Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RUPTUR

PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD


DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MOJOKERTO TAHUN 2013

HANDIYAH VERA SISKA LAILATRI


11002107
Subjek :Paritas,rupture perineum,ibubersalin

DESCRIPTION
Persalinan seringkali menyebabkan perlukaan pada jalan lahir. Robekan jalan
lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Paritas
dianggap mempengaruhi rupture perineum pada seorang primipara atau orang yang baru
pertama kali melahirkan, ketika terjadi peristiwakepala keluar pintu. Penelitian ini
bertujuan mengetahui hubungan paritas dengan kejadian ruptur perineum pada ibu
bersalin di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto. Rancang bangun
penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan crosssectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo
Mojokerto tahun 2013 sebanyak 541 orang. Sampel yang diperoleh sebanyak 230
responden dan diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data
diambil pada tanggal 12-30 Mei 2014 menggunakan instrument lembarobservasi.
Hasilpenelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah primipara yaitu sebanyak 36,1%.
Kejadian ruptur perineum menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami kejadian
rupture 74,3%. Analisis data yang
digunakan adalah Uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan sig. 0.000, yang berarti bahwa
H1 diterima, artinya bahwa ada hubungan paritas dengan kejadian ruptur perineum pada
ibu bersalin di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto.
Primipara memiliki elastisitas
perineum yang lebih rendah dibandingkan dengan multipara, sehingga saat proses lebih
berisiko mengalami rupture perineum. Luka perineumnya biasanya ringan tetapi
kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Oleh karena itu, petugas
kesehatan diharapkan mampu memberikan asuhan persalinan dengan tepat untuk
mencegah ruptur yang lebih luas

ABSTRACT

Childbirth often cause injury on the birth canal. Birth canal rupture is the
second most common cause of postpartum hemorrhage. Parity considered to affect
perineal rupture at a primipara or first-time delivery, while crowning (head out the door)
occurs. This study was to determine the relation of parity with perineal rupture in
maternal at dr. Wahidin Sudirohusodo Public Hospital of Mojokerto.
The design of this study was correlational analytic with cross
sectional approach. Population in this study were all women whose gaving birth at dr.
Wahidin Sudirohusodo Public Hospital of Mojokerto during 2013 as many as 541
people. Samples obtained were 230 respondents and retrieved using simple random
sampling technique. The data taken on 12-30 May 2014 using the observation sheet.
The results showed that most of the respondents were primipara as many as
36.1% and 74.3% respondents were experiencing perineal rupture.
Wilcoxon Sign Rank used to analyze the data and result showed = 0.000, it
means that H1 is accepted . There was a relation of parity with perineal rupture in
mothers who giving birth at dr. Wahidin Sudirohusodo public hospital of Mojokerto.
Primipara has a lower perineum elasticity than multipara, so it has more risk of
perineum rupture while having birth. Perineum injuries are usually mild but sometimes
it happens too wide and dangerous wound. Therefore, health workers should give the
best delivery care to prevent rupture wider.

Keywords: Parity, Ruptured perineum, Maternity mother

Contributor : Dian Irawati, S.ST.,M.Kes.


DhonnaAnggreni, SKM
Date : 31 Mei 2014
Type Material : Laporan Penelitian
Identifier :
Right :
Summary :

LATAR BELAKANG
Persalinan seringkali menyebabkan perlukaan pada jalan lahir. Robekan jalan lahir
merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Perdarahan
pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh
robekan serviks atau vagina (Saifuddin, dkk, 2004).Ruptur pada perineum spontan
disebabkan oleh : Perineum kaku, kepala janin terlalu cepat melewati dasar panggul,
bayi besar, lebar perineum (Abdullah, 2011). Paritas dianggap mempengaruhi rupture
pada seorang primipara atau orang yang baru pertama kali melahirkan ketika terjadi
peristiwa "kepala keluar pintu".
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2009 terjadi 2,7
juta kasus rupture perineum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta
pada tahun 2050, seiring dengan semakin tingginya bidan yang tidak mengetahui
asuhan kebidanan dengan baik. Di Amerika 26 juta ibu bersalin yang mengalami
rupture perineum, 40% diantaranya mengalami rupture perineum. Di Asia ruptur
perineum juga merupakan masalah yang cukup banyak dalam masyarakat, 50 % dari
kejadian rupture perineum di dunia terjadi di Asia. Prevalensi ibu bersalin yang
mengalami ruptur perineum di Indonesia dengan kejadian infeksi luka jahitan sebanyak
5% dan perdarahan sebanyak 7% dan kematian pada ibu post partum sebanyak 8%. Di
Jawa Timur ruptur perineum yang dialami ibu bersalin dengan perdarahan sebanyak
7%, infeksi luka jahitan sebanyak 5% (Wina, 2013).
Pada studi pendahuluan tanggal 26 Maret 2014 di buku register tercatat jumlah
persalinan di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto selama tahun 2012 sebanyak
519, jumlah paritas nullipara 153 (29.4%), primigravida sebanyak 143 (27.5%) dan
multigravida sebanyak 171 (32.9%), dan yang mengalami kejadian rupture sebanyak
327 (63%).
Pada persalinan akan terjadi penekanan pada jalan lahir lunak oleh kepala janin.
Jaringan lunak jalan lahir dan struktur di sekitarnya akan mengalami kerusakan pada
setiap persalinan. Kerusakan pada setiap persalinan lebih nyata terdapat pada wanita
nulipara karena jaringan pada nulipara lebih padat dan lebih rapuh (resisten) dari pada
wanita multipara. Daerah perineum wanita ada yang bersifat elastis, tapi dapat juga
ditemukan perineum yang kaku, terutama pada wanita yang baru mengalami kehamilan
pertama (primigravida) (Wina, 2013).
Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan
Paritas adalah keadaan ibu yang menunjukan banyaknya anak yang dilahirkan pada usia
28 minggu (mencapai tahap bisa hidup) jumlah anak yang sudah dilahirkan
kemungkinan besar mempengaruhi ibu dalam menghadapi masa kehamilan Pada
primipara robekan perineum hampir selalu terjadi dan tidak jarang berulang pada
persalinan berikutnya. Pada seorang primipara atau orang yang baru pertama kali
melahirkan ketika terjadi peristiwa "kepala keluar pintu".

METODOLOGI
Desain penelitian adalah bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan
prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini merupakan penelitian analitik
corelasional. Penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengkaji
hubungan antar variabel (Nursalam, 2008). Pendekatan penelitian ini adalah penelitian
cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran / observasi
data variabel independen dan dependen hanya pada satu kali saja pada satu saat.
Tujuan peneliti memilih jenis penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan
paritas dengan kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin di RSUD Dr. Wahidin
Sudirohusodo Mojokerto tahun 2013.

