Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kunjungan ibu hamil merupakan pertemuan antara bidan dengan ibu hamil

dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan. Serta observasi selain

pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan

dan kesejahteraan umumnya (Salmah, 2006).


Menurut Sarwono, 2009 kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi

antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi, darah,

metabolisme, taktus urinarus serta perubahan psikologis. Pada umumnya kehamilan

berkembang dengan normal namun kadang tidak sesuai yang diharapkan. Sulit

diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu

asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun (2003-2007) sebesar 228 per 100.000

kelahiran hidup. Menurut LB.3 KIA tahun 2006 penyebab terbesar kematian ibu

berturut-turut adalah perdarahan 34,62 % diikuti keracunan kehamilan (Pre eklamsi)

14,01 %, infeksi 3,02 % dan penyebab yang lainnya 40,11 %. (Profil Kesehatan

Indonesia, 2008)
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan Angka

kematian Ibu adalah dengan pendekatan pelayanan ibu dan anak di tingkat dasar dan

rujukan pada dasarnya mengacu pada intervensi strategis empat pilar safe

motherhood dimana pilar kedua adalah asuhan antenatal. Target pencapaian kegiatan

1
ANC tahun 2008 sebesar 92,9 dan tahun 2010 sebesar 95%. (Menurut Depkes RI ,

2005)
Dalam upaya untuk lebih meningkatakan motivasi ibu hamil akan pentingnya

pemeriksaan Antenatal Care secara teratur, maka sangat diperlukan peran dari bidan

sebagai pelaksana dalam memberikan pelayanan antenatal care dalam segi

penampilan, sikap juga profesionalisme, karena sebagian ibu hamil akan kembali

memeriksakan diri dan kehamilannya ke tepat yang sama jika dirinya merasa dihargai

dan diasuh dengan baik. Dengan pelayanan bidan yang baik dan profesional,

diharapkan dapat lebih meningkatkan motivasi dan kunjungan ibu hamildalam

memeriksakan diri dan kehamilannya secara teratur.


1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan langkah-

langkah berikut :
1.2.2.1 Melakukan pengumpulan data subyektif dan obyektif dari ibu hamil
1.2.2.2 Interpretasi data dasar untuk menentukan diagnosa dan masalah aktual
1.2.2.3 Merumuskan diagnosa potensial dan masalah potensial
1.2.2.4 Melakukan identifikasi kebutuhan tindakan segera
1.2.2.5 Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan rencana asuhan
1.2.2.6 Melaksanakan asuhan keperawatan
1.2.2.7 Mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Penulis
Penulis mendapatkan tambahan pengetahuan tentang penulisan laporan dan tambahan

pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada ibu hamil


1.3.2 Manfaat Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan keperawatan yang baik

2
BAB II
PEMBAHASAN
ANTENATAL CARE (ANC)
A. Pengertian
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang

bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan

wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat

(Mochtar, 1998). Pelayanan antenatal adalah untuk mencegah adanya

komplikasi obstretri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini

mungkin (Saifuddin, dkk., 2002)


Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat

preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun

janin agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik

dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan oftimal, karena

kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya

( Departemen Kesehatan, 2007)


Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,

edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu

proses kehamilan dan persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya,

2008).

3
B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui

masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan

bayi yang sehat (Depkes RI, 1994). Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang

dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.


4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan

trauma seminimal mungkin.


5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersipkan ibu

agar dapat memberi asi secara eksklusif.


6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar

tumbuh kembang secara normal


7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian

neonatal.
C. Standar pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7T yaitu:
1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui sesuai

tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap

berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu

harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus

naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada trisemester III berat badan ibu harus

naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya, atau secara umum berat badan

meningkat sekitar 8 kg selama kehamilan.

4
2. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah

normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan.

Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik

ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah

yang rendah menyebabkn pusing dan lemah.


3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk melindungi

ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum. Imunisasi TT

diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat minggu setelah

TT1, TT3 diberikan setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah

TT3, dan TT5 diberikan setelah setahun TT4


4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim,

dilakukan dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui

presentasi janin, serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan

ini juga dilakukan pngukuran tinggi puncak rahim untuk kemudian

disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim tidak

sesuai dengan umur kehamilan maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.


