaknya menggunakan
kondom apabila melakukan hubungan seksual, agar virus HIV tidak menular pada pasangan
seksualnya. Dan ingat HIV/AIDS ada dimana saja dan kapan saja bisa menyerang kita.

Anda mungkin juga menyukai