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 230 responden hampir seluruhnya
berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 210 responden (91.3%). Sedangkan sebagian kecil
berusia > 35 tahun yaitu sebanyak 9 responden (3.9%).
Menunjukkan bahwa dari 230 responden sebagian besar mengalami kejadian
rupture yaitu sebanyak 171 responden (74.3%). Sedangkan sebagian kecil tidak
mengalami kejadian rupture yaitu sebanyak 59 responden (25.7%).
Hasiltabulasisilangdiatasmenunjukkanhampirsetengahnyaadalah responden
primipara yang mengalamikejadianruptureyaitusebanyak 79 responden (46.2%).
Hasilujistatistikmenggunakanrumuswilcoxon sign rank test dengan bantuan program
komputer SPSS didapatkan tingkat signifikansi 0.000 yaitu < (0.05) maka H1 diterima
dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan paritas dengan kejadian ruptur perineum
pada ibu bersalin di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto.
Hasilpenelitianmenunjukkan bahwa dari 230 responden hampir setengahnya
adalah primipara yaitu sebanyak 83 responden (36.1%). Sedangkan sebagian kecil
adalah grandemultipara yaitu sebanyak 11 responden (4.8%).
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu
hidup diluar rahim (28 minggu)(Suparyanto, 2012). Paritas merupakan jumlah
persalinan yang dialami ibu sebelum persalinan atau kehamilan sekarang (Mahyudin,
2012). Penggolongan Paritas : Nullipara adalah Seorang wanita yang belum pernah
menjalani kehamilan sampai janin aterm (Bobak, 2005). Primipara adalah seorang
wanita yang pernah melahirkan 1x (Abdullah, 2011). Multipara adalah seorang wanita
yang sudah menjalani dua atau lebih kehamilan dan menghasilkan janin sampai tahap
viabilitas (Bobak, dkk, 2005). Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5
orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan
(Manuaba, 2008).
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi
dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin yang akan lahir
jangan ditahan terlampau kuat dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan
perdarahan dalam tengkorak janin, dan melemahkan otot-otot fasia pada dasar panggul
karena diregangkan terlalu lama (Winkjosastro, 2005).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai besar responden mengalami
kejadian ruptur. Robekan yang dialami responden disebabkan kontraksi yang dilakukan
tidak sesuai dengan arahan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Robekan pada
responden juga bisa disebabkan karena keinginan yang terlalu kuat untuk enenran yang
menyebabkan terjadinya robekan.
Paritas dianggap mempengaruhi rupture pada seorang primipara atau orang yang
baru pertama kali melahirkan ketika terjadi peristiwa "kepala keluar pintu". Kerusakan
pada setiap persalinan lebih nyata terdapat pada wanita nulipara karena jaringan pada
nulipara lebih padat dan lebih rapuh (resisten) dari pada wanita multipara. Daerah
perineum wanita ada yang bersifat elastis, tapi dapat juga ditemukan perineum yang
kaku, terutama pada wanita yang baru mengalami kehamilan pertama (primigravida)
(Wina, 2013).Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan paritas dengan
kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin yang artinya sebagian besar responden yang
primipara ternyata mengalami kejadian ruptur.

SIMPULAN
Dari hasilpembahasan di atasdapatdisimpulkanbahwa :
Hasil penelitian paritas menunjukkan bahwa dari 230 responden hamper
setengahnya adalah primipara yaitu sebanyak 83 responden (36.1%). Sedangkan
sebagian kecil adalah grandemultipara yaitu sebanyak 11 responden (4.8%).Hasil
penelitian kejadian rupture menunjukkan bahwa dari 230 responden sebagian besar
mengalami kejadian rupture yaitu sebanyak 171 responden (74.3%). Sedangkan
sebagian kecil tidak mengalami kejadian rupture yaitu sebanyak 59 responden (25.7%).
Ada hubungan paritas dengan kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin di RSUD Dr.
Wahidin Sudirohusodo Mojokerto.
REKOMENDASI
Bagi peneliti hasil tabulasi silang menunjukkan hampir setengahnya adalah
responden primipara yang mengalami kejadian rupture yaitu sebanyak 79 responden
(46.2%). Kedua yaitu nullipara yang mengalami rupture sebanyak 77 responden (45%),
ketiga yaitu multipara yang mengalami rupture sebanyak 15 responden (8,8%), dan
yang keempat yaitu grandemultipara tidak ada yang mengalami rupture
(0%).Menyarankan kepada responden agar mengikuti program KB untuk membatasi
jumlah anak agar mengurangi jumlah rupture perineum pada saat persalinan.Diharapkan
bagi tenaga kesehatan agar lebih berhati-hati dalam menangani persalinan normal untuk
mencegah dan mengurangi terjadinya rupture pada perineum.Diharapkan hasil
penelitian ini dipakai sebagai bahan kajian dalam menyusun program kesehatan
terutama yang berhubungan dengan pentingnya memberikan penyadaran pada ibu
tentang kejadian ruptur perimeun dalam hubungannya dengan paritas. Hasil penelitian
ini agar dijadikan sebagai bahan masukan untuk pembuatan penelitian terutama dalam
kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin. Dan mengkaji pengaruh pijat perineum
serta efektivitas senam hamil dalam mengurangi kejadian rupture pada perineum.

ALAMAT KORESPONDENSI
Email :ahmaddiyan953@gmail.com
No telf : 085785889342
Alamat : Desa Wringinanom, Kecamatan Kuripan, Kab. Probolinggo

Anda mungkin juga menyukai