Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI MANUSIA
ACARA III
JUMLAH SEL DARAH MERAH

DISUSUN OLEH:
NAMA : MIFTAHUL HASANAH
NIM : E1A014028
KELAS : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
ACARA III
JUMLAH SEL DARAH MERAH

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan : Menghitung jumlah sel darah merah seseorang.
2. Hari, tanggal : Jumat, 12 Mei 2017
3. Tempat : Laboratorium Biologi FKIP, Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit
dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas
berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah,sedang
45% sisanya terdiri dari sel darah.Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah
sebagai media transportasi,pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan
cairan, serta keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam
tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif tanpa
meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam
darah, hanya melintas saja. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh
melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian
kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava
inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan
dan bahan kimia asing ke--hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang
sebagai air seni (Evelyn C. Pearce, 2006:134 ).
Sel darah merah yang berukuran kurang dari 6 m dinamakan sel
mikrosit dan yang berukuran lebih dari normal (9 m-12 m) dinamakan sel
makrosit. Komposisi molekuler sel darah merah menunjukkan bahwa lebih
dari separuhnya terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi padat.
Secara keseluruhan isi sel darah merah merupakan substansi kolotyasl yang
homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak. Sel darah merah dibatasi
oleh membran plasma yang bersifat semipermeable dan berfungsi untuk
mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap di dalam. Tekanan osmosis di
luar sel darah merah haruslah sama dengan tekanan di dalam sel darah merah
agar terdapat keseimbangan. Apabila sel darah merah dimasukkan ke dalam
larutan hipertonis maka air dalam sel darah merah akan mengalir ke luar yang
akan berakibat bentuk sel darah merah menjadi berkerut seperti berduri (sel
burr). Sebaliknya, apabila sel darah merah dimasukkan dalam larutan
hipotonis, maka air akan masuk ke dalam sel darah merah sehingga sel darah
merah menggembung sampai dapat pecah. Peristiwa tersebut dinamakan
hemolisis yang ditandai dengan merahnya larutan oleh karena keluarnya
hemoglobin (Subowo, 2002: 53).
Erytrosit atau sel darah merah membawa haemoglobin dalam sirkulasi.
Sel darah merah berbentuk piring yang biconcave. Mamalia sel darah merah
tidak memiliki nucleus kecuali pada awal dan pada hewan tertentu. Sel darah
merah pada unggas mempunyai nucleus dan berbentuk ellips. Sel darah
merah terdiri dari air 65%, Hb 33%, dan sisanya terdiri dari sel stoma lemak,
mineral, vitamin, dan bahan organik lainnya serta ion K. Sel darah merah
berwarna merah kekuningan. Warna merah berasal dari hemoglobin SDM
dapat mengikat oksigen karena adanya hemoglobin. SDM mengkatalis reaksi
antara CO2 dan air karena SDM mengandung anhidrase karbonat dalam
jumlah besar. Reaksi memungkinkan darah bereaksi dengan sejumlah besar
CO2 dan mengangkutnya dari jaringan ke paru-paru (Pratiwi, 2000: 84).
Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan
fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya
melintas saja. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran
halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke
jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan
kimia asing ke--hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air
seni (Evelyn C. Pearce, 2006: 134).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Seperangkat Hemositomer
b. Mikroskop
c. Hand Counter
d. Blood Lanset
e. Colony Counter
f. Pipet tetes
g. Kaca Penutup
h. Gelas Kimia
2. Bahan
a. Darah praktikan
b. Alkohol 70%
c. Kapas
d. Aquades
e. Larutan Turks
f. Tisu

