Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) ialah keadaan dimana kuman bertumbuh dan
berkembang biak didalam traktus urinarius dengan jumlah yang bermakna.6
Pada masa neonatus sampai umur 3 bulan ISK lebih banyak ditemukan pada bayi
laki-laki. Pada bayi usia 3 bulan sampai 1 tahun insidens pada laki-laki sama dengan
perempuan sedangkan pada usia sekolah jumlah penderita perempuan 3-4 kali lebih
banyak daripada laki-laki. Diduga faktor uretra yang lebih pendek pada perempuan
berperan dalam hal tersebut. Insidens bakteriuria yang asimtomatik pada usia sekolah
dilaporkan sebesar 0,03% pada laki-laki dan 1,1% pada perempuan.6
Gambaran klinis ISK sangat bervariasi dan sering tidak khas, dari asimptomatik
sampai gejala sepsis yang erat. Pada neonatus sampai usia 2 bulan gejalanya menyerupai
gejala sepsis yang berat. Pada neonatus sampai usia 2 bulan gejalanya menyerupai gejala
sepsis, berupa demam, apatis, berat badan tidak naik,
muntah,mencret,anoreksia,ikterus,problem minum, dan sianosis, sedangkan pada bayi,
gejalanya berupa demam, berat badan susah naik, atau anoreksia dan bisa terjadi
hematuria.5
Standar pemeriksaan untuk mendiagnosis ISK adalah dengan kultur urin. Karena
dalam proses kultur dibutuhkan waktu setidaknya 48 jam untuk mendpatkan hasilnya oleh
karena itu, pemeriksaan mikroskopis urin juga sering dibutuhkan untuk membantu
membuat diagnosis awal ISK. Spesimen urin penderita ISK akan menunjukkan temuan
positif pada dipstik untuk nitrit, esterase leukosit, atau darah. Dipstik test memiliki
sensitivitas hampir 85-90%. Pemeriksaan mikroskopis urin dapat mengevaluasi adanya
eritrisit, leukosit, bakteri, dan sel epitel. Selain itu evaluasi diagnostik pada anak yang
menderita ISK sudah banyak mengalami kemajuaan, ditambah dengan adany metode-
metode yang tidak invasif seperti ultrasonografi, pencitraan radioissotop, MRI, dan lain-
lain merupakan alat yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.6,3
Mengingat adanya komplikasi jangka panjaang yang merugikan jika anak dengan
ISK tidak segera diobati, maka deteksi dan penanggulangan dini dari ISK tersebut akan
sangat dibutuhkan.6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1
A. Definisi
ISK adalah keadaan adanya infeksi pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri)
dalam saluran kemih, meliputi infeksi diparenkim ginjal sampai infeksi dikandung kemih
dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.6
Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau
kontaminasi dari uretra, vagina ataupun darin flora diperiuretra. Dalam keadaan normal,
uriin baridan segar adalah steril. Bakteriuria bermakna yaitu bila ditemukan jumlah koloni
> 105/ml spesies yang sama pada kultur urin dari sampel mid-stream urine. Ini merupakan
gold standar untuk diagnostik ISK.5
ISK adalah masuknya kuman secara ascending kedalam saluran kemih melalui
uretra kebuli-buli dan melalui ureter serta masuk keginjal.3
B. Etiologi
Penyebab terbanyak ISK pada anak (sekitar 80-90%), baik yang simtomatik
maupun yang asimtomatik adalah kuman gram negatif Escherichia coli 9E,Coli).penyebab
lainya adalah klebsiella, proteus, staphlococcus saphrophyticus. ISK nasokomial sering
disebabkan E,Coli, pseudomonas sp, coagualase negatif staphlococcus, klebsiella sp,
aerobacter sp jarang ditemukan.6
Faktor resiko
Bila ISK didiagnosis pada anaak, supaya harus dilakukan untuk mengidentifikasi
faktor resiko pada anak (misalnya, amoxicilin, cephalexin) yang bisa menganggu kondisi
fisiologi gastrointestinal dan periurethral flora, hal ttersebut akan meningkatkan resiko
untuk ISK, karena obat ini menganggu pertahanan alami saluran kemih dalam menghadapi
kolonisasi oleh bakteri patogen.
Lamanya inkubasi urin dalam kandung kemih akibat beberapa hal merupakan salah
satu faktor terjadinya ISK. Inkubasi urin ini bisa terjadi akibat anak memiliki disf kaungsi
berkemih atau anak memilih untuk menahan pipisnya
C. Epidemiologi
Infeksi saluran kemih dapat menyerang pasien dari gejala usia mulai bayi baru
lahir sampai orang tua.
Pada neonatus ISK lebih banyak terdapat pada bayi laki-laki (2,7%0 yang tidak
menjalani sirkumsisi dari pada bayi perempuan (0,7%).5
Anak dengan usia 1-2 tahun datang dengan gejala sugestif sisstitis akut. Gejala
biasanya menangiss saat berkemih atau kencing yang berbau bususk tanpa adanya
demam.6
Pada anak-anak prasekolah usia, presvalensi anak perempuan dengan infeksi tanpa
gejala yang akhirnya didiagnossa oleh aspirasi suprapubik adalah 0,8% dibandingkan

2
dengan 0,2% pada anak laki-laki. Pada kelompok usis sekolah, angka insidensi bakteriuria
pada perempuan lebih baanyak 3% kali dibandingkan pada anak laki-laki 1,1%.5

