Anda di halaman 1dari 4

Jurnal 1

Vaginal Misoprostol Versus Vaginal Surgical Evacuation Of First Trimester Incomplete


Abortion: Comparative study
Mahmoud Shokry a,*, Mohamed Fathalla a, Mostafa Hussien a, Ashraf A. Eissa b

a
Department of Obstetrics and Gynecology, Womens Health Centre, Faculty of Medicine, Assiut
University, Egypt
b
Department of Radiology, Faculty of Medicine, Bani Sweef University, Egypt

Received 30 October 2012; accepted 9 May 2013


Available online 14 June 2013

Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas penggunaan misoprostol vaginal untuk manajemen
terapi abortus inkomplet pada trimester pertama dibandingkan dengan tindakan bedah per vaginam
(kuretase).
Penegakan diagnosis abortus dilakukan dengan menggunakan USG transvaginal dengan mesin Sono
ACE 9900 Prime Multi-beam 3-D UltrasoundSystem (Medison, Korea)

Metode:
Pasien dibagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan pilihan pasien, dimana grup I mendapatkan terapu
misoprostol tablet 400mcg (Cytotec, Serono) setiap 4 jam dengan maksimal pemberian sebanyak 3 dosis
sedangkan kelompok II dilakukan terapi dengan kuretase dan anestesi umum.
Seluruh pasien di followup pada 24 jam pertama post tindakan dengan menilai skor nyeri perut,
ada/tidaknya perdarahan per vaginam.Penelitian ini menggunakan desain prospektif komparatif pada
147 pasien dengan abortus inkomplet trimester pertama (usia kehamilan 8-12 minggu) yang datang
untuk berobat. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan pilihan pasien, dimana grup I
mendapatkan terapu misoprostol tablet 400mcg (Cytotec, Serono) setiap 4 jam dengan maksimal
pemberian sebanyak 3 dosis sedangkan kelompok II dilakukan terapi dengan kuretase dan anestesi
umum. Hanya 54 pasien pada grup I dan 51 pasien pada grup II yang bertahan hingga akhir penelitain
dan diikutsertakan dalam analisis data.
Waktu penelitian: April 1009 - Agustus 2011
Subjek penelitian: 147 wanita hamil yang mengalami abortus pada trimester pertama (usia
kehamilan 8-12 minggu)
Kriteria inklusi: wanita hamil yang mengalami abortus pada trimester pertama (usia kehamilan 8-12
minggu)
Kriteria Eksklusi:
Hemodinamik tidak stabil
Abortus septik
Demam
Asma bronchial
Alergi terhadap misoprostol

Hasil:
Meskipun tindakan kuretase berhasil mengatasi keluhan pasien 100%, misoprostol memiliki angka
peberhasilan sebanyak 79,6% (p=0,0006). Secara keseluruhan, tingkat kepuasan pasien lebih tinggi pada
kelompok I namun demikian peneliti menyatakan hamir seimbang antara kedua kelompok dilihat dari
pengakuan dari kedua kelompok subjek penelitian yang sama-sama menyatakan bahwa akan
memberikan rekomendasi sesuai metode yang dpilihnya kepada teman yang mengalami kejadian
serupa. Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan pada kelompok terapi dengan misoprostol.
Kejadian perdarahan post abortus lebih banyak dikeluhkan pada pasien kelompok perlakuan dengan
misprostol (p=0,0336). Dengan menggunakan USG transvaginal, dinding rndometrium terlihat lebih tipis
pada kelompok misoprostol apabla dibandingkan dengan kelompok kuretase (p=0,0071) namun hal ini
tidak berkaitan dengan beratnya perdarahan per vaginam.

Kesimpulan:
Meskipun kuretase dan pemberian misoprostol dama-sama dapat diterima sebagai terapi abortus
inkomplet, naum kuretase tetap menunjukkan hasil yang lebih efektif. Meskipun demikian, pemberian
misoprostol merupakan alternative yang dapat digunakan terlebih pada pasien yang memiliki kontra
indikasi dilakukan tindakan kuretase.
Jurnal 2

Misoprostol As First-Line Treatment For Incomplete Abortion At A Secondary-Level Health


Facility In Nigeria
Adeniran O. Fawole a, Ayisha Diop b,, Alaruru O. Adeyanju c, Oyewole T. Aremu c, Beverly Winikoff b

a
Department of Obstetrics and Gynecology, University College Hospital, Ibadan, Nigeria
b
Gynuity Health Projects, New York, USA
c
Department of Obstetrics and Gynecology, Adeoyo Maternity Hospital, Ibadan, Nigeria

Article history:
Received 22 March 2012
Received in revised form 26 June 2012
Accepted 27 July 2012

Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kemungkinan penggunaan misoprostol sebagai pilihan terapi
lini pertama untuk abortus inkomplet pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat II.

Metode:
Waktu penelitain 1 Agustus 2009 27 Oktober 2010
Tempat penelitian: Adeoyo Maternity Hospitala secondary level health facility in Ibadan, Nigeria
Kriteria Inklusi:
Wanita dengan abortus inkomplet yang tidak memiliki kontra indikasi terhadap misoprostol:
Ukuran uterus tidak menunjukkan ukuran gestasi lebih dari 12 minggu
Tidak ada tanda-tanda infeksi berat
Hemodinamik stabil
Status generalis baik
Bersedia untuk memeberikan nomor telpon sebagai kontak untuk follow-up
Bahan: misoprostol 400ug (Cytotec)
Penelitian ini menggunakan desain penelitian prospektif terbuka yang dilakukan pada fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat II di Negeria. Wanita yang memenuhi kriteria inklusi dan telah terdiagnosis
dengan abortus inkomplet diberikan misoprostol sublingual 400ug. Perawan dan bidan memegang
peranan dalam diagnosis, konseling, terapi, dan penilaian asil akhir penelitian. Luaran utama dari
penelitian ini adalah wanita yang telah melalui proses abortus.

Hasil:
Hasil terapi paripurna dperoleh pada 83 dari 90 pasien (92,2%). Efek samping paling banyak yang
ditemukan adalah nyeri abdomen (58 [64%]), perdarahan hebat (21 [23,3%]), bercak darah (12 [16,7%]),
dan demam (11 [12,2%]). Lebih dari 90% wanita yang menjadi subjek penelitian menyatakan bahwa
prosedur penelitain yang dilakukan dinyatakan memuaskan, efek samping berupa nyeri perut masih
dapa ditoleransi, dan perdarahan per vaginam yang terjadi dapat diterima. Delapan perempat (93,3%)
dan 86 (95,6%) wanita yang menjadi subjek penelitian menyatakan akan menggunakan metode ini kelak
dan akan merekomendasikan metode ini kepada rekan yang mengalami hal serupa.

Kesimpulan:
Misoprostrol trebukti efektif, aman, dan dapat diterima sebagai metode untuk terapi pasien abortus
inkomplet. Obat ini dapat dengan baik digunakan sebagai obat lini pertama oleh perawat dan bidan.
Tingkat keberhasilannya mencapai 90% dilihat dari penelitian-penelitian yang lain pula.

Anda mungkin juga menyukai