5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet besi

diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh puskesmas

di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa

mual hilang pada awal kehamilan


6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk

menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami dan

keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan

manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan

5
memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga

membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih

diutamakan pada tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses

transfortasi yang memadai


7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi

(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS). Wanita yang

sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap penyakit

menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang

dikandungnya.
D. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda presumsi
a. Subyektif:
Amenorrhea.
Dapat disebabkan oleh: gangguan endokrin, abnormalitas sistem

saraf, penyakit infeksi, anemia, obstruksi servikal, atau ketegangan emosi


Kelemahan/dan keletihan, dapat diakibatkan karena anemia atau infeksi.
Mual dan muntah (morning sickness)
Merupakan respon awal tubuh terhadap tingginya kadar

progesteron, dapat disebabkan karena gangguan pada saluran cerna atau

alergi. Terjadi antara minggu ke-2-6 dan menghilang pada minggu ke-12.
Perubahan payudara
Terasa penuh dan nyeri, hiperpigmentasi areola mammae,

perubahan nipple, sekresi kolostrum, pelebaran vena.


Peningkatan sekresi berkemih.
Kongesti darah pada organ-organ pelvik meningkatkan

sensitivitas jaringan, tekanan karena pembesaran uterus menstimulasi

saraf dan mentrigger keinginan untuk berkemih selama hamil. Dapat pula

6
disebabkan oleh penyakit infeksi saluran kencing, trauma dan

pertumbuhan tumor vesika urinaria.


Perubahan mood: letih, pusing, sakit kepala.
Leukorea Quickening
Sensasi adanya gerakan dapat dirasakan pada minggu ke- 22

pada primipara dan minggu ke-20 pada multipara.


b. Obyektif (probabilitas)
Perubahan fisiologi dan anatomi
Peningkatan temperatur basal tubuh (basal body temperature)
Perubahan kulit: Striae gravidarum dan pigmentasi (kloasma, linea nigra)
Perubahan payudara
Pembesaran abdomen
Perubahan rahim dan vagina
2. Tanda kemungkinan hamil
Merupakan tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila

digabung dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan memberi

dugaan kuat adanya kehamilan. Tandanya meliputi:


a. Pembesaran rahim
b. Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di atas uterus

ibu hamil.
c. Kontraksi Braxton Hicks
d. Ballotement pantulan yang terjadi ketika bayi pemeriksa mengetuk janin

yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan

kemudian kemudian kembali ke posisinya semula.


e. Hegar sign : melunaknya segmen bawah rahim
f. Goodell sign : melunaknya serviks.
g. Test kehamilan positif.
3. Tanda positif kehamilan (absolut)
a.Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada X-Ray
b.Terdengar detak jantung janin
c.Teraba bagian-bagian janin
d.Teraba gerakan janin.
4. Pemeriksaan antenatal care
Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan

yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan.

7
Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya

pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human

Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi

dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode

menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan

merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan

kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Ganong

1989 dalam Bobak, 2005).

TPP = tgl HPHT+7 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT

Dengan TPP adalah

taksiran perkiraan partus.


Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006) kunjungan antenatal

untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali

pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:


a.Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b.Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan

medik lain, harus lebih sering dan intensif.


Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan

berulang dengan ketentuan sebagai berikut:


Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid

8
Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalianan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa

yang berada di fundus dan daerah pelvik.


Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan

mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras,

bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak

bulat dan gerakan kurang.


Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua

sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang

berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba

cembung dan resisten.


Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di

atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya.

Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar

daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika

bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.


Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk ke

pintu atas panggul.

9
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke

sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang

yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru

sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu

jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/d Desember
Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4.Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta

ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.


5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri

terutama pada primipara.


Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri

( normal: 23-26 cm).


2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri

(normal: 26-29).
3.Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung

prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).


4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior

superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter

10
mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke

atas simpisis (normal : 80-90 cm).