D. Fisiologi Saluran Kemih


Neonatus memiliki fungsi ginjaln imatur saat kelahiran yang meembuat mudahnya
kehilangan cairan, seperti kehilangan cairan lewat pernafasan yang cepat atau kegagalan
dalam pemasukan cairan. Berat ginjal neonatus sekitar 23 gram, berat ini akan mEnjadi
dua kali lipat dari semula pada usia 6 bulan dan meningkat pada akhir satu tahun pertama
dan tumbuh seperti ginjal orang dewasa pada saat pubertas yaitu 10 kali ukuran pada saat
kelahiran.4
Ketika bayi dilahirkan maka ia akan kehilangan aliran darah dari plasenta, diikuti
dengan peningkatan yang tinggi dari aliran darah pada ginjalnya sendiri, menyebabakan
peningkatan resistensi pembuluh darah pada ginjal. Neonatus akan menghasilkan 20-35 ml
dari urin sebanyak 4 kali sehari, tapi ini akan meningkat sampai 100-200 ml sebanyak 10
kali sehari pada hari kesepuluh setelah lahir. Urin saat produksi pertama memperlihatkan
ekskresi urea ynag sedikit karena pada saat ini protein lebih banyak digunakan pada bayi
dibandingkan dengan jumlah yang dipecah dalam hati. 4
Resistensi dari anyaman kapiler ginjal berkurang pada minggu pertama kehidupan,
yang memungkinkan peningkatan kemampuan filtrasi glomerulus,akan tetapi kapsul
glomerulus saat lahir dibentuk sari epitel kubus dan belum sepenuhnya digantikan oleh
epitel berlapis gepeng dan baru berfungsi secraca penuh setelah tahun pertama. Nefron
yang kecil dan imaturb ini juga memiliki lengkung henle yang pendek, dimana air dan
natrium secara normal diatur, garam (natrium) sebaiknya tidak diambahkan ke diet bayi
karena tidak dapat diekskresikan dengan mudah dn natrium yang tersisa akan memperoleh
arteri dan vena, meningkatkan tekanan darah dan dilatasi jantung yang berkembang.5
E. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari ISK pada anak terbagi atas dua macam yaitu manifestasi
klinis yaang berasal dari traktus urinarius serta manifestasi klinis sistemiknya.5
Manifestasi klinis yang berasaal dari traktus urinarius3 :
Disuria
Perubahan frekuensi buang air kecil
Mengompol padahal anak telah diajarikan toilete training
Urin yang sangat berbau
Hematuria
Scoatting
Nyeri abdomen atau supra pubik
Manifestasi klinis sistemik :
Demam
Muntah /diare

3
Nyeri pinggang
Sedangkan manifestasi klinis menurut usia, bisa dibedakan atas :
1. Usia antara 1 bulan sampai kurang dari 1 tahun, tidak menunjukkan gejala
yang khas, dapat berupa :
Demam
Irritable
Kelihatan sakit
Nafsu makan berkurang
Muntah, diare dan lainnya
Ikterus dan perut kembung bisa juga ditemukan
2. Usia prasekolah dan sekolah gejala ISK umumnya terlokalisasi pada saluran
kemih.
ISK bawah (lower UTI) :
Disuria
Polakisuria
Urgency
ISK Atas (Upper UTI):
Enuresis diurnal ataupun nocturnal terutama paadaa aanaak wanita
Sakit pinggang
Demam
Mengigil
Sakit pada daerah sudut kostovertebra.

3. Diagnosis

4. Differential Diagnosis

5. Pengobatan dan Penatalaksanaan

6. Komplikasi

7. Prognosis

DAFTAR PUSTAKA

1. Difteri. Dalam : Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, Herry Garna, Sri Rezeki S.


Hadinegoro, Hindra Irawan Satari. Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Edisi II.
Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008.
2. Difteria. Dalam : Herry Garna, Heda Melinda D. Nataprawira, Sri Endah
Rahayuningsih, editor. Diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak. Edisi III.

4
Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran, 2005.
3. Sing A, Heesemann J. Imported diphtheria Germany, 2005. Available from :
http://www.cdc.gov/ncidod/EID/vol 11no02/05.html.
4. Deterding RR. Essentials of diagnosis and typical features Diphtheria. In : Hay
WW, Leswin MJ, Sondheimer JM, eds. Current diagnosis and therapy in pediatric.
18th ed. United State of America : Library of congress press ; 2007.
5. Todar K. Online textbook of bacteriology, 2011. Available from :
http://www.textbook of bacteriology.net/featured_microbe.jpg.
6. Mizushima H, Iwamoto R. Analysis of the molecules and receptors involved in
bacterial infection, 2000. Available from : http://www.biken.osaka-
u.ac.jp/COE/eng/ project/pro09.html.
7. Sing A, Heesemann J. Imported diphtheria Germany, 2005. Available from :
http://www.cdc.gov/ncidod/EID/vol 11no02/05.html.
8. Nankervis G. Diphtheria, 2008. Available from :
http://aapredbook.aappublications.org/week/iotw111008.dtl .
9. What is diphtheria. Edisi 26 Desember 2010. Diunduh dari
http://nationalnursingreview.com/tag/diphtheria-treatment/.

Anda mungkin juga menyukai