Oleh:
Kelompok VI A
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2012/2013
I. Judul Praktikum :
Pembuatan Nugget Ikan Lele
II. Hari Dan Tanggal Praktikum :
Selasa, 30 April 2013
III. Tujuan Praktikum :
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara teknik pengolahan bahan pangan setengah
jadi.
b. Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi secara
organoleptik terhadap bahan pangan yang telah diolah menjadi setengah
jadi.
- Menghitung rendemen bahan pangan yang telah diolah..
IV. Prinsip :
Bahan pangan basah umumnya adalah bahan pangan yang masih segar
dan memiliki daya simpan yang pendek. Pengolahan merupakan salah satu
cara untuk mempertahankan bahan pangan dari proses pembusukan sehingga
mampu disimpan lama hingga tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan
konsumsi.
Prinsip pengamatan ini dapat dilakukan secara organoleptik, yaitu
berdasarkan sifat subjektif dan objektif. Penilaian penampakan fisik antara lain
menyangkut hal seperti bentuk dan ukuran, dilakukan secara obejktif
sedangkan warna, daging, bau, tekstur, dan rasa penilaian ini dilakukan secara
subjektif.
V. Dasar Teori :
Pengolahan bahan pangan adalah suatu kegiatan merubah bahan
mentah menjadi bahan setengah siap saji. Bahan mentah pasca panen yang
dibiarkan dalam waktu yang lama akan mengalami kerusakan akibat
pengaruh-pengaruh fisiologik, mekanik, fisik, kimiawi, parasitik atau
mikrobiologik. Perubahan-perubahan tersebut ada yang menguntungkan, ada
pula yang merugikan. Karena itu diperlukan suatu kegiatan pengolahan bahan
pangan yang bisa memastikan agar bahan pangan tersebut dapat digunakan
seefisien mungkin. Dan segala sesuatu yeng menyangkut perlakuan yang
terjadi dalam rangkah mengolah bahan pangan dikenal dengan istilah
Teknologi makanan.
Nugget merupakan salah satu produk olahan dagingbeku. Produk ini
mempunyai daya simpan yang cukup lama, dengan penyimpanan dalam
freezer bisa mencapai 2 minggu. Daging yang digunakan sebelumnya harus
digiling, sehingga memudahkan untuk dibentuk pada tahapan berikutnya.
Bahan utama yang digunakan adalah ikan, yang akan memberikan tekstur
produk yang diinginkan, karena mempunyai kandungan protein myofibril.
Bahan pendukung lain, yaitu garam, air, bahan pengisi (filler), emulsifier, dan
bumbu-bumbu. Garam berfungsi meningkatkan kelarutan, karena protein
miofibril yang ada pada daging hanya larut pada larutan garam. Air berguna
untuk memberikan sifat berair dan juga meningkatkan rendemen. Bahan
pengisi dan emulsifier yang digunakan pada produk ini adalah tepung tapioka
dan kuning telur yang berfungsi untuk mengikat air maupun lemak. Bumbu-
bumbu berupa merica dan bawang putih selain memberikan bau dan rasa yang
khas, juga mampu memperpanjang umur simpan,
= 89,747 %
2. Rendemen adonan nugget sesudah di kukus sampai adonan yang telah
digoreng :
Rendemen = x 100 %
490
= 510 x 100 %
= 96,098 %
X. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan, Nugget dibuat dari daging ikan lele
dengan penambahan pati, dan bumbu-bumbu seperti garam, bawang putih,
merica. Penambahan pati berfungsi sebagai pengisi dan pembentuk serta
berperan mengurangi biaya produksi. Bahan pengisi yang umum digunakan
pada pembuatan nugget pada praktikkum ini adalah tepung panir. Bahan
pengisi merupakan sumber pati. Bahan pengisi ditambahkan dalam produk
restrukturisasi untuk menambah bobot produk dengan mensubstitusi sebagian
daging. Fungsi lain dari bahan pengisi adalah membantu meningkatkan
volume produk.
