Anda di halaman 1dari 11

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT PIBS adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pemborong bangunan

dan kontraktor umum (general contractor) sebagai perencana, pelaksana maupun

penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan

ini dibangun dari hasil gabungan empat buah perusahaan kontraktor, yaitu PT PS, PT

ABI, PT MPA atau NCPH dan PT PIHD. Masing-masing perusahaan tersebut

sebelumnya adalah perusahaan-perusahaan kontraktor yang telah memiliki pengalaman

kerja sejak tahun 1989 yang bergerak dalam aneka macam bidang usaha, antara lain

pengalaman di bidang konstruksi baja, pembangunan perumahan real estate, perumahan

sederhana, maupun rumah-rumah pribadi, ruko, gedung sekolah, sarana olahraga, serta

interior dan furniture untuk perkantoran, bank dan restoran.

Kerja sama keempat perusahaan ini dimulai pada tahun 2003. Mereka bersama-

sama menangani proyek pembangunan dua buah mall di Tangerang. Dengan

dilatarbelakangi kesuksesan pembangunan kedua mall tersebut, akhirnya mereka tertarik

untuk saling bekerja sama satu sama lain agar dapat lebih berkiprah dalam pembangunan

proyek-proyek berskala besar. Keempat perusahaan ini kemudian setuju untuk bersatu

dan bergabung dalam satu perusahaan yang dinamakan PT PIBS. PT PIBS ini dibentuk

untuk menjawab tantangan dunia konstruksi yang semakin kompleks dimana diperlukan

kecermatan dan efisiensi dalam segala hal untuk merespon terhadap persaingan yang

semakin ketat.

35
PT ini didirikan tahun 2004. Akta dibuat dan diresmikan di Jakarta. Kemudian

ada perubahan akta karena pendiri perseroan bermaksud mengubah kedudukan

perseroan yang semula berlokasi di Jakarta menjadi berlokasi di Tangerang.

Visi : Menjadi perusahaan terdepan dalam industri konstruksi sehingga menjadi

pilihan utama dan andalan pelanggan.

Misi : - Memperhatikan kualitas dan selalu berkomitmen pada kepuasan pelanggan.

- Ketepatan waktu dalam pengerjaan proyek.

- Perekrutan SDM yang berkompeten, pengembangan SDM yang profesional

dan peningkatan daya saing SDM.

- Membangun jaringan kerja yang luas di bidang jasa konstruksi.

III.2 Bidang Usaha

Untuk dapat mengikuti tender pengadaan jasa perencana konstruksi, jasa

pelaksana konstruksi dan jasa pengawas konstruksi di Indonesia setiap perusahaan harus

memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) sesuai Klasifikasi dan Kualifikasi yang

terakreditasi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Berdasarkan Sertifikat

Badan Usaha, PT PIBS merupakan perusahaaan kontraktor yang memberikan usaha jasa

pelaksana konstruksi dan berkualifikasi usaha menengah.

III.3 Produk-Produk

Berikut ini adalah beberapa gambar dari produk PT PIBS :

36
Gambar 3.1 Perumahan 1 Gambar 3.4 Pool

Gambar 3.2 Town House Gambar 3.5 Sekolah

Gambar 3.3 Perumahan 2 Gambar 3.6 Perumahan 3

37
Gambar 3.7 Pusat Perbelanjaan 1

Gambar 3.9 Pusat Perbelanjaan 2

Gambar 3.8 Gereja

38
III.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta

posisi yang ada pada suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk

mencapai tujuan. Struktur organisasi selalu ditemui dalam sebuah perusahaan atau

organisasi dalam berbagai skala bahkan menjadi sesuatu yang harus dimiliki. Masing-

masing perusahaan memiliki hak untuk membuat struktur organisasi mereka sesuai

dengan gaya dan kebutuhan perusahaan. Struktur organisasi tiap perusahaan berbeda-

beda, tergantung jenis usaha yang dijalankannya. Dengan melakukan pemilihan serta

penentuan struktur organisasi yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam

perusahaan maka pencapaian tujuan perusahan akan lebih terarah. Selain itu dengan

struktur organisasi yang jelas dan baik maka akan dapat diketahui sampai dimana

wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan

tugasnya. Struktur organisasi dibuat sesuai dengan visi perusahaan dan nantinya struktur

organisasi ini juga dapat diexpand di kemudian hari untuk memenuhi perubahan

kebutuhan lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Tanpa adanya suatu struktur

organisasi dan manajemen yang tepat, organisasi tersebut akan kacau dan tidak akan

berjalan sebagaimana mestinya. Pentingnya memiliki struktur organisasi adalah

mengetahui wewenang dan seberapa jauh suatu jabatan itu bertugas, kepada siapa ia

bertanggung jawab, sehingga semua pekerjaan menjadi terkontrol.

Berikut ini adalah struktur organisasi PT PIBS serta uraian tugas dari masing-

masing bagian.

39
RUPS

Dewan Komisaris

Dewan Direksi

General Manager

Manajer Manajer Manajer Koordinator


Keuangan Quantity Surveyor Personalia Proyek

Staff Staff Staff Manajer Manajer


Keuangan Quantity Surveyor Personalia Proyek Proyek

Gambar 3.10 Struktur Organisasi PT PIBS

Sumber : Profil PT PIBS

40
Agar operasional perusahaan dapat berjalan baik maka masing-masing jabatan dalam

struktur organisasi mempunyai tugas masing-masing, antara lain:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

Menetapkan pedoman dan kebijakan operasi perusahaan.

Menyetujui penambahan dan pengurangan modal.

Menyetujui rencana kerja yang diajukan oleh direktur.

Mengangkat dan memberhentikan anggota dewan komisaris dan direktur.

Menetapkan ketentuan tentang besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan

bagi direktur dan komisaris.

2. Dewan Komisaris (Board Of Commissioner)

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

Menentukan visi perusahaan.

Memberikan nasehat kepada direktur.

Mengawasi dan menilai kinerja direktur.

3. Dewan Direksi (Board Of Director)

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

Bertanggung jawab atas operasional perusahaan.

Menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

Menandatangani giro, faktur pajak, kuitansi.

Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dari pemberi kerja.

Melakukan meeting dengan pihak pemberi kerja.

41
4. General Manager

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

Mengepalai manajer fungsional.

Mengawasi tindakan para manager fungsional agar sesuai dengan tujuan

perusahaan.

Mengotorisasi perekrutan karyawan baru.

5. Manajer Keuangan

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

Melakukan penagihan kepada pemberi kerja.

Menerima pembayaran dari pemberi kerja.

Melakukan pembayaran ke supplier.

Melakukan pembukuan.

Mengurusi kewajiban perpajakan perusahaan.

Sedangkan staff keuangannya bertugas merekap hutang ke supplier, membuat faktur

tagihan dan menerbitkan purchase order (PO).

6. Manajer Quantity Surveyor (QS)

Manajer ini bertugas mengawasi staff Quantity Surveyor (QS) dalam

menghitung Bill Quantity (BQ). Apabila ada tender, maka staff QS akan melakukan

penyesuaian harga, apakah harga pembelian material yang akan dikeluarkan termasuk

biaya-biaya lain (seperti : fee, upah tenaga kerja) dan juga keuntungannya sesuai atau

tidak dengan harga penawaran dari pemberi kerja. Jika harga penawaran cocok

dengan perhitungan maka manajer ini yang menyetujui kontrak.

42
7. Manajer Personalia

Manajer ini bertanggung jawab dalam menangani masalah ketenagakerjaan /

personalia. Staff personalia bertugas membantu manajer personalia dalam

menyeleksi calon pegawai yang akan direkrut perusahaan serta menyangkut

pemberhentian pegawai. Manajer ini juga bertanggung jawab dalam menjaga

kualitas SDM perusahaan.

8. Koordinator Proyek

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

Mengkoordinir manajer proyek.

Menerima progress penyelesaian proyek dari manajer proyek.

Memberikan progress yang diterimanya kepada pemberi kerja.

Mengawasi pelaksanaan dari keputusan yang telah disepakati bersama agar

tidak melampaui budget dan tidak melebihi waktu yang telah direncanakan.

9. Manajer Proyek

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

Mengawasi lapangan.

Memastikan bahwa para pekerja telah bekerja dengan benar.

Membuat progress penyelesaian proyek.

III.5 Kebijakan Perusahaan

Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan wawancara langsung

dengan manajer keuangan perusahaan. Berdasarkan wawancara penulis, berikut

beberapa informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan:

43
Penyusunan laporan keuangan perusahaan menggunakan metode accrual

basis. Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya transaksi, meskipun

uang tunai belum diterima atau dibayarkan.

Laporan keuangan yang dilampirkan di SPT Tahunan perusahaan adalah

unaudited.

Perusahaan tidak menggunakan metode persentase penyelesaian dalam

mencatat pendapatannya.

Pendapatan diakui pada saat invoice dikeluarkan ke pemberi kerja (meskipun

uang tunai belum diterima) sebesar DPP nya dan piutang dicatat sebesar DPP

ditambah dengan PPN. Pencatatan jurnalnya:

Piutang usaha xxx -

Hutang PPN - xxx

Pendapatan - xxx

Penerimaan kas dari pelunasan piutang adalah sebesar piutang setelah

dikurangi pajak penghasilan karena pajak penghasilan dipotong langsung oleh

pemberi kerja (pemberi kerja adalah pemotong pajak). Dalam hal ini pemberi

kerja harus menyertakan bukti pemotongan kepada pihak perusahaan pada saat

pelunasan. Bukti pemotongan ini selanjutnya akan menjadi kredit pajak PPh 23

bagi perusahaan. Dalam hal penghasilan yang diterima dikenakan pajak yang

bersifat final maka pemotongan pajak ini tidak dapat dijadikan sebagai kredit

pajak. Pencatatan jurnalnya :

Bank xxx -

Piutang - xxx

44
Uang muka PPh 23 xxx -

Piutang - xxx

Apabila penghasilan yang bukan bersifat final dimana pendapatannya telah

diakui pada tahun sebelumnya (pada saat invoice dikeluarkan) sedangkan bukti

potong baru diterima pada tahun berikutnya (tahun setelah pengakuan

pendapatan), maka pengkreditan pajak atas penghasilan yang telah diakui pada

tahun sebelumnya tersebut akan diakui pada tahun bukti potong tersebut

diterima.

45

Anda mungkin juga menyukai