Endoftalmitis
PEMBIMBING:
dr. Hj. Riana Azmi, Sp.M
Disusun Oleh:
Rizka Sekar Kinasih
2012730154
PENDAHULUAN
dalam bola mata, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah atau endogen akibat
sepsis. Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur didalamnya.
Peradangan supuratif didalam bola mata akan memberikan abses didalam badan kaca.
Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan jamur yang masuk bersama trauma
membahayakan. Endoftalmitis sering terjadi setelah trauma pada mata termasuk setelah
endoftalmitis.1,2
dengan edema palpebra, kongesti konjungtiva, dan hipopion atau eksudat pada COA. Visus
menurun bahkan dapat menjadi hilang. Karena hasil pengobatan akhir sangat tergantung
pada diagnosis awal, maka penting untuk melakukan diagnosis sedini mungkin.
Pengobatan bukan untuk mengobati visusnya, karena visus tidak dapat diperbaiki lagi.
Cara yang paling muktahir dalam pengobatan endoftalmitis adalah dengan melakukan
vitrektomi.1,2
2
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Tn. E
Usia : 44 tahun
No. RM : 548050
ANAMNESIS
1 bulan SMRS, mata kiri penderita timbul keluhan mata merah (+), nyeri
(+), keluar darah (-), keluar cairan seperti putih telur (-), mata berair-air (+),
penglihatan kabur (+). Kemudian penderita datang berobat ke mantri, mata penderita
6 hari kemudian mata kiri merah (+), nyeri (+), bengkak kelopak mata (+),
mata berair-air (+), mata sulit membuka (+), penglihatan tidak jelas (+). Sampai saat
ini, penderita mengeluh mata kiri terkadang sakit yang berdenyut-denyut (+), nyeri
kepala (+), berair (+), bengkak pada kelopak mata (+), mata merah (+), penglihatan
kabur (+).
3
Riwayat Pekerjaan: Pasien bekerja sebagai petani
PEMERIKSAAN FISIK
Nadi : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,50
Status Lokalis
4
OD OS
5/60 Visus 1/
5
RESUME
Tn. E 44 tahun datang dengan keluhan mata kiri bengkak dan nyeri sejak 6 hari yang
lalu. 1 bulan SMRS, mata kiri penderita timbul keluhan mata merah (+), nyeri (+), mata
berair-air (+), penglihatan kabur (+). Kemudian penderita datang berobat ke mantra. 6 hari
kemudian mata kiri merah (+), nyeri (+), bengkak kelopak mata (+), mata berair-air (+),
mata sulit membuka (+), penglihatan tidak jelas (+), sakit yang berdenyut-denyut (+), nyeri
kepala (+), berair (+), bengkak pada kelopak mata (+). Riwayat pekerjaan pasien mengaku
Pemeriksaan Oftalmologi:
OS visus 1/~, Palpebra edema (+), Hiperemis (+), sekret purulent (+), konjungtiva
DIAGNOSA KLINIS
Endoftalmitis OS
6
PENATALAKSANAAN
- C. Natachen ED 2 x1 gtt
- C. Tropin ED 2 x 1 gtt
- Ketokonazole inj 2 x 1
- Ketorolac inj 2 x 1
PROGNOSIS
BAB III
ENDOFTALMITIS
7
1.1 Anatomi Bola Mata
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, yang biasanya terjadi
akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang
supuratif didalam rongga mata dan struktur di dalamnya.1
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata dibagian
depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk
dengan 2 kelengkungan yang berbeda.1
Bola mata dibungkus 3 lapisan jaringan, yaitu :
1. Tunika Fibrosa, pada bagian posterior disebut sklera
Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal yang memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian anterior disebut kornea
yang mempunyai 5 lapisan dan bersifat transparanyang memudahkan sinar masuk
kedalam bola mata. Dan diantara sklera dengan kornea terdapat perbatasan yang
disebut limbus.
3. Tunika Nervosa
Lapisan terdalam bola mata ini disebut retina yang mempunyai susunan lapis
sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan merubah
sinas menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.
8
Sumber : http://www.medscape.com
Mata juga terdiri dari tiga ruangan, yaitu bilik mata depan/anterior, bilik mata
belakang/posterior dan ruangan vitreus.2
1. Bilik mata anterior
Bilik mata anterior dibagian depan dibatasi oleh kornea dan bagian belakang oleh
permukaan depan iris dan lensa. Sedangkan dibagian tepinya dibatasi oleh sudut bilik
mata anterior. Bilik mata anterior memiliki kedalaman maksimal pada bagian tengah
yaitu 3 mm dan bagian terdangkalnya terletak pada insersi iris bagian perifer. Pada
manusia, volume bilik mata depan sekitar 0,20 ml.
2. Bilik mata posterior
Bilik mata posterior memiliki batas anterior, yaitu iris, batas pinggir yaitu processus
siliaris dan batas posterior capsula lensa serta zonula zinii. Volume bilik mata
posterior pada orang dewasa sekitar 0,06 ml. Aquos humor dihasilkan oleh epitel tak
berpigmen pada prosesus siliaris kebilik mata posterior yang kemudian akan
mengalir melalui pupil kebilik mata anterior.