PERUBAHAN FISIOLOGI KEHAMILAN

E. Perubahan Fisiologi Kehamilan


1. Sistem kerja hormon
a. Sistem endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang

mempengaruhi seluruh tubuh. Selama kehamilan, banyak perubahan yang

terjadi pada kelenjar ini.


Kelenjar tyroid
Selama masa kehamilan, basal metabolik rate (BMR) meningkat

hampir 20% dan kelenjar tyroid membesar, tetapi jumlah hormon yang

dihasilkan tetap sama. Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel

acinar, dan meningkatnya metabolic rate disebabkan karena oksigen yang

digunakan lebih banyak.


Kelenjar paratiroid

11
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama kehamilan, terutama

selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium dan vitamin D

janin lebih besar. Hormon paratiroid penting untuk mempertahankan

kecukupan kalsium dalam darah, tanpa hormon tersebut metabolisme tulang

dan otot terganggu.


Pankreas
Insulin dihasilkan oleh kelompok sel-sel kecil yang disebut pulau

langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa

kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk

memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena

keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang mampu

mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari mereka

mengeluarkannya ke dalam urine. Bagi ibu yang diabetes, kehamilan

merupakan hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan medis yang

berkelanjutan.
Kelenjar pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran

selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi juga

dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle stimulating hormone (FSH)

ditekan oleh chorionic gonadotropin (hCG) yang dihasilkan dalam plasenta.

Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropok meningkat,

menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen.

Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah persalinan selama

menyusui.

12
Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus

posterior meningkat dan menyiapkan perannya menstimulasi kontraksi otot

uterus dalam proses persalinan.


Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian

kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah

diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi

epinephrin, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran

atau fungsi bagian medula.


Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin)
dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
puncaknya pada minggu ke-9 13
mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
2) hPL (human placental lactogen)
Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
Kerjanya berlawanan dengan insulin
Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan

metabolisme glukosa
3) Estrogen
Dihasan oleh ovarium dan plasenta.
Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan

pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric

asam lambung.
4) Progesteron
Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan ovarium
Berperan dalam mempertahankan kehamilan, memlihara

endometrium, dan merelaksasikan otot-otot uterus


Menurunkan tonus dan motilitas lambung dan saluran cerna
Merelaksasikan otot-otot kaki dan pembuluh darah ekstremitas
5) Relaksin
Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta, dan desidua

13
Berfungsi untuik menurunkan kontraksi uterus, melunakkan serviks,

dan pengubahan kolagen


6) Prostaglandin
Substansi lipid yang disimpan dalam desidua selama hamil dan

juga terdapat dalam cairan semen. Berperan kompleks untuk memulai

persalinan.
b. Ovarium dan plasenta
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita

tidak hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus luteum

tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesteron. Segera

setelah plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi sumber utama kedua

hormon tersebut. Plasenta juga membentuk steroid dan tiga jenis hormon

lainnya: human chorionic gonadotropin (hCG), human placental lactogen

(hPL) juga disebut chorionic somatomotropin (hCS), dan human chorionic

thyrotropin (hCT).
2. Perubahan berat badan
Kenaikan BB selama trimester rata-rata kenaikan hanya 12,5 kg

kemudian meningkat 0,30,5 kg perminggu, dibawah rata-rata pada wanita.

Peningkatan berat progresif bertahap pada dua trimester terakhir umumnya

merupakan peningkatan jaringan lemak dan tidak berlemak. Selama trimester

kedua, peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan trimester ketiga

kebanyakan merupakan pertumbuhan janin (Bobak, Lowdermilk & Jensen,

2005).
Kenaikan BB selama kehamilan sangat penting, BB yang kurang selama

kehamilan memudahkan resiko lahir kecil untuk masa kehamilan. Tidak

14
adekuat kenaikan BB selama lebih dari masa kehamilan akan melahirkan

bayi preterm. Resiko ini terjadi jika total kenaikan tidak sesuai dengan yang

dianjurkan.
3. Perubahan uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran

uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari kecil,

organ yang hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung muskular yang

mengandung janin, plasenta dan sekitar 1000 ml air ketuban. Beratnya

meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali. Peningkatan ukuran

ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut-serabut otot dan jaringan yang

berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf.