D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum,
2. Mensterilkan ujung jari yang akan diambil darahnya,
3. Menusuk ujung jari dengan blod lanset, biarkan darah keluar tanpa dipijat,
4. Menghisap darah menggunakan pipet sel darah merah sampai angka 0,5,
usahakan darah lancar keluar agar tidak putus-putus dalam pipet,
5. Membersihkan pipet dengan kapas,
6. Menghisap larutan hayem sampai angka 101, sehingga darahdiencerkan 200
kali atau 100 kali,
7. Melepaskan pipa karet penghisap dan memegang pipet antara ibu jari dan
telunjuk atau jari tengah kemudian kocok dengan memutar-mutar
pergelanagan tangan membentuk angka delapan,
8. Membuang beberapa tetes cairan dengan maniup perlahan-lahan, kemudian
meneteskan larutan seldarah kedalam kamar hitungyang sudah ada kaca
penutupnya,
9. Menghitung jumlah sel darah merah pada 5 kotak kamar hitung untuk sel
darah merah di bawah mikroskopbdengan bantuan hand counter atau colony
counter,
10. Menentukan jumlah sel darah merah per mm kubik dengan rumus:
pengenceran x 50 x jumlah sel darah merah dalam 5 kotak,
11. Membandingkan dengan jumlah sel darah terhitung dengan jumlah
standart, sehingga dapat diperkirakan kondisi kesehatan seseorang.

E. Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan
No Nama Jenis Kelamin SDM SDM total
1 Mifta P 537 5.370.000
2 Tul L 239 2.390.000
3 Tyas P 680 6.800.000

2. Analisis Data
a. Mifta
SDMtotal = Pengenceran x 50 x SDM
= 200 x 50 x 537
= 5.370.000 sel/mm3
b. Tul
SDMtotal = Pengenceran x 50 x SDM
= 200 x 50 x 239
= 2.390.000 sel/mm3
c. Tyas
SDMtotal = Pengenceran x 50 x SDM
= 200 x 50 x 680
= 6.800.000 sel/mm3
F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung jumlah sel darah merah
seseorang. Sampel yang digunakan yaitu darah praktikan sebesar 0,5 ml.
Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh
dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi,
oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh.
Darah manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia
karbohidrat, protein dan hormon, dan gas oksigen, nitrogen dan karbon
diokstyas. Sedangkan plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet). Sel darah merah yang
berukuran kurang dari 6 m dinamakan sel mikrosit dan yang berukuran
lebih dari normal 9 m-12 m dinamakan sel makrosit.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi salah satu fungsi darah di dalam tubuh adalah
sebagai alat transportasi. Di dalam tubuh darah berperan dalam transport
oksigen, karbon diokstyas, zat makanan, metabolit- metabolit yang tidak
diperlukan, mengatur suhu tubuh normal, mempertahankan keseimbangan
asam basa, mengatur keseimbangan air, mengatasi infeksi, transport
hormone untuk metabolisme dan transport metabolit- metabolit antar
jaringan. Fungsi utama dari sel-sel darah merah (eritrosit) adalah
mengangkut Hb yang seterusnya akan membawa oksigen yang berasal dari
paru- paru ke jaringan. Sel darah merah normal berbentuk pelat, cekung
ganda dan berdiameter 8 mikron. Konsentrasi pada pria lebih besar daripada
wanita.
Praktikum ini ditentukan praktikan yang akan dihiting sel darahnya
yaitu Mifta, Tul, dan Tyas. Hal tersebut untuk mengetahui jumlah eritrosit
pada laki laki dan perempuan. Ujung salah satu jari dibersihkan dengan
alcohol. Larutan alkohol berwarna bening dan bersifat disinfektan, yaitu
mencegah timbulnya mikroorganisme yang tidak dibutuhkan. Hal ini
dilakukan agar ujung jari praktikan menjadi steril dan tidak infeksi. Jari yang
dipakai adalah jari manis tangan kiri hal ini dikarenakan pada jari tersebut
memiliki saraf yang sedikit. Pada percobaan ini digunakan tangan kiri karena
jaringan epidermis pada tangan kiri lebih tipis dibandingkan tangan kanan
sehingga pembuluh darah lebih cepat terluka dan darah lebih cepat keluar.
Untuk mengetahui jumlah eritrosit dalam darah dilakukan
penghitungan eritrosit dengan menggunakan haemocytometer. Penambahan
larutan Hayem adalah untuk melisiskan sel darah putih untuk memudahkan
perhitungan darah merah. Dengan menggunakan larutan Hayem tersebut,
darah sekaligus diencerkan 200X menggunakan pipet eritrosit. Metode yang
digunakan adalah metode kamar hitung. Perhitungan hanya dilakukan pada 5
kamar hitung yaitu 4 kotak ditiap ujung dan 1 kotak paling tengah. Jumlah
butir darah yang berada dalam kamar hitung hanya mewakili sebagian dari
banyaknya butir darah dalam 0,5 mm darah seluruhnya. Sehingga diperlukan
perhitungan lebih lanjut dengan mengalikan faktor pengenceran dan jumlah
darah, untuk mendapatkan hasil akhir dari jumlah darah.
Orang dewasa memiliki 23 1013 eritrosit setiap waktu (wanita
memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta.
Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen
yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih
banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi
dibandingkan dengan partikel darah yang lain. Normalnya kita memiliki
4x109 hingga 11x109 sel darah merah dalam satu liter darah manusia dewasa
yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.
Setelah pengamatan pada praktikum kali ini, jumlah sel darah merah
untuk Tul (laki-laki) jumlahnya dibawah kisaran jumlah yang telah
ditentukan oleh literatur. Jumlah sel darah merah Tul (laki-laki) yang
dtyaspatkan yaitu sebanyak 2.390.000 sel/mm3, sedangkan untuk wanita
jumlah SDM Tyas sebanyak 6.800.000 sel/mm3, dan Mifta sebanyak
5.370.000 sel/mm3. Jumlah penghitungan sel darah Tyas dan Mifta sesuai
dengan yang telah ditentukan oleh literature.
Kesalahan perhitungan dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu teknis,
sampling, dan peralatan. Kesalahan teknis yaitu adanya gelembung saat
mengambil darah atau larutan pengencer sehingga bisa mempengaruhi
volume pengenceran, penyedotan yang terlalu kuat sehingga volume darah
yang diambil tidak sesuai dengan skala yang ditentukan, pengocokan yang
kurang homogen menyebabkan sel darah akan sulit diamati karena
bertumpuk atau tidak ada karena yang masuk pada haemacytometer adalah
larutan pengencernya. Kesalahan peralatan bisa dikarenakan mikroskop yang
memiliki fokus kurang tepat sehingga sel darah sulit diamati, pipet toma
yang digunakan tidak berfungsi dengan baik sehingga sulit digunakan dalam
penyedotan darah dan larutan pengencernya. Kesalahan sampling antara lain
pada jari terdapat alkohol yang belum kering sehingga membuat darah yang
keluar cepat beku, terdapat air pada pipet toma yang baru dibersihkan.

G. Kesmpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data, dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa:

a) Ukuran eritrosit kecil, berbentuk bulat bikonkaf tidak berinti, dengan


warna ungu bening. Leukosit berbentuk bulat berinti di tengah dengan
warna ungu. Sedangkan trombosit berukuran sangat kecil terlihat seperti
titik berwarna gelap.

b) Jumlah eritrosit pada laki-laki yang didapatkan lebih rendah atau kurang
jika dilihat menurut literature.

c) Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru


ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke
paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut
sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi,
mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu,
mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas
suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat
tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari
infeksi kuman dengan membentuk antibody.

d) Pada pria sehat mempunyai kira-kira 5 juta eritrosit dalam setiap mm3
darah sedangkan wanita sehat mempunyai kira-kira 4.5 juta eritrosit
dalam setiap mm3 darah.

e) Jumlah eritrosit pada Tul (laki-laki) yang didapatkan dalam praktikum ini
lebih rendah atau kurang dari normal.

f) Jumlah erirosit pada perempuan yakni Mifta dan Tyas sesuai dengan
teori yang ada.

g) Jumlah eritrosit dalam darah ditentukan oleh beberapa faktor yaitu jenis
kelamin, usia, berat badan, aktivitas, nutrisi, dan faktor lingkungan.

h) Kesalahan perhitungan yang terjadi dalam praktikum ini dapat


disebabkan oleh masalah teknis, sampling, dan peralatan.

i) Jumlah erirosit pada perempuan yakni ida sudah sesuai dengan literature
sedang jumlah eritrosit pada riskia melebihi dari yang ditentukan
literature.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton dan Hall. 2006. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC.
Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Pratiwi, S. 2000. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Gramedia.
Subowo, Radhitya L. 2002. Histology Dasar. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai