Anda di halaman 1dari 10

SPESIFIKASI TEKNIS

UMUM

MOBILISASI

1) Uraian
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung
pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana
disyaratkan dibagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus
memenuhi berikut:
a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak
i) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.
ii) Mobilisasi General Superintentent, Quantity Engineer, Quality Engineer, Petugas K3,
Pelaksana Lapangan, Juru ukur/Surveyor dan Drafter yang memenuhi jaminan
kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya (Pekerjaan jalan).
iii) Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan
dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak.
iv) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana
peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
v) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk kantor
lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.
vi) Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.

b) Ketentuan mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan


Kebutuhan ini akan disediakan dalam Kontrak lain.

c) Ketentuan mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu


Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan harus memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 1.4 dari Spesifikasi ini bersama dengan peralatan laboratorium
lapangan yang tercantum dalam Lampiran 1.4.A. Gedung laboratorium dan
peralatannya, yang dipasok menurut Kontrak ini, akan tetap menjadi milik Kontraktor
pada waktu proyek selesai.

d) Kegiatan Demobilisasi untuk semua Kontrak


Pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada saat akhir Kontrak, termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah
dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
Pekerjaan dimulai.

2) Periode Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam Pasal 1.2.1.(1) harus
diselesaikan dalam jangka waktu 30 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja,
kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu harus diselesaikan
dalam waktu 45 hari. Setiap kegagalan Kontraktor dalam memobilisasi Fasilitas
dan Pelayanan Pengendalian Mutu sebagimana disebutkan diatas, akan membuat
Direksi Pekerjaan melaksanakan pekerjaan semacam ini yang dianggap perlu dan
akan membebankan seluruh biaya tersebut ditambah sepuluh persen pada
Kontraktor, dimana biaya tersebut akan dipotongkan dari setiap uang yang
dibayarkan atau akan dibayarkan kepada Kontraktor menurut Kontrak ini.

1
3) Pengajuan Kesiapan Kerja
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program mobilisasi
menurut detil dan waktu yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.2 dari Spesifikasi ini.
Bilamana perkuatan jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau
pembuatan timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek,
diperlukan untuk memperlancar pengangkutan peralatan, instalasi atau bahan
milik Kontraktor, detil pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan bersama dengan
program mobilisasi sesuai dengan ketentuan Seksi 10.2 dari Spesifikasi ini.

PROGRAM MOBILISASI

Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus melaksanakan


Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pemilik, Direksi
Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan Kontraktor untuk membahas semua
hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini.
1) Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan
Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan Jadwal
Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
2) Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang
disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.(1) dan harus mencakup informasi tambahan berikut :

a) Lokasi base camp dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang
menunjukan lokasi kantor Penyedia Jasa, Bengkel, Gudang, Mesin Pemecah Batu,
Instalasi Pencampur Aspal, atau instalasi Pencampur Mortar Beton, dan Laboratorium
bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam Lingkup Kontrak.
b) Jadwal Pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi aasal dari semua peralatan yang
tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam peanwaran, bersama dengan
usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan dilapangan.
c) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam penawaran
harus memperoleh persetujuan dari direksi Pekerjaan.

MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS

1) Uraian
a) Kontraktor harus menyediakan perlengkapan jalan sementara dan tenaga manajemen
keselamatan lalu lintas untuk mengendalikan dan melindungi para pekerja, dan
pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan
rute pengangkutan, sesuai dengan spesifikasi.
b) Konraktor menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan jalan sementara
dan harus menyediakan petugas bendera (Flagmen) dan/atau alat pemberi isyarat lalu
lintas lainnya sepanjang ZONA kerja saat diperlukan selama Periode Kontrak.
Manajemen lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
c) Pengaturan lalu lintas selama masa konstruksi harus dituangkan dalam Rencana
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) yang disusun berdasarkan tahapan
dan metode pelaksanaan pekerjaan.
d) Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang harus dikaji agar sesuai
dengan ukuran, lokasi, refleksifitas (daya pantul), Visibilitas (daya penglihatan),
kecocokan, dan penggunaan yang sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi kerja
yang khusus.
e) Bilamana jemabtan lama tidak dapat difungsikan sebagai jembatan sementara atau
yang disebutkan lain dalam Gambar, maka dapat dilakukan penyediaan dan
pemasangan jembatan sementara sendiri.
2
RENCANA MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS

1) Urutan Pekerjaan dan Rencana Manajemen Lalu lintas


Kontraktor harus menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam kondisi
sedemikian hingga agar lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh pekerja dan
pengguna jalan terlindungi.
Sebelum memulai pekerjaan apapun, kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan
RMKL untuk pengoperasiannya selama periode pelaksanaan, RMKL harus berdasarkan
analisa arus lalu lintas tingkat makro dan juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah
konstruksi. RMKL hrus disusun Tenaga Ahli Keselamatan Jaln dari Kontraktor, disampaikan
pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (PCM) dan mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
RMKL harus dimutakhirkan secara regular berdasarkan kondisi tempat pekerjaan.
RMKL harus memeperhitungkan Prosedur Keselamatan dan KEselamtan Kerja.
RMKL harus memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan
kendaraan tidak bermotor jika dibutuhkan.
2) Pembagian Zona Pekerjaan Jalan
Dibagi atas empat zona berdasarkan fungsinya yaitu :
1.Zona peringatan dini adalah segmen jalan dimana pengguna jalan diinformasikan
tentang akan adanya pekerjaan jalan dana pa yang harus dilakukan.
2.Zona peamndu transisi adalah segmen jalan dimana pengemudi dipandu untuk
menurunkan kecepatan dan masuk ke lintasan yang benar.
3.Zona kerja adalah segmen jalan dimana pekerjaan dilaksanakan dan terdapat pekerja,
peralatan, perlengkapan serta material.
4.Zona terminasi adalah segmen jalan dimana lalu lintas dituntun kembali ke kondisi
normal setelah melalui lokasi pekerjaan.
Bilamana pekerjaan belum selesai, dan jalan atau lajur dibuka untuk lalu lintas umum,
kontraktor wajib memasangan marka jalan sementara (pre maring), dan rambu
sementara atau perlengkapan jalan lainnnya yang dibuthkan untuk menjamin
keselamatan pengguna jalan.
3) Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Semua pekerja paling sedikit berusia 18 tahun, dan pekerja harus mengenakan baju yang
reflektif, sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat selama jam kerja di dalam daerah
kerja.
Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dana tau system reflektif yang
disetujui. System peneranganharus ditempatkan dan dioperasikan sedemikian hingga
agar sorot cahaya tidak mengganggu pengguna jalan pad lokasi tersebut. Lampu pijar
tidak diperkenankan untuk digunakan.
Pada saat pelaksanaan konstruksi, direksi wajib memeriksa dan mengawasi pelaksanaan
keselamatan lalu lintas dilokasi pekerjaan dengan membuat formulir pemantauan
kesesuaian berdasarkan RMKL yang telah disepakati pada saat rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi termasuk di dalamnya adalah kelengkapan
perlengkapan jalan sementara.
4) Pemeliharaan Perlengkapan jalan Sementara
Kontraktor menyediakan personil untuk melakukan pengawasan berkesinambungan
terhadap operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut harus tersedia baik siang
maupun malam untuk menanggapi panggilan jika ada kerusakan antara lain terhadap
barikade, lampu, rambu-rambu, dan sebagainya baik karena vendalisme atau kecelakaan
lalu lintas.
5) Bahan dan Peralatan
3
1. Alat pemberi isyarat lalu lintas sementara;
2. Rambu lalu lintas sementara;
3. Marka jalan sementara;
4. Alat penerangan sementara;
5. Alat pengendali pemakai jalan sementara, terdiri atas :
- Alat pembatas kecepatan; dan
- Alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan.
6. Alat pengaman pemakai jalan sementara, terdiri atas :
- Pagar pengaman/penghalang lalu lintas;
- Cermin tikungan;
- Pulau-pulau lalu lintas;
- Pita penggaduh (rumble strip); dan
- Traffic Cones.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan sementara
untuk pekerjaan jalan No. Pd-T-12-2003, Instruksi Dirjen Bina Marga NO. 02/IN/Db/2012
tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamtan Jalan; Panduan Teknis 3; Keselamatan
dilokasi Pekerjaan Jalan, dan Peraturan Menteri PErhubungan No. PM 13/2014 tentang
Rambu Lalu Lintas.
6) Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Harus disediakan kontraktor yang emmadai, dengan pengalaman yang sesuai minimum 3
tahun dalam tugas-tugas semacam ini dan staf yang diperlukan yang diabwahinya untuk
seluruh pengendalian dan pelaksanaan dari manajemen dan keselamatan lalu lintas,
termasuk koordinasi dengan pejabat lalu litnas setemapt yang bertanggung jawab sesuai
yuridiksi Daerah Kerja, sedemikian hingga dapat memperkecil halangan, resiko
keselamatan dan memperlancar arus lalu lintas yang melalui daerah pekerjaan konstruksi
dan melalui jalan-jalan pengalihan yang sesuai dan disetujui.
Tugas KMKL harus mencakup berikut ini :
- Memahami persyaratan kontraktual, termasuk denah, spesifiaksi dan lingkungan
dimana pekerjaan sipil akan dilaksanakan.
- Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu lintas yang
digunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa perlengkapan tersebut berfungsi
sebagaimana mestinya, bersih dapat dilihat dan memenuhi spesifikasi, denah serta
peratuan-peraturan setempat.
- Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang sesuai,
memeberi pendapat kepada Direksi tentang hal-hal terkait, dan memastikan bahwa
RMKL telah diimplemenetasikan untuk pergerakan lalu lintas yang aman dan efisien.
- Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan direksi.
- Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan kontraktor sebelum pelaksaan
dimulai dan rapat berkala yang dianggap perlu atau sebagaimana yang diperintahkan
direksi.
7) Penutupan Lajur/jalan dengan Menggunakan Tanda Visual
Penutupan lajur dengan menggunakan tanda visual harus dilakukan sesuai dengan detil-
detil dalam gambar .
8) Penutupan Jalan Keluar/Masuk pada Jalan Umum
Penutupan jalan kelaur/masuk pada jalan umum harus dilakukan sesuai dengan detil-detil
dalam gambar.
9) Penutupan Jalan Keluar /Masuk pada Jalan dalam kota
Penutupan jalan Kelaur/masuk pada jalan dalam kota harus dialkuakn sesuai dengan detil-
detil dalam Gambar atau sabgaimana yang diperintahkan.
10) Rambu Lalu Lintas dan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Tambahan
Kontraktor harus menyediakan tambahan rambu-rambu lalu lintas sementara atau alat
pemberi isyarat lalu lintas. Peralatan tersebut harus sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan. Kontraktor harus menyediakan peraltan tersebut dalam waktu 48 jam dan
memasang serta memelihara peralatan tersebut selama periode pelaksanaan.

PEKERJAAN TANAH
4
GALIAN

1) Uraian
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk
formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya,
untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan
stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan
pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan
beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan
penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan
penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian
batu lunak, galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan
galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir berbutir dan galian perkerasan
beton serta pembuangan bahan galian biasa yang tidak terpakai seperti yang
ditunjukan dalam gambar.

PENGAMANAN PEKERJAAN GALIAN

a) Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamtan


pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada
disekitar lokasi galian
b) Selama pekerjaan galian, lereng galian harus dijaga tetap stabil sehingga mampu
menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya harus dipertahankan sepanjang
waktu, epnyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang
bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan,
kontraktor harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak
dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
c) Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keselamatan pekerja maka galian tanah
yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter atau
sebagiaman yang diperintahkan direksi.
d) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup
kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri tempat
kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.
e) Dalam setiap saat, bilaman pekerja atau orang lain berada dalam lokasi yang tugasnya
hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan
galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada
tempat kerja galian.
f) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan
setiap[ galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi
rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis)
beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan.

UTILITAS BAWAH TANAH

a) Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan


lokasi utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar setiap ijin atau
wewenang lainnnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan
dalam kontrak.
b) Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah
tananh yang bmasih berfungsi seperti pipa, kabel atau saluran bawah tanah lainnya
5
atau struktur yang mungkin dijumpai dan untuk memeperbaiki setiap kerusakan yang
timbul akibat operasi kegiatannya.

PENGGUNAAN DAN PEMBUANGAN BAHAN GALIAN

a) Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organic, tanah gambut (peat),
sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang
menurut pendapa direksi akan menyulitkan pemadatan bahan diatasnya atau yang
mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak dikehendaki,
harus diklarifikasikan sebagai bahan yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan
sebgai bahan timbunan dalam pekerjaan permanen.
b) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang
tidak disetujui oleh direksi untuk digunakan sebagaibahan timbunan, harus dibuang
dan diratakan oleh Kontraktor di luar Ruang Milik Jalan (Rumija).
c) Kontraktor bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang diperlukan
untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak memenuhi syarat
untuk bahan timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat
pembuangan akhir dan perolehan ijin dari pemilik atau penyewa tanah dimana
pembuangan akhir tersebut akan dilakukan.