Tabel 1. Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dan tidak hamil pada minggu

ke- 40

Ukuran Tidak hamil Hamil


Panjang 6,5 cm 32 cm
Lebar 4 cm 24 cm
Kedalaman 2,5 cm 22 cm
Berat 60-70 gram 1100-1200 gram
volume 10 ml 5000 ml

(Bobak, 2005).
4. Perubahan vagina dan vulva
Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina

menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda chadwicks, corak yang

berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh pemeriksa.

15
5.Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama serviks

menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplay darah (tanda Goodells).

Kanalis servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental disebut operkulum.


6. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil

adalah rasa kesemutan, nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap

mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan

suplay darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras, dan pada awal

kehamilan keluar cairan jernih, (kolostrum). Area berpigmen disekitar puting,

areola, tumbuh lebih gelap, dan kelenjar-kelenjar montgomery menonjol keluar.


7. Sistem perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan

darah bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja

ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter menurun. Sebagai

akibat, gerakan urine ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urine ini

meningkatkan kemungkinan pielonefritis.


8. Sistem pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas,

bentuk dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil.

Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau

mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital tidak

berubah. Volume tidal, volume ventilasi permenit, dan ambilan oksigen

meningkat. Karena bentuk dari rongga thoraks berubah dan karena bernapas

lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak napas.


9. Sistem integumen

16
o Pigmentasi: disebabkan oleh hormon pituitari anterior melanotropin yang

meningkat selama kehamilan.


o Fasial melasma : chloasma atau topeng kehamilan adalah bentuk seperti

jerawat, merupakan hiperpigmentasi, berwarna kecoklatan diatas pipi, hidung

dan kening.
o Linea nigra : merupakan garis pigmentasi yang terentang dari simfisis pubis

sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah tubuh.


o Striae gravidarum tanda regagangan disebabkan kerja adenokortikosteroid

yang terlihat pada abdomen, paha dan payudara.


o Angioma atau telangiektasis (vascular spiders): ujung arteriola yang berdenyut

dan menonjol berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan. Biasanya

ditemukan pada leher, dada, wajah dan lengan.


10. Muskuloskeletal
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga

kalsium dan fosfor. Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi

dengan baik. Caries gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak kalsium gigi

telah terbentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat hamil

membantu aktivitas penghancuran email yang menyebabkan caries.


Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat

bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena

janin membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat

ini, bahu lebih tertari ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi

tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung pada

beberapa wanita.
11. Sistem kardiovaskuler

17
o Hipertropfi kardia atau dilatasi bersifat sekunder dengan meningkatnya

volume darah dan curah jantung.


o Perubahan auskultasi berhubungan dengan perubahan dalam ukuran dan

posisi jantung. Peningkatan volume darah dan CO juga memberikan

perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi pada kehamilan, bunyi

splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar, S3 terdengar setelah usia kehamilan

20 minggu.
o TD arteri bervariasi sesuai usia, tingkat aktifitas dan adanya masalah

kesehatan. Faktor lain perlu dipertimbangkan; posisi maternal, kecemasan

yang dialami dan ukuran manset.


o Selama trimester II terjadi penurunan pada sistolik dan diastolik sekitar 5-10

mmHg sebagai akibat vasodilatasi perifer karena perubahan hormonal

selama kehamilan.
12. Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.

Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,

meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.

Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung

menurun. Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung, dan intestin.


E. Perubahan-Perubahan Psikologis
Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan

identitas dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota keluarga.
1. Penyesuaian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia

merasa syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah: suatu hari, tapi

18
tidak sekarang. Walaupun ketika kehamilan tersebut direncanakan, periode

awal ketidaknyamanan adalah hal yang umum terjadi.


Reaksi pertama pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan menjadi

seorang bapak adalah kekacauan antara kebanggaan tentang kemampuannya

memberikan keturunan dan perhatiannya tentang kesiapan untuk menerima

peran sebagai bapak dan memberikan nafkah pada keluarganya.


Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa

bingung dan preocupation dengan masalah yang mengganggu, selama periode

ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin dipertimbangkan

pada konsekuensi legal, moral dan ekonomi mereka. Akhirnya, dicapai

keputusan dan rencana tindakan dibuat. Kadang-kadang tindakan tersebut, pada

kenyataannnya hanya tinggal rencana, sampai kenyataan tentang kehamilan

tidak dapat disangkal lagi dan diterima. Karena pengalaman adalah terus

dipertimbangkan dan ditinjau ulang, terjadi proses belajar.


2. Persepsi terhadap peristiwa
Setiap wanita membayangkan kehamilan dalam pikiran-pikirannya

sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia membentuk

bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan

tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon

terhadap kehamilan. Beberapa wanita berpikir kehamilan sebagai cara untuk

melestarikan alam suatu penghargaan atau emansipasi dari kontrol parental.

Mereka mungkin menyamakan kehamilan dengan penyakit, kejelekan,

memalukan, atau mereka mungkin memandang kehamilan sebagai suatu

periode kreatifitas dan pemenuhan tugas.

19
Bayangan pria tentang kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak dan

seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari bapaknya,

pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini

mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan ibu dari anak-anaknya. Banyak

pria menjadi sangat khawatir terhadap ibu dari anaknya dan mengambil peran

yang aktif dalam memberikan perawatan medis untuknya. Beberapa pria

mengalami gejala-gejala seperti wanita seperti ngidam, agak malas, atau sakit.

Fenomena ini oleh beberapa ahli sejarah medis disebut midleiden atau

menderita bersama.
Kehamilan merupakan pengabadian garis keluarga. Oleh karenanya

nama dan jenis kelamin menjadi suatu yang amat penting. Untuk banyak orang,

secara ideal harapan dari kehamilan, khususnya yang pertama adalah lahirnya

anak laki-laki. Bagi orang yang demikian, lahirnya anak permepuan pada

kehamilan pertama adalah suatu kegagalan untuk meneruskan nama keluarga.

Sehingg setiap anggota keluarga mempunyai pandagan yang berlainan tentang

kehamilan. Persepsi tersebut mempengaruhi resolusi krisis.


3. Dukungan situasional
Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis adalah

dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini merupakan orang-

orang dan sumber-sumber yang tersedia untuk memberikan keluarga atau

penggantinya, seringkali memenuhi peran yang penting ini.


4. Mekanisme koping
Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam

menyelesaikan krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki seseorang.

20
Keterampilan koping tersebut merupakan kekuatan dan keterampilan seseorang

untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi stress. Mereka mungkin

melakukan aktifitas seperti menceritakannya pada teman, melakukan olah

raga yang berat, mendengarkan musik, menangis, menulis puisi, dan lain-lain.
Mekanisme pertahanan diri adalah cara mempertahankan diri (seperti

menyangkal) tetapi mungkin dapat membantu dalam mengurangi kecemasan

untuk sementara waktu. Metode koping tersebut dapat digunakan oleh calon

orang tua dan anggota keluarganya utnuk menyesuaikan terhadap realitas

kehamilan dan mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka yang

terganggu.

F. Keluhan pada Masa Kehamilan


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana

pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes

RI, 1994). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 3 bulan)
Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang

menjelang tengah hari (morning sickness).


Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya

gangguan keseimbangan, perut kosong.


Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada

kandung kencing.
Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan

progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.

21
Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu

diwaspadai adanya abortus.


Perut membesar.
Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan

mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul.

Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa

tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa

ini sering timbulkonflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu

mendapatkan perhatian dan dukungan suami.


2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga

bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu

diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.


Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap

kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi

pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai

merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau melihat

gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman

untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan

kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.


Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan

kemungkinan adanya hipertensi.

22
Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala

dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai

kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).


Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu

dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.


Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat

kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.


Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya

kepala ke pintu atas panggul.


Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi.
H. Komplikasi sebagai akibat langsung kehamilan
1. Hiperemisis gravidarum
2. Hipertensi dalam kehamilan
3. Perdarahan trimester I (abortus)
4. Perdarahan antepartum
5. Kehamilan ektopik
6. Kehamilan kembar
7. Molahydatidosa
8. Inkompatibilitas darah
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
I. Penyakit yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan
1. Penyakit dan kelainan alat kandungan
2. Penyakit kardiovaskuler
3. Penyakit endokrin (DM)
4. Infeksi
5. Asma
6. Penyakit ginjal
7. Penyalahgunaan obat/psikosis
8. Penyakit darah
9. Penyakit GIT
J . Kenyamanan pada Ibu Hamil
1. Pakaian hamil
Pakaian yang menyenangkan, yang longgar paling baik, celana, BH, dan

ikat pinggang, celana panjang, kos kaki, celana dalam, korset dan pakaian ketat

23
harus dihindari. Memakai celana yang berlebihan menekan perineum vagina

sehingga menjadi panas, mengganggu sirkulasi dikaki yang dapat menyebabkan

varices.
Korset maternity yang lebih baik yang dapat digunakan untuk

menyangga sakit pinggang. BH ibu hamil apa yang paling baik yang dapat

membantu menambah berat payudara. Lingkaran dada dan ukuran jaringan

payudara (dibawah ketiak), serta mempunyai penutup puting susu yang lebih

penting lagi yag dapat mencegah sakit punggung dan sakit leher.
Kaos kaki yang elastis dapat membantu ibu yang varices vena yang

besar atau bengkak kaki. Sepatu yang dapat memberikan dukungan yang kuat

dan meningkatkan sikap yang baik dan keseimbangan, seperti menggunakan

sepatu yang hak rendah.


2. Mandi dan berenang
Mandi di bak mandi, diizinkan pada kehamilan tua sebab air tidak dapat

masuk kedalam vagina kecuali di bawah tekanan, mandi dan shower hangat

dapat menjadi terapeutik sebab dapat merilekskan ketegangan otot, membantu

mencegah insomma dan membuat ibu hamil merasa segar.


3. Aktivitas fisik dan istirahat
Aktifitas fisik disesuaikan dengan umur kehamilan yang dapat

memperbaiki sirkulasi, membantu relaksasi dan istrahat serta mencegah

kebosanan, seperti melakukan senam hamil secara teratur. Ibu hamil dianjurkan

untuk merencanakan periode istrahat, berbaring miring dianjurkan untuk

meningkatkan perfusi uterin dan oksigenisasi, fetoplacenta, dengan tekanan

pengeluaran dari vena cava asendens dan aorta desendens.


K. Anjuran untuk Ibu Hamil
1. Nutrisi dalam kehamilan

24
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 500 kkal/hari,

tergantung berat badan sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1 bayi atau

kembar). Peningkatan BB yang normal selama kehamilan adalah 6,5 16 kg.

Jenis makanan yang sehat dan veriativ selama kehamilan diantaranya adalah:
Buah dan sayuran
Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
Protein seperti ikan, daging, kacang
Susu dan keju.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
Asam folat.
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi

dari gangguan saraf janin (anansefali, spina bifida). Wanita hamil dianjurkan

mengkonsumsi asam folat 400 g/hari selama 12 minggu kehamilan.


Zat besi.
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja

mengangkut oksigen di dalam darah. Selama hamil, suplai darah meningkat

untuk kebutuhan janin. Kebutuhan zat besi adalah 30 50 mg/hari.

Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan dengan perut

yang kosong atau diikuti jus jeruk utnuk meningkatkan penyerapan.


Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan

pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1200

mg/hari. Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti

dengan jus buah yang kaya akan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.
2. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk ibu

hamil, disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin untuk

mengurangi risiko efek samping obat terhadap janin.


3. Olah raga selama kehamilan

25
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
Aerobic low impact
Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau kehabisan

napas dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah, pusing.
Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
Lakukan istirahat secara teratur
Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan punggung

sebagai dasarnya terutama pada triwulan kedua dan ketiga.


Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai dengan

energi yang dikeluarkan ketika berolahraga


Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan gerakan yang

mengakibatkan peregangan dari otot punggung.


Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
Hipertensi dalam kehamilan
Ketuban pecah dini
Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
Pertumbuhan janin terhambat.
4. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh

terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya bila merasakan

gangguan pada kehamilannya.


5. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan hati-hati.

Untuk wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta praevia, atau abortus

berulang dianjurkan untuk menghindari berhubungan seks pada masa kehamilan

demikian pula ketika kepala sudah masuk rongga panggul dianjurkan untuk tidak

melakukan sanggama.
6. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:

26
Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat menyebabkan

peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.


Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka

waktu lama di mobil atau di pesawat terbang.


Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika kehamilan sudah

besar.
7. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR, lahir

preterm, ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin. Etanol yang

terkandung dalam alkohol dapat menembus plasenta yang merupakan zat teratogen

yang dapat menyebabkan risiko terbesar adalah kecacatan pada janin.

PEREKEMBANGAN JANIN
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel

sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40

minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan

sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal

bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.

Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan

pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.


Trimester Pertama (Minggu 0 12)

27
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal

sampai periode terbentuknya fetus.


A. Periode Germinal (Minggu 0 3)

Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama

menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan

menempel ke dinding uterus (endometrium).


B. Periode Embrio (Minggu 3 8 )
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai

terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai

memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran

1,3 cm dengan kepala yang besar


C. Periode Fetus (Minggu 9 12)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling

berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.


Trimester kedua (Minggu 12 24)

28
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin.
Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG)

untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.

Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 21.

Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat

membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan

panjang 30 cm.
Trimester ketiga (24 -40)
Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin

menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok

serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama

dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.

Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk

dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 2,5 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian Prenatal
1. Aktivitas dan Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 12 minggu) kembali

pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.


Denyut nadi dapat meningkat 10 15 DPM.
Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan volume

episode singkope.
Varises

29
Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada

trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
Peningkatan frekuensi perkemihan
Urinalisis: Peningkatan berat jenis
Hemoroid
4. Makanan/Cairan
- Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi
- Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester kedua

dan ketiga masing-masing 11 12 lb.


- Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
- Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks

terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung


6. Pernapasan
Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan torakal.
7. Keamanan
Suhu tubuh 98 99,5 F (36,1 37,6 C)
Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 12 minggu) atau

fetoskop (17 - 20 minggu)


Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi gerakan janin

pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.


Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
Penghentian menstruasi
Perubahan respon /aktivitas seksual
Leukosa mungkin ada.

30
Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis

(pada 10 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 30 minggu) agak ke bawah

kartilago ensiform (pada 36 minggu)


Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas

lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar,

hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan

ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12

minggu
Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,

strial gravidarum.
Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor

kehamilan
Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai

disfungsional.

10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia,

tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak, stabilitas

ekonomik.
11. Pemeriksaan Diagnostik
DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap

inkompatibilitas
Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)

31
Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil

vagina, lesi, rabas abnormal.


Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,

diabetes penyakit ginjal)


Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya dilakukan

antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus pengkajian

dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

B. DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN


Trisemester I
1. Nutrisi; Perubahan , kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap b/d

mual muntah
Tujuan: Mengikuti diet yang dianjurkan
Mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai resep.
Tindakan:
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan

menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku, dan kulit,

Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama kehamilan

sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan


2. Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun atau

lebih dari 35 tahun), Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan

klien lansia mungkin cenderung obesitas/DM


3. Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet, Rasional:

Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan kemungkinan

klien memilih diet seimbang

32
4. Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya, Rasional:

Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di bawah berat badan

normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan

intraurine (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah


5. Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht, Rasional: Mengidentifikasi adanya

anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu


2. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
Tujuan: Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
Tindakan:
1. Auskultrasi denyut jantung janin
Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola hidatidosa
2.Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional: Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar

Hormon Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan matabolisme karbohidrat dan

penurunan motilitas gastric memperberat mual dan muntah pada trisemester pertama.
3. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya uklus, peptikum,

gastritis, kolesistisis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi

masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi


4. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan haluaran dan

berat jenis urine.


Rasional: Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi
5.Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali sehari

dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat


Rasional: membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan

keasaman lambung.
3. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
Tindakan:
1. Buat hubungan saling percaya antara perawat klien
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling percaya
2. Klarifikasi kesalah pahaman

33
Rasioal: Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan dapat

mengganggu pembelajaran selanjutnya.


3. Tentukan derajat motivasi untuk belajar
Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut jelas.
4. Perrtahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional: Penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan

hubungan.
5. Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi
Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan hasil positif

ibu/bayi.
4. Diagnosa: Cedera; resti terhadap janin
Tujuan: Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan

janin.
Tindakan:
1. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan

ibu, khususnya selama trisemester pertama..


2. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke uterus.

Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.


3. Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman seperti

pemakaian kondom
Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.
4. Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otak janin
5. Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui

mengalami infeksi Rubella


Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada perkembangan janin,

khususnya pada trisemester I


6. Anjurkan penghentian penggunaan tembakau
Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta
Trisemester II
1. Diagnosa; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik

34
Tujuan: Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk mengubah

konsep diri.
Tindakan:
1. Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak efek-efek

yang tampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan emosi


2. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan
Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa yang terjadi
3. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil
Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan meningkatkan

penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivitas yang menyenangkan


2. Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.
Tujuan: Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Tindakan:
1. Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira

60 % klien prenatal, meskipun kapasitas vital meningkat. Fungsi pernapasan

diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi. Berkurang oleh

pembesaran ulkus.
2. Anjurkan sering istirahat
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang

disebabkan kelebihan
3. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.
4. Kaji Ht / Hb
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24 32

mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia dan

menurunkan kapasitas pembawa O2.


3. Diagnosa; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang mengakibatkan

kesejahteraan.
Tindakan:
1. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II

35
Rasional: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa

memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.


2. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan
Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat

sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.


3. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu
Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial

situasi resiko tinggi.


4. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol

atau mengatasi masalah medis


Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan

pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.


Trisemester III
1. Diagnosa kep. Kenyamanan
Tujuan: Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi

ketidaknyamanan
Tindakan:
1. Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan metode untuk

mengatasinya
Rasional: Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
2. Kaji status pernapasan klien
Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,

mengakibatkan dispnea. Khususnya pada multigravida yang tidak mengalami

kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam kandungan


3. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan,

anjurkan memakai sepatu hak rendah


Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh hormon pada

sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
4.Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah kandung kemih
Rasional: Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas kandung kemih,

mengakibatkan sering berkemih

36
2. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang ennin-faktor resiko individu yang

potensial
Tindakan:
1. Pantau TTV, periksa hipertensi
Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada detensi natrium/air

secara negative mempengaruhi ginjal sirkulasi uterus, dan fungsi ssp


2. Dapatkan kultur vagina
Rasional: Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati menciptakan

ketidaknyamanan berat pada klien


3.Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran
Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran
4.Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28
Rasional: Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia potensial pada klien dan

janin
5. Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien diabetik
Rasional: Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah trisemester III yang

berhubungan dengan asupsi plasenta, ISK, lahir mati, penuaan plasenta dan

ketoasidosis
3. Perubahan pola eliminasi urine
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
Tindakan:
1. Berikan info tentang perubahan berkemih
Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari frekuensi berkemih.
2. Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami

oedema.

3. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine


Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan menurunkan

aliran ke vena
4. Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretik
Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat menurunkan regulator

ennin-angiotensin-aklosteron dari kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi.

37
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang

bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan

wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat (Mochtar,

1998). Pelayanan antenatal adalah untuk mencegah adanya komplikasi obstretri

dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin (Saifuddin, dkk.,

2002)
4.1 Saran

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap agar semua ibu hamil bersedia

melakukan antenatal care secara rutin dan tepat waktu.

38
DAFTAR PUSTAKA

Aprianawati dan Sulistyorini. 2003. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan

Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak.

http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf. Diakses tanggal 25

April 2010.
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
Doenges. E. Marillin. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC:

Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana

untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.


Raden. 2010. Proses persalinan. http://radenbeletz.com/proses-kehamilan.html.

Diakses tanggal 25 April 2010.


Salmah at all (2006). Asuhan kebidanan antenatal care. EGC: Jakarta

39

Anda mungkin juga menyukai