Anda di halaman 1dari 11

Minyak atsiri

Minyak atsiri merupakan minyak mudah menguap, atau minyak terbang merupakan
campuran senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik
didih yang beragam, penyulingan dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan komponen-
komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan
uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut
(Sastrohamidjojo, 2004).

Sering timbul pertanyaan mengapa minyak atsiri dari satu tumbuhan memiliki aroma yang
berbeda dengan minyak atsiri dari tumbuhan lainnya. Bahkan kebanyakan minyak atsiri memiliki
aroma sangat spesifik. Hal ini tidak lain karena setiap minyak atsiri memiliki komponen kimia
yang berbeda. Komposisi atau kandungan masing-masing komponen kimia tersebut adalah hal
yang paling mendasar dalam menentukan aroma maupun kegunaannya sebagai bahan kosmetik,
obat, dll. Jadi, penentuan komposisi masing-masing komponen tersebut merupakan hal yang
sangat penting dalam menentukan kegunaannya, kualitas, ataupun mutu dari suatu minyak atsiri (
Agusta, 2000).

Kegunaan minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang
industri. Banyak contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain dalam industri kosmetik (sabun, pasta
gigi, sampo, lotion). Dalam industry makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau
penambahan cita rasa. Dalam industri parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak
wangi, dalam industri farmasi atau obat-obatan (antinyeri, antiinfeksi, pembunuh bakteri). Dalam
industri bahan pengawet, bahkan digunakan pula sebagai insektisida. Oleh karena itu, tidak heran
jika minyak atsiri banyak diburu berbagai negara (Lutony, 1994).

Sifat Kimia Minyak Atsiri

Komponen kimia minyak atsiri banyak jenisnya tetapi biasanya tidak melebihi 300
senyawa, yang menentukan aroma minyak atsiri biasanya komponen yang persentasenya tinggi.
Karena berbagai jenis komponen minyak atsiri menyebabkan bau, aroma, dan berguna sebagai
obat, maka klasifikasi kimia minyak atsiri harus didasarkan pada komponen yang paling dominan
dalam menentukan sifat minyak tersebut.
Jika minyak atsiri memiliki kandungan hidrokarbon tidak beroksigen dalam jumlah besar
dan stearoptena dalam porsi kecil, maka kegunaannya sebagai pemberi bau yang spesifik atau
perancah (flavoring), sedangkan jika minyak atsiri mengandung lebih banyak senyawa dari
golongan hidrokarbon, alkohol, keton, fenol, ester dari fenol, oksida, dan ester, lebih
memungkinkan untuk digunakan sebagai obat, karena secara teori diketahui bahwa semua
senyawa itu memiliki gugus aktif yang berfungsi melawan suatu jenis penyakit. Oleoptena
merupakan bagian hidrokarbon didalam minyak atsiri dan berwujud cairan, sedangkan stearoptena
adalah senyawa hidrokarbon teroksigenasi yang umumnya berwujud padat (Agusta, 2000).

Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terpenoid itu terdapat pada
fraksi minyak atsiri yang tersuling uap. Zat inilah penyebab wangi, harum atau bau yang khas pada
banyak tumbuhan. Secara ekonomi senyawa tersebut penting sebagai dasar wewangian alam dan
juga untuk rempah rempah serta sebagai senyawa citarasa dalam industri makanan.

Monoterpen dan sesquiterpen dapat dipilah-pilah berdasarkan kepada kerangka karbon


dasarnya. Senyawa terpenoid dalam minyak atsiri pada umumnya terdiri dari senyawa dengan
jumlah atom C berjumlah 10 atau disebut monoterpen dan atom C yang berjumlah 15 yang disebut
sesquiterpen.