Pembuatan nugget memerlukan bahan pembantu yaitu garam, bawang
putih dan merica. Garam merupakan komponen bahan makanan yang
ditambahkan dan digunakan sebagai penegas cita rasa dan bahan pengawet.
Penggunaan garam tidak boleh terlalu banyak karena akan menyebabkan
terjadinya penggumpalan (salting out) dan rasa produk menjadi asin.
Bawang putih (Allium sativum L.) berfungsi sebagai penambah aroma
serta untuk meningkatkan cita rasa produk. Bawang putih merupakan bahan
alami yang ditambahkan ke dalam bahan makanan guna meningkatkan selera
makan serta untuk meningkatkan daya awet bahan makanan. Bau yang khas
dari bawang putih berasal dari minyak volatil yang mengandung komponen
sulfur.
Setelah proses pencampuran semua bahan dilakukan proses pengukusan.
Pengukusan berfungsi untuk menginaktifkan enzim yang akan menyebabkan
perubahan warna, cita rasa atau nilai gizi yang tidak dikehendaki selama
penyimpanan. Tujuan utama pengukusan adalah mengurangi kadar air dalam
bahan baku sehingga tekstur bahan menjadi kompak. Pengukusan dapat
menyebabkan terjadinya pengembangan granulagranula pati yang biasa
disebut gelatinisasi. Gelatinisasi merupakan peristiwa pengembangan granula
pati sehingga granula tersebut tidak dapat kembali seperti keadaan semula.
Mekanisasi gelatinisasi, diawali oleh granula pati akan menyerap air yang
akan memecah kristal amilosa dan akan memutuskan ikatan-ikatan struktur
heliks dari molekul tersebut.Penambahan air dan pemanasan akan
menyebabkan amilosa berdifusi keluar granula, sehingga granula tersebut
hanya mengandung sebagian amilopektin dan akan pecah membentuk suatu
matriks dengan amilosa yang disebut gel.
Setelah proses pengukusan nugget tersebut dipotong atau dicetak sesuai
selera serta dicelupkan kedalam telur tujuannya sebagai perekat tepung
(batter).Setelah proses batter dilakukan pelumuran dengan tepung roti
(breading). Breading bertujuan membuat produk menjadi renyah, enak dan
lezat. Nugget termasuk salah satu produk yang pembuatannya menggunakan
batter dan breading. Setelah proses ini bahan pangan bisa dinamakan sebagai
bahan pangan setengah jadi.
Berdasakan hasil pengamatan, berdasarkan uji organoleptik ketika
adonan nugget mentah, kemudian dikukus perubahan tekstur yang terjadi
antara lain adonan yang semula lembek , setelah diolah menjadi padat dan
tekstrunya halus, hal ini karena bahan pengikat yang terdapat pada tepung
sagu, Protein dalam bentuk tepung dipercaya dapat memberikan sumbangan
terhadap sifat pengikatan. Sehingga strukturnya lebih padat ketika dikukus.
Rasa yang khas rasa ikan sangat kuat terasa di lidah karenan bahan utama
yang digunakan, jumlahnya lebih mendominasi dari bahan lainnya. Nugget
ikan lele tetap memiliki aroma khas ikan, dengan warna nugget setelah
dikukus, dan sebelum dibalut tepung panir memiliki warna yang putih pucat
hal ini karena disebabkan karena adanya pembalutan oleh tepung.
Rupa/bentuk juga mengalami perubahan menjadi bulat lonjong, karena proses
pencetakannya mengguanakan cetakan berbentuk demikian.Adonan nugget
yang masih mentah memiliki berat 570 gram, dan berat setelah dikukus turun
menjadi 510 gram. Hal ini karena uap air yang menguap ketika dikukus selain
itu, tutup panci yang dibiarkan sedikit terbuka, guna menghalangi butir-butir
air yang jatuh ke adonan, ketika proses pengukusan. Adapun rendemen nugget
sebelum dikukus hingga setelah dikukus adalah 89,747 %.