3. Ruangan vitreus
Ruangan vitreus adalah ruangan terbesar pada mata. Ruangan ini disebelah anterior
dibatasi oleh lensa, zonula zinii dan badan siliar. Sedangkan dibagian posteriornya
dibatasi oleh retina dan syaraf optik.
Vitreus humor atau badan kaca menempati daerah belakang lensa. Struktur ini
merupakan gel transfaran yang terdiri atas air (lebih kurang 99%). Sedikit kolagen, dan
molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreus mengandung sangat sedikit
sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat. Berfungsi mengisi ruang untuk
meneruskan sinar dari lensa. Kebeningan badan vitreus disebabkan tidak terdapatnya
pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan vitreus
sehingga memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskop.
9
Sumber : http://www.medscape.com
10
Mata merupakan eksteroseptor jalur somatik aferen khusus yang dapat menerima
stimulus cahaya sehingga disebut organ fotosensories. Cahaya masuk melintasi kornea,
lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh
lensa kebagian sarang mata yang sensitif terhadap cahaya atau disebut retina. Retina
mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi
impuls saraf lalu diteruskan oleh saraf optik ke otak.4
Lapisan histologi dinding mata disusun oleh 3 lapisan yaitu :4
1. Tunika fibrosa yang terdiri atas sklera dan kornea
2. Tunika vaskularis yang terdiri atas koroid, badan siliaris, dan iris
3. Tunika neuralis yang terdiri atas retina
Sumber : http://www.medscape.com
Tunika fibrosa teridiri atas sklera dan kornea. Dimana sklera merupakan jaringan ikat
yang disusun oleh serat kolagen tipe 1 serta elastin. Susunan ini membentuk struktur
dinding bola mata yang kokoh, disokong oleh tekanan intraokular yang berasal dari humor
aquos dan humor vitreus. Bagian belakang sklera yang ditembus oleh serat saraf optik
dinamakan lamina kribosa.
Sedangkan kornea sendiri merupakan bagian tranparan yang tidak mengandung
pembuluh darah dan kaya akan ujung-ujung serat saraf. Kornea terdiri dari 5 lapisan yaitu
epitel kornea, membran bawman, stroma kornea, membran descemet, dan endotel kornea.4
11
Sumber : http://www.medscape.com
Tunika vaskulosa terdiri atas khoroid, badan siliaris dan iris. Dimana khoroid banyak
mengandung pembuluh darah dan sel berpigmen sehingga tampak berwarna hitam.
Lapisan ini tersusun dari jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat
kolagen dan elastin, sel-sel fibroblas, pembuluh darah dan melanosit.4
Korpus siliaris merupakan perluasan khoroid kearah depan. Disusun oleh jaringan
ikat yang mengandung elastin, pembuluh darah, dan melanosit. Badan siliaris membentuk
tonjolan-tonjolan pendek yang disebut prosesus siliaris. Dari prosesus siliaris muncul
benang fibrilin yang akan berinsersi pada kapsula lensa disebut sebagai zonula zinii.
Zonula zinii berfungsi sebagai penggantung lensa dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid.4
Sumber : http://www.medscape.com
12
bakteri, jamur ataupun parasit dari fokus infeksi yang terdapat didalam tubuh, yang
menyebar secara hematogen ataupun akibat penyakit sistemik lainnya, seperti
endokarditis.5
Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau adanya infeksi sekunder
akibat komplikasi yang terjadi pada tindakan membuka bola mata, reaksi terhadap benda
asing dan trauma tembus bola mata.5
Endoftlamitis fakoanafilatik adalah endoftalmitis unilateral ataupun bilateral yang
merupakan akibat reaksi uvea granulomatosa terhadap lensa yang ruptur. Endoftalmitis
jenis ini merupakan suatu penyakit autoimun terhadap jaringan tubuh sendiri yang
diakibatkan jaringan tubuh tidak mengenali jaringan lensa yang tidak terletak didalam
kapsul. Terbentuk antibodi didalam tubuh terhadap lensa sehingga terjadi reaksi antigen
antibodi yang akan menimbulkan endoftalmitis fakoanafilatik.5
1.7 Diagnosis Endoftalmitis
Diagnosis endoftalmitis dapat ditegakkan dengan anamnesis yang lengkap meliputi
adanya riwayat tindakan bedah mata, trauma tembus bola mata disertai dengan atau tanpa
adanya penetrasi benda asing perlu diperhatikan karena adanya kemungkinan penyebab
eksogen. Mengenai penyebab endogen maka penderita perlu dianamnesis mengenai ada
atau tidaknya penyakit sistemik yang dideritanya. Penyakit yang merupakan predisposisi
terjadinya endoftalmitis di antaranya adalah diabetes melitus, AIDS dan SLE yang dapat
dihubungkan dengan imunitas yang rendah. Sedangkan beberapa penyakit infeksi yang
menyebabkan endoftalmitis endogen akibat penyebaran secara hematogen dan meningitis,
endokarditis, infeksi saluran kemih, infeksi paru-paru dan pieonefritis. 6-8 Untuk
endoftalmitis fakoanafilaktik, dapat dinyatakan tentang adanya riwayat gejala subjektif
katarak yang diderita pasien sebelumnya. Adapun gejala yang dikeluhkan pasien (gejala
subjektif) dan gejala yang didapat melalui pemeriksaan fisik dapat mengarahkan pada
diagnosis endoftalmitis.5,7
Gejala subjektif.5-8
Mata merah dan nyeri pada bola mata
Penurunan tajam penglihatan
Fotofobia
Nyeri kepala
Mata terasa bengkak
Kelopak mata bengkak, kadang sulit dibuka
13
Gambar endoftalmitis Staphylococcus epidermidis pada pasien post operasi
katarak.