PROSEDUR PENGGALIAN

1) Prosedur Umum
a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu,
batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan
untuk pekerjaan permanen.
b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
c) Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi
dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan
tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau
dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan.
d) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis
formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun
bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut
harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-
tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan
semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil
galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan
yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan.
e) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut
pendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau
suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat melarang
peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika, menurut
pendapatnya, peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya,
atau bilamana dirasa kurang cermat dalam pelaksanaannya.
f) Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan
anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang, bangunan
dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi
waktunya seperti yang diuraikan oleh Direksi Pekerjaan.

TIMBUNAN

Uraian
6
a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau
bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian
pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi
timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui.
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi tiga jenis , yaitu
timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan pilihan di atas tanah rawa.
c) Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan
daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan
yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam
karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan
timbunan adalah factor yang kritis. Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan digunakan untuk
melintasi daerah yang rendah dan selalu tergenang oleh air, yang menurut pendapat Direksi
Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan cara yang diatur dalam Spesifikasi ini.
c) Timbunan pilihan berbutir digunakan sebagai lapisan penopang (capping layer) pada tanah
lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang 2% yang tidak dapat ditingkatkan dengan
pemadatan atau stabilitasi, dan diatas tanah rawa, daerah berair, dan lokasi-lokasi serupa
dimana bahan Timbuhan Pilihan dan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
d) Baik timbuanna pilihan maupun timbunan pilihan berbutir harus digunakan untuk
penimbunanan kembali pada Abutmen dan dinding penahan tanah serta daerah kritis lainnya
yang memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan dengan alat sebgaimana ditunjukan pada
gambar.
e) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang sebagai landasan
untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase porous yang dipakai untuk drainase
bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya partikel halus tanah akibat proses
penyaringan. Bahan timbunan jenis ini telah diuraikan dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.

BAHAN

1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan Seksi 1.11
Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
2) Timbunan Pilihan
a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Timbunan Pilihan" bila digunakan pada lokasi
atau untuk maksud dimana timbunan pilihan telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang sebagai timbunan
biasa (atau drainase porous bila ditentukan atau disetujui sebagai hal tersebut sesuai dengan
Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini).
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau
batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan
harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti
diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan
harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4
hari perendaman bila dipadatkan sampai 100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI
03-1742-1989. c) Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam
keadaan jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.
d) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan atau
pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan
pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil
lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis
bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman dari
lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.
3) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih
lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 %.
4) Timbunan Batu Pilihan
Batu harus keras dan awet dan disediakan dalam rentang ukuran yang memenuhi ketentuan di
bawah ini. Jika tidak disebutkan lain dalam Gambar atau dalam Spesifikasi Khusus, maka semua
batu harus mempunyai volume lebih besar dari 120 centimeter kubik. Untuk timbunan batu dengan
manual, 75% batu terhadap volume total tidak boleh lebih kecil dari ukuran batu untuk rip-rap

7
sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 7.10.(2) agar dapat mengunci batu-batu besar tersebut
sampai rapat dan yang terpenting dapat mengisi rongga-rongga antar batuan besar yang dipasang
sebagai timbunan. Bagian muka batu yang terekspos harus seragam, tanpa adanya tonjolan lebih
dari 30 cm untuk timbunan batu dengan derek dan 15 cm untuk timbunan batu dengan manual, di
luar garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN TIMBUNAN

a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan
yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan
dalam Pasal 3.2.1.(3). Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke Permukaan yang
telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk
persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan
sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase
sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut
dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat
pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
d) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi,
sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah
pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan
pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan
kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu
dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
e) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan
membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga
sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh
Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi
lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin
dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian
yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian
pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan.

3) Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air
optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang
diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan
bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu
mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus
dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.
(2) di bawah.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan
timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan
pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur,
maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu
mempunyai elevasi yang hampir sama.
g) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap,
pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang
bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat
menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur.

8
h) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan
tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur
bangunan atas telah terpasang.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan
dengan penumbuk loncat mekanis atau timbres (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg.
Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah
timbulnya ronggarongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
j) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana
timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

PENYIAPAN BADAN JALAN

1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau
permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan
Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur
lalu lintas (termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai
Pekerjaan Pengembalian Kondisi.
b) Menurut Seksi dari Spesifikasi ini pembayaran tidak boleh dilakukan terhadap Pengembalian
Kondisi Perkerasan Lama yang diuraikan dalam Seksi 8.1 maupun Pengembalian Kondisi Bahu
Jalan Lama pada Jalan Berpenutup Aspal yang diuraikan dalam Seksi 8.2.
c) Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan motor grader untuk
perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa penambahan bahan baru.
d) Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan minor yang
diikuti dengan pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau bahan berbutir, dan
pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan perkerasan ditempatkan diatasnya,
yang semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Bahan
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi Agregat atau
Drainase Porous, atau tanah aski di daerah galian. Bahan yang digunakan dalam setiap hal haruslah
sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk
bahan yang dihampar dan membentuk tanah dasar haruslah seperti yang disyaratkan dalam
Spesifikasi.

3) Pelaksanaan dari Penyiapan Badan Jalan

a) Penyiapan Tempat Kerja

i. Pekerjaan galian yang diperlukan untuk membentuk tanah dasar harus dilaksanakan sesuai
dengan Pasal 3.1.2.1 dari Spesifikasi ini.

ii. Seluruh Timbunan yang diperlukan harus dihampar sesuai dengan Pasal 3.2.3 dari Spesifikasi
ini.

b) Pemadatan Tanah Dasar

i. Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari Pasal 3.2.3.3 dari
Spesifikasi ini.

ii. Ketentuan pemadatan dan jaminan mutu untuk tanah dasar diberikan dalam Pasal 3.2.4 dari
Spesifikasi ini.

c) Daya Dukung Tanah Dasar di Daerah Galian

Tanah Dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum sebagaimana
yang diberikan dalam Gambar, atau sekurang-kurangnya CBR minimum 6% jika tidak
disebutkan

PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN LAHAN


9
Uraian
a) Pembersihan dan pengupasan lahan harus terdirid ari pembersihan semua pohon dengan
diameter lebih kecil dari 15 cm, pohon-pohon yang tumabng, haling-halangan, semak-semak,
tumbuh-tumbuhan lainnya, sampah dan semua bahan yang tidak dikehendaki, dan harus
termasuk pembongkaran tunggal, akar dan pembuangan semua ceceran bahan yang
diakibatkan oleh pembersihan dan pengupasan sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Juga
termasuk penyingkiran dan pembuangan struktur-struktur yang menghalangi, mengganggu
atau sebaliknya menghalangi pekerjaan.
b) Pemotongan pohon yang dipilih harus terdiri dari pemotongan semua pohon yang ditunjukan
dalam Gamabr atau ditetapkan direksi dengan diameter 15 cm atau lebih yang diukur satu
meter diatas permukaan tanah. Pekerjaan ini termasuk tidak hanya penyingkiran dan
pembuangan sampai dapat diterima oleh Direksi atas setiap pohon tetapi juga tunggul dan akar-
akarnya.

Pelaksanaan

Pembersihan dan Pengupasan Lahan


Pembersihan dan pengupasan lahan untuk semua tanaman/pohon yang berdiameter kurang dari
15 cm diukur 1 meter dari mua tanah, diluar daerah yang tersebut diatas pembersihan dan
pengupasand apat dibatasi sampai pemotongan tanaman yang tumbuh diatas tanah.
Pada daerah galian, semua tunggu dan akar harus harus dibuang sampai kedalaman tidak
kurang dari 50 cm dibawah permukaan akhir dari tanah dasar.
Pad daerah dibawah timbunan, dimana tanah humus atau bahan yang tidak dikehendaki
dibuang atau yang ditetapkan untuk dipadatkan, smua tunggul dan akar harus dibuang sampai
kedalaman sekurang-kurangnya 30 cm di bawah permukaan tanah asli atau 30 cm di bawah
alas dari lapis permukaan yang paling bawah.
Pengupasan saluran dan selokan diperlukan hanya sampai kedlaman yang diperlukan untuk
penggalian yang diusulkan dalam daerah tersebut.

Pemotongan Pohon
Bilamana diperlukan untuk mencegah kerusakan terhadap struktur, bangunan (property) lainnya
untuk mencegah bahaya atau gangguan terhadap lalu lintas, bila diperlukan, pohon yang telah
ditetapkan untuk ditebang harus dipotong mulai dari atas ke bawah. Kontraktor harus
menimbun kembali lubang-lubang yang disebabkan oelh pembongkaran tunggal dan akar-
akarnya dengan bahan yang cocok dan disetujui oelh direksi.
Semua pohon, tunggul, akar dan sampah lainnya yang diakibatkan oleh operasi ini harus
dibuang di luar Ruang Milik Jalan (Rumija) atau dilokasi yang ditunjuk Direksi.

Jailolo, 31 Maret 2017


Yang Membuat,
PT. KARYA RUATA

Ny. MARIA ULFA, SE


Direktur Utama

10

Anda mungkin juga menyukai