Klasifikasi Terpenoid

Name Isoprene Unit Carbons Atom


Monoterpenoid 2 10
Sesquiterpenoid 3 15
Diterpenoid 4 20
Triterpenoid 6 30
Tetraterpenoid 8 40
Contoh senyawa pada minyak atsiri

Monoterpen Sesquiterpen
Asiklik Ocimene, Myrcene, Asiklik Farnesol, Nerolidol
Geranial, Neral,
Geraniol, Nerol,
Linalool
Monosiklik Limonene, Menthol, Monosiklik -Bisabolene
Phellandral,
Perillaldehyde,
-Terpinene,
-Phellandrene,
-Terpineol, Carvone
Bisiklik -Thujene, Sabinol, Bisiklik -Cyperone,
Carone, Myrtenol, -Selinene
Camphor, Camphene
Harborne, 1973

Klasifikasi Minyak Atsiri

Minyak atsiri diklasifikan berdasarkan komponen utama yang terdapat dalam presentasi
yang paling tinggi dan merupakan isi yang penting untuk penggunaan dalam farmasi. Klasifikasi
minyak atsiri antara lain: Minyak atsiri hidrokarbon, alkohol, fenol, eter fenolik, oksida, dan ester.

1. Minyak Atsiri Hidrokarbon


Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar terdiri dari senyawa-
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman
golongan pinus (famili Pinaceae). Komponen Hidrokarbon dalam minyak atsiri :
a) Hidrokarbon alifatik (asiklik), misal : misran
b) Hidrokarbon aromatic, misal : Naftalen
c) Seskuiterpen monosiklik, misal : Zingiberen
2. Minyak Atsiri Alkohol
Alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri digolongkan menjadi :
a) Alkohol asiklik, misal : geraniol, linolol dan sitronelol
b) Alkohol terpen, misal : mentol, borneol
c) Alkohol seskuiterpen, misal: Santalol (minyak sandalwood) dan gingerol.
3. Minyak Atsiri Fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman
cengkeh yang memiliki nama latin yaitu Eugenia caryophyllata atau Syzigium
caryophyllum (famili Myrtaceae). Bagian yang dimanfaatkan bunga dan daun.
4. Minyak Atsiri Eter Fenolik
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil
penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare (famili Apiaceae atau
Umbelliferae). Minyak yang dihasilkan, terutama tersusun oleh komponen-komponen
terpenoid seperti anetol, sineol, pinena
5. Minyak Atsiri oksida
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca
leucadendon L (famili Myrtaceae). Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih paling
utama adalah sineol (85%).
6. Minyak Atsiri Ester
Minyak gandapura merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun dan
batang Gaultheria procumbens L (famili Erycaceae). Komponen penyusun minyak ini
adalah metil salisilat yang merupakan bentuk ester.

Sifat kimia

1. Bilangan Asam Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam
organik pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara
alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak
(Kataren, 1985)
2. Bilangan Ester Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk
penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa minyak
tersebut mempunyai aroma yang baik. Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki
sifat mudah menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan
secara fisika maupun kimia pada minyak atsiri. Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat
terjadi saat :
1) Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran bahan mempengaruhi
jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan secara bertahap yang
sebagian besar disebabkan oleh udara yang bersuhu cukup tinggi. Oleh karena itu,
bahan disimpan pada udara kering bersuhu rendah.
2) Proses ekstraksi
Proses ekstraksi dibagi menjadi beberapa proses, yaitu:
1) Proses ekstraksi: perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu
ekstraksi terlalu tinggi.
2) Proses distilasi: perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan
karena adanya air, uap air, dan suhu tinggi.
3) Proses pengepresan: perubahan sifat kimia pada proses ini terutama
disebabkan karena minyak atsiri berkontak dengan udara.

Produksi Minyak Atsiri

Komponen minyak atsiri dalam tumbuhan terdapat dalam jumlah yang sangat kecil,
sehingga diperlukan bahan awal yang besar jumlahnya untuk memperoleh minyak atsiri yang
memadai jumlahnya untuk diteliti. Ada beberapa metode untuk mendapatkan minyak atsiri antara
lain :

1. Metode penyulingan (Destilasi)


Bahan yang mengandung minyak atsiri dapat diperoleh dengan metode penyulingan
(Guenther, 1987). Bahan untuk penyulingan biasanya diambil pada pagi hari secepat
mungkin setelah embun menghilang. Ada tiga metode penyulingan yang digunakan dalam
industri minyak atsiri,
1) Penyulingan dengan air (Water Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan


baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel
penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel
dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang
merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan
ditampung dalam wadah, selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan
dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja.

Penyulingan dengan menggunakan air memiliki beberapa kelemahan, estraksi tidak


dapat berlangsung dengan sempurna walaupun bahan baku dirajang, selain itu
beberapa jenis ester, misalnya linalil asetat dapat mengalami rekasi hidrolisis
terhadap air, pensenyawaan yang peka seperti aldehida dapat mengalami
polimerisasi karna pengaruh air mendidih. Selain itu, komponen minyak yang
bertitik didih tinggi (misalnya sinnamil alcohol, benzyl alcohol) dan senyawa yang
bersifat larut dalam air tidak dapat menguap secara sempurna, sehingga minyak
yang tersuling mengandung komponen tidak lengkap sehingga mengakibatkan
kehilangan sejumlah minyak atsiri (Guenther, 1987).

2) Penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation)


Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus.
Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air
tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara
ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi.
Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang
keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar
meminimkan kehilangan air. Melihat dari beberapa keadaan, tekanan uap yang
rendah akan menghasilkan minyak atsiri berkualitas baik.

Kenuntungan penyulingan air dan uap dibandingakan dengan penyulingan air


adalah karna bahan baku tidak dapat rusak akibat suhu yang terlalu panas, karna
suhu tidak akan melebihi suhu uap jenuh dan uap merupakan metode penyulingan
dengan tekanan uap jenuh yang renda, sehingga kerusakan minyak kecil.
Dalam system penyulingan dengan air dan uap proses dekomposisi minyak lebih
kecil. Metode penyulingan air dan uap lebih efisien dibandingan dengan metode
penyulingan dengan air karna jumlah bahan bakar yang dibutuhkan lebih kecil dan
rendemen minyak yang dihasilkan lebih besar (Gunther, 1987).

3) Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)


Sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api
namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak.
Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler,
kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan
baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan
kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator
yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai
untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi.

4) Distilas Vakum
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan. Penyulingan yaitu mencampurkan zat lalu didihkan sehingga menguap
dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan
termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen
akan menguap pada titik didihnya.

Destilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang


ditujukan untuk memisahkan pelarut dan komponen pelarutnya. Hasil destilasi
disebut destilat dan sisanya disebut residu. Jika hasil destilasinya berupa air,
maka disebut aquadestilata (aquades).
Desitilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati
titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih sangat tinggi (di atas 1500C)
dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1atm, sehingga titik
didihnya menjadi sangat rendah. Suhu dalam proses,yang digunakan untuk
mendestilasinya tidak perlu terlalu tinggi. Mengurangi tekanan digunakan pompa
vacuum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem
destilasi ini. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik
didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen
yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air.

2. Maserasi dengan Lemak/Minyak


Kebanyakan bahan flavon bersifat larut dalam lemak atau minyak, tetapi
mempunyai range polaritas yang lebar. Minyak dapat bertindak sebagai pelarut dan
merupakan medium yang dapat melindungi bahan yang mudah menguap. Lemak/minyak
mempunyai daya absorbsi yang tinggi dan jika dicampur dan kontak dengan bunga yang
beraroma wangi, maka lemak akan mengabsorbsi minyak yang dikeluarkan oleh bunga
tersebut. Pada akhir proses, minyak dari bunga tersebut diekstraksi dari lemak dengan
menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol dipisahkan (Guenther, 1987).

