Bencana
Author by Ibnu RusydyPosted on May 14, 2013
Berikut 10 kiat menuju kota tangguh dalam menghadapi bencana sesuai dengan
buku tersebut.
Demikian ke-sepuluh kiat untuk menuju kota tangguh dalam menghadapi bencana.
Pada tahun 2010-2011, Banda Aceh, Jakarta dan Makassar sudah mendaftarkan
diri sebagai kota tangguh dalam menghadapi bencana. Kita tunggu kota-kota lain
yang ada di Indonesia untuk menjadi kota tangguh.
Kota sebagai jantung kehidupan sebuah negara pun turut tidak luput dalam pusaran bencana
ini. Menyadari hal itu, pada satu dekade terakhir ini timbul kesadaran dari para pemangku
kebijakan, dalam hal ini pemerintah negara-negara yang tergabung dalam PBB, untuk
mencari suatu paradigma dan perspektif berpikir baru mengenai kebencanaan.
Untuk membangun konsep kota tangguh bencana ini memerlukan syarat yaitu:
Pertama, memilih pemimpin yang kapabel. Konsep resilience merupakan konsep yang telah
menjadi trend pada kota-kota di dunia saat ini, misalnya King County, New York City,
Tokyo, Singapura, Venesia, London dll. Untuk itu, pemimpin yang kapabel adalah pemimpin
yang mampu membuat kebijakan atau regulasi yang berwawasan tangguh bencana. Jangan
sampai penanganan bencana masih dengan cara selama ini yaitu bersifat spontanitas. Kita
jangan sampai lagi terbuai pada janji-janji pemimpin yang hanya berfokus pada pertumbuhan
dan pembangunan saja. Oleh karena itu melalui momen Pemilihan Umum 2014 ini
merupakan waktu yang paling tepat untuk memilih pemimpin yang berwawasan
kebencanaan. Pemimpin masa depan adalah pemimpin yang harus mempunyai visi tangguh
bencana.
Kedua, memperkuat kapasitas masyarakat. Menyadarkan masyarakat untuk siaga terhadap
bencana mungkin tidak mudah. Contohnya seperti beberapa kasus erupsi gunung.
Kekurangpahaman masyarakat terhadap pertanda serta efek bencana serta mungkin juga
ditambah dengan paradigma Timur yang masih berpola mistik sehingga dalam beberapa
kasus erupsi harus memakan korban jiwa. Begitupula dengan beberapa kasus banjir di
beberapa kota. Bisa dilihat bahwa masih kurangnya organisasi dan manajemen dalam
menghadapi bencana, sehingga banyak masalah dalam hal mencari tempat untuk
menyelamatkan diri serta menghuni tempat penampungan. Memperkuat kapasitas
masyarakat untuk tangguh bencana adalah syarat mutlak masyarakat kota Indonesia masa
depan.