Anda di halaman 1dari 32

Kimia Atmosfer (Pelarut atau Berpartisipasi dalam Reaksi)

Hasil studi epidemiologi mcnunjukkan bahwa peningkatan mendadak kasus


pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan kematian akibat
penyakit saluran pemapasan. Pada situasi tertentu, gas CO

Gas Sulfur Dloksida Gas sulfur oksida merupakan gas pencemar di udara yang
konsentrasinya paling tinggi di daerah kawasan industri dan daerah perkotaan. Gas ini
dihasilkan dari sisa pembakaran batubara dan bahan bakar minyak. Di dalam setiap
survei pencemaran udara, gas ini selalu diperiksa.

Indeks Asap. Berikut cara penggunaan indeks asap (smoke atau selling index):
Sampel udara disaring dengan sejenis kertas (paper tape) dan diukur densitasnya dengan
alat fotoelektrik meter. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan Coh Units per 1000
linear feet dari sampel udara. Indeks asap ini sangat bervariasi dari hari ke hari dan
bergantung pada perubahan iklim. Partikel Debu Partikel-partikel berupa debu dan arang
dari hasil pembakaran sampah dan industri merupakan salah satu indikator yang
dipergunakan untuk mengukur derajat pencemaran udara. Hasil pengukuran dinyatakan
dalam satuan miligram atau mikrogram partikel per meter kubik udara. Parameter Lain
untuk Indikator Pencemaran Udara

Berikut beberapa parameter lain yang dapat digunakan untuk menentukan derajat
pencemaran udara yang terjadi.

1.Karbon monoksida

Karbon monoksida dapat juga dipakai sebagai parameter untuk indikator pencemaran
udara, terutama yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan
bermotor.

2.Oksidan (03)

1
Oksidan, misalnya saja ozon (03), dihasilkan akibat kerja sinar matahari terhadap asap
pembuangan kendaraan bermotor di kota-kota besar.

3.Nitrogen dioksida
Nitrogen dioksida merupakan gas yang dihasilkan baik akibat kegiatan manusia maupun
akibat proses alam semacam aktivitas gunung berapi. Gas ini dapat dipakai sebagai
indikator pencemaran udara.

4.Timah hitam atau timbale

Sering dipakai sebagai bahan untuk menambah kekuatan dan kecepatan mobil dan
biasanya ditambah ke dalam bahan bakar bensin.

Udara pada lingkungan tercemar oleh zat-zat polutan sehingga tidak bersih lagi
dan merupakan gangguan bagi makhluk hidup/manusia sekitarnya. Dengan kemajuan
teknologi pada masa kini, polusi udara telah menimbulkan banyak kekhawatiran terutama
di daera daerah industri. Dengan demikian pencegahan merupakan hal yang perlu
diutamakan. Biaya pencegahan relatif tidak seberapa bila dibandingkan dengna akibat
penyakit ini.

Racun hama boleh dikatakan tidak ada antidotumnya, maka pencegahan


merupakan hal yang peting untuk menghidarkan terjadinya pencemaran oleh racun ini.
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan racun ini adalah:

1.Penyimpanan racun

Racun hendaknya disimpan dalam wadah-wadah yang diberi tanda dan tertutup serta
dalam lemari yang terkunci jangan meletakkan racun dekta makanan tempat bekas racun
harus dibakar jangan menimpan racun di botol atau tempat-tempat yang bisa dipakai
untuk tempat makanan

2.Pemakaian alat pelindung memakai masker waktu menyemprot.

2
Memakai pakaian pelindung lainnya seperti sarung tangan, kacamata, selama bekerja
dengan racun.

Cara pencegahan lainnya

Menyemprot searah dengan arah angin waktu kerja jangan lebih dari 4-5 jam mandi.
bersihkan diri setelah menyemprot hama alat penyemprot harus memenuhi syart untuk
keselamatan kerja pemeriksaan kesehatan secara berkala oleh para petugas kesehatan.

Efek Positif dan Negatif dari Pencemaran Udara yaitu :

1.Efek Negatif

Dari segi kesehatan dampak pencemaran udara oleh debu bisa menyebabkan
penyakit paru-paru (bronchitis) serta penyakit saluran pernapasan lainnya. Sedangkan
dampak pencemar udara oleh zat kimia seperti Karbon Monoksida bisa menyebabkan
gangguan kesehatan pada hemoglobin (metaloprotein pengangkut oksigen yang
mengandung besi dalam sel darah merah). Dan selain itu penyakit yang timbul adalah
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan
gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan
karsinogenik.

Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan


dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan
ISPA pada tahun 1998

~Dari segi ekonomi dampak pencemaran udara yaitu dengan hasil kajian Bank Dunia
menemukan dampak ekonomi akibat pencemaran udara di Indonesia sebesar Rp 1,8
trilyun yang pada 2015 akan mencapai Rp 4,3 trilyun.

~Dari segi sosial pencemaran sangat merugikan, orang-orang sudah tidak dapat
menikmati udara sehat lagi, setiap hari harus bertemu dengan asap, aktifitas sosial juga
terhambat dan lain-lain.

3
~Dari segi pendidikan pencemaran udara dapat mempengaruhi tingkat belajar para
pelajar, mereka terhambat dalam hal berfikir dan juga dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.

~Dari segi pertanian dan perkebunan pencemaran udara juga sangat perpengaruh,
kurangnya lahan hijau yang menjadi tempat pohon-pohon untuk melakukan proses
fotosintesis karena Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara
tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis,
nekrosis, dan bintik hitam menjadikan sirkulasi udara kita berkurang, dan mejadika udara
kotor dan tidak baik untuk kita hirup. Dan dampak yang lainnya adalah Hujan asam , pH
normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2
dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara lain :

-Mempengaruhi kualitas air permukaan

-Merusak tanaman

-Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi


kualitas air tanah dan air permukaan

-Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

1.Efek rumah kaca, Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana,
ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang
dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer
dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan global tersbut
antara lain :

~Pencairan es di kutub bumi, yang berefek naiknya permukaan air laut.

~Perubahan iklim regional dan globalc.

4
2.Kerusakan lapisan ozon, Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)
merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami
di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan
laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan
dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

2. Efek Positif

Ternyata selain menimbulkan dampak yang negative terdapat pula efek positif dari
terjadinya pencemaran udara. Hal itu antara lain :

1. Manusia mulai sadar akan kelestarian dan kebersihan alam

2. Munculnya banyak ide tentang gerakan peduli linkungan

3. Munculnya ide untuk menciptakan alat pembersih udara ( air purifier ).

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang


dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah
terjadinya pencemaran.

1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)

1.mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.

2.mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.

3.mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi


industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

4.tidak membakar sampah di pekarangan rumah.

5
5.tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan AC
dalam kehidupan sehari-hari.

6.tidak merokok di dalam ruangan.

7.menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.

8.ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.

9.ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.

10.tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan

11.mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.

12.menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.

13.mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.

14.mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

2.Usaha kuratif (sesudah pencemaran)

Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa
usahauntuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:

1.menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.

2.kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan


lingkungan dari polutan.

3.melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur


ulang.

4.menggunakan penyaring pada cerobongcerobongi di kilang minyak atau pabrik yang


menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.

6
5.mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna yang
berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran udara,
misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).

Sistem Atmosfer (Susunan Atmosfer dan Kimia)

Komposisi kimia dari atmosfer menentukan perannya di dalam anggaran bumi.


energi pada atmosfer merupakan sebagai labu reaksi raksasa, yang berisi ribuan senyawa
kimia yang berbeda dalam bentuk gas dan partikel dan reaksinya berjalan lambat dan
cepat. Reaksi ini mengontrol komposisi atmosfer dan banyak proses fisik, seperti
pembentukan awan. Proses-proses fisik ini, pada gilirannya, menghasilkan dinamik
gerakan penting mendistribusikan kembali energi.

Lebih dari 99,9% dari atmosfer bumi terdiri dari nitrogen, oksigen, dan argon.
Karbon dioksida berupa gas yang paling melimpah hanya meyumbang 0,0367 % dari
atmosfer. Persentase ini cukup konstan di sekitar dunia dan hingga 80 km ketinggian dari
atas permukaan. Keseragaman yang mencerminkan fakta bahwa gas-gas ini memiliki
panjang rata-rata dikali (MRTs) di atmosfer. MRT dihitung sebagai massa total dibagi
dengan fluks masuk atau keluar dari atmosfer selama jangka waktu tertentu. Nitrogen
mempunyai MRT 13 juta tahun; O2, 10.000 tahun; dan CO2, 4 tahun. Sebaliknya, MRT
untuk uap air adalah hanya sekitar 10 hari, sehingga konsentrasinya di atmosfer sangat
bervariasi, tergantung pada variasi regional dalam penguapan permukaan, curah hujan,
dan transportasi horisontal uap air. Beberapa gas radiatif aktif paling penting, seperti
CO2, N2O, CH4, dan CFC, bereaksi relatif perlahan-lahan di atmosfer dan memiliki
tempat beberapa kali tahun untuk puluhan tahun.

Gas lainnya jauh lebih reaktif dan memiliki waktu beberapa hari untuk waktu
bulan. Spesies reaktif terjadi dalam jumlah kecil dan membuat kurang dari 0,001%
volume atmosfer. Karena gas lainnya memiliki reaktivitas yang besar sehingga mereka
cukup variabel dalam waktu dan tempat. Beberapa konsekuensi dari reaksi antara spesies

7
jejak ini, seperti asap, hujan asam, dan penipisan ozon, mengancam kelangsungan dari
sistem ekologi (Graedel dan Crutzen 1995).

Beberapa gas atmosfer sangat penting untuk kehidupan. Organisme yang


berfotosintesis menggunakan CO2 dengan cahaya untuk memproduksi materi organik
yang akhirnya menjadi sumber makanan dasar untuk semua hewan dan mikroba.
Kebanyakan organisme juga memerlukan oksigen untuk metabolisme respirasi. Pada
nitrogen (N2) membentuk 78% dari atmosfer. Hal itu tidak tersedia untuk kebanyakan
organisme, tetapi bakteri mengubahnya dan memperbaikinya menjadi nitrogen biologis
yang akhirnya digunakan oleh semua organisme dalam membangun protein. Gas lainnya,
seperti karbon monoksida (CO), nitrat oksida (NO), N2O, CH4, dan senyawa karbon
organik volatil seperti Terpen dan isoprena, adalah produk dari tanaman dan aktivitas
mikroba. Beberapa, seperti troposfer ozon (O3), yang dihasilkan di atmosfer sebagai
produk reaksi kimia yang melibatkan keduanya biogenik (biologis diproduksi) dan
antropogenik gas yang pada konsentrasi tinggi dapat merusak tanaman, mikroba, dan
manusia.

Atmosfer juga berisi aerosol, partikel kecil yang bergantung di udara. Beberapa
partikel aerosol timbul dari letusan gunung berapi dan dari tiupan debu dan garam laut.
Kandungan atmosfer lain yang diproduksi oleh reaksi dengan gas dari sumber-sumber
polusi dan pembakaran biomassa. beberapa aerosol hidroscopik memiliki afinitas untuk
air. Aerosol yang terlibat dalam reaksi dengan gas dan bertindak sebagai inti kondensasi
awan di mana uap air mengembun untuk membentuk tetesan awan. Bersama-sama
dengan gas dan awan, aerosol menentukan reflektivitasnya ( albedo ) atmosfer dan karena
itu mengerahkan kontrol atas anggaran utama energi atmosfer.

Penyebaran (refleksi) radiasi gelombang pendek masuk oleh aerosol mengurangi


radiasi mencapai permukaan bumi yang cenderung mendinginkan iklim. Belerang yang
dilepaskan ke atmosfer oleh letusan Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991,
misalnya, disebabkan pendinginan atmosfer yang sementara diseluruh dunia.

8
Awan memiliki efek kompleks anggaran bumi terhadap radiasi. Semua awan
memiliki albedo yang relatif tinggi dan mencerminkan radiasi gelombang pendek yang
masuk dari permukaan bumi yang lebih gelap. Namun, awan terdiri dari uap air, yang
sangat efisien menyerap panjang gelombang radiasi. Semua awan menyerap banyak
panjang gelombang radiasi yang menimpa awan tersebut dari permukaan bumi. Proses
pertama (mencerminkan radiasi gelombang pendek) memiliki efek pendinginan oleh
mencerminkan energi yang masuk kembali ke ruang. Efek kedua (menyerap gelombang
panjang radiasi) memiliki efek pemanasan, dengan menjaga energi dalam sistem bumi
dengan berdiam di dalam ruang. Keseimbangan dua efek ini tergantung pada ketinggian
awan. Refleksi dari radiasi gelombang pendek biasanya mendominasi keseimbangan
dalam awan tinggi, menyebabkan pendinginan, sedangkan penyerapan panjang
gelombang radiasi umumnya mendominasi dalam awan rendah, memproduksi efek
pemanasan.

Struktur Atmosfer

Tekanan atmosfer dan kepadatan menurun dengan ketinggian di atas permukaan


bumi. Rata-rata struktur vertikal dari atmosfer mendefinisikan empat relatif lapisan yang
berbeda suhu profil. ditandai dengan atmosfer yang sangat kompresibel, dan gravitasi
membuat sebagian besar massa dari atmosfer dekat ke permukaan bumi. Tekanan yang
ditentukan oleh keadaan massa, menurun secara eksponensial dengan tinggi. Penurunan
kerapatan partikel udara cenderung untuk mengikuti tekanan. Hubungan antara tekanan,
kepadatan, dan tinggi dapat digambarkan dalam persamaan hidrostatik.

dimana P adalah tekanan, h adalah tinggi, r adalah kepadatan dan g adalah


percepatan gravitasi. Hidrostatik persamaan ini menyatakan bahwa perubahan vertikal
tekanan seimbang oleh kepadatan dan percepatan gravitasi yang bervariasi dengan garis
lintang. Karena bergerak di atas permukaan terhadap tekanan rendah dan kerapatan,
gradien tekanan vertikal juga berkurang. Selain itu, karena udara hangat lebih kecil
suhunya dari pada udara dingin, tekanan jatuh dari ketinggian lebih lambat hangat dari
pada dingin.

9
Troposfer adalah lapisan atmosfer yang terendah dan berisi sebagian besar massa
atmosfer (Fig. 2.3). Troposfer dipanaskan terutama dari bagian bawah dan fluks panas
dan oleh panjang gelombang radiasi dari permukaan bumi. Karena itu menurun dengan
suhu tinggi di troposfer. Di atas troposfer adalah stratosfer, yang, tidak seperti troposfer,
dipanaskan dari atas. Penyerapan radiasi UV oleh O3 di stratosfer atas menghangatkan
udara. Ozon terkonsentrasi di stratosfer karena keseimbangan antara ketersediaan
gelombang pendek UV diperlukan untuk split molekul-molekul oksigen (O2) ke atom
oksigen (O) dan tinggi kepadatan molekul cukup untuk yang diperlukan tumbukan antara
atom O dan O2 molekul untuk membentuk O3.

10
Termodinamika (Kondensasi dan Penguapan)

Kondensasi

Di atmosfer, kondensasi terjadi pada saat udara menjadi dingin hingga mencapai
titik di bawah titik embun. Pendinginan dapat diakibatkan oleh pelepasan radiasi pada
malam hari yang mendorong terbentuknya embun atau kabut, tetapi yang penting adalah
proses pendinginan udara karena pemuaian. Udara kemudianbergerak ke atas dan
mencapai level tekanan rendah (proses adiabatik). Proses pendinginan ini menghasilkan
kondensasi dan pembentukan awan.

Ada perbedaan jumlah air cair yang dihasilkan oleh proses kondensasi yang
terjadi di wilayah tropis dengan di luar tropis, karena massa udara panas mengandung uap
air lebih banyak daripada massa udara dingin. Jumlah air yang dihasilkan dari
pendinginan 1 m3 udara karena penurunan temperatur 5 o C adalah 6.6 gr untuk udara
dengan temperatur awal 30 oC, 4.5 gr untuk udara dengan temperatur awal 20 o C dan
hanya 2.0 gr untuk udara dengan temperatur awal 5 o C. Ketinggian dimana mulai terjadi
kondensasi tergantung pada kelembaban udara yang naik. Level kondensasi biasanya
lebih tinggi untuk massa udara panas. Selain lebih sering, kondensasi di tropis mencakup
lapisan yang lebih tebal atau lebih luas dibanding di daerah dengan iklim dingin.

11
Penyerapan radiasi (Air adalah gas rumah kaca yang utama)

Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon
dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus
menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk
hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan
temperatur rata-rata sebesar 15 C (59 F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 C (59
F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 C
sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila
gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus
pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap
air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah

12
jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat).[3] Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan
karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini.
Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke
permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari
atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa,
sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan
pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe
dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim,
antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas
komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang
digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik
awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan
dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam
Laporan Pandangan IPCC ke Empat.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya


(albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub
mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es
tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki
kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan
akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus
yang berkelanjutan.

13
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah
beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan.
Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik
positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia
menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic
sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan
penyerap karbon yang rendah.

Variasi Matahari

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan


kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam
pemanasan saat ini.Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek
rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer
sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian
bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas
Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga
dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir
tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung
berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun
1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari


mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University
mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%
peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35%
antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang
dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah

14
kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek
pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim
terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada
dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

Pengendalian pemanasan global

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang
dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah
mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin
berubahnya iklim di masa depan.

Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat
dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara
lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang
lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan
dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang
belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan
berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas


rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan
gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon
sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

Fungsi Atmosfer

Setiap kali menghirup udara, manusia diingatkan bahwa tidak dapat hidup tanpa
udara.Udara bersih adalah kebutuhan fisik manusia Hubungan Timbal-Balik antara
Manusia dan Lingkungan dan Kependudukan.

15
Atmosfer membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia.

Dengan adanya efek rumah kaca di atmosfer, sinar matahari yang masuk atmosfer
dapat diserap dan menghangatkan udara. Suhu rata-rata di permukaan bumi naik 33C
lebih tinggi menjadi 15C dari seandainya tidak ada efek rumah kaca (-18C), suhu yang
terlalu dingin bagi kehidupan manusia.

Komposisi Atmosfer

Tanpa atmosfer, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan akan mati. Atmosfer


bertindak sebagai pelindung kehidupan bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang
hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfer
menyebabkan hambatan benda-benda yang bergerak melaluinya sehingga sebagian
meteor yang melalui atmosfer akan menjadi hancur sebelum mencapai permukaan bumi.
Atmosfer bersifat dapat dimampatkan (kompresibel) sehingga lapisan atmosfer bawah
lebih padat daripada lapisan di atasnya, akibatnya tekanan udara berkurang sesuai dengan
ketinggian. Massa total atmosfer sekitar 56 x 1014 ton, setengah dari massanya kira-kira
terletak dibawah 6.000 m dan lebih dari 99% terletak di dalam lapisan 35.000 m dari
permukaan bumi.

Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan tidak
berwarna. Empat gas, nitrogen, oksigen, argon dan karbondioksida meliputi hampir
seratus persen dari volume udara kering, lihat tabel 1. Gas lain yang stabil adalah neon,
helium, metana, kripton, hidrogen, xenon dan yang kurang stabil termasuk ozon dan
radon juga terdapat di atmosfer dalam jumlah yang sangat kecil. Selain udara kering,
lapisan atmosfer mengandung air dalam ketiga fasanya dan aerosol atmosfer.

Oleh karena itu, udara kering yang murni di alam tidak pernah ditemui karena 2 alasan,
yakni adanya uap air di udara yang jumlahnya berubah-ubah dan selalu ada injeksi zat ke
dalam udara, misalnya asap dan partikel debu. Udara seperti ini disebut udara alam.

16
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit)
yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan)
memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek
rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing
artikel.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca
alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi
akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh
semua yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa
perbedaan pendapat.

17
Pembersihan atmosfer oleh hujan (Pembuangan Zat di dalam Awan)

Curah hujan tropis termasuk Indonesia sangat penting karena dapat menunjang
kehidupan jika jumlahnya tepat. Tetapi curah hujan dapat merenggut kehidupan di sisi
lainnya jika datang dalam jumlah berlebih yang menyebabkan banjir dan jika turun
dengan jumlah yang sangat kurang sehingga terjadi kekeringan. Curah hujan tropis juga
penting dalam cuaca dan iklim global. Lebih dari 2/3 curah hujan turun di wilayah ini.
Akibatnya, panas laten dalam jumlah besar dilepaskan di lintang rendah. Energi ini tidak
hanya menyeimbangkan panas yang hilang tetapi juga digunakan untuk sirkulasi atmosfer
global.
Karena proses konveksi dan campuran proses awan panas dan dingin
mendominasi curah hujan di tropis, termasuk Indonesia, karakteristik curah hujan tropis
berbeda dengan lintang tinggi, terutama jumlah tahunan, intensitas, durasi, frekuensi dan
distribusi spasial dan temporalnya. Curah hujan rata-rata tahunan yang dihitung dari data
curah hujan sekurangkurangnya 30 tahun di anggap sebagai indikator kondisi curah
hujan. Pengukuran curah hujan di tropis sukar dilakukan, karena variabilitas ruang yang
sangat besar dan karena curah hujan yang tinggi terjadi di atas lokasi yang tidak
terjangkau pengukuran seperti lautan, hutan dan pegunungan.
Hal ini menarik minat terhadap perkiraan curah hujan berbasis satelit dan model.
Perkiraan curah hujan dari satelit dimulai pada 1970. Sejak itu berkembang berbagai
teknik untuk memperkirakan curah hujan tropis. Ada dua teknik yang dapat
diidentifikasi, teknik tidak langsung, menggunakan karakter awan melalui termal
inframerah dan visibel sebagai indicator jumlah curah hujan. Teknik langsung,
berdasarkan pengamatan higrometer. Sementara penggunaan model dalam mempelajari
dan memperkirakan curah hujan di tropis telah mulai sejak tahun 1980-an. Hingga saat
ini telah berkembang lebih dari 30 model yang dapat digunakan untuk simulasi dan
prediksi curah hujan. Untuk wilayah tropis model yang sesuai untuk prakiraan curah
hujan masih terus dikaji, akibat kompleksnya sistem atmosfer ditropis.

18
Jumlah curah hujan yang tinggi di tropis disebabkan sejumlah faktor yang
masing-masing tidak berdiri sendiri. Yang paling penting adalah adanya ITCZ dan
cakupannya yang memanjang melingkupi area yang luas dan keberadaannya yang hampir
sepanjang tahun. Faktor kedua adalah relief. Kenaikan orografik sangat efisien
menghasilkan hujan, terlebih jika ada angin monsun yang didorong naik melalui
pebukitan seperti yang terjadi di Sumatera. Faktor ketiga adalah siklon. Tropis sebagai
zona dengan curah hujan tinggi berkaitan dengan jalur badai. Faktor keempat berkaitan
dengan konvergensi dan perubahan arah angin pasat ketika mendekati tropis.

Gambar 1. Pembagian iklim di wilayah tropis

Hujan Asam

Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.
Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di
udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam
hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

19
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam
bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama
air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk
mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.

Hujan pada dasarnya memiliki tingkat keasaman berkisar pH 5, apabila hujan


terkontaminasi dengan karbon dioksida dan gas klorine yang bereaksi serta bercampur di
atmosphere sehingga tingkat keasaman lebih rendah dari pH 5, disebut dengan hujam
asam.

Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulphur Dioxide
(SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran.
Kebanyakan dioxide berasal dari pabrik peleburan logam dan pembangkit listrik,
sedangkan nitrogen oxides dihasilkan dari kendaran bermotor.

Polusi ini akan terkumpul diudara dan akan melakukan perjalanan ribuan
kilometer di atsmosfer, disaat mereka bercampur dengan uap air akan membentuk zat
asam sulphuric dan nitric.disaat terjadinya curah hujan, kabut yang membawa partikel ini
terjadilah hujam asam. Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas
sulphur dioxide atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mongering
bersama debu atau partikel lainnya.

Pada dasarnya hujan asam akan memberikan pengaruh pada daerah yang terkena
seperti tanah, air, pabrik atau mesin industri serta bahan-bahan material lainnya.

20
Dampak Hujan Asam

Danau

Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang
bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati
akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5,
lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh pengaruh rantai
makanan, yang secara significan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem.
Tidak semua danau yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah
ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.

Hutan

Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan
tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan
melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi.
Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan
mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit,
kekeringan dan mati. Seperti halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan untuk
menetralisir hujan asam dengan jenis batuan dan tanah yang dapat mengurangi tingkat
keasaman.

Kesehatan Manusia

Suphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat bereaksi secara kimia
didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana partikel halus ini
akan mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan penyakit pernapasan.

Korosi

21
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material
seperti batukapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman
serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument. Hujan asam dapat merusak
batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang
telah menguap.Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.

Sumber

Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan
dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan
bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan
oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum
berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.

Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di
Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan
asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak
hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya
menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya. Proses yang terlibat dalam pemecahan
Asam ( catatan: bahwa hanya SO2 dan NOX memegang peran penting dalam hujan
asam).

Pembentukan hujan asam

Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub. Terlihat
turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4.
Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni
kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap
dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat
pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan

22
memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan
tersebut.

Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke
atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu
bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area
industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini,
ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.

Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan
industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang
tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena
emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki
jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi
sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena
tingginya curah hujan di sini.

Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di
danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH
6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan
menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga
mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan
beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit
bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat
oleh tingginya kadar pH.

Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada
daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan
dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit
nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.

23
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi
manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air
tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.

24
Pembentukan awan (Albedo planet serta efek curah hujan)

Awan

Awan ialah kumpulan titik-titik air atau kristal-kristal es yang halus dalam udara
di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan dan pemadatan uap air yang
terdapat di udara setelah melampaui keadaan jenuh. Kondisi awan dapat berupa cair, gas,
atau padat karena sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu.

Pembagian awan berdasarkan hasil kongres international tentang awan yang dilaksanakan
di Munchen, Jerman pada tahun 1802 dan Uppsala, Swedia pada tahun 1894, sampai saat
ini masih digunakan sebagai acuan utama. Pembagian awan menurut para pakar tersebut
adalah sebagai berikut.

1. Awan tinggi, berada pada ketinggian antara 6 km 12 km, terdiri dari kristal-kristal es
karena ketinggiannya. Kelompok awan tinggi, antara lain sebagai berikut.

a) Cirrus (Ci): Awan ini halus dengan struktur seperti serat, berbentuk menyerupai bulu
burung dan tersusun seperti pita yang melengkung di langit sehingga tampak bertemu di
satu atau dua titik pada horizon, dan sering terdapat kristal es. Awan ini tidak
menimbulkan hujan.

b) Cirro Stratus (Ci-St): Awan ini berbentuk menyerupai kelambu putih yang halus dan
rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, atau terlihat seperti anyaman yang
bentuknya tidak beraturan. Awan ini sering menimbulkan terjadinya hallo, yaitu
lingkaran yang bulat dan mengelilingi matahari atau bulan, dan biasa terjadi pada musim
kering.

c) Cirro Cumulus (Ci-Cu): Awan ini berpola terputus-putus dan penuh dengan kristal-
kristal es sering kali berbentuk seperti segerombolan domba dan sering dapat
menimbulkan bayangan di permukaan bumi.

25
2. Awan menengah, berada pada ketinggian antara 36 km. Kelompok awan menengah,
antara lain sebagai berikut.

a) Alto Cumulus (A-Cu): Awan ini berukuran kecil-kecil, tetapi berjumlah banyak dan
berbentuk seperti bola yang agak tebal berwarna putih sampai pucat dan ada bagian yang
kelabu. Awan ini bergerombol dan sering berdekatan sehingga tampak saling
bergandengan.

b) Alto Stratus (A-St): Awan ini bersifat luas dan tebal dengan warna awan adalah
kelabu.

3. Awan rendah, berada pada ketinggian kurang dari 3 km. Kelompok awan rendah,
antara lain sebagai berikut.

a) Strato Cumulus (St-Cu): Awan ini berbentuk bola-bola yang sering menutupi seluruh
langit sehingga tampak menyerupai gelombang di lautan. Jenis awan ini relatif tipis dan
tidak menimbulkan hujan.

b) Stratus (St): Awan ini berada pada posisi yang rendah dan agihan yang sangat luas
dengan ketinggian <2000 m. Jenis awan ini menyebar seperti kabut dan tampak berlapis-
lapis. Antara kabut dan awan stratus pada dasarnya tidak berbeda. Awan ini tidak
menimbulkan hujan.

c) Nimbo Stratus (Ni-St): Awan ini berbentuk tidak menentu dengan tepi compang-
camping tak beraturan. Awan ini hanya menimbulkan hujan gerimis, berwarna putih
kegelapan, dan penyebarannya di langit cukup luas.

4) Awan yang terjadi karena udara naik, berada pada ketinggian antara 500 m1.500 m.
Kelompok awan ini, antara lain sebagai berikut.

a) Cumulus (Cu): Awan tebal dengan puncak-puncak yang agak tinggi, terbentuk pada
siang hari karena udara yang naik, dan akan tampak terang jika mendapat sinar langsung

26
dari matahari dan terlihat bayangan berwarna kelabu jika mendapat sinar matahari dari
samping atau sebagian saja.

b) Cumulus Nimbus (Cu-Ni): Awan inilah yang dapat menimbulkan hujan dengan kilat
dan guntur, bervolume besar dengan ketebalan yang tinggi, posisi rendah dan puncak
yang tinggi sebagai menara atau gunung dengan puncaknya yang melebar.

Kelembapan Udara

Kelembapan udara dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

Kelembapan mutlak dan kelembapan nisbi. Kelembapan mutlak (absolut) ialah


jumlah massa uap air yang ada dalam suatu satuan volume di udara. Kelembapan nisbi
(relatif) ialah banyaknya uap air di dalam udara berupa perbandingan antara jumlah uap
air yang ada dalam udara saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat
ditampung oleh udara tersebut.

Angka-angka persentase tersebut menunjukkan bahwa jika suhu udara naik,


kelembapan relatifnya berkurang. Oleh sebab itu, nilai kelembapan relatif tertinggi terjadi
pada pagi hari dan nilai terendah terjadi pada sore hari. Alat yang digunakan untuk
mengukur kelembapan nisbi adalah higrometer rambut. Higrometer yang mencatat
kelengkapan data secara geometris disebut higrograf.

Curah Hujan

Hujan atau presipitasi ialah peristiwa jatuhnya butir-butir air atau es dari lapisan-
lapisan troposfer ke permukaan bumi. Banyaknya hujan yang jatuh pada suatu tempat di
bumi dapat diketahui dengan mengukur besarnya curah hujan tersebut menggunakan alat
penakar hujan. Ada pula beberapa sebutan untuk alat penakar hujan yaitu sering disebut
fluviometer ataupun ombrometer. Curah hujan atau presipitasi adalah banyaknya air
hujan atau kristal es yang jatuh hingga permukaan bumi. Alat pengukur curah hujan
berfungsi untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh selama sehari di dalam suatu gelas

27
ukur. Alat pencatat hujan otomatik berfungsi mencatat secara otomatis jumlah curah
hujan pada kertas pencatat yang setiap hari atau minggu diganti dengan yang baru. Cara
menghitung curah hujan dalam sebulan adalah dengan menjumlah curah hujan di tiap hari
dalam satu bulan. Besarnya curah hujan tidak merata di setiap wilayah Indonesia. Jumlah
curah hujan tidak sama sepanjang tahun, paling banyak ialah selama bertiup angin musim
barat.

Apakah ukuran butir-butir hujan sama? Hujan memiliki ukuran butir yang
berbeda-beda. Berdasarkan ukuran butirannya, hujan dibedakan sebagai berikut.

1.Hujan gerimis (drizzle), diameter butir-butir air hasil kondensasi kurang dari 0,5 mm.

2.Hujan salju (snow), terdiri atas kristal-kristal es dengan suhu udara berada di bawah
titik beku.

3.Hujan batu es, merupakan curahan batu es yang turun di dalam uap panas dari awan
dengan suhu udara di bawah titik beku.

4.Hujan deras (rain), yaitu curahan air yang turun dari awan dengan suhu udara di atas
titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 5 mm.

Ada bermacam-macam jenis hujan yang dapat dijelaskan berikut ini.

1.Hujan zenithal, adalah hujan yang terjadi di daerah tropis, disebut juga hujan naik
ekuatorial, biasa terjadi pada waktu sore hari setelah terjadi pemanasan maksimal antara
pukul 14.0015.00. Di daerah tropis selama setahun mengalami dua kali hujan zenithal,
sedangkan daerah lintang 23 LU/LS mengalami satu kali hujan zenithal. Di daerah
tropis, daerah lintang 10 LU10 LS, hujan ini terjadi bersamaan waktunya dengan
kedudukan matahari pada titik zenitnya, atau beberapa waktu sesudahnya.

28
2.Hujan muson, adalah hujan yang terjadi di daerah-daerah muson. Hujan zenithal di
daerah muson mengalami perubahan karena daerahdaerah ini dipengaruhi oleh angin
muson.

3.siklonal, adalah hujan yang terjadi karena udara panas naik disertai angin berputar atau
cyclon. Karena kondisi di atas dingin, udara menjadi jenuh, dan setelah itu terjadilah
prosesi kondensasi yang menimbulkan awan dan akhirnya hujan siklonal terjadi.

4.Hujan musim dingin, adalah hujan yang terjadi di daerah-daerah subtropis. Daerah
subtropis di pesisir barat kontinen-kontinen pada waktu musim dingin mengalami hujan,
ketika matahari berada pada posisi nadir. Daerah hujan musim dingin, antara lain:
Portugal, Spanyol, Afrika Utara, Palestina, Mesopotamia, dan California Barat Daya.

5.Hujan musim panas, adalah hujan yang terjadi di daerah subtropis, di sekitar pesisir
timur kontinen-kontinen. Daerahnya terletak antara 30 40 LU/LS, yaitu sebelah
tenggara Amerika Serikat, Argentina Utara, Uruguay, Cina Timur, Jepang, dan lain-lain.

6.Hujan frontal, adalah hujan yang terjadi jika massa udara yang dingin dengan
kekuatan besar memecah massa udara yang panas dan kemudian massa yang lebih ringan
terangkat ke atas. Pergolakan udara dengan pusaran-pusaran bergerak ke atas sehingga
bertemulah massa udara panas dan dingin yang dibatasi oleh garis yang disebut garis
front. Di sekitar garis inilah terbentuk awan yang bergumpal dan bergerak ke atas dengan
cepat sehingga terjadilah hujan lebat atau hujan frontal.

7.Hujan pegunungan atau hujan orografis, adalah hujan yang terjadi di daerah
pegunungan, di mana udara yang mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan.
Gerakan itu menurunkan suhu udara tersebut sehingga terjadi kondensasi dan turunlah
hujan pada lereng yang berhadapan dengan arah datangnya angin.

Beberapa daerah yang jarang turun hujan adalah di daerah pedalaman benua.
Misalnya, Gurun Sahara, Gurun Gobi, Daerah Tibet, Semenanjung Arabia, pedalaman

29
Persia, Turkistan, bagian barat Afrika Selatan, dan di sebagian daerah subtropis. Sebutan
daerah basah dan kering sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya curah hujan yang
turun di daerah tersebut. Daerah basah mempunyai curah hujan tinggi, di atas 3.000
mm/tahun. Contohnya adalah Dataran Tinggi Sumatra Barat, Sibolga, Ambon, Bogor,
Batu Raden, dan Dataran Tinggi Irian Jaya (Papua). Daerah kering mempunyai curah
hujan rendah, kurang dari 1.000 mm/tahun. Contohnya adalah daerah padang rumput di
Nusa Tenggara dan sekitar Palu dan Luwuk di Sulawesi Tengah. Daerah di sekitar garis
ekuator 010 LU/LS secara umum merupakan daerah panas dan daerah dingin terletak
antara 66 90 LU/LS.

Di samping itu, letak lintang dan tinggi tempat menentukan panas dinginnya suatu daerah
di muka bumi. Misalnya:

(1) Zona panas, terletak di ketinggian 0700 meter dpl.

(2) Zona sedang terletak di ketinggian antara 7001.500 meter dpl.

(3) Zona sejuk terletak di ketinggian antara 15002.500 meter dpl.

(4) Zona dingin terletak di ketinggian antara 2.5003.300 meter dpl.

Pengukuran Hujan

Jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu disebut curah
hujan. Untuk mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut penakar
hujan (rain gauge). Alat ini terdiri atas corong dan penampung air hujan. Corong
berfungsi mengumpulkan air hujan dan menyalurkan ke penampung. Air hujan yang
tertampung secara teratur harus dikosongkan dan jumlahnya diukur menggunakan tabung
penakar. Curah hujan biasanya diukur dalam milimeter (mm) atau sentimeter (cm).

Jumlah hujan yang sudah diukur kemudian dicatat untuk berbagai tujuan. Beberapa jenis
data hujan dapat diperoleh dari hasil pengukuran hujan, antara lain:

30
1) Jumlah curah hujan harian. Merupakan hasil pengukuran hujan selama 24 jam.

2) Curah hujan bulanan. Merupakan jumlah total curah hujan harian selama sebulan.

3) Curah hujan tahunan. Merupakan jumlah total curah hujan harian selama 12 bulan.

Persebaran Curah Hujan di Indonesia

Hujan terjadi ketika uap air membentuk awan di angkasa dan jatuh ke permukaan
Bumi setelah mengalami kondensasi. Turunnya hujan melalui beberapa proses dan
menurut keadaan wilayah yang berbedabeda. Di wilayah yang luas, hujan turun tidak
merata dengan jumlah tidak sama.

Keadaan Curah Hujan di Indonesia

Wilayah Indonesia sangat luas dan memiliki topografi yang berbeda-beda seperti
pegunungan, dataran tinggi, dan dataran rendah. Keadaan ini menjadikan hujan yang
turun sangat bervariasi. Perhatikan curah hujan beberapa kota di Indonesia yang tercatat
di stasiun iklim pada tabel berikut ini.

Berdasarkan tabel di atas, Kota Padang memiliki curah hujan paling banyak dalam
setahun, yaitu 4.569 mm. Sedang curah hujan bulanan tercatat paling tinggi terjadi di
Kota Makassar, yaitu 658 mm (Januari). Kota Kupang dalam setahun hanya menerima
curah hujan 1.620 mm (terkecil).

Pengaruh Curah Hujan terhadap Vegetasi Alam di Indonesia

Curah hujan sebagai unsur utama iklim memengaruhi vegetasi alam yang tumbuh di
Indonesia. Wilayah Indonesia yang terletak antara 5 LU11 LS atau beriklim tropis
memiliki curah hujan tinggi (> 2.000 mm) dalam setahun dan suhu udara tahunan rata-
rata sekitar 28 C. Keadaan ini menjadikan vegetasi alam yang tumbuh berupa hutan
tropis. Jenis hutan tropis yang tumbuh di Indonesia didominasi oleh hutan hujan tropis

31
(tropical rainforest). Selain itu, terdapat juga hujan monsun tropis (tropical monsun
forest) dan hutan mangrove (mangrove forest). Hutan mangrove banyak tumbuh di
sepanjang pantai, delta, muara, dan sungai.

32

Anda mungkin juga menyukai

  • Dermatitis
    Dermatitis
    Dokumen97 halaman
    Dermatitis
    Ahmad Fauzi
    Belum ada peringkat
  • File 20
    File 20
    Dokumen2 halaman
    File 20
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Harga Ikan
    Harga Ikan
    Dokumen3 halaman
    Harga Ikan
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    Dokumen23 halaman
    Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    angelica
    Belum ada peringkat
  • Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    Dokumen23 halaman
    Hiperkes PAPARAN PANAS PAPARAN DINGIN DA
    angelica
    Belum ada peringkat
  • Rani
    Rani
    Dokumen11 halaman
    Rani
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Rani
    Rani
    Dokumen11 halaman
    Rani
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Energi Nasional
    Energi Nasional
    Dokumen3 halaman
    Energi Nasional
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Proses Penyulingan
    Proses Penyulingan
    Dokumen6 halaman
    Proses Penyulingan
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Personal Data II
    Personal Data II
    Dokumen2 halaman
    Personal Data II
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • 613553158templat Jurnal Kimia Unand
    613553158templat Jurnal Kimia Unand
    Dokumen5 halaman
    613553158templat Jurnal Kimia Unand
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kuliah Semester Genap
    Jadwal Kuliah Semester Genap
    Dokumen4 halaman
    Jadwal Kuliah Semester Genap
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Tgs 5 PFD
    Tgs 5 PFD
    Dokumen1 halaman
    Tgs 5 PFD
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • KP Adeks!
    KP Adeks!
    Dokumen9 halaman
    KP Adeks!
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Terbarukan
    Tugas Terbarukan
    Dokumen12 halaman
    Tugas Terbarukan
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Matrikulasi
    Jadwal Matrikulasi
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Matrikulasi
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Utilitas
    Utilitas
    Dokumen3 halaman
    Utilitas
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Kimia Atmosfer Pelarut Atau Berpartisipa
    Kimia Atmosfer Pelarut Atau Berpartisipa
    Dokumen32 halaman
    Kimia Atmosfer Pelarut Atau Berpartisipa
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Bab Vii PDF
    Bab Vii PDF
    Dokumen11 halaman
    Bab Vii PDF
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Resume
    Resume
    Dokumen11 halaman
    Resume
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Resume
    Resume
    Dokumen11 halaman
    Resume
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Tks1 Genap 20132014
    Jadwal Tks1 Genap 20132014
    Dokumen4 halaman
    Jadwal Tks1 Genap 20132014
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Avatar
    Makalah Avatar
    Dokumen23 halaman
    Makalah Avatar
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Pik
    Pik
    Dokumen5 halaman
    Pik
    nikai hermawan
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kerja Praktek
    Proposal Kerja Praktek
    Dokumen6 halaman
    Proposal Kerja Praktek
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL+KP Bagas&Anang
    PROPOSAL+KP Bagas&Anang
    Dokumen9 halaman
    PROPOSAL+KP Bagas&Anang
    Alif Rinaldy Fajargis
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Nikai Hermawan Amrullah
    Belum ada peringkat