3. Ekstraksi dengan pelarut menguap


Metode lain yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri adalah dengan
menggunakan metode ekstraksi pelarut menguap (Mondello, dkk, 1997). Contoh pelarut
yang digunakan adalah dietil eter untuk mengekstraksi daun Citrus aurantium. (Juchelka,
dkk, 1996).

Jika dibandingkan dengan mutu minyak bunga hasil penyulingan, maka minyak
hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut lebih mendekati aroma bunga alamiah, namun
demikian metode ini juga mempunyai kelemahan yaitu kesulitan penghilang residu pelarut
dari ekstrak (Pino, dkk, 1997).
4. Ekstraksi dengan Karbon Dioksida ( CO2 ) Superkritis
Ekstraksi dengan karbon dioksida superkritis pada prinsipnya didasarkan pada
kelarutan senyawa-senyawa aromatik dari bahan nabati dalam CO2. Bahan nabati dan CO2
dimasukkan kedalam ekstraktor berupa labu yang diberi tekanan dan temperatur yang telah
diatur, kemudian CO2 dipompa kedalam separator pada tekanan dan temperatur yang
rendah, yang kemudian masuk kedalam tangki ekstraksi. Kelebihan CO2 dimurnikan
kembali didalam bejana terisi arang (charcoal trap). Keuntungan dari metode ini adalah
tidak menggunakan pelarut yang beracun, biaya murah, mampu mengisolasi senyawa
termolabil tanpa diikuti denaturasi karena dilakukan pada temperatur rendah, juga
kemungkinan untuk memperoleh produk baru dengan komposisi yang biasanya diperoleh
dengan teknik distilasi (Pino, dkk, 1997). Namun demikian metode ini juga mempunyai
kekurangan yaitu dalam hal penentuan kondisi untuk ekstraksi dari minyak atsiri dari
tumbuhan tertentu (Boelens dan Boelens, 1997).

Kegunaan Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan komoditas ekspor non migas yang dibutuhkan di


berbagai industri di luar negeri. Minyak atsiri mempunyai banyak kegunaan
diantaranya sebagai bahan dasar wangi-wangian (parfum) dalam industri parfum,
kosmetika, sebagai bahan flavor dalam industri makanan dan minuman serta sebagai
bahan obat pada industri farmasi/obat-obatan. Minyak atsiri dapat diolah menjadi
bahan dasar maupun derivat flavor dan wewangian yang bersifat alami. Karakter yang
spesifik yang tidak dimiliki oleh bahan kimia sintetik sejenis menjadikan beberapa
produk minyak atsiri mempunyai harga tinggi atau nilai kompetitif misalnya parfum berbasis
absolut bunga, flavor makanan atau minuman dengan character impact
compound yang khas seperti minuman coke atau cola.

Dalam bidang farmasi dan kesehatan, beberapa komponen utama dalam


minyak atsiri seperti linalol, eugenol, sitronelal, memiliki aktivitas biologi yang khas
sehingga digunakan sebagai bahan anti bakteri atau bagian dari formulasi produk obat
dan sanitasi. Obat tetes telinga, minyak telon, minyak gosok dan bahan aromaterapi
merupakan sedikit contoh dari sekian banyak manfaat minyak atsiri.
Sumber Minyak Atsiri

Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 200 spesies tanaman yang
termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae.
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji,
batang atau kulit dan akar atau rhizome.

Nama Minyak Tanaman Penghasil Bagian Tanaman Negara Asal


Sereh wangi Cymbopogon nardus Daun Srilanka
R
Nilam (patchouli) Pogostemon cablin Daun Malaysia, Indonesia
Benth
Kayu putih (cajuput) Melaleuca Daun Indonesia
Leucadenron
Sereh dapur (lemon Cymbopogon citrates Bunga Madagaskar,
grass) Guetemala
Kenanga Cananga odorata Bunga indonesia
Hook
Cengkeh (clove) Caryophyllus Bunga Zanzibar, Indonesia
Lavender Lavandula offcinalis Bunga Perancis, Rusia
Chaix
Mawar (rose) Rosa alba L Bunga Bulgaria, Turki
Kapolaga Elettaria Biji India, amerika
(cardamom) cardamomun L
Adas (fennel) foeniculum fulgares Buah/Kulit Buah Eropah, tengah, Rusia
Mill
Akar wangi (Vetiver) Vetiveria zizanioides Akar/rhizoma Indonesia, Lousiana
Stap
Kunyit (Turmeric) Curcuma longa Akar/rhizoma Amerika selatan
Jahe (ginger) Zingiber officinale Akar/rhizoma Jamaika
Roscoe
Camphor Cinnamomun Batang/kulit buah Formosa, Jepang
Camphora L

Anda mungkin juga menyukai

  • Rani
    Rani
    Dokumen11 halaman
    Rani
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Harga Ikan
    Harga Ikan
    Dokumen3 halaman
    Harga Ikan
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • File 20
    File 20
    Dokumen2 halaman
    File 20
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis
    Dermatitis
    Dokumen97 halaman
    Dermatitis
    Ahmad Fauzi
    Belum ada peringkat
  • Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    Dokumen23 halaman
    Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    angelica
    Belum ada peringkat
  • Rani
    Rani
    Dokumen11 halaman
    Rani
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    Dokumen23 halaman
    Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    angelica
    Belum ada peringkat
  • Energi Nasional
    Energi Nasional
    Dokumen3 halaman
    Energi Nasional
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Proses Penyulingan
    Proses Penyulingan
    Dokumen6 halaman
    Proses Penyulingan
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kuliah Semester Genap
    Jadwal Kuliah Semester Genap
    Dokumen4 halaman
    Jadwal Kuliah Semester Genap
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • 613553158templat Jurnal Kimia Unand
    613553158templat Jurnal Kimia Unand
    Dokumen5 halaman
    613553158templat Jurnal Kimia Unand
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Personal Data II
    Personal Data II
    Dokumen2 halaman
    Personal Data II
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Tgs 5 PFD
    Tgs 5 PFD
    Dokumen1 halaman
    Tgs 5 PFD
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • KP Adeks!
    KP Adeks!
    Dokumen9 halaman
    KP Adeks!
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Terbarukan
    Tugas Terbarukan
    Dokumen12 halaman
    Tugas Terbarukan
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Matrikulasi
    Jadwal Matrikulasi
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Matrikulasi
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Utilitas
    Utilitas
    Dokumen3 halaman
    Utilitas
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Kimia Atmosfer Pelarut Atau Berpartisipa
    Kimia Atmosfer Pelarut Atau Berpartisipa
    Dokumen32 halaman
    Kimia Atmosfer Pelarut Atau Berpartisipa
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Bab Vii PDF
    Bab Vii PDF
    Dokumen11 halaman
    Bab Vii PDF
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Resume
    Resume
    Dokumen11 halaman
    Resume
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Resume
    Resume
    Dokumen11 halaman
    Resume
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Kimia Atmosfer Pelarut Atau Berpartisipa
    Kimia Atmosfer Pelarut Atau Berpartisipa
    Dokumen32 halaman
    Kimia Atmosfer Pelarut Atau Berpartisipa
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kerja Praktek
    Proposal Kerja Praktek
    Dokumen6 halaman
    Proposal Kerja Praktek
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Pik
    Pik
    Dokumen5 halaman
    Pik
    nikai hermawan
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL+KP Bagas&Anang
    PROPOSAL+KP Bagas&Anang
    Dokumen9 halaman
    PROPOSAL+KP Bagas&Anang
    Alif Rinaldy Fajargis
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Tks1 Genap 20132014
    Jadwal Tks1 Genap 20132014
    Dokumen4 halaman
    Jadwal Tks1 Genap 20132014
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Avatar
    Makalah Avatar
    Dokumen23 halaman
    Makalah Avatar
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat