Anda di halaman 1dari 1

Lipid mengacu pada golongan senyawa

hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik.


Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut
polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut
nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform.
Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk
menyimpan energi, sebagai komponen struktural
membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.

Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari


proses dehidrogenasi endotermal rangkaian
hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid
mampu membentuk struktur seperti vesikel,
liposom, atau membran lain dalam lingkungan
basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya
berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok
bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus
isoprena.[4] Dengan menggunakan pendekatan ini,
lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori:[5] asil
lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid,
sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari
kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol
dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi
subsatuan isoprena).

Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan


sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi
molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-
turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida
dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol.[6] Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme
untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.

Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan bermacam-ragam molekul-molekul yang
disintesis dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di dalam sebuah proses yang disebut
sintesis asam lemak.[7][8] Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan ini
memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Struktur
asam lemak merupakan salah satu kategori paling mendasar dari biolipid biologis dan dipakai sebagai blok bangunan dari lipid
dengan struktur yang lebih kompleks. Rantai karbon, biasanya antara empat sampai 24 panjang karbon, [9] baik yang jenuh ataupun
tak jenuh dan dapat dilekatkan ke dalam gugus fungsional yang mengandung oksigen, halogen, nitrogen, dand belerang. Ketika
terdapat sebuah ikatan valensi ganda, terdapat kemungkinan isomerisme geometri cis atau trans, yang secara signifikan
memengaruhi konfigurasi molekuler molekul tersebut. Ikatan ganda-cis menyebabkan rantai asam lemak menekuk, dan hal ini
menjadi lebih mencolok apabila terdapat ikatan ganda yang lebih banyak dalam suatu rantai. Pada gilirannya, ini memainkan peranan
penting di dalam struktur dan fungsi membran sel.[10]

Asam lemak yang paling banyak muncul di alam memiliki konfigurasi cis, meskipun bentuk trans wujud di beberapa lemak dan
minyak yang dihidrogenasi secara parsial.[11]

Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah eikosanoid, utamanya diturunkan dari asam arakidonat dan asam
eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin, leukotriena, dan tromboksana. Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah
ester lemak dan amida lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia yang penting seperti ester lilin, turunan-turunan asam
lemak tioester koenzim A, turunan-turunan asam lemak tioester ACP, dan asam lemak karnitina. Amida lemak meliputi senyawa N-
asiletanolamina, seperti penghantar saraf kanabinoid anandamida.[12]

Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang. Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10
hingga 30 atom. Rantai alkana yang non polar mempunyai peran yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus hidroksil.
Secara teoritis, otak sapi merupakan lemak netral, lemak netral disebut juga asil gliserol atau gliserida. Lemak ini merupakan
komponen utama lemak simpanan pada sel-sel hewan, terutama pada jaringan adiposa. Otak sapi juga termasuk asam lemak tak
jenuh, asam lemak tak jenuh mempunyai titik cair yang lebih rendah. Asam ini merupakan suatu senyawa organik berantai panjang
yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24 dan memeiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang
panjang yang menyebabkan kebanyakan lipida bersifat tidak larut dalam air. Struktur asam lemak tak jenuh berotasi kaku karena
adanya rantai ikatan rangkap. Sifat asam lemak tak jenuh ditentukan oleh rantai hidrokarbonnya, asam lemak berantai mengandung 1
sampai 8 atom karbon berupa cairan sedangkan labih dari 8 atom berupa padatan.

Anda mungkin juga menyukai