Sumber : http://Endopthalmitis.com.pdf
5-8
Gejala objektif.
Edema palpebra superior
Kemosis dan hiperemi konjungtiva
Edema kornea dan infiltrasi struma
Kornea keruh
Hipopion
Kekeruhan badan kaca (vitreus)
Injeksi silier dan injeksi konjungtiva
Keratik presipitat
Bilik mata depan keruh
Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat ataupun hilang
sama sekali
Pada endoftalmitis yang disebabkan jamur, di dalam badan kaca ditemukan masa
putih abu-abu, hipopion ringan, bentuk abses satelit di dalam badan kaca dengan
proyeksi sinar yang baik.
14
mikroskopik. Vitrektomi juga diindikasikan untuk melakukan drainase abses dan
memungkinkan visualisasi fundud yang jelas.
1.8 Penatalaksanaan
Endoftalmitis di obati sesuai dengan mikroorganisme penyebab. Antibiotik atau
antifungi diberikan melalui periokular atau subkonjungtiva. Antibiotik topikal dan sistemik
ampisilin 2 gram/hari dan kloramfenikol 3 gram/hari sebagai antibiotik empiris yang harus
diberikan secepatnya. Antibiotik dapat diberikan secara tunggal ataupun kombinasi. Jika
penyebabnya jamur diberikan amfoterisin B 150 g subkonjungtiva.5
Tabel penggunaan dan dosis antibiotik empiris untuk endoftalmitis.6
15
Sikloplegik diberikan 3 kali sehari tetes mata untuk mengurangi rasa nyeri,
stabilisasi aliran darah pada mata, mencegah danmencegah atau melepaskan sinekia serta
mengistirahatkan iris dan dan badan siliar yang sedang mengalami infeksi.3,5
Terapi steroid untuk mengurangi infamasi yang disertai eksudasi dan untuk
mengurangi granulasi jaringan. Pemberian deksametason diduga dapat menghambat reaksi
inflamasi dan reaksi imun abnormal yang dapat menimbulkan kerusakan luas pada mata.
Deksametason dapat diberikan secara intravitreal dengan dosis 400 g dan 1 mg secara
intraoukular sebagai profilaksis.5,7 bila terapi tidak berhasil maka dilakukan eviserasi untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut.10
1.9 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi jika proses peradangan mengenai ketiga lapisan mata
(retina, koroid dan sklera) dan vitreus dapat menyebabkan panoftalmitis. Panoftalmitis
merupakan radang supuratif intraocular disertai dengan radang jaringan
ekstraokular atau kapsul tenon dan jaringan ikat jarang di dalam rongga orbita.
Penyebabnya terutama akibat perforasi operasi atau tukak yang disertai infeksi.
Pasien dengan panoftalmitis akan terlihat sakit, menggigil disertai demam,
sakit kepala berat, kadang-kadang muntah, disertai gejala endoftalmitis yang
lebih berat. Pada mata terlihat kornea yang sangat keruh dan berwarna kuning,
hipopion, badan kaca dengan massa purulen massif disertai refleks kuning di
dalamnya, konjungtiva kemotik, dan kelopak kemotik dan hiperemis . 5,9
1.10 Prognosis
Endoftalmitis endogen lebih buruk daripada endoftalmitis eksogen karena
berhubungan dengan tipe organisme, tingkat virulensi, daya tahan tubuh penderita dan
keterlambatan diagnosis. Endoftalmitis yang diterapi dengan vitrektomi 74% pasien
mendapat perbaikan visus sampai 6/30.7,8
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-4. Jakarta. FKUI. 2011. Halaman
175-178
2. Jaffe NS. History of catarct surgery. Opthalmology. 1996; 103: 5-16
3. Vaughan DG. Asbury T, Eva PR. Oftamologi Umum. Ed.14. Jakarta: widya
Medika. 2000. 185
4. Jusuf A. Diktat kuliah tinjauan histologi organ penginderaan. Jakarta : bagian
histologi FKUI;2010
5. Zorab Z.A. et all. Intraocular Inflammation and Uveitis. 2009. San
Francisco:American Academy of Ophthalmology. P